• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penerbitan dan Mekanisme Penggunaan Kartu Kredit

BAB II TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT

B. Prosedur Penerbitan dan Mekanisme Penggunaan Kartu Kredit

Kartu kredit sekarang sudah amat populer dan dikenal oleh masyarakat banyak, karena begitu banyaknya badan usaha yang melakukan pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit.

Kartu kredit yang lebih dikenal dengan Credit Card umumnya dibuat dari sebuah kartu plastik yang ukurannya sama dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) kartu ini diterbitkan oleh suatu badan usaha (umumnya bank) untuk dipergunakan oleh pemegangnya

(card holder) sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai kepada toko-toko,

50 Ali Arifin, Tip Dan Trik Memiliki Kartu Kredit, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002, hal. 9

usaha-usaha lainnya yang ditunjuk (bisa dengan kerja sama) oleh penerbit kartu kredit. 51

Perkataan “kredit” telah lazim digunakan pada praktik perbankan

dalam pemberian berbagai fasilitas yang berkaitan dengan pinjaman. Kata yang sama dijumpai pula dalam penerbitan kartu yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan, baik Bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB),

secara mandiri ataupun bekerjasama. Pengertian “kredit” dalam penggunaan

yang semakin meluas perlu untuk ditelusuri, sejauhmana relevansi penggunaannya dalam praktik bisnis umumnya dan perbankan khususnya.

Kata “kredit” berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti percaya atau “credo” atau “credium” yang berarti saya percaya.

Black’s Law Dictionary memberi pengertian bahwa kredit adalah :

“The ability of a businessman to borrow money, or obtain goods on time, in consequence of the favourable opinion held by the particular lender, as to his solvency and reliability.” 52

Artinya :

“Kemampuan seorang pelaku usaha untuk meminjamkan uang, atau

memperoleh barang-barang secara tepat waktu, sebagai akibat dari argumentasi yang tepat dari pemberi pinjaman, seperti halnya

keandalan dan kemampuan membayarnya.”

51 Zaeni Asyhadie, S.H., M. Hum., Hukum Bisnis, Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008, hal. 125

Kredit terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut : 53

1. Kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak Bank atas prestasi

yang diberikannya kepada debitur yang akan dilunasinya sesuai jangka waktu yang diperjanjikan;

2. Waktu, yaitu adanya jangka waktu tertentu antara pemberian kredit

dan pelunasannya dan jangka waktu tersebut sebelumya terlebih dahulu telah disepakati bersama antara pihak Bank dan debitur; 3. Prestasi, yaitu adanya objek tertentu berupa prestasi dan kontra

prestasi pada saat tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian pembelian kredit antara Bank dengan debitur berupa uang dan bunga atau imbalan;

4. Risiko, yaitu adanya risiko yang mungkin terjadi selama jangka

waktu antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga untuk mengamankan pemberian kredit dan menutup kemungkinan terjadinya wan prestasi dari debitur, maka diadakan pengikatan jaminan atau agunan.

Empat hal dari unsur-unsur kredit, yaitu Kepercayaan, Waktu, Prestasi, dan Risiko, keseluruhannya merupakan hal yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Pemberian kredit tidak dapat dilakukan tanpa adanya kepercayaan. Dengan kepercayaan yang diberikan oleh pihak Bank, dijanjikan periode waktu tertentu yang disepakati bersama untuk penggunaan atau pelunasannya. Sebagai objek dari perjanjian kredit Bank, adanya prestasi yang secara timbal-balik

53 Ibid.

diberikan oleh masing-masing pihak, dimana Bank memberikan fasilitas kredit yang penarikannya disesuaikan dengan kebutuhan debitur dan sebaliknya debitur harus membayar berupa bunga atau imbalan. Dan terakhir bahwa, pemberian kredit tidak luput dari unsur risiko, dapat terjadi karena kondisi atau kebijaksanaan pemerintah berpengaruh terhadap aktifitas debitur ataupun debitur nakal alias tidak beritikad baik untuk memberikan kontra prestasi dengan membayar bunga atau imbalan.

H. Hadiwidjaja menyebutkan unsur-unsur kredit itu dalam 6 pokok bahasan yang penting, yaitu 54 :

1. Adanya orang/badan yang memiliki uang, barang atau jasa, dan bersedia untuk meminjamkannya kepada pihak lain. Orang ini disebut Kreditur;

2. Adanya orang/badan sebagai pihak yang memerlukan/meminjam uang, barang atau jasa. Orang ini disebut Debitur;

3. Adanya kepercayaan kreditur terhadap debitur;

4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur. Hal inilah yang nantinya akan dituangkan didalam perjanjian secara tertulis;

5. Adanya perbedaan waktu, yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang atau jasa, oleh kreditur dengan saat pembayaran kembali oleh debitur; dan,

Adanya resiko, sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu, karena terbayang jelas ketidakpastian untuk masa yang akan datang. Maksudnya adalah kedua belah pihak tidak bisa menebak apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang sehingga berpengaruh terhadap isi kesepakatan.

Kartu kredit adalah suatu kartu yang memberikan hak kepada pemegangnya atas penunjukan dari kartu itu dan dengan menandatangani formulir rekening pada suatu perusahaan, dapat memperoleh barang atau jasa tanpa perlu membayar secara langsung.55

Timbulnya Kartu Kredit / Credit Card sebagai alat pembayaran jenis baru, adalah merupakan salah satu usaha perkembangan dari potensi, inisiatif dan daya kreasi di bidang alat-alat pembayaran yang ada di dalam masyarakat. Di Indonesia pengunaan Kartu Kredit mulai diperkenalkan tahun 1980-an oleh bank-bank tertentu di Amerika (Contoh : Bank of America). Perkembangan penggunaan Kartu Kredit boleh dikatakan sangat pesat. Perkembangan tersebut sebenarnya didorong oleh berbagai faktor yang berkenaan dengan penggunaan kemudahan, kepraktisan dan citra dari pemegang kartu.56

Sebagai salah satu alat/sarana pembayaran, Kartu Kredit relatif mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan dengan alat pembayaran

55 Dr. Hj. Endang Purwaningsih, S.H.,M.Hum., Hukum Bisnis, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal. 16

56

Abdulkadir Muhammad, Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2000, hal. 265

tunai. Nilai lebih pengunaan Kartu Kredit dapat diperoleh untuk dua pihak sekaligus, yaitu :57

A. Keuntungan bagi para pemegang Kartu Kredit :

a. Membeli barang atau jasa dalam jumlah yang besar tanpa menggunakan uang tunai atau cek.

b. Menikmati fasilitas kredit dengan batas tertentu.

c. Berbagai ragam pembelian dengan jangka waktu 1 (satu) bulan baru dilunasi.

B. Keuntungan bagi para penerima Kartu Kredit

a. Kredit dapat diberikan tanpa kemungkinan risiko macet, mengingat bank sebagai penjaminnya.

b. Lebih aman daripada membawa uang tunai dalam jumlah yang besar.

c. Orang biasanya lebih senang berbelanja dengan mempergunakan Kartu Kredit.

Penggunaan kartu kredit untuk melakukan transaksi perdagangan jelas lebih efisien dan efektif jika dibandingkan dengan transaksi tunai secara konvensional. Pembayaran secara tunai mengandung beberapa kelemahan yang disebut ketidakefisienan, yaitu mengandung tindakan kriminal (perampokan) dan banyak kekurangan lainnya. Setiap bank menerbitkan kartu kredit yang

57

mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun secara umum, kelebihan kartu kredit dibandingkan dengan pembayaran tunai adalah : 58

a. Keamanan.

Membawa uang tunai, terutama dalam jumlah besar jelas tidak aman. Selain resiko hilang dan berat, sering kita saksikan perampokan justru terjadi pada mereka yang membawa uang tunai dalam jumlah besar. Kartu kredit juga bisa hilang, tetapi karena adanya fasilitas photocard dan digital signature dalam kartu kredit, jelas kartu kredit tersebut tidak bisa digunakan oleh orang yang menemukannya. Jadi, uang yang nasabah miliki tetap aman.

b. Efisien

Cukup dengan sehelai kartu plastik seukuran kartu telepon, nasabah sudah bisa memiliki dana hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Dapat kita bandingkan dengan uang tunai ratusan juta rupiah yang mesti dibawa dalam kopor atau tas yang tentu akan sanggat merepotkan. Bagi nasabah yang tidak memiliki nilai tabungan sebesar itu juga memungkinkan karena dana kartu kredit merupakan dana siap pakai yang dipinjamkan bank.

58

c. Mendapatkan Bunga Bank

Maksud mendapatkan bunga disini adalah bunga yang nasabah terima, karena pada saat transaksi nasabah tidak menggunakan uang tunai sehingga uang tersebut masih tersimpan dalam tabungan nasabah di bank lain. Mulai dari hari transaksi hingga tanggal jatuh tempo nasabah memiliki waktu tenggang sekitar satu bulan. Berarti, uang yang disimpan di bank telah mendapatkan bunga. Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh sederhana berikut ini :

Saat ini Budi masih melakukan transaksi secara konvensional, yakni dengan pembayaran tunai. Budi berniat membeli TV seharga Rp 10.000.000,-. Jika tanggal 1 Januari Budi membeli TV, otomatis saat ini juga uang yang telah berpindah tangan dan Budi mendapatkan TV. Sekarang kita andaikan bahwa Budi menggunakan kartu kredit, tanggal 1 Januari Budi membeli TV. Meskipun TV telah diterima, Budi tidak harus membayarnya saat itu juga. Card Issuer yang membayarnya. Sekitar tiga minggu kemudian barulah tagihan TV datang ke rumah Budi dan diberikan masa waktu pembayaran satu minggu lagi. Katakan tenggang waktunya 30 hari. Berarti Budi harus membayar TV tersebut pada tanggal 1 Februari. Tentu uang Budi senilai Rp 10.000.000,- di tabungan selama satu bulan, dari tanggal 1 Januari – 1 Februari telah memperoleh bunga. Inilah yang dimaksud dengan memperoleh bunga.

d. Asuransi Perlindungan Pembelian

Dengan contoh yang sama, misalnya pada saat Budi membeli TV secara tunai tanpa sengaja TV tersebut tersenggol jatuh dan pecah, maka Budi akan kehilangan TV dan uangnya. Tetapi jika ia menggunkan kartu kredit, TV tersebut dapat diganti karena adanya

purchase protection yang diberikan card issue. Besarnya ditentukan

oleh bank yang menerbitkan kartu kredit tersebut.

e. Asuransi Kecelakaan, Ketidaknyamanan Dan Fasilitas Ruang Tunggu Untuk mereka yang sering bepergian dengan pesawat terbang, kartu kredit memiliki manfaat tersendiri. Setiap membeli tiket pesawat terbang dengan menggunakan kartu kredit, mereka otomatis mendapatkan asuransi perjalanan yang nilainya bisa mencapai Rp 3 miliar. Begitu juga terhadap beberapa pelayanan, jika terjadi penundaan keberangkatan akibat keterlambatan pesawat, penumpang akan memperoleh asuransi kerugian yang disebut dengan asuransi kenyamanan.

f. Reward Program

Reward program adalah yang dikeluarkan oleh card issuer. Setiap

transaksi yang terjadi pada kartu kredit akan mendapatkan poin yang bisa ditukar dengan hadiah langsung tanpa diundi.

g. Terhindar Dari Resiko Uang Palsu

Kelebihan kartu kredit ini dapat dimanfaatkan oleh pemilik toko atau

merchant. Dengan menerima pembayaran dengan kartu kredit, pemilik

toko terhindar dari masalah uang palsu yang selalu mengancam. Selain itu, menghindarkan pemilik menerima uang yang rusak, jelek bahkan lusuh.

h. Diterima di Seluruh Dunia

Kartu kredit dapat diterima di seluruh dunia, berbeda dengan uang tunai yang harus ditukarkan dengan mata uang setempat agar bisa ditransaksikan. Kartu kredit diterima oleh lebih dari 15 juta tempat usaha di seluruh dunia.

Melihat uraian diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu bahwa keuntungan yang tidak dimiliki oleh transaksi tunai atau transaksi lainnya, jika dibandingkan dengan transaksi kartu kredit antara lain : daya penerimaannya di seluruh dunia, keamanan, keefisienan, adanya asuransi pembelian produk, asuransi perjalanan, fasilitas excecutive lounge, reward program, terhindar dari masalah uang palsu dan masih banyak lagi yang lainnya, termasuk mempunyai prestise tersendiri sebab tidak semua orang bisa memiliki kartu kredit.

1. APLIKASI PERMOHONAN KARTU KREDIT

Persyaratan dalam mengajukan permohonan kartu kredit harus mengisi dan menandatangani aplikasi kartu kredit sesuai yang dimohonkan oleh aplikan. Permohonan mengajukan penerbitan kartu kredit umumnya relatif sama.

Sistem kerja dalam mengajukan permohonan hingga disetujuinya penerbitan kartu kredit, dapat dijelaskan sebagai berikut : 59

a. Nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan memenuhi persyaratan yang tercantum dalam aplikasi atau formulir permohonan, memuat :

1) Data pribadi

Dicantumkan nama pribadi secara lengkap sesuai dengan identitas pemohon (KTP, paspor), nomor KTP, kewarganegaraan, tanggal lahir, alamat lengkap dari pemohon dan status kepemilikannya serta pendidikan terakhir dari pemohon.

2) Data pekerjaan

Yang dimaksud dengan pekerjaan, dapat wiraswasta atau pegawai swasta/kalangan profesional tertentu. Disebutkan nama perusahaannya, bidang usaha, lamanya berusaha, jabatan dan departemen, lamanya bekerja, alamat kantor, kota, dan jumlah karyawan. Dokumen-dokumen yang perlu dilengkapi bagi wiraswasta adalah seluruh data perusahaan yang mendukung beserta perijinannya, sedangkan bagi pegawai swasta / kalangan

59

profesional dapat berupa surat keterangan tentang penghasilan dari lembaga yang bersangkutan bertugas.

3) Data penghasilan dan referensi Bank

Penghasilan pemohon dihitung besarnya pertahun dari penghasilan pokok dan penghasilan tambahan. Aktivitas pemohon dalam menatabukukan penghasilan yang diperolehnya pada lembaga keuangan Bank dan bukan Bank disertai dengan dokumen-dokumen rekening koran, tabungan, deposito atau pendukung lainnya.

4) Data lainnya

Merupakan data pendukung sesuai dengan masing-masing pemohon. Misalnya pemohon telah berkeluarga, akan dimintakan keterangan tentang suami / istri, perusahaan atau pekerjaannya, dilengkapi dengan domisili lembaga dimaksud. Selain itu data lainnya berupa rekening bagi pendebetan transaksi.

5) Data kartu tambahan

Diisi bagi pemohon yang melengkapi dengan kartu tambahan. Untuk kartu tambahan dimintakan dokumen-dokumen pribadi yang dipersyaratkan.

6) Pernyataan pemohon

Umumnya dalam setiap aplikasi, terdapat pernyataan dari pemohon tentang kebenaran dari informasi yang diberikan kepada Bank penerbit, dokumen yang diserahkan, menerima alasan-alasan

terhadap penolakan aplikasi penerbitan kartu kredit dan kesediaan untuk terikat dalam persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam perjanjian penerbitan kartu kredit. Pernyataan dari salah satu Bank penerbit, berbunyi :

“Semua informasi dalam formulir ini adalah lengkap dan benar. Dengan menanda-tangani formulir ini saya / kami memberi kuasa kepada Bank untuk memeriksa semua kebenaran data adanya dengan cara bagaimanapun dan menghubungi sumber manapun yang layak menurut Bank. Saya/kami mengerti bahwa Bank berhak menolak permohonan ini tanpa harus memberikan alasan apapun pada saya/kami dan semua dokumen yang telah diserahkan tidak akan dikembalikan. Bila kartu saya/kami disetujui akan terikat oleh syarat-syarat dan ketentuan dari perjanjian pemegang kartu yang akan dikirim bersama dengan kartunya”.

b. Bank menganalisis permohonan dari nasabah berdasarkan data yang diterima. Analisis yang dilakukan oleh Bank penerbit seperti halnya permohonan yang diajukan bagi fasilitas kredit pada umumnya. Bank harus bersikap hati-hati dengan prinsip-prinsip penilaian kredit yang benar sesuai prosedur perkreditan.

c. Permohonan yang dinilai “layak” akan ditindak-lanjuti oleh pihak Bank

dengan menerbitkan “kartu kredit” atas nama pemohon beserta kartu

Dokumen terkait