• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Prosedur Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan pada masing-masing kelas, yaitu pada kelas penelitian yang diajarkan dengan pendekatan penemuan, sedangkan kelas kontrol diajarkan dengan pendekatan metode ceramah. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui minat, keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas X SMA Bopkri II Yogyakarta. Secara umum, prosedur penelitian ini mencakup tiga tahapan, yaitu:

a) Pre Tes pada Setiap Kelas

Pada pertemuan awal, siswa pada masing-masing kelas yang diteliti diberikan pengarahan singkat mengenai pokok bahasan yang akan diajarkan. Pengarahan tersebut berupa deskripsi mengenai bidang ajar lensa tipis serta gelombang dan optika. Setelah itu, dilaksanakan tes kemampuan awal siswa (pre tes) pada masing-masing kelas. Pre tes diberikan dengan soal yang sama untuk setiap kelas yang diteliti.

b) Pembelajaran pada Setiap Kelas

1) Langkah-langkah Pembelajaran Kelas Penelitian 1. Kegiatan Pendahuluan

a. Menentukan pokok bahasan. Untuk mendukung tercapainya tujuan dari penelitian yang berkaitan dengan konsep, tingkat kematangan berpikir subyek didik dan konteks lingkungan, penulis menentukan sebuah materi pokok. Dalam penelitian ini penulis memilih “Lensa Tipis” sebagai materi pokok yang akan dipelajari.

b. Menyusun silabus. Dibantu oleh guru pengajar, peneliti menyusun sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menyusun lembar kerja siswa dalam bentuk silabus yang berisi standar kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan instrumen penelitian berupa alat peraga.

Adapun standar kompetensi dalam penelitian pembelajaran dengan pendekatan penemuan pada pokok bahasan lensa tipis ini adalah: 1) Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik, dan 2) Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dan optika dalam menyelesaikan masalah.

2. Kegiatan inti

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan langkah-langkah pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelas. Dengan menggunakan acuan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan penemuan menurut Gilstrap (1975) dalam Suryobroto (2002: 197), seperti yang diuraikan dalam BAB II, kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:

a. Memusatkan perhatian siswa

Peneliti yang bertindak sebagai guru menarik dan memusatkan perhatian siswa dengan memberikan contoh-contoh kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang pernah ditemui atau dialami oleh siswa yang berkaitan dengan pokok bahasan sesusai dengan yang direncanakan oleh guru. Pentingnya menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari sebagai landasan pengembangan pendekatan pembelajaran ditujukan untuk: 1) memotivasi belajar siswa; 2) melatih berpikir kritis, kreatif, analitik; 3) mengembangkan keterampilan proses dan keterampilan sosial (Sidharta, 2008).

Dengan topik bahasan lensa tipis, guru dapat mengajak siswa untuk menyebutkan macam-macam dan kegunaan alat optik khususnya lensa tipis yang pernah ditemui atau digunakan oleh siswa. Penggalian dan pengingatan kembali fenomena-fenomena yang pernah temui tersebut merupakan pengalaman belajar singkat yang dapat dijadikan dasar dan modal untuk memasukkan topik bahasan yang direncanakan.

b. Memunculkan pertanyaan-pertanyaan

Rowe (1970) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara rangsangan pertanyaan yang diajukan guru dengan tanggapan kreatif siswa. Dengan pengalaman dan pengetahuan dasar yang telah dimiliki oleh siswa, peneliti mencoba menstimulasi perhatian dan minat siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

permasalahan yang dapat memancing rasa keingintahuan mereka untuk mengadakan pembelajaran dan penelitian lebih lanjut.

Rangsangan berupa konflik kognitif dapat dimasukkan dalam tahap ini. Rangsangan konflik kognitif dalam pembelajaran akan sangat membantu proses asimilasi menjadi lebih efektif dan bermakna dalam pergulatan intelektualitas siswa. Peneliti mengkomunikasikan dua atau lebih rangsangan berupa sesuatu yang berlawanan atau berbeda kepada siswa agar terjadi proses internal yang intensif dalam rangka mencapai keseimbangan ilmu pengetahuan yang lebih tinggi. Pemetaan masalah diperlukan untuk melihat permasalahan yang mungkin timbul dari sebuah konsep serta kemungkinan masalah-masalah lain.

c. Memberikan motivasi

Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dari kedua tahap di atas, guru dapat melihat tanggapan siswa terhadap topik bahasan yang akan dipelajari. Kemudian peneliti memberikan motivasi kepada siswa untuk mengadakan penyelidikan lebih lanjut mengenai pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan-permasalahan yang muncul dari pembelajaran singkat diatas. Sebisa mungkin peneliti memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat aktif dan kreatif untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya.

d. Pengelolaan kelas

Tahap ini meliputi pembagian kelompok dan pengaturan atau seting kelas. Siswa pada kelas yang dijadikan sebagai kelompok penelitian diberi perlakuan pendekatan penemuan dan untuk lebih mengoptimalkan interaksi kognitif, kelas dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan eksperimen.

e. Pendahuluan pembelajaran

Pendahuluan pembelajaan diselenggarakan dengan memberikan penjelasan skenario pembelajaran, penjelasan tujuan pembelajaran, pelaksanaan pretes untuk mencari gambaran tentang pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan, pembagian lembar kerja siswa sesuai dengan alur yang ditentukan, pembagian alat peraga dan petunjuk penggunaannya.

f. Pelaksanaan pembelajaran

Siswa melakukan kegiatan sesuai dengan alur yang ditentukan dalam lembar kerja siswa Pada tahap pelaksanaan penelitian, pada sub pokok bahasan lensa tipis, dengan masing-masing kelompoknya, siswa diminta untuk 1) menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif, dan 2) menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada sub pokok bahasan gelombang dan optika, siswa diminta untuk 1) menganalisis sifat-sifat cahaya, dan 2) memformulasikan besaran-besaran fisika tentang gelombang elektromagnetik secara kualitatif.

Untuk lebih memperlancar pelaksanaannya, sistematika kegiatan pembelajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1) Kegiatan penelitian oleh siswa dengan masing-masing kelompoknya sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang telah ditentukan. Tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan oleh siswa dan dibimbing oleh guru kelas, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer yang mengamati kegiatan-kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Aktivitas ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan dan bekerja dengan data serta merumuskan hasil penelitian kelompok mereka.

2) Mengadakan sesi presentasi yang memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil-hasil pembelajaran mereka kepada forum kelas.

3) Membuka sesi diskusi kelas untuk membahas perbedaan-perbedaan konsep dalam hasil atau kesimpulan penemuan yang dibuat oleh masing-masing kelompok yang mengemuka dari sesi presentasi.

4) Pemberian konflik kognitif oleh guru kepada siswa. Dari hasil sesi presentasi dan diskusi, diharapkan dapat muncul perbedaan-perbedaan konsep atau hasil penelitian dari tiap-tiap kelompok. Perbedaan-perbedaan tersebut oleh guru kemudian dijadikan sebagai modal untuk memberikan rangsangan konflik kognitif

untuk mengkondisikan kegiatan pembelajaran yang terbuka, responsif dan mengakomodasi perbedaan individu. Semua siswa, baik mewakili perseorangan maupun mewakili kelompoknya, memiliki kesempatan yang sama untuk menyatakan argumen-argumen serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan atas argumen-argumen dari kelompok-kelompok lain.

5) Kemudian guru mengelola konflik kognitif tersebut dengan menyajikan data pembanding lain berupa informasi, pendapat maupun teori-teori pendukung. Bersama dengan guru, semua siswa dalam kelas menarik satu atau beberapa hipotesis dari hasil diskusi kelas.

6) Menyelenggarakan penelitian kedua dalam level penelitian kelas (bukan oleh kelompok-kelompok).

g. Observasi Keaktifan Siswa

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mencatat keaktifan setiap siswa pada aspek Mengemukakan pendapat, Bertanya pada guru, Bertanya pada siswa/kelompok lain, Berdiskusi dengan siswa/kelompok, Pengerjaan tugas/laporan, serta Menjawab pertanyaan lisan dari guru. Penilaian terhadap keaktifan siswa dilakukan dengan memberikan skor.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup adalah kegiatan akhir dari satu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk membuktikan

hipotesis, merangkum seluruh rangkaian kegiatan, serta untuk memberikan evaluasi berupa tanya jawab lisan, latihan soal maupun pekerjaan rumah

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kelas Kontrol

Pada kelas kontrol, langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran biasa dengan metode ceramah, dimana peneliti sebagai guru lebih dominan dalam proses belajar mengajar. Berikut prosedur pembelajaran yang diberikan bagi kelas kontrol:

1) Kegiatan Pendahuluan

a. Sebelum melaksanakan proses pengajaran, terlebih dahulu guru menyusun dan mempersiapkan materi yang akan diajarkan, yaitu Lensa Tipis.

b. Memberikan pengantar sertam menyampaikan kembali materi pelajaran yang telah dibahas sebelumnya.

c. Mengajukan atau menawarkan pada siswa jika ingin bertanya mengenai bahasan sebelumnya.

2) Kegiatan Inti

a. Peneliti berbicara di depan kelas untuk menyampaikan materi bahan ajar kepada siswa dengan bantuan papan tulis sebagai media untuk menjelaskan materi.

b. Penjelasan mengenai teori-teori yang ada dengan memberikan sedikit contoh soal kepada siswa.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup adalah kegiatan akhir dari satu proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan siswa untuk membuktikan hipotesis, merangkum seluruh rangkaian kegiatan, serta untuk memberikan evaluasi berupa tanya jawab lisan, latihan soal maupun pekerjaan rumah

c) Pos Tes dan Kuisioner pada Setiap Kelas

Pada kegiatan akhir dari pembelajaran, peneliti merangkum seluruh rangkaian kegiatan, serta memberikan evaluasi latihan soal (pos tes). Sebagai akhir dari kegiatan penutup adalah pengisian kuisioner kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa atas model pembelajaran yang telah diselenggarakan.

Dokumen terkait