• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan langkah- langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang bermanfaat. Ada lima langkah utama dalam prosedur pengembangan bahan ajar yang baik yaitu sebagai berikut

a. Analisis

Dalam kamus bahasa indonesia kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan analisis sebagai berikut:

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya)

2. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.

3. Analisis adalah penjabaran (pembentengan) sesuatu hal, dan sebagainya setelah ditelaah secara saksama.

4. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya)

5. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) kedalam bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.

(Aji Reno. http//repository.usu.ac.id/123456789/22091/4.pdf .Pengertian Analisis.

Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta didik, dengan prilaku awal dan karakteristik yang dimiliki.Prilaku awal berkenaan dengan penguasaan dan kemampuan bidang ilmu atau mata tataran yang sudah dimiliki peserta.Seberapa jauh peserta sudah menguasai mata tataran itu.Sementara itu karakteristik awal memberikan informasi tentang ciri-ciri peserta.

b. Perancangan

Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang berfungsi, perancangan sistem dapat dirancang dalam bentuk bagan alir sistem (sistem flowchart) yang merupakan alat bentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukkan urutan-urutan proses dari sistem (Syifaun Nafisah, 2003 : 2).

Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang haru dilakukan atau diperhatikan yaitu:

1) Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,akan diperoleh peta atau diagram tentang kompetensi yang akan dicapai peserta baik kompetensi umum maupun kompetensi khusus.

2) Pemilihan topik mata tataran

Jika tujuan pembelajaran sudah diterapkan dan analisis sudah dilakukan, maka peserta sudah mempunyai gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai oleh peserta melalui proses belajar.

Dengan demikian petatar juga dapat segera menetapkan topik mata tataran dan isinya.Apa saja topik, tema isu yang tepat untuk disajikan dalam bahan ajar, sehingga peserta dapat belajar dan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Acuan utama pemilihan topik mata tataran adalah silabus dan anlisis intruksional yang telah penatar miliki.

3) Pemilihan media dan sumber

Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah penatar memiliki analisis intruksional dan mengetahui tujuan pembelajaran.Penatar diharapkan tidak memiliki media hanya karena media tersebut tersedia bagi penatar, disamping itu penatar diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh kesediaan beragam media canggih yang sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer.

4) Pemilihan strategi pembelajaran

Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika merancang aktivitas belajar.Dalam merancang urutan penyajian harus berhubungan dengan penentuan tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur utama yang harus disajikan dalam topik mata tataran.

c. Pengembangan

Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi siswa.

Pengembangan pembelajaran hadir didasarkan pada adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

(Abdul Majid, perencanaan pembelajaran (mengembangkan kompetensi guru), Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm, 24.

Beberapa saran yang dapat membantu untuk memulai pengembangan bahan ajar:

1) Tulislah apa yang ditulis, mungkin beberapa LKS, bagian dari penyusunan buku atau panduan praktik.

2) Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan.

3) Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah dikenal.

4) Ingat bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta.

5) Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan komponen penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik, bermanfaat dan efektif bagi peserta.

6) Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar juga dapat berperan dalam membuat bahan ajar.

7) Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif, argumentatif dan perintah sangat penting agar peserta dapat memahami maksud penatar.

d. Evaluasi dan revisi

Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari berbagai pihak terhadap bahan ajar yang akan dikembangkan. Reaksi ini hendaknya dipandang sebagai masukan untuk memperbaiki bahan ajar dan menjadikan bahan ajar lebih berkualitas.

Secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi bahan ajar yaitu:

1) Telaan oleh arti materi (lebih ditekankan pada validitas keilmuan serta ketepatan cakupan.

2) Ujicoba satu-satu (salah seorang peserta mengkaji bahan ajar, kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan dan tingkat kesukaran) 3) Ujicoba kelompok kecil (satu kelompok kecil mengkaji bahan

ajar, kemudian diminta untuk memberikan komentar)

4) Ujicoba lapangan (untuk memperoleh informasi apakah bahan ajar dapat mencapai tujuan)

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka perbaikan bahan ajar yang mungkin dilakukan antara lain:

1) Menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu

2) Memperluas penkelasan dan uaraian atas suatu konsep atau topic yang dianggap masih kurang.

3) Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu

4) Memilih bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dicerna peserta

5) Memperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk meningkatkan bacaan

6) Menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan membantu peserta belajar.

Perlu diingat bahwa pada komponen yang satu harus diikuti oleh perbaikan dan penyesuaian pada komponen bahan ajar lainnya, sehingga diperoleh bahan ajar yang utuh dan terpadu.(Dianhusadadanagueree.blospot.com.) 4. Materi pembelajaran

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.Secara terperinci jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama objek, peristiwa, sejarah, lambing, nama tempat, nama orang, dan lain-lain. Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu objek.

Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran (instructional material) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan

pembelajaran dapat mencapai sasaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.Artinya materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator.

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Fakta adalah segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa, lambing, nama tempat, nama orang dan lain sebagainya. Contoh mulut, paru-paru

2) Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya. Contoh hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-in-situ, dan sebagainya

3) Prinsip adalah berupa hal-hal pokok dan memiliki posisi terpenting meliputi dalil, rumus, paradigm, teori serta hubungan antara konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Hokum Handy-weinberg

4) Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam melakukan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

Contoh: langkah-langkah dalam menggunakan metode ilmiah yaitu merumuskan masalah, observasi, hipotesis, melakukan eksperimen dan menarik kesimpulan.

5) Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek sikap. Contoh pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan, komponen dan sebagainya.

Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Relevansi (kesesuaian)

Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

2) Konsistensi (keajengan)

Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam maka materi yang diajarkan juga harus dua macam.

3) Adquency (kecukupan)

Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peser ta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

( https://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/pengertian-bahan-ajar-materi pembelajaran/)

( http://info–makalah.blogspot.co.id/2010/05/materi-pendidikan-pembelajaran.html)

Dokumen terkait