BAB III METODE PENELITIAN
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan penelitian ini menghasilkan desain produk final berupa
perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013. Pengembangan produk ini mengikuti
prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall bahwa
atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Langkah-langkah pengembangan produk ini meliputi 10 tahap yaitu tahap (1) Potensi
dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi
desain, (6) Ujicoba produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi
produk, (10) Produksi masal.
Berikut dijelaskan ke-7 langkah-langkah tersebut.
1. Potensi dan masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sebagai contoh,
di pantai selatan Pulau Jawa, terdapat potensi angin dan sinar matahari, kedua potensi
tersebut dapat dikembangkan menjadi energi mekanik yang dapat digunakan untuk
menggerakkan sesuatu, misalnya untuk generator pembangkit tenaga listrik, atau
untuk turbin air. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi. Pengangguran dan korupsi dapat dipandang sebagai masalah nasional.
Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat
ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Model, pola, dan sistem ini akan
ditemukan dan dapat diaplikasikan secara efektif kalau dilakukan melalui penelitian
dan pengembangan. Tahap pertama adalah melakukan penelitian untuk menghasilkan
informasi tentang profil pengangguran dan korupsi di Indonesia. Metode penelitian
yang dapat digunakan adalah metode survey atau metode kualitatif.
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan
dengan data empirik. Misalnya potensi energi angin di pantai harus dapat
dikemukakan data berapa kekuatan dan kecepatan anginnya, berapa lama dalam satu
2. Pengumpulan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date,
maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. Misalnya, peneliti akan meneliti untuk menghasilkan sistem,
metode kerja atau alat tertentu yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan
pada berbagai Unit Pelayanan di Pemerintah Provinsi Jenggala. Misalnya, ditemukan
24 unit yang melakukan pelayanan. Berdasarkan 24 unit pelayanan tersebut
selanjutnya diteliti berapa produktivitas pelayanan yang dapat diberikan setiap hari.
Misalnya, produktivitas yang dihasilkan termasuk dalam kategori rendah bila
dibandingkan dengan tempat lain, maka harus dianalisis sebab-sebabnya, apakah
karena sumber daya manusia yang tidak mendukung, sistem kerja, alat atau
masyarakat yang dilayani tidak disiplin.
Bila hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan produktivitas
kerja unit pelayanan tersebut karena faktor sistem kerja, maka peneliti akan membuat
sistem kerja baru yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sistem
kerja baru adalah produk yang akan dihasilkan oleh peneliti. Bila yang menjadi
masalah adalah sumber daya manusianya, maka peneliti akan meneliti untuk
menghasilkan model diklat karyawan pelayanan yang efektif.
3. Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development
bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui
penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu
lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-
tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga
kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk
model pembelajar tertentu, model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan
pegawai, sistem pengajian dan lain-lain.
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam bidang teknik,
desain produk harus dilengkapi dengan penjelasan mengenai bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat setiap komponen pada produk tersebut, ukuran dan
toleransinya, alat yang digunakan untuk mengerjakan, serta prosedur kerja. Dalam
produk yang berupa sistem perlu dijelaskan mekanisme penggunaan sistem tersebut,
cara kerja, berikut kelebihan dan kekurangannya.
4. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk,
dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama
atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa
pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang
dirancang tersebut.
5. Revisi desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli
lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya
dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki
desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk.
6. Uji coba produk
Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat
dengan simulasi penggunaan metode mengejar tersebut. Setelah disimulasikan, maka
dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas.
7. Revisi produk
Pengujian efektivitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas tersebut
menunjukkan bahwa metode mengajar baru ternyata yang lebih efektif dari metode
lama. Pengujian metode mengajar dengan pengumpulan data melalui kuesioner ini
dipandang kurang akurat, maka dalam kenyataan pengujian kecepatan pemahaman
terhadap pelajaran diukur dengan waktu yang sesungguhnya (satuan menit) dan hasil
belajar tidak diukur dengan menggunakan kuesioner, tetapi melalui test dengan
instrument yang valid dan reliabel.
8. Ujicoba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak
terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut
diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas.
9. Revisi produk
Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga
pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.
10.Pembuatan produk masal
Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif
dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan
pada setiap lembaga pendidikan.