• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur pengembangan menggunakan model pengembangan media oleh Sadiman, dkk (2008:39) karena model pengembangan sadiman lebih berfokus ke pendidikan formal sehingga sesuai dengan produk yang dikembangkan yang ditujukan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Model

pengembangan sadiman sedikit dimodifikasi oleh pengembang dengan menyesuaikan produk yang dikembangkan. Adapun Flowchart model pengembangan setelah dimodifikasi sebagai berikut:

Gambar 3.1 Diagram model pengembangan media instruksional yang diadaptasi dari Sadiman dkk (2008:39)

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Perumusan Desain Pengembangan Perumusan Alat Ukur Keberhasilan Pengembangan produk Uji Coba Produk

Revisi Produk Produk Siap Tahap VI

Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan untuk kegiatan pengembangan ini sebagai berikut:

1. Tahap I. Identifikasi Kebutuhan

Kebutuhan setiap sekolah untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran itu berbeda-beda. Peneliti melakukan identifikasi untuk memenuhi kebutuhan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung dibuatnya LKS berbasis penemuan terbimbing ini. Langkah awal, peneliti melakukan observasi perpustakaan sekolah guna melihat ketersediaan sumber belajar bagi siswa khususnya buku IPA fisika. Setelah itu, observasi dilanjutkan di

laboratorium IPA guna melihat kelengkapan KIT praktikum yang digunakan oleh siswa, dan yang terakhir yaitu keberadaan laboratorium komputer sebagai pendukung dilaksanakannya praktikum menggunakan program simulasi komputer. Langkah selanjutnya adalah wawancara dengan salah satu guru IPA bidang studi fisika yang mengajar di kelas IX. Wawancara meliputi penggunaan model dan metode pembelajaran, penggunaan sumber belajar, intensitas kegiatan praktikum, penggunaan petunjuk praktikum serta penggunaan media berbasis TIK.

2. Tahap II. Perumusan Desain Pengembangan

Desain pengembangan ini bertujuan untuk membuat LKS yang

disesuaikan dengan KTSP untuk SMP/MTs dan tahapan-tahapan model pembelajaran yang digunakan. Adapun perumusan desain pengembangan hukum Ohm dan hukum I Kirchoff sebagai berikut:

a. Menganalisis Standar Isi (SI)

Peneliti menganalisis Standar Isi (SI) IPA untuk SMP/MTs agar percobaan yang dilakukan sesuai dengan sasaran. Analisis SI

dilakukan untuk menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa yang terangkum dalam silabus dan RPP (terlampir). Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut, peneliti mampu

menentukan tujuan percobaan pada LKS hasil pengembangan.

b.Menganalisis program simulasi

Siswa akan menggunakan program simulasi PhET yang dibuat oleh University Of Colorado At Boulder. Percobaan yang dipilih yaitu merangkai rangkaian DC (Circuit Construction Kit (DC only) karena sesuai dengan konsep hukum Ohm dan hukum I Kirchoff.

c. Menentukan Format LKS

LKS yang dibuat adalah LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) yang digunakan sebagai petunjuk praktikum. Format LKS dibuat berdasarkan format petunjuk praktikum yang mengacu pada kepada Meril Physical Science: Laboratory Manual (1995) ditulis dalam Sutedjo (2008 :50-51) sebagai berikut:

1) Pengantar 2) Tujuan

3) Alat dan bahan

4) Prosedur/ langkah kegiatan 5) Data hasil pengamatan 6) Analisis

7) Kesimpulan

8) Langkah selanjutnya

Komponen format petunjuk praktikum tersebut dibuat dengan desain tahapan penemuan terbimbing, sebagai berikut:

1) Pemberian masalah 2) Penyusunan Data

3) Pengolahan dan analisis data 4) Verifikasi dan temuan 5) Evaluasi

Format dan desain tersebut digunakan untuk membuat produk LKS berbasis penemuan terbimbing sesuai panduan pengembangan yang dibuat (lampiran 4).

3. Tahap III. Perumusan Alat Ukur Keberhasilan

Alat ukur berupa penilaian kognitif, psikomotor, dan afektif . Penilaian kognitif berupa post test dengan bentuk tes formatif yang dilakukan setelah pengguna menggunakan produk hasil pengembangan. Tes formatif disusun berdasarkan indikator yang telah dirumuskan sebelumnya dalam RPP. Tes formatif ini merupakan tolak ukur keefektifan produk yang dikembangkan oleh peneliti. Penilaian psikomotor dan afektif

menggunakan lembar penilaian yang dilakukan selama proses

pembelajaran menggunakan produk hasil pengembangan yang dilakukan oleh observer. Observer merupakan rekan peneliti yang membantu proses

penilaian. Hasil penilaian afektif dan psikomotor siswa dapat dilihat pada lampiran 29.

4. Tahap IV. Pengembangan Produk

Pengembangan produk merupakan tahap penulisan naskah dengan mengacu pada panduan pengembangan produk (lampiran 4). Pada tahap ini dibuat LKS fisika berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) berupa percobaan virtual hukum Ohm dan hukum I Kirchoff untuk SMP/MTs menggunakan program simulasi PhET.

5. Tahap VI. Uji Coba Produk

Tahap uji coba merupakan tahap penilaian produk. Penilaian ini sangat diperlukan dalam membuat suatu produk pembelajaran yang bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai dasar apakah produk yang

dikembangkan layak digunakan dalam proses pembelajaran. Uji coba yang akan dilakukan yaitu uji ahli isi, uji kelayakan LKS, uji satu lawan satu dan uji kelompok kecil. Adapun penjelasan mengenai keempat uji tersebut yaitu:

a. Uji Coba Kelayakan LKS

Uji kelayakan LKS dilakukan untuk mengetahui apakah LKS layak untuk digunakan siswa dalam pembelajaran. Aspek-aspek penilaian kualitas LKS praktikum berbasis penemuan ditentukan menurut syarat-syarat penyusunan LKS yaitu syarat-syarat didaktik, konstruksi, dan teknis.

Aspek lain yang dinilai yaitu kesesuaian LKS dengan format panduan praktikum dan kesesuaian LKS dengan tahapan penemuan terbimbing (desain pembelajaran).

Prosedur penilaian oleh ahli menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1)Menentukan indikator penilaian yang disesuaikan dengan produk yang dikembangkan.

2)Menyusun instrumen uji kelayakan LKS hasil pengembangan berdasarkan indikator yang telah dibuat oleh pengembang 3)Melakukan uji kelayakan LKS hasil pengembangan oleh praktisi

pembelajaran fisika.

4)Melakukan analisis terhadap hasil uji ahli dengan mengkonversikan skor yang diperoleh kedalam pernyataan kualitas. Pengembang melakukan perbaikan sesuai saran dan hasil analisis.

b. Uji Coba Ahli Isi

Uji ahli isi dilakukan oleh guru bidang studi fisika di SMP Negeri 1 Batanghari. Uji ahli isi ini bertujuan untuk mengetahui apakah percobaan yang akan dilakukan siswa sesuai dengan materi

pembelajaran yang tertuang dalam SK,KD dan indikator yang telah dibuat. Aspek-aspek penilaian dikembangkan sendiri oleh pengembang sesuai dengan produk. Prosedur penilaian oleh guru bidang studi fisika menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan indikator penilaian yang disesuaikan dengan produk yang dikembangkan.

2) Menyusun instrumen uji ahli isi berdasarkan indikator yang telah dibuat oleh pengembang.

3) Melakukan uji ahli isi pada LKS hasil pengembangan oleh guru bidang studi fisika di SMP Negeri 1 Batanghari

4) Melakukan analisis terhadap hasil uji ahli dengan

mengkonversikan skor yang diperoleh kedalam pernyataan kualitas.

c. Uji Coba Satu Lawan Satu

Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji satu lawan satu. Uji satu lawan satu bertujuan untuk mengetahui kelengkapan produk yang dikembangkan. Uji satu lawan satu satu ini dilakukan oleh siswa sebagai pengguna dengan mengambil sample dua orang siswa kelas IX yang dapat mewakili populasi SMP Negeri 1 Batanghari dengan kriteria satu orang siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, satu orang siswa yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata. Adapun prosedur pelaksanaan uji satu lawan satu yaitu:

1) Menentukan indikator uji satu lawan satu.

2) Menyusun instrumen berupa angket uji satu lawan satu berdasarkan indikator.

3) Membagikan LKS hasil pengembangan hasil pengembangan kepada siswa, kemudian pengembang memberikan penjelasan terkait praktikum yang akan dilaksanakan oleh siswa.

4) Tiga siswa tersebut dibimbing untuk melakukan praktikum dan mengerjakan LKS praktikum berbasis penemuan dengan perlakuan yang sama.

5) Pengembang membagikan angket untuk mengetahui kekurangan produk yang dikembangkan sebagai bahan untuk perbaikan produk.

6) Menganalisis hasil jawaban siswa pada angket untuk melihat kekurangan kelengkapan produk yang dikembangkan kemudian pengembang melakukan perbaikan berdasarkan hasil uji.

d. Uji Coba Kelompok Kecil

Uji lapangan dilakukan dengan mengambil sample siswa berjumlah 20 dari 40 siswa orang secara acak dengan tujuan agar kelas tidak terlalu besar sehingga peneliti lebih mudah mengontrol. Kelas yang dipilih yaitu IX A dengan pertimbangan sebagai kelas unggulan. Adapun prosedur uji kelompok kecil sebagai berikut:

1) Menjelaskan kepada siswa tujuan diadakan uji coba kelompok kecil.

2) Melaksanakan pembelajaran dengan membagikan LKS hasil pengembangan kepada siswa.

3) Mengadakan post test setelah menggunakan LKS hasil pengembangan.

4) Pengembang membagikan angket kemenarikan dan kemudahan setelah menggunakan produk hasil pengembangan.

5) Menganalisis hasil post test dengan cara melihat ketercapaian siswa pada KKM yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk melihat keefektifan LKS hasil pengembangan.

6) Menganalisis hasil jawaban siswa pada angket untuk melihat kekurangan dan kelebihan LKS hasil pengembangan.

Jenis data pengembangan LKS fisika berbasis penemuan ini menggunakan data kulitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berasal dari tanggapan ahli dan tanggapan siswa mengenai produk yang dikembangkan, sedangkan data kuantitatif berupa hasil skor angket dan penilaian belajar siswa dengan menggunakan post test.

6. Tahap VII. Revisi produk dan Produk Siap

Perbaikan atau revisi diperoleh dari hasil uji coba oleh ahli isi, uji satu lawan satu dan uji kelompok kecil. Revisi ini bertujuan untuk

menyempurnakan produk LKS praktikum berbasis penemuan terbimbing ini sehingga menjadi produk pembelajaran yang siap digunakan oleh siswa.

Dokumen terkait