METODE PENELITIAN
D. Prosedur Pengumpulan Data
D. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidaklah mudah, karena peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data. Peneliti harus memahami cara atau teknik pengumpulan data serta kelengkapan lainnya untuk memperlancar pengumpulan data tersebut, seperti prosedur perijinan, cara bersikap dan bertindak di lapangan karena akan bersentuhan dengan tatanan lingkungan setempat.
Nasution ( 2003: 92 ) menyatakan bahwa proses tersebut mencatat dua bagian penting dalam penelitian ini, yakni:
a. Deskripsi tentang apa yang sesungguhnya kita amati yang benar-benar terjadi menurut apa yang kita lihat, dengar, amati dengan alat dria kita. b. Komentar, tafsiran, refleksi, pemikiran, atau pandangan kita terhadap apa
yang kita amati.
Selanjutnya menghimpun masukan dari responden serta informan yang telah ditentukan dalam penelitian ini.
Teknik pengolahan dan analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan sekaligus dianalisa keabsahannya sehingga berfungsi untuk bahan penyusunan dan perkembangan selanjutnya.
Miles dan Huberman dalam Sugiyono ( 2008;337 ) mengemukakan bahwa: “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data tersebut yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing / verification” Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan anticipatory sebelum melakukan reduksi data
Data reduction ( reduksi data ) merupakan tahapan awal menyeleksi, mengarahkan, menyederhanakan, dan mengabtraksi data yang diperoleh hasil wawancara dan observasi di lapangan. Data yang terkumpul langsung dicatat secara rinci. Setiap data direduksi dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan pokok permasalahan. Kemudian diamati sehingga menghasilkan gambaran yang jelas tentang hasil pengamatan serta mempermudah peneliti mencari hal-hal yang diperlukan.
Data display merupakan langkah berikutnya setelah data direduksi yaitu penyajian data yang bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplay data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan data yang telah ada dan telah dipahami. Penyajian data dengan teks yang bersifat naratif juga dilaksanakan berupa grafik, metrik, network, dan chart.
Conclution /Verification ( penarikan kesipulan/ verifikasi ) merupakan langkah ketiga dalam analisis data yang masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikunya. Bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, saat peneliti kembali kelapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Pada analisis data dilapangan peneliti memperhatikan juga tahapan penelitian menurut Spradley yang dapat digunakan yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial dan analisis tema cultural yang dalam Soegiono ( 2008 ) digunakan dalam analisa data kualitatif.
1. Analisis Domain
Memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek penelitian atau situasi social yang terdiri atas place, avtor dan activity. Peneliti menetapkan domain tertentu setelah melaksanakan observasi partisipan, mencatat hasil observasi dan wawancara, melakukan observasi deskriptif, selanjutnya analisis domain dan menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya.
2. Analisis taksonomi
Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya dengan melakukan observasi terfocus. Hasil analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak, diagram garis, dan simpul.
3. Analisis komponensial
Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen. Pada analisis ini yang diurai adalah domain yang telah ditetapkan menjadi focus penelitian dan yang dicari adalah data yang memiliki perbedaan atau yang kontras. Dengan teknik pengeumpulan data yang bersifat triangulasi tersebut sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan.
4. Analisa tema kultural
Mencari hubungan di antara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan kedalam tema / judul penelitian. Hubungan tersebut merupakan benang merah yang mengintegrasikan lintas domain yang ada yang selanjutnya akan tersusun suatu kotruksi situasi sosial / obyek penelitian yang sebelumnya masih gelap atau remang-remang.
Untuk mengukur seberapa besar efektivitas model pembelajaran kemandirian berbasis nilai Satya dan Dharma Pramuka dalam membentuk Generasi Muda mandiri melalui kegiatan alam terbuka, peneliti melakukan analisis korelasi dengan menggunakan analisis korelasi dari Pearson, dengan terlebih dahulu mengukur seberapa sering responden mengikuti atau melakukan kegiatan di alam terbuka pada saat responden menjadi peserta didik pramuka pada waktu yang lalu. Kemudian mengukur sikap terhadap perilaku mandiri yang saat ini dirasakan responden pada saat ini di lingkungan masyarakat berdasarkan peran dan profesi masing-masing.
Pengujian dilakukan dengan terlebih dahulu mengukur derajat hubungan antara seberapa sering responden mengikuti kegiatan alam (x) dan bagaimana perilaku mandiri yang dirasakan saat ini (y), dengan menggunakan rumus korelasi Pearson (Donald R. Cooper dan Willian Emori, 1998:109) yaitu:
r =
∑xy
(∑x2) (∑y2)
Selanjutnya, untuk memudahkan analisis, peneliti menggunakan program SPSS 15,0 yang diolah secara komputerisasi dengan cara memasukkan skor seberapa sering responden mengikuti atau melakukan kegiatan alam terbuka dan memasukkan skor sikap perilaku mandiri yang dirasakan responden saat ini. Kemudian peneliti melakukan analisis korelasi sehingga muncul data yang dapat diterjemahkan atau dijelaskan dalam bentuk penjelasan uraian. Dalam mengukur seberapa sering dan sikap, digunakan skala sikap Likert yaitu pernyataan yang dimaksudkan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap sesuatu objek. Skala dimaksud menggunakan standar 1 sampai dengan 5 yang menggambarkan skala paling rendah (negative/sangat bertentangan) kepada yang paling tinggi (positif/sangat mendukung). Dengan demikian kesimpulan yang didapat dari hasil wawancara dan observasi melalui pendekatan kualitatif dapat diperkuat melalui ukuran tersebut melalui analisis Pearson.
BAB V