• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data ditentukan dengan cara sebagai berikut: a. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh dataprimer. Studi lapangan ini dilakukan dengan metode wawancara terpimpin, yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada para responden yang telah ditentukan dimana pertanyaan tersebut telah disiapkan terlebih dahulu.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil penelitian, yang

40

dilakukan dengn cara membaca, mengutip dan menelaah bahan-bahan hukum dan literatur yang ada relevansinya dengan permasalahan yang akan dibahas.

2. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari data sekunder maupun data primer kemudian dilakukan metode sebagai berikut:

a. Editing, yaitu data yang diperoleh kemudian diperiksa untuk diketahui apakah masih terdapat kekurangan ataupun apakah data tersebut sesuai dengan penulisan yang akan dibahas

b. Sistematisasi, yaitu data yang diperoleh dan telah diediting kemudian dilakukan penyusunan dan penempatan data pada tiap pokok bahasan secara sistematis.

c. Interpensi, yaitu mehubungkan, membandingkan, dan menguraikan data serta mendeskripsikan data dalam bentuk uraian, untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan.

E. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul dan tersusun secara sistematis kemudian dianalisis dengan metode kualitatif, yaitu mengungkapkan dan memahami kebenaran masalah dan pembahasan dengan menafsirkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, lalu data tersebut diuraikan dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun secara terperinci, sistematis dan analisis sehingga akan mempermudah dalam penarikan suatu kesimpulan.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh peneliti, hasil penelitian serta pembahasan mengenai pertanggungjawaban pidana terhadap tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh anak (Studi Kasus Putusan Nomor:05/Pid./2014/Pt.Tk.), maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pertanggungjawaban pidana terdiri 3 (tiga) unsur, yaitu kemampuan untuk bertanggungjawab, adanya kesalahan dan tidak adanya alasan pemaaf dan pembenar. Terhadap tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oleh anak berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Tanjung Karang Nomor:05/Pid./2014/PT.TK yaitu menyatakan Merza Yuhanda terbukti secara sah dan bersalah karena perbuatannya melanggar Pasal 365 ayat (3) KUHP dan memenuhi unsur-unsur pertanggungjawaban pidana, dan oleh majelis hakim dijatuhi pidana penjara 6 (enam) tahun setelah sebelumnya majelis hakim pada Pengadilan Negeri Kota Bumi menjatuhkan tindakan terhadap terdakwa berupa menyerahkan terdakwa tersebut kepada negara untuk mengikuti pendidikan, pembinaan dan latihan kerja. Selain itu juga bahwa terdakwa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani sehingga terdakwa dianggap dapat mempertanggungjawabkan

65

tindak pidana yang telah dilakukannya, menetapkan bahwa lamanya terdakwa sebelum putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap dikurangi seluruhnya.

2. Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap anak sebagai pelaku pencurian dengan kekerasan dalam Putusan Pengadilan Tinggi Tanjung Karang Nomor:05/Pid./2014/PT.TK terdiri dari beberapa aspek yaitu berdasarkan keseimbangan demi kepentingan masyarakat, terdakwa dan kepentingan korban, penjatuhan putusan hakim menyesuaikan dengan keadaan dan pidana yang wajar bagi pelaku, berdasarkan pendekatan keilmuan, pendekatan pengalaman, tuntutan jaksa dan alat bukti. Pada undang-undang Nomor 11 tahun 2012, tuntutan pidana bagi anak adalah ½ (satu per dua) dari orang dewasa, hakim menjatuhkan pidana penjara selama 6 (enam) tahun dan karena mengakibatkan korban mati, yang sebelumnya telah diputus oleh

Pengadilan Negeri KotaBumi dengan

Nomor:400/Pid.b/Anak/2013/PN.KB, memutus pelaku sebagai anak negara.

B. Saran

1. Diharapkan untuk selalu mengutamakan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang mengatur secara khusus untuk menjadi landasan dan pedoman bagi pelaksanaan keadilan secara Restoratif secara umum supaya dalam perkara anak yang berhadapan dengan hukum penanganannya dapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Hakim dalam memutus suatu perkara yang ditangannginya agar tidak keliru dan bersungguh-sungguh dalam memutus perkara dikemudian hari, karena dikhawatirkan merugikan salah satu pihak yang sedang berperkara di pengadilan.

DAFTAR PUSTAKA

A. LITERATUR

Andrisman, Tri. 2011. Asas-asas dan Dasar Aturan Hukum Pidana Indonesia. Bandar Lampung: Univesitas Lampung.

Ali, Mahrus .2011.Dasar-Dasar Hukum Pidana. Jakarta : Sinar Grafika

Bassar, M. Sudradjat.1986. Tindak -tindak Pidana tertentu Di Dalam KUHP. Bandung :Remaja Karva.

Chazawi, Adami. 2002.Pengantar Hukum Pidana Bag 1,Jakarta: Grafindo. . 2010,Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana. Jakarta: Rajawali Pers.

Gultom, Maidin.2008. Perlindungan Hukum Terhadap Anak. Bandug : Rafika Aditaa.

. 2010. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Cetakan Kedua. Bandung: P.T.Refika Aditama.

Gustiniati, Diah dan Budi Rizki. 2014. Azas-Azas Hukum Pidana dan Pemidanaan Di Indonesia. Bandar Lampung: Justice Publisher.

Hamzah, Andi. 2010. Delik-delik Tertentu (Speciale Delicten) di dalam KUHP, Jakarta:Sinar Grafika

Hidayat, Bunadi. 2010. Pemidanaan Anak Di Bawah Umur. Bandung: P.T.Alumni.

Lamintang, P.A.F. 1997. Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Marpaung, Leden. 2009. Asas Teori Praktik Hukum Pidana. Cetakan ketujuh. Jakarta:, Sinar Grafika.

Moeljatno, 1987.Azas-azas Hukum Pidana. Jakarta: PT Bina Aksara. , 2003.Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta.

Prasetyo, Teguh. 2011. Hukum Pidana. Cetakan Kedua. Jakarta: P.T. Raja Grafindo.

Rifai, Ahmad. 2010. Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif. Jakarta: Sinar Grafika.

Saleh, Ruslan. 1982. Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soekanto, Soerjono. 1983. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia: Press Jakarta.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji. 2006. Penelitian Hukum Normatif “Suatu Tinjauan Singkat”.Jakarta: Rajawali Pers.

Sudarsono. 2007.Kamus Hukum, Cetakan Kelima, Jakarta: P.T.Rineka Cipta. Sutiyoso, Bambang. 2010. Reformasi Keadilan dan Penegakan Hukum Di

B. UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 Tentang Berlakunya Kitab Undang- Undang Hukum Pidana

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004joUndang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak jo Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak.

C. WEBSITE

https://asiaaudiovisualra09gunawanwibisono.wordpress.com/2009/07/05/pengerti an-kekerasan/, diakses pada 22 Februari 2015

Syarif, “Pertanggungjawaban Pidana” https://syarifblackdolphin. wordpress.com/ 2012/01/11/pertanggungjawaban-pidana/, diakses pada 01 Maret 2015

Heri Setiawan, “Sistem Peradilan Pidana Anak, Perbandingan Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak Dengan Undang-Undang No. 11

Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak”,

http://herisetiawan22.blogspot.com/2012/12/sistem-peradilan-pidana-anak.html. diakses pada 17 Maret 2015.

Dokumen terkait