• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

8. Prosedur Penyusunan Anggaran Laba Rugi

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan pelaksanaan anggaran berada pada pucuk pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaan yang paling berwenang dan paling bertanggung jawab atas kegiatan – kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian tugas penyusunan anggaran tidak harus ditandai oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan.

Menurut Munandar (2001, 31) atas dasar kelengkapan isinya anggaran laba rugi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

a. Master Income Statement (anggaran induk laba rugi), yaitu anggaran tentang

penghasilan atau biaya perusahaan yang berisi taksiran – taksiran secara garis besar dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci seperti misalnya taksiran tahunan.

b. Income Statement supporting budget (anggaran penunjang laba rugi), yaitu

anggaran tentang penghasilan dan biaya perusahaan yang berisi taksirannya yang lebih terprinci seperti dari waktu – kewaktu. Adapun anggaran yang termasuk dalam anggaran pendukung laba rugi adalah sebagai berikut:

Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.

1) Anggaran penjualan 2) Anggaran produksi

a) Anggaran unit yang akan di produksi

b) Anggaran bahan mentah termasuk anggaran unit kebutuhan bahan mentah, anggaran pembelian bahan mentah, dan anggaran biaya bahan mentah.

c) Anggaran upah tenaga kerja langsung d) Anggaran biaya tidak langsung 3) Anggaran biaya administrasi 4) Anggaran biaya penjualan

5) Non – operating revenues budget

6) Non – operating expenses budget

Persiapan penyusunan anggaran sangat tergantung pada struktur oeragisasi dari masing – masing perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada:

a. Bagian Administrasi

Bagi perusahaan kecil dimana kegiatan dari perusahaan belum kompleks, sederhana dengan lingkup yang terbatas akan menunjuk bagian administrasi pertimbangan bahwa dibagian aministrasi inilah semua data – data dan informasi yang meliputi kegiatan perusahaan dengan bekal data informasi tersebut ditambah dengan data di luar perusahaan, maka bagian administrasi diharapkan dapat lebih mampu menyusun anggaran dibanding dengan bagian lain.

b. Panitia Budget

Bagi perusahaan besar, dimana kegiatannya cukup kompleks (beraneka ragam) dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi menyusun budget sendiri tanpa partisipasi secara aktif dari bagian lain-lain dalam perusahaan. Oleh karena itu tugas menyusun

Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.

budget perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian perlu yang ada diperusahaan yang terbentuk dari suatu yang dinamakan panitia budget.

Bilamana tugas penyusunan rancangan budget yang defenisi telah selesai, maka panitia budget tidak bubar melainkan secara bekala masih perlu mengadakan pertemuan konsulatif guna membahas pelaksanaan budget tersebut dari waktu ke waktu untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi serta mengadakan revisi atas budget yang telah disusun bila dirasa perlu. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bagian dari perusahaan mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan anggaran tersebut. Selanjutnya akan diuraikan mengenai proses penyusunan anggaran.

Dalam hal ini yang diuraikan adalah yang berhubungan dengan anggaran laba rugi Dasar untuk menyusun anggaran laba/rugi sebagai berikut:

1) Anggaran penjualan

Anggaran penjualan adalah titik awal didalam penyusunan anggaran master, berbagai anggaran biasanya tergantung pada anggaran penjualan. Jika anggaran penjualan jelek maka anggaran master menjadi tidak bermanfaat dan memboroskan waktu dan usaha. Anggaran penjualan tersebut meliputi anggaran atau skedul penerimaan kas dari penjualan. Tidak krisis penyusunan anggaran penjualan adalah membuat peramalan penjualan lebih luas dibanding dengan anggaran penjualan, ramalan ini berhubungan dengan potensi penjualan pada industri dalam mana perusahaan berada dan potensi perusahaan dan tahu bagian pasar yang mana yang akan dicapai oleh perusahaan. Hasil dari tahun ketahun sebelumnya digunakan sebagai titik awal dalam penyusunan ramalan penjualan.

Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.

Peramalan penjualan meneliti data penjualan dalam berhubungan berbagai faktor termasuk didalamnya tingkat harga, kondisi persaingan, tersedianya penawaran, kondisi ekonomi umum dan sebagainya.

Anggaran penjualan disusun dengan cara mengalikan penjualan dalam unit yang diharapkan dengan harga jual per unit. Anggaran penjualan dalam satu tahun anggaran biasanya dirinci lebih lanjut kedalam anggaran triwulan, anggaran setiap triwulan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam anggaran perbulan. Umumnya anggaran penjualan dihubungkan selakigus dengan anggaran penerimaan kas dari penjualan selama periode anggaran yang akan datang. Untuk dapat menyususn anggaran penerimaan kas dari penjualan harus diketahui pola penerimaan atau anggaran penerimaan kas dari penjualan harus dikerahui pola penerimaan atau penagihan piutang dari hasil penjualan.

2) Anggaran harga pokok penjualan

Anggaran harga pokok penjualan, tujuan perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian jangka pendek sebaiknya digunakan pendekatan laba konstribusi. Oleh karena itu biaya produksi yang dibebankan kepada harga pokok produk hanyalah biaya variabel. Atas dasar anggaran biaya produksi, anggaran persediaan dalam unit selanjutnya disusun anggaran harga pokok produksi variabel anggaran harga pokok penjualan variabel.

3) Anggaran biaya non produksi

Anggaran biaya non produksi memuat suatu daftar biaya non produksi yang diantisipasi akan terjadi selama periode anggaran. Dalam penyusunan anggaran biaya non produksi berbagai peringkat manajemen yang bertanggung jawab

Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.

terhadap biaya non produksi diminta mengajukan usulan anggaran untuk diolah oleh komite anggaran menjadi anggaran perusahaan. Anggaran biaya non produksi digolongkan menjadi:

a) Anggaran biaya pemasaran

b) Anggaran biaya administrasi umum c) Anggaran biaya bunga

Setiap anggaran biaya tersebut dikelompokkan kedalam biaya variabel dan biaya tetap serta kedalam biaya kas dan non kas. Pada perusahaan yang relatif besar, anggaran biaya non produksi, khususnya anggaran biaya pemasaran serta anggaran biaya administrasi dan umum, lebih lanjut untuk setiap fungsi anggaran biaya pemasaran dapat dirinci kedalam fungsi:

a) Penjualan

b) Promosi dan advertensi c) Gudang produk selesai d) Pengepakan dan pengiriman e) Pemberian kredit dan penagihan f) Administrasi penjualan

Anggaran biaya administrasi dan umum dapat dirinci kedalam fungsi: a) Keuangan

b) Akuntansi

c) Humas

Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.

Dokumen terkait