Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN LABA PADA PT. PERTANI (PERSERO) KANTOR CABANG PEMASARAN
SUMATERA UTARA
DISUSUN OLEH
NAMA : NURHASANAH SIREGAR
NIM : 070522033 DEPERTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Geler Sarjana Ekonomi
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Analisa Perencanaan dan Pengawasan laba pada PT. Pertani (persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara.
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penelitian skripsi level program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas, benar adanya, dan apabila dikemudian hari tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang diterapkan Universitas.
Medan, 01 Desember 2009 Yang membuat pernyataan
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan angaran laba dan rugi dan bagaimana angaran laba dan rugi tersebut sebagai alat perencaaan dan pengawasan pada PT. Pertani (persero). Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan dari anggaran laba dan rugi.
Metode penelitian yang digunakan oleh penilis dalam skripsi ini adalah metode deskriptif dan metode komparatif. Data yang ada dikumpulkan, disusun, diinterprestasikan, dianalisis, dan diklasifikasikan. Dalam skripsi ini penulis juga membandingkan antara angaran perusahaan dengan realisasinya dan juga menganalisis variance untuk penyimpangan yang terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu proses pengawasan yang dilakukan oleh PT. Pertani (persero) adalah menganalisis penyimpangan dengan membandingkan anggaran dan realisasi yaitu berupa penyimpangan menguntungkan dan tidak menguntungkan, serta melakukan tindakan koreksi jika diperlukan. Penggunaan anggaran haruslah disertai dengan analisa variance yang lebih dalam untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan yang ada sehingga kedepannya dapat diambil langkah – langkah yang diperlukan untuk meminimalkan varians yang tidak menguntungkan.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
ABSTRACT
The purpose of the research is to find out how the use of profit and loss budget and how profit and loss budget as tolls of planning and controlling in PT. Pertani (persero). The order goal of this research is to know the application of the profit and loss budget.
The research’s method that the writer used in this thesis was descriptive method and comparative method. Where the data was collected, pile up, interpestated, analyzed, and classificated. In this thesis the writer will compare between company’s budget that has been realized and also analyze variance to tendency which occurred.
The result of research shows that one of the controlling process is analyzing variance by compare budgeting and realize that we know the favourable variance or unfafourable variance and corrected if we were need. The use budget must be followed with deppen variance analyzing in order to find out the cause of tendency so that in the future we can take the step that we need to minimize unfavourable variance.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat rahmat, hidayah dan pertolongan – Nya sehingga penulis dapat
meyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Analisa Perencanaan dan
Pengawasan Laba pada PT. Pertani (persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara yang diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini, banyak kendala yang
telah ditemukan namun semua dapat diatasi karena bantuan yang tulus dari
berbagai pihak terutama dosen pembimbing dengan dedikasi yang tinggi, penuh
perhatian dan kesabaran atas kekurangan pemahaman penulis mengenai masalah
yang diteliti. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra.
Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Iskandar Muda, SE, MSi, Ak selaku dosen pembimbing yang telah
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
4. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku dosen penguji I dan Bapak
Sambas Ade Kesuma, SE, MSi, Ak Selaku dosen penguji II .
5. Bapak Suparmin selaku Kasie keuangan/umum PT. Pertani (persero) kantor
pemasaran Sumatera Bagian Utara dan seluruh staf, pegawai PT. Pertani
(persero) kantor pemasaran Sumatera Bagian Utara yang telah membantu
penulis.
6. Kepada kedua orang tua penulis ayahanda dan ibunda yang telah dengan
sabar dan mendoakan serta memberikan dukungan moral dan materil.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum
sempurna adanya untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi
yang membutuhkan.
Medan, 01 Desember 2009
Penulis
Nama : Nurhasanah Siregar
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……….. i
KATA PENGANTAR ………. ii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ………. v
DAFTAR ISI ………vi
DAFTAR GAMBAR ………. viii
DAFTAR TABEL ………ix
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 4
1. Pengertian Perencanaan dan Pengawasan ... 4
2. Pengertian Laba ... 8
3. Perencanaan Laba ... 9
4. Pengawasan Laba ... 9
5. Proses Perencanaan dan Pengawasan Laba ... 11
6. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Laba ... 13
7. Fungsi dan Jenis Anggaran ... 17
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
9. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
B. Kerangka Konseptual ... 24
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26
B. Jenis Dan Sumber data ... 26
C. Teknik dan Pengumpulan Data ... 26
D. Metode Penganalisaan Data... 26
E. Waktu dan tempat Penelitian ... 27
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 28
1. Sejarah singkat Perusahaan ... 28
2. Sruktur Organsisasi Perusahaan ... 30
3. Komponen Anggaran Laba adan rugi Perusahaan ... 39
4. Penyusunan Anggaran Laba rugi ... 44
5. Pengawasan Laba ... 46
B. Analisis Hasil Data... 60
1. Perencanaan Laba ... 60
2. Pengawasan Laba ... 61
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Umpan Kedepan, Umpan balik, dan Perancangan Ulang ... 14
Gambar 2.2 Hubungan Perencanaan dengan Tujuan, Sasaran
dan Rencana Laba ... 16
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perbandingan RKAP dengan Realisasi Laba Rugi PT. Pertani
Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara ... 42
Tabel 4.2 Selisih Antara RKAP dengan Realisasi Penjualan/Pendapatan ... 47
Tabel 4.3 Selish Antara RKAP dengan Realisasi HP Penjualan ... 49
Tabel 4.4 Selish Antara RKAP dengan Realisasi Biaya Langsung ... 51
Tabel 4.5 Selisih Antara RKAP dengan Realisasi Margin ... 53
Tabel 4.6 Selisih Antara RKAP dengan Realisasi Biaya Tidak Langsung ... 55
Tabel 4.7 Selisih Antara RKAP dengan Realisasi Pendapatan dan Biaya Diluar Usaha ... 57
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dalam melaksanaan kegiatan operasionalnya, setiap perusahaan harus
mempunyai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Secara umum tujuan dan
sasaran suatu perusahaan adalah untuk menghasilkan laba. Sebagai pengelola
organisasi berkewajiban untuk menetapkan bagaimana tujuan itu dapat tercapai.
Dalam rangka melakukan hal ini manajemen harus membuat perencanaan. Dua
fungsi utama manajemen dalam suatu organisasi adalah membuat perencanaaan
dan melakukan pengawasan.
Dalam hal ini perencanaan dan pengendalian laba merupakan urutan dan
langkah – langkah yang penting untuk pelaksanaan proses manajemen yang
efektif. Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan
pengawasan laba mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan
ini diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh dari sistem pelaksanaannya.
PT. Pertani (persero) Medan merupakan perusahaan yang khusus bergerak
dibidang distribusi pupuk, pestisida, obat – obatan dan hasil pertanian. Dengan
demikian sebagian besar transaksi perusahaan hanya meliputi penerimaan dan
pengeluaran dana atau sejumlah uang yang cukup besar atas pembelian dan
penjualan pupuk, pestisida, obat – obatan dan hasil pertanian. Dengan adanya hal
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
PT. Pertani dalam menjalankan usahanya banyak melakukan transaksi
keuangan maka diperlukan perencanaan yang matang, sebagai tindak lanjut dari
proses perencanaan tersebut maka dilakukanlah pengawasan terhadap perusahaan.
Pada tahun 2008 laba yang dianggarkan adalah sebesar Rp.3.579.370.000,-
sedangkan realisasinya adalah sebesar Rp.5.011.554.433,- sehingga terjadi selisih
penyimpangan laba yang tidak menguntungkan sebesar Rp.1.432.184.433,-.
Terjadinya selisih tersebut merupakan adanya kemungkinan penyimpangan dalam
pelaksanaan. Manajemen di dalam perusahaan perlu mengkaji dan menganalisis
setiap penyimpangan yang terjadi sehingga dapat dilakukan perencanaan untuk
tahun mendatang dan pengawasan yang lebih baik.
`Perlakuan terhadap selisih pada akhir tahun tergantung pada penyebab
terjadinya selisih tersebut. Jika selisih tersebut disebabkan karena kesalahan
dalam perhitungan beban dan pendapatan, atau keadaan – keadaan yang tidak
berhubungan dengan efisiensi operasi (misalnya peubahan harta) maka selisih
tersebut harus dilakukan analisa.
`Dengan demikian anggaran haruslah menjadi pedoman operasi bagi semua
yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya suatu anggaran laba, perusahaan
mempunyai tolak ukur untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan
nantinya. Perencanaan yang baik akan tercapai tujuannya bila diawasi dengan baik
pula. Sementara pengawasan tidak berarti jika proses perencanaan. Jika
perencanaan dan pengawasan telah dilakukan kemungkinan besar tujuan
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Laba yang maksimal dapat diperoleh dengan perencanaan dan pengawasan
laba. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti tentang “ Analisa Perencanaan
dan Pengawasan laba pada PT. Pertani (persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara”.
B. Perumusan Masalah
Dalam melaksanakan penelitian terhadap suatu objek baik mengenai
kepentingan maupun ruang lingkupnya, maka terlebih dahulu ditentukan masalah
yang akan dibahas. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah
anggaran sudah berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengawasan laba pada
PT.Pertani (persero) Medan ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisa sejauhmana pelaksanaan pengawasan laba
yang dilakukan oleh PT. Pertani (pesero) Medan.
2. Mengetahui sejauhmana perencanaan dan pengawasan laba digunakan sebagai
alat untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam pencapaian laba
sebagai suatu tujuan perusahaan.
D. Manfaat penelitian
1. Penulis, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi khususnya
tentang perencanaan dan pengawasan laba.
2. Peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian dengan topik sama dan
diharapkan menjadi bahan masukan.
3. Untuk perusahaan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan perencanaan
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian dan Perencanaan dan Pengawasan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang memegang
peranan penting bahkan sangat menentukan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah
ditetapkan, rencana harus diimplementasikan. Setiap saat selama proses
implementasi dan pengawasan, rencana mungkin memerlukan modifikasi agar
tetap berguna. Perencanaan kembali kadang – kadang dapat menjadi faktor kunci
pencapaian sukses akhir. Perencanaan harus mempetimbangkan kebutuhan
fleksibilitas agar tujuan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi baru secepat
mungkin.
Menurut Richard (222,9) “perencanaan adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan penentuan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi dan
penetapan tugas – tugas dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan”.
Menurut Amirullah dan Haris (2204, 91) mendefenisikan perencanaan dan
pengawasan dalam konteks organisasi adalah sebagai berikut: “Perencanaan
adalah suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilhan – pilihan
tindakan yang akan dilakukan dan mengkaji cara – cara terbaik untuk mencapai
tujuan masa depan yang telah ditetapkan selanjutnya”.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
a. Proses, yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan baahwa kegiatan –
kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai dengan tahap – tahap yang ditentukan.
Dalam hal ini kegitan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang
berlaku.
b. Penetapan tujuan dan sasaran, yaitu kegiatan merencanakan kearah mana
organisasi itu akan dituju. Organisasi dapat menetapkan tujuannya secara
khusus atau secara umum atau menetapkan tujuan angka panjang maupun
jangka pendek.
c. Pemilihan tindakan, yaitu yang berarti organisasi harus mengoptimalkan pada
tindakan yang fektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang
kadang kala kurang efektif.
d. Mengkaji cara terbaik walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap baik,
namun bisa saja tidak efektif kalau dilakukan dengan cara yang baik pula
maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.
e. Tujuan hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan
oleh organisasi. Keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar – standar
yang berlaku baik secara kuantitatif dan kualitatif.
Dari pengertian perencanaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa suatu
perencanaan adalah suatu aktivitas yang mencoba untuk memaksimumkan
efektifitas secara global dari organisasi sebagai suatu sistem sesuai tujuan yang
ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Dengan demikian perencanaan paling tidak
memiliki tiga aspek utama yaitu:
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
b. Harus menyangkut tindakan
c. Memiliki serangkaian tindakan pada masa yang akan datang diambil oleh
perencanaan
d. Memiliki serangkaian tindakan pada masa yang akan datang yang akan
diambil oleh perencana.
Dengan adanya perencanaan yang efektif maka perusahaan mempunyai
tujuan utama dalam perencanaan yaitu untuk memberikan proses umpan balik
agar dapat memberikan petunjuk kepada setiap manajer dalam pengambilan
keputusan operasional sehari – hari. Dengan demikian tujuan utama perencanaan
memberikan wujud tanggung jawab untuk melakukan pemilihan, karena setiap
pemilihan yang akan dilakukan mengandung konsekuensi. Untuk itu perencanaan
sangan penting dan perlu untuk setiap usaha dalam mencapai tujuan. Alasan ini
didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah pasti.
Anggaran merupakan alat pengawasan. Pengawasan berarti melakukan
evaluasi dan menilai atas pelaksanaan pkerja dengan cara:
a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)
b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu
Semua fungsi dalam manajemen tidak efektif tanpa ada fungsi
pengawasan. Pengawasan merupakan penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. hal ini dapat positif dan negatif. Pengawasan positif mencoba
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Pengawasan negatif mencoba untuk menjamin kegiatan yang tidak diinginkan
suatu dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali.
Menurut Manullang (2002, 12) pengawasan adalah sebagai berikut,
“controlling atau pengawasan sering juga disebut pengendalian adalah salah satu
fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan
koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke arah yang benar
dengan maksud agar tercapai tujuan yang sudah digariskan semula”.
Hal ini berkaitan cara membuat kegiatan – kegiatan sesuai dengan rencana.
Dari defenisi diatas memberikan pengertian yang menunjukkan bahwa hubungan
yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan seperti terlihat dalam
kenyataan, langkah awal proses pengawasan adalah sebenarnya langkah
perencanaan, penetapan tujuan, sasaran atau pelaksanaan suatu tujuan kegiatan.
Sehingga dengan demikian bahwa tujuan pengawasan adalah untuk menentukan
kelemahan dan kesalahan, kemudian dikoreksi serta mencegah pengulangan.
Secara garis besar tujuan dari pengawasan laba adalah sebagai berikut:
a. Melakukan penilaian apakah tugas yang dilaksanakan sedah sesuai dengan
peraturan dan kebijaksanaan yang telah digariskan atau prosedur – prosedur
yang berlaku.
b. Melakukan penentuan apakah tujuan organisasi yang telah dicapai sesuai
dengan rencana yang ditetapkan
c. Menilai apakah sumber daya manusia, perawatan, dan biaya yang telah
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
d. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan serta kesulitan yang dihadapi
dalam pelaksanaan rencana.
Sedangkan manfaat dari pengawasan dalam suatu perusahaan adalah:
a. Mencegah penyimpangan atau kesalahan.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi.
c. Mengatur perusahaan serta kegiatan yang dilaksanakannya.
d. Meningkatkan rasa tanggung jawab setiap pegawai dalam menjalankan
tugasnya.
2. Pengertian laba
Pada dasarnya setiap perusahaan dalam mengelola usahanya mempunyai
tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut adalah keuntungan atau laba dari
operasional perusahaan. Laba adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga
pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan
operasi.
Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi laba adalah
sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang timbul dari
transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Laba/rugi
bisa juga didefenisikan sebagai informasi yang menggambarkan mengenai kinerja
perusahaan selama satu periode.
Menurut Belkoui (2001, 273) defenisi tentang laba itu mengandung lima sifat,
yaitu:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar – benar trjadi yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
3. Laba akuntasi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang akan dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. 5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching dikurangi biaya yang
diterima atau dikeluarkan pada periode yang sama.
3. Perencanaan laba
Menurut Adisaputra dan Aggarini (2007, 13) “rencana laba adalah gambaran keuangan dan naratif mengenai hasil yang diharapkan dari keputusan perencanaan, hal ini disebut rencana laba (anggaran) karena secara eksplisist menyatakan sasaran dalam ukuran waktu dan hasil keuangan yang diharapkan (pengembalian investasi, laba, biaya untuk setiap bagian dari perusahaan”.
Selanjutnya Welsch, Hilton, goron (2000, 31) “membagi rencana laba atau anggaran kedalam rencana laba taktis; Rencana laba strategis adalah suatu rencana laba luas yang biasanya mencakup periode dua atau tiga tahun kedepan sedangkan rencana laba taktis begitu terperinci dan mencakup satu tahun ketahun yang akan datang”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rencana laba merupakan proses
pengembangan rencana – rencana yang bersifat menyeluruh dan pengawasan laba
itu sendiri meliputi pengawasa terhadap pendapatan dan pengawasan biaya.
4. Pengawasan Laba
Pengawasan laba dapat diartikan sebagai aktivitas untuk menemukan,
mengkoreksi adanya peyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibanding dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan. Pada setiap tahap kegiatan perlu dilakukan
pengawasan sebab apabila terjadi penyimpangan akan lebih dapat diadakan
tindakan koreksi.
Pengawasan merupakan aspek fundanmental yang tidak pernah luput
dalam proses manajemen. Fungsi ini ditujukan untuk mengevaluasi apakah
pelaksanaan dan hasil telah sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengawasan
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
dilaksanakan, menilai dan mengkoreksinya dengan menghindari pemborosan dan
penyelewengan serta untuk peningkatan hasil guna, sehingga kemungkinan rugi
dapat ditekan seminimal mungkin.
Perencanaan laba yang telah disusun tidak akan berguna tanpa adanya
suatu pengawasan. Secara umum pengawasan laba meliputi pengawasan terhadap
suatu pendapatan dan pengawasan terhadap biaya. Pengawasan laba dilakukan
dengan analisi peyimpangan antara rencana pendapatan dan biaya dengan
realisasinya.
Pengawasan terhadap laba yang merupakan perwujudan dari tujuan
perusahaan dilaksanakan sebagai suatu proses yang berlangsung secara terus –
menerus oleh masing – masing bagian yang berwenang. Sebagai contoh bahwa
bagian penjualan bertanggung jawab atas jumlah penjualan. Pertanggung jawaban
dibuat dalam bentuk laporan yang berisikan informasi yang membandingkan
rencana dan realisasi dengan kebutuhan manajemen. Berdasarkan batasan tersebut
terdapat empat langkah dalam pengawasan terhadap laba, yaitu;
a. Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi. Langkah ini dapat
mencakup penetapan standar ukuran untuk segala macam keperluan, mulai
dari target penjualan dan produksi sampai kepada daftar absensi dan
keamanan. Agar dapat berfungsi secara efektif, standar tersebut harus
diperinci dalam istilah – istilah yang dapat dipahami dan diterima oleh
individu yang bersangkutan. Metode pengukurannya harus dapat diterima juga
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
b. Mengukur prestasi kerja. Langkah ini merupakan proses yang
berkesinambungan berulang – ulang dalam mana frekuensi tergantung kepada
jenis aktivitas yang sedang diukur.
c. Membandingkan prestasi sesuai dengan standar. Langkah ini merupakan yang
paling mudah ditempuh dalam proses pengawasan. Sifat kompleksnya
mungkin telah dapat diatasi dalam kedua langkah yang pertama, sekarang
tinggal membandingkan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika hasil –
hasil itu memenuhi standar, manajer dapat mengasumsikan bahwa segala
sesuatu telah berjalan secara terkendali.
d. Mengambil tindakan korektif. Jika hasil yang dicapai tidak standar dan
analisis menunjukkan perlunya diambil tindakan. Tindakan korektif ini dapat
berupa mengadakan perubahan terhadap satu atau lebih banyak efektivitas
dalam operasi perusahaan, atau standar yang lebih ditetapkan semula.
Pengawasan sebenarnya merupakan suatu kehidupan interaktif antara hasil
pekerjaan dengan perencanaan yang telah disusun. Sehingga dengan demikian
pengawasan itu berkisar pada kegiatan memberikan pengamatan, pemantauan,
penyelidikan dan pengevaluasian keseluruhan kegiatan agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai secara tepat.
5. Proses Perencanaan dan Pengawasan Laba
Proses perencanaan dan pengawasan laba diperlukan untuk
mengintegrasikan fungsi – fungsi manajemen. Sebuah program perencanaan dan
pengawasan laba tidak hanya meliputi ide tradisional dianggaran periodik atau
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
sejumlah konsep manajemen yang berhubungan melalui bermacam-macam
pendekatan, teknik, dan langkah – langkah yang berurutan.
Menurut Welsch (2000, 62) menyatakan bahwa urutan tahap proses
perencanaan dan pengawasan laba adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi dan evaluasi veriabel exsternal. b. Pembuatan tujuan umum perusahaan.
c. Pembuatan sasaran khusus untuk perusahaan. d. Pengembangan dan evaluasi strategi perusahaan. e. Instruksi perencanaan manajemen eksekutif. f. Persiapan dan evaluasi rencana proyek.
g. Pembuatan dan persetujuan rencana laba strategis. h. Pembuatan dan persetujuan rencana laba taktis. i. Pelaksanaan rencana laba.
j. Penggunaan laba kinerja periodik. k. Penerapan tindakan lanjut.
Dari proses perencanaan dan pengawasan laba yang dikemukakan oleh
Welsch tersebut merupakan suatu langkah untuk penentuan serta perwujudan
dalam pelaksanaan suatu kinerja yang efektif dan efisiensi dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Model perencanaan dan pengawasan laba menurut Welsch (2000, 27)
mencakup:
a. Pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan yang luas dan jangka panjang.
b. Pembuatan tujuan umum perusahaan.
c. Pembuatan sasaran khusus untuk perusahaan. d. Pengembangan dan evaluasi strategi perusahaan. e. Instruksi perencanaan manajemen eksekutif. f. Persiapan dan evaluasi rencana proyek.
g. Pembuatan dan persetujuan rencana laba strategis. h. Pembuatan dan persetujuan rencana laba taktis. i. Perencanaan rencana laba.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Dari proses perencanaan dan pengawasan laba yang dikemukakan oleh
Welsch tersebut merupakan suatu langkah untuk penentuan serta perwujudan
dalam pelaksanaan suatu kinerja yang efektif dan efisiensi dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Model perencanaan dan pengawasan laba menurut Welsch (2000, 27)
mencakup:
a. Pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan yang luas dan jangka panjang.
b. Menspesifikasikan tujuan perusahaan.
c. Mengembangkan strategi perencanan laba jangka panjang dalam arti luas. d. Menspesifikasikan strategi perencanaan laba jangka pendek dengan perincian
mengenai pendelegasian tanggung jawab.
e. Membuat suatu pelaporan kinerja secara periodik dengan perincian mengenai pertanggungjawaban.
f. Mengembangkan prosedur tindak lanjut.
Dari model tersebut diatas dalam perencanaan dan pengawasan mempunyai
suatu pengembangan dan spesifikasi dalam menentukan kebijakan.
Mengembangkan prosedur tindak lanjut perusahaan bertujuan untuk memperoleh
laba selalu menyusun perencanaan dan pengawasan laba untuk setiap tahun.
Menurut Welsch (2000, 42) perencanaan dan pengawasan laba biasanya
dikembangkan setiap tahun sebagai berikut:
a. Top manajemen menentukan sasaran, strategi, asumsi, perencanaan dan pedoman yang disampaikan kepada menejer sub unit.
b. Manajer dari setiap sub unit, mematuhi pedoman umum mengembangkan bagiannya dalam rencana laba komprehensif. Biasanya bagian pertama dari rencana laba strategis dan taktis adalah menyesuaikan rencana penjualan, karena kegiatan dari sebagian besar perusahaan tergantung pada volume penjualan.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
d. Rencana dari setiap sub unit, setelah disetujui oleh manajemen yang lebih tinggi, kemudian dikonsolidasikan menjadi rencana laba menyeluruh untuk perusahaan.
Dari proses perencanaan dan pengawasan laba yang dikemukakan oleh
Welsch tersebut merupakan suatu langkah untuk penentuan tujuan dan sasaran
dalam mewujudkan pelaksanaan suatu kinerja yang efektif dan efisien dalam
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Laba
Semakin kompleksnya masalah menyebabkan banyak kegiatan harus
dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran adalah bagian
akuntansi yang membahas mengenai keuangan dan operasi perusahaan pada masa
yang akan datang. Anggaran digunakakan sebagai alat perencanaan,
pengkoordinasian dan pengawasan kegiatan operasi perusahaan. Anggaran
merupakan suatu kebutuhan perusahaan dalam merencanakan laba dan
meningkatkan operasi pada masa yang akan datang. Bukan tidak berarti
perencanaan itu adalah anggaran, karena sebagian besar rencana perusahaan itu
diukur dalam bentuk keuntungan dan kerugian perusahaan.
Manfaat utama perencanaan manajemen adalah untuk menyediakan proses
umpan ke depan untuk operasi dan pengendalian. Konsep utama kedepan adalah
untuk memberi petunjuk kepada setiap manajer dalam membuat keputusan harian.
Rencana yang disetujui unsur pokok dan umpan kedepan.
Menurut Adisaputra dan Anggraini (2007, 9) perencanaan diperlukan
karena pertimbangan berikut:
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
b. Sumber daya dan kapasitas unit terbatas. Perencanaan menjamin efisiensi pemanfaatan sumber daya tersebut.
c. Unit bisnis menghadapi persaingan dipasar. Perencanaan mengurangi tingkat resiko kegagalan dipasar.
d. Setiap keputusan bisnis selalu berujung pada laba dan rugi perusahaan dan anggaran yang merencanakan hal tersebut.
Setiap bagian dari perencanaan harus mencakup evaluasi, penilaian
kembali dan berbagai variabel karena hal ini memiliki dampak yang besar
terhadap perencanaan, sasaran, dan tujuan yang realistik dapat dilihat dari Gambar
1.1 dan Gambar 1.2.
Umpan pengkuran Kedepan penilaian
Umpan balik
Gambar 2.1 Umpan Kedepan, Umpan Balik, dan Perencanaan Ulang.
Pengembangan tujuan perusahaan adalah hal yang paling mendasar dari
pengambilan keputusan dalam proses perencanaan. Tujuan perusahaan
menyatakan secara garis besar kondisi perusahaan dalam jangka panjang.
Pernyataan tujuan perusahaan menggambarkan visi, misi, keyakinan dasar dan
nilai – nilai dasar perusahaan. Sebagai contoh tujuan untuk perusahaan
manufaktur harus berhubungan dengan lini produk, kualitas produk, dan lain –
lain .
Sasaran menggambarkan garis besar tujuan perusahaan yang difokuskan
secara eksplisit dan menspesifikasikan (a) dimensi waktu untuk pencapaian, (b) PERENCANAAN
Tujuan dan sasaran yang diinginkan, strategik dan taktis
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
ukuran kuantitatif, dan (c) pembagian kewenangan. Tahap perencanaan
berikutnya adalah perumusan strategi yang digunakan untuk menyediakan dasar
pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Strategi adalah cara bagaimana
perusahaan mencapai tujuan – tujuan dengan cara menyerasikan antara sumber
daya dan kapabilitas yang dimiliki dengan berbagai peluang dan ancaman yang
dihadapi pasar. Sebagai contoh strategi adalah memperluas daerah penjualan yang
ada atau mengurangi harga jual untuk meningkatkan volume penjualan. Pada
akhirnya tahap paling rinci dari perencanaan adalah ketika manajemen
mengoperasionalkan tujuan, sasaran, dan strategi yang telah ditetapkan kedalam
rencana laba.
`
Tujuan Perusahaan Luas dan jangka panjang Ekonomis pemilik
Konsumen lingkungan sosial Karyawan keluarga
Sasaran Perusahaan
Lini produk profitabilitas/pendapatan Lini jasa/pelayanan pengembalian investasi Pangsa pasar tingkat perkembangan
Rencana Laba Kuantitatif dan terstruktur
Rencana Laba Strategis Jangka panjang
Luas
Jangaka panjang Tanggung jawab sosial Kuantitatif
Rencana Laba taktis Jangka pendek
Rinci
Jangka pendek
Tanggung jawab pada setiap tingkatan Kuantitatif
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Anggaran juga merupakan alat pengawasan, fungsi utama dari pengawasan
adalah untuk meyakinkan tercapainya tujuan, sasaran, dan standar perusahaan.
Pengawasan memiliki beberapa unsur seperti obbservasi langsung, memo tertulis,
kebijakan dan prosedur, laporan realisasi dan laporan kinerja. Anggaran yang
komprehensif memfokuskan pada pelaporan kinerja dan evaluasi kinerja untuk
menentukan penyebab kinerja tinggi dan yang rendah.
Karakteristik penting pelaporan kinerja anggaran adalah:
a. Kinerja diklasifikasikan menurut tanggung jawab yang dibebankan sehingga
laporan harus sesuai dengan struktur organisasi.
b. Hal – hal yang dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan harus
ditentukan. Disini harus dibedakan dengan jelas, karena kinerja manajer
dinilai dibawah wewenang dan tanggung jawab manajemen yang dapat
dipengaruhinya.
c. Dibuat laporan yang tepat waktu untuk pengendalian yang efektif, laporan
kinerja harus diterbitkan dalam periode interm sperti bulanan, mingguan, atau
bahkan secara harian.
7. Fungsi dan Jenis Anggaran a. Fungsi Anggaran
Anggaran mempunyai beberapa fungsi, menurut Munandar (2000, 10)
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman kerja
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target – target yang harus dicapi oleh kegiatan perusahaan
di waktu yang akan datang. Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasian
kerja agar semua bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling
menunjang, saling kerja sama yang baik, untuk menuju sasaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan kerja sehingga mempunyai tolak
ukur, pembanding untuk mengevaluasi realisasi kerja perusahaan pada masa yang
akan datang. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran
dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dimulai apakah
perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses bekerja. Dari pembanding
tersebut dapat pula diketahui kelemahan – kelemahan dan kekuatan yang dimiliki
perusahaan. Hal ini akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat
berguna untuk menyusun anggaran selanjutnya secara lebih matang dan akurat.
b. Jenis Anggaran
Menurut Herawati dan Sunarto (2004, 8) menyusun anggaran mengacu
pada ruang lingkup, peyusunan, fleksibilitas dan periode waktunya.
1) Berdasarkan ruang lingkup
a) Anggaran Parsial, yaitu anggaran yang ruang lingkupnya terbatas misalnya anggran untuk bidang produksi atau bidang keuangan saja.
b) Anggaran Komprehensif, yaitu anggaran dengan ruang lingkup
menyeluruh karena jenis kegiatannya meliputi seluruh aktivitas perusahaan.
2) Berdasarkan Fleksibilitasnya
a) anggaran tetap (fixed budget), yaitu anggaran yang disususun untuk periode waktu tertentu dengan volume tersebut disusun rencana mengenai pendapatan dan beban.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
diperkirakan besarnya pendapatan dan beban umum namun secara periodik dilakukan penelitian kembali.
3) Berdasarkan periode waktu
a) Anggaran jangka pendek (taktis) yaitu anggaran yang dibuat untuk jangka waktu paling lama 1 tahun.
b) Anggaran jangka pendek (strategis), yaitu anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Dari anggaran tersebut diatas, anggaran tersebut merupakan suatu rencana
yang telah ditetapkan sebagai pedoman untuk pelaksanaan aktivitas sehingga
rencana yang telah dibuat akan dilakukan secara efektif dan efisien selama periode
waktu yang telah ditentukan, dengan demikian aplikasi pokok anggaran berada
dalam fungsi perencanaan dan pengendalian.
8. Prosedur Penyusunan Anggaran Laba/Rugi
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan
pelaksanaan anggaran berada pada pucuk pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini
disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaan yang paling berwenang dan
paling bertanggung jawab atas kegiatan – kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Namun demikian tugas penyusunan anggaran tidak harus ditandai oleh pimpinan
tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam
perusahaan.
Menurut Munandar (2001, 31) atas dasar kelengkapan isinya anggaran
laba rugi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Master Income Statement (anggaran induk laba rugi), yaitu anggaran tentang
penghasilan atau biaya perusahaan yang berisi taksiran – taksiran secara garis besar dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci seperti misalnya taksiran tahunan.
b. Income Statement supporting budget (anggaran penunjang laba rugi), yaitu
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
1) Anggaran penjualan 2) Anggaran produksi
a) Anggaran unit yang akan di produksi
b) Anggaran bahan mentah termasuk anggaran unit kebutuhan bahan mentah, anggaran pembelian bahan mentah, dan anggaran biaya bahan mentah.
c) Anggaran upah tenaga kerja langsung d) Anggaran biaya tidak langsung 3) Anggaran biaya administrasi 4) Anggaran biaya penjualan
5) Non – operating revenues budget
6) Non – operating expenses budget
Persiapan penyusunan anggaran sangat tergantung pada struktur oeragisasi
dari masing – masing perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas
mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada:
a. Bagian Administrasi
Bagi perusahaan kecil dimana kegiatan dari perusahaan belum kompleks,
sederhana dengan lingkup yang terbatas akan menunjuk bagian administrasi
pertimbangan bahwa dibagian aministrasi inilah semua data – data dan informasi
yang meliputi kegiatan perusahaan dengan bekal data informasi tersebut ditambah
dengan data di luar perusahaan, maka bagian administrasi diharapkan dapat lebih
mampu menyusun anggaran dibanding dengan bagian lain.
b. Panitia Budget
Bagi perusahaan besar, dimana kegiatannya cukup kompleks (beraneka
ragam) dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi tidak
mungkin dan tidak mampu lagi menyusun budget sendiri tanpa partisipasi secara
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
budget perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian perlu yang ada
diperusahaan yang terbentuk dari suatu yang dinamakan panitia budget.
Bilamana tugas penyusunan rancangan budget yang defenisi telah selesai,
maka panitia budget tidak bubar melainkan secara bekala masih perlu
mengadakan pertemuan konsulatif guna membahas pelaksanaan budget tersebut
dari waktu ke waktu untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi serta
mengadakan revisi atas budget yang telah disusun bila dirasa perlu. Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bagian dari perusahaan mempunyai tugas
merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan anggaran
tersebut. Selanjutnya akan diuraikan mengenai proses penyusunan anggaran.
Dalam hal ini yang diuraikan adalah yang berhubungan dengan anggaran laba rugi
Dasar untuk menyusun anggaran laba/rugi sebagai berikut:
1) Anggaran penjualan
Anggaran penjualan adalah titik awal didalam penyusunan anggaran master,
berbagai anggaran biasanya tergantung pada anggaran penjualan. Jika anggaran
penjualan jelek maka anggaran master menjadi tidak bermanfaat dan
memboroskan waktu dan usaha. Anggaran penjualan tersebut meliputi anggaran
atau skedul penerimaan kas dari penjualan. Tidak krisis penyusunan anggaran
penjualan adalah membuat peramalan penjualan lebih luas dibanding dengan
anggaran penjualan, ramalan ini berhubungan dengan potensi penjualan pada
industri dalam mana perusahaan berada dan potensi perusahaan dan tahu bagian
pasar yang mana yang akan dicapai oleh perusahaan. Hasil dari tahun ketahun
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Peramalan penjualan meneliti data penjualan dalam berhubungan berbagai faktor
termasuk didalamnya tingkat harga, kondisi persaingan, tersedianya penawaran,
kondisi ekonomi umum dan sebagainya.
Anggaran penjualan disusun dengan cara mengalikan penjualan dalam unit
yang diharapkan dengan harga jual per unit. Anggaran penjualan dalam satu tahun
anggaran biasanya dirinci lebih lanjut kedalam anggaran triwulan, anggaran setiap
triwulan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam anggaran perbulan. Umumnya
anggaran penjualan dihubungkan selakigus dengan anggaran penerimaan kas dari
penjualan selama periode anggaran yang akan datang. Untuk dapat menyususn
anggaran penerimaan kas dari penjualan harus diketahui pola penerimaan atau
anggaran penerimaan kas dari penjualan harus dikerahui pola penerimaan atau
penagihan piutang dari hasil penjualan.
2) Anggaran harga pokok penjualan
Anggaran harga pokok penjualan, tujuan perencanaan, pembuatan keputusan
dan pengendalian jangka pendek sebaiknya digunakan pendekatan laba
konstribusi. Oleh karena itu biaya produksi yang dibebankan kepada harga pokok
produk hanyalah biaya variabel. Atas dasar anggaran biaya produksi, anggaran
persediaan dalam unit selanjutnya disusun anggaran harga pokok produksi
variabel anggaran harga pokok penjualan variabel.
3) Anggaran biaya non produksi
Anggaran biaya non produksi memuat suatu daftar biaya non produksi yang
diantisipasi akan terjadi selama periode anggaran. Dalam penyusunan anggaran
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
terhadap biaya non produksi diminta mengajukan usulan anggaran untuk diolah
oleh komite anggaran menjadi anggaran perusahaan. Anggaran biaya non
produksi digolongkan menjadi:
a) Anggaran biaya pemasaran
b) Anggaran biaya administrasi umum
c) Anggaran biaya bunga
Setiap anggaran biaya tersebut dikelompokkan kedalam biaya variabel dan
biaya tetap serta kedalam biaya kas dan non kas. Pada perusahaan yang relatif
besar, anggaran biaya non produksi, khususnya anggaran biaya pemasaran serta
anggaran biaya administrasi dan umum, lebih lanjut untuk setiap fungsi anggaran
biaya pemasaran dapat dirinci kedalam fungsi:
a) Penjualan
b) Promosi dan advertensi
c) Gudang produk selesai
d) Pengepakan dan pengiriman
e) Pemberian kredit dan penagihan
f) Administrasi penjualan
Anggaran biaya administrasi dan umum dapat dirinci kedalam fungsi:
a) Keuangan
b) Akuntansi
c) Humas
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
9. Tinjauan Penelitian Terdahulu
a. Girsang (2006) meneliti tentang analisis anggaran penjualan dan realisasi
pada PT. Adei Crumb Rubber Industri Medan. Perumusan masalah adalah
bagaimana peranan anggaran penjualan pada PT. Adei Crumb Rubber Industri
Medan, bagaimana proses penyusunan anggaran penjualan pada PT. Adei Crumb
Rubber Industri Medan, dan apakah perbedaan antara anggaran penjualan dengan
realisasipada PT. Adei Crumb Rubber Industri Medan. Hasil penelitian tersebut
adalah peranan anggaran penjualan adalah sebagi alat perencanaan, pengawasan,
dan koordinasi. Penyusunan anggaran yaitu dengan top down yaitu anggaran
penjualan disusun oleh manajer tingkat atas lalu disosialisasikan kepada karyawan
untuk dilaksanakan.
b. Sulastri (2003) meneliti tentang anggaran laba rugi sebagai alat pengawasan
pada PT Angkasa Pura II Medan. Rumusan masalahnya adalah bagaimana
menyusun perencanaan laba rugi setiap tahun dan apakah pimpinan mengadakan
suatu pengawasan terhadap pelaksanaan laba rugi yang telah disusun. Hasil
penelitian Sulastri adalah perencana laba rugi dimulai dari masing – masing unit
sesuai dengan kepentingan masing – masing kemudian dievaluasi dan disetujui
oleh kepala cabang untuk kemudian dibawa kepada direksi pusat untuk disetujui
atau bersifat bottom up, dan tidak ada satuan pengawasan intern yang khusus
mengawasi jalannya pelaksanaan anggaran, dinas keuangan hanya melakukan
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
B. Kerangka Konseptual
Anggaran merupakan suatu konsep yang dimulai dari penetapan tujuan atau
sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Rencana ini dituangkan dalam bentuk
kuantitatif nilai dalam jangka pendek sampai dalam jangka panjang yaitu berupa
anggaran. Pada tahun depan setelah realisasi laporan keuangan tahun lalu selesai
maka dilakukan evaluasi antara anggaran dengan realisasinya (laporan keuangan)
menggunakan analisis varians. Selisih – selisih yang terjadi namun tidak
menguntungkan perusahaan dilakukan pengawasan, pengawasan ini berguna
untuk mencapai tujuan awal yang sudah ditetapkan baik jangka pendek maupun
[image:35.595.120.445.350.748.2]jangka panjang.
Gambar 2.3. Kerangka Konseptual TUJUAN
Anggaran Laba Rugi
Realisasi Anggaran laba rugi
EVALUASI
Analisis Varians
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kualitatif
deskriptif yaitu penelitian yang mengumpulkan dan memahami aspek – aspek
objek yang diteliti yang akan menjadi kunci terhadap penelitian.
B. Jenis dan Sumber data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh secara langsung dari
objek penelitian yang diperoleh melalui teknik wawancara.
2. Data sekunder, yaitu data yang telah diolah yang diperoleh dari perusahaan,
buku, dan literatur seperi sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi.
C. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Tehnik wawancara yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan
responden dalam hal ini adalah bagian akuntansi.
2. Tehnik dokumentasi yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa
dokumen – dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian contohnya
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
D. Metode Penganalisaan Data
1. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode
analisis data yang mengumpulkan, menyusun data dan membandingkan data –
data penelitian yang diperoleh dari perusahaan dengan literatur – literatur yang
ada untuk dianalisa sehingga dapat memberikan pemecahan atas masalah yang
dihadapi.
2. Metode komparatif yaiu membandingkan data anggaran laba rugi dengan data
realisasinya.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT Pertani (Persero) Medan yang beralamat JL.
Letjen S. Parman No. 75 Mean. Waktu penelitian dimulai pada bulan Agustus
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
BAB IV
ANALISIS HASILPENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada mulanya PT. Pertani (persero) merupakan kelanjutan Badan
Perusahaan Produksi Bahan Makanan dan Pembukaan Tanah (BMPT) yang
didirikan sejak tahun 1959 berdasarkan undang – undang Darurat No. 1 tahun
1959. Sebagai perusahaan dengan status badan hukum berkedudukan di Jakarta
maka penyelengaraan tugas BPMT dilakukan oleh:
1. Bagian perusahaan padi sentra, bergerak dalam sektor produksi padi untuk
mensuseskan swasenbada beras.
2. Perusahaan tanah kering dan pembukaan tanah, bertugas melaksanakan
pembukaan tanah di lahan kering dengan menggunakan peraltan pertanian
modern (traktor).
3. Bagian perusahaan pembukaan tanah pasang surut, yang melaksanakan
pembukaan tanah di daerah pasang surut di luar Jawa.
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang –
Undang No. 19/1960, BMPT berubah menjadi Badan Pimpinan UMUM
Perusahaan Pertanian Negara disingkat BPU Pertani. Selanjutnya BPU Pertani
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 dengan Akte Notaris Kartini Mulyadi,
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Fatimah, SH No. 45 tanggal 26 Februari 1984. Kemudian berubah lagi dengan
Akte perubahan No. 26 tanggal 3 Oktober 1984 menjadi PT. Pertani (persero).
Untuk penyesuaian UU PT. No. 1 tahun 1965 dan PP No. 12 tahun 1988,
Anggaran Dasar PT. Pertani Persero disesuaikan dengan Akte perubahan No. 27
Maret 1998 yang dibuat oleh notaris Imas Fatimah dan terakhir dengan
perubahan No. 1 tanggal 2 Mei 2002 yang dibuat oleh notaris Mintarsih
Watamiharja.
PT. Pertani (persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara, yang
bertujuan turut aktif melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang Ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta
pembangunan sektor pertanian pada khususnya.
Perseroan dapat pula mendirikan atau menjalankan perusahaan dan usaha
lainnya yang mempunyai hubungan dengan bidang usaha tersebut di atas, baik
secara sendiri – sendiri maupun secara bersama – sama dengan badan – badan lain
sepanjang yang demikian tidak bertentangan dengan ketentuan dalam anggaran
dasar.
Selain dengan tujuan dan lapangan usaha tersebut diatas, kegiatan PT.
Pertani (persero) terutama mengenai usaha – usaha sebagai berikut:
a. Penyaluran pupuk bersubsidi, impor dan penyaluran pupuk non bersubsidi.
b. Produksi penyaluran benih.
c. Penggilingan padi.
d. Alat dan Mesin pertanian.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
f. Penyaluran aneka saprotan (sarana produksi pertanian)
g. Penyaluran pestisida.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan
adanya struktur organisasi maka akan kelihatan pembagian tugas dan tanggung
jawab untuk kemudahan dalam menuntun dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
perusahaan.
Struktur organisasi pada PT. Pertani (persero) Kantor Cabang Pemasaran
Sumatera Utara adalah bentuk garis dan staf, saat ini terbukti dengan adanya satu
pimpinan. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dengan
menggunakan alat – alat teknologi serta terikat dengan peraturan – peraturan dan
lingkungan tertentu supaya dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan yang
diinginkan.
Struktur organisasi pada PT. Pertani (persero) Kantor Cabang Pemasaran
Sumatera Utara menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang
memungkinkan tercapainya koordinasi. Adapun bagian dari struktur organisasi
pada perusahaan dapat dilihat pada lampiran. Fungsi dan tanggung jawab masing
– masing struktur organisasi pada PT. Pertani (persero)Kantor Cabang Pemasaran
Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
a. Kepala Wijaya
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
a) Mengamati secara aktif perkembangan informasi usaha dan pengaruhnya
terhadap perusahaan.
b) Mencermati kondisi internal dan diarahkan untuk mendukung kegiatan
perusahaan.
c) Menetapkan asumsi dasar perencanaan dan penyusunan rancangan RKAP.
d) Menjalin hubungan dengan instansi pemerintahan dan badan usaha yang
terkait.
e) Menyusun laporan keuangan.
f) Menyusun perencanaan karir dan pengembangan kualitas SDM.
g) Melakukan monitoring dan evaluasi atas kebijakan pelaksanaan kebijakan
serta melakukan perbaikan terhadap hal – hal yang dianggap perlu dan
melaporkan kepada direksi hhal – hal yang memerlukan tindak lanjut
ditingkat perusahaan.
2) Tugas pokoknya
a) Menyusun rencana dan program kerja perusahaan.
b) Menjabatkan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) kepada
masing – masing suatu organisasi dan unit kerja.
c) Mengoperasionlakan RKAP dengan tujuan memanfaatkan sumber daya
manusia secara optimal.
d) Membina dan mengembangkan usaha dan kualitas sumber daya manusia.
e) Mewakili perusahaan untuk melakukan perkaitan dan tindakan hukum
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
f) Melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan dan wajib memelihara
serta menjaga keamanan harta kelayanan perusahaan.
g) Mengurus dan mencatat hak dan kewajiban yang timbul dalam
pelaksanaan kegiatan.
h) Membuat laporan manajemen/ keuangan sebagai pertanggung jawaban
kepada Direksi.
b. Kepala Bagian Pemasaran
1) Fungsinya
a) Mengamati secara aktif perkembangan informasi usaha dan pengaruhnya
terhadap kegiatan usaha pemasaran sarana pertanian dan hasil pertanian.
b) Mencermati kondisi internal berkaitan dengan kegiatan usaha pemasaran
sarana pertanian dan hasil pertanian.
c) Merumuskan asumsi dasar perencanaan dan menyusun rencana kerja
sebagai bahan penyusunan RKAP.
d) Menjabarkan RKAP kepada masing – masing unit kerja pelaksana.
e) Menjalin koordinasi antar satuan organisasi dan unit kerja pelaksana.
f) Melaksanakan pembinaan teknis kegiatan sarana pertanian dan hasil
pertanian.
g) Merekomendasikan pembiayaan dan kebutuhan modal kerja
h) Melaksnakan pengurusan dan pencatatan atas pelaksanaan kegiatan untuk
penyajian data dan kepentingan pembukuan.
i) Melakukan koordinasi dengan bagian lain untuk meningkatkan sinergi dan
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
j) Memberikan rekomendasi dan merumuskan kebijakan wilayah yang
menyangkut kegiatan usaha pemasaran sarana pertanian dan hasil
pertanian.
2) Tugas pokok
a) Menyusun rencana kerja dan program kerja kegiatan usaha pemasaran
sarana pertanian dan hasil pertanian.
b) Mengkoordinasi kegiatan usaha pemasaran sarana produksi pertanian.
c) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan.
d) Membina perluasan pasar dan pengembangan pasar.
e) Menjalin hubungan dengan instansi pemerintah dan badan usaha terkait
f) Mengurus dan mencatat hak dan kewajiban yang timbul dalam
pelaksanaan kegiatan.
g) Mengajukan saran dan pendapat kepada kepala wilayah
3) Bagian pemasaran membawahi:
a) Sub bagian pemasaran saprotan
b) Sub bagian pemasaran aneka usaha
c. Kepala Bagian Bina Usaha
1) Fungsinya
a) Mengamati secara efektif perkembangan informasi usaha dan pengaruhnya
terhadap kegiatan produksi dan jasa.
b) Mencermati kondisi internal, berkaitan dengan kegiatan produksi dan jasa.
c) Merumuskan asumsi dasar perencanaan dan menyusun rencana kerja
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
d) Menjabarkan RKAP kepada masing – masing unit kerja pelaksana
e) Menjalin koordinasi antar satuan organisasi dan unit kerja pelaksana
f) Melaksanakan pembinaan teknis usaha produksi benih, produksi beras,
serta pelayanan jasa khususnya jasa alsintan.
g) Merekomendasikan pembiayaan dan kebutuhan modal kerja.
h) Melaksanakan pengurusan dan perencanaan atas pelaksanan kegiatan
untuk penyajian data dan kepentingan pembukuan.
i) Melakukan koordinasi dengan semua bagian untuk meningkatkan sinergi
dan kinerja.
2) Tugas pokok
a) Menyusun rencana kegiatan kerja dan program kerja bidang usaha
perbenihan, pemberasan, usaha jasa dan hasil pertanian.
b) Mengkoordinir kegiatan usaha produksi benih, penggilingan padi, usaha
jasa dan hasil pertanian.
c) Melakukan monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan di
seluruh daerah wilayah kerja.
d) Melakukan pembinaan teknis yang terkait dengan kegiatan usaha
pengolahan dan jasa.
e) Menjalin hubungan dengan instansi pemerintah dan badan usaha yang
terkait.
f) Mengurus dan mencatat hak dan kewajiban yang timbul dalam
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
g) Mengajukan saran dan pendapat kepada kepala wilayah.
3) Bagian Bina Usaha Membawahi,
a) Sub bagian benih dan bibit
b) Sub bagian penggilingan padi
d. Kepala Bagian Keuangan dan Umum
1) Fungsinya
a) Menyusun rencana kegiatan pengolahan keuangan, sumber daya manusia,
asrana usaha dan sarana kerja yang dijabarkan dari Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan/RKAP wilayah.
b) Menyiapkan rencana kerja pengolahan keuangan sumber daya manusia,
asrana usaha dan sarana kerja yang dijabarkan dari Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan/RKAP wilayah.
c) Mengadakan penelitian dan pengkajian atas rencana pengelolahan
keuangan, keuangan sumber daya manusia, sarana usaha dan sarana kerja
yang diajukan cabang, penggilingan padi, sentra produksi benih dan pusat
pelayanan alat mesin pertanian.
d) Melaksanakan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
RKAP wilayah
e) Menyelenggarakan fungsi vertifikasi, administrasi penerimaan dan
pengeluaran uang.
f) Melaksanakan penyusunan cash flow, melakukan penjagaan anggaran
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
g) Melaksanakan pembinaan dan pengolahan keuangan serta perhitungan
modal dan perpajakan
h) Melaksanakan penelitian dan pengusulan pengadaan, alokasi penggunaan
dan pengolahan sumber daya manusia, sarana usaha dan sarana kerja
i) Menyelenggarakan buku induk sarana perusahaan dan sarana kerja serta
memelihara dokumen pendukung
j) Menyelenggarakan tata usaha, surat – menyurat dan kearsipan serta
pengurusan rumah tangga kantor wilayah
k) Mempersiapkan dan melaksanakan penagihan piutang, klaim dan hak
perusahaan lainnya serta pengurusan perpajakan
l) Memberikan konsultasi hukum kepada satuan organisasi wilayah dan
mengurusi kepentingan perusahaan di pengadilan/Badan Arbitrasi
Nasional.
m) Melaksanakan pencatatan dan pengurusan serta tanggung jawab atas hak
dan kewajiban yang timbul dari kegiatan pengolahan keuangan, fungsi
kebendaharaan, penyusunan cash flow, Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan, sumber daya manusia, sarana usaha dan sarana kerja, tata
usaha surat menyurat dan kearsipan, pelayanan hukum, dan menyajikan
data bagi kepentingan akuntansi pembukuan.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
o) Membina hubungan kerja sama dengan instansi pemerintah, badan
usaha/perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan
keuangan, sumber daya manusia, sarana usaha dan sarana kerja, tata usaha
dan surat-menyurat, kearsipan dan pelayanan hukum.
p) Mengadakan monitoring dan evaluasi serta melaporkan hasil monitoring
dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan pengolahan keuangan termasuk
penjagaan anggaran, sumber daya manusia, sarana usaha dan sarana kerja
tata usaha dan surat menyurat, kearsipan dan pelayanan hukum.
q) Melakukan tugas-tugas yang lain diberikan oleh kepala wilayah
2) Tugas pokok
a) Bertanggung jawab menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan
pengolahan keuangan.
b) Melaksanakan fungsi kebendaharaan
c) Menyusun cash flow, rencana kerja dan anggaran perusahaan
d) Bertanggung jawab dalam sumber daya manusia, saran usaha dan saran
kerja
e) Bertanggung jawab dalam tata usaha dan surat menyurat, pelayanan
hukum, mengurus hak dan kewajiban yang timbul dari kegiatan tersebut.
3) Bagian Keuangan dan Umum membawahi,
a) Sub bagian keuangan
b) Sub bagian umum dan SDM
e. Kepala Bagian Akuntansi
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
a) Melaksanakan vertifikasi atas kelengkapan dan kewajiban dokumen dasar.
b) Melaksanakan kegiatan penyusunan laporan keuangan dan laporan
evaluasi wilayah serta kelengkapannya.
c) Melaksanakan penelitian atas hasil audit dan pemeriksaan intern
menyangkut pelaksanaan administrasi pembukuan serta menyampaikan
pendapat/saran dan pertimbangan kepada kepala wilayah.
d) Melaksanakan konfirmasi hak dan kewajiban perusahaan serta rekonsiliasi
antar wilayah dan kantor pusat.
e) Melaksanakan input transaksi kantor wilayah dan satuan organisasi
sibawah wilayah.
f) Melaksanakan penyimpanan (file, dokumen dasar wilayah)
g) Melaksanakan bimbingan teknis, pelaksanakan administrasi pembukaan
dan kebijakan akuntansi kesatuan organisasi di bawah woilayah
h) Melaksanakan kegiatan konfirmasi dan rekonsiliasi hubungan intern
dengan kantor pusat dan satuan organisasi di bawah wilayah yang menjadi
akibat adanya mutasi harta kekayaan perusahaan.
i) Menjalin hubungan kerja sama antara satuan organisasi dan unit kerja di
dalam wilayah
j) Membina hubungan kerja sama dengan intansi pemerintah, badan
usaha/perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan vertifikasi,
konfirmasi dan rekonsiliasi, administrasi pembukuan, penyusunan laporan
keuangan dan laporan evaluasi wilayah
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
l) Membuat perencanaan atau menyusun anggaran kebutuhan biaya
pembinaan administrasi
m) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh kepala wilayah
2) Tugas pokok
a) Melaksanakan verifikasi atas kelengkapan dan kewajiban dokumen dasar.
b) Melaksanakan kegiatan penyusunan laporan keuangan dan laporan
evaluasi wilayah beserta kelengkapannya
c) Melaksanakan penelitian atas hasil audit menyangkut pelaksanaan
administrasi pembukuan serta menyampaikan pendapat/saran dan
pertimbangan kepada kepala wilayah
d) Melaksanakan konfirmasi hak dan kewajiban perusahaan serta rekonsiliasi
antar wilayah dengan kantor pusat
e) Melaksanakan input transaksi kantor dan satuan organisasi dibawah
wilayah
f) Melaksanakan bimbingan teknis pelaksanaan administrasi pembukuan dan
kebijaksanaan akuntansi ke satuan organisasi-organisasi dibawah wilayah
3) Bagian akuntansi terdiri dari:
a) Sub bagian verifikasi dan rekonsiliasi hubungan Internasional Sof
b) Sub bagian pembukuan dan analisa laporan keuangan
3. Komponen Anggaran dan Rugi Perusahaan
Perusahaan melaksanakan kegiatan sudah cukup besar, dimana banyak
personil yang terlibat sehingga perusahaan harus mutlak menyusun rencana yang
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
operasionalnya. Rencana kerja tersebut dijabarkan dalam anggaran yang disusun
oleh manajemen perusahaan. Anggaran saling mendukung agar nani diperoleh
hasil kerja yang maksimal. Anggaran tersebut saling mendukung agar nanti
diperoleh hasil kerja yang maksimal. Anggaran yang disusun selanjutnya
dikonsolidasikan sehingga diperoleh perhitungan laba/rugi, yaitu gambaran
mengenai laba yang akan diperoleh perusahaan. Dalam penyusunan anggaran
sebagai rencana kerja kegiatan oprasi, perusahaan lebih dahulu
mempertimbangkan tugas dan wewenang setiap bagian yang terlihat serta
keberadaan kapasitasnya dimiliki untuk menjamin diperolehnya anggaran yang
berdaya guna.
Hakekatnya semua bagian terlihat dalam penyusunan anggaran, karena
masing – masing saling memberi informasi maupun pendapat. Hal ini sangat
efektif dan efisien. Tapi tugas menyusun suatu anggaran kegiatan operasi yaitu
berupa anggaran, dilimpahkan kepada beberapa bagian saja. Gunanya adalah
untuk menjamin koordinasi pelaksanaan kerja yang baik, tidak akan tumpang
tindih dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
Disamping anggaran yang mendukung proyeksi perhitungan laba/rugi
perusahaan juga menyusun anggaran lain seperti anggaran kas anggaran
pengeluaran modal.
Anggaran yang disusun oleh perusahaan untuk memperoleh suatu proyeksi
laba/rugi adalah:
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani (Persero) Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Anggaran ini berisikan beberapa target penjualan dipasar bagaimana
kebijaksanaan dan posisi persaingan di pasar bagaimana dan posisi persaingan
di pasar serta ramalan keadaan perekonomian.
2. Anggaran Biaya Penjualan
Anggaran ini berisikan seluruh biaya baik itu pegawai maupun biaya kantor.
Anggaran biaya ini merupakan tanggung jawab dari manajer oprasional.
3. Anggaran Bi