• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini Di mana Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisa

D. Prosedur Perjanjian Pemborongan

Dalam proses pemborongan bangunan terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan sebelum terjadinya perjanjian pemborongan bangunan. Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dikatakan merupakan fase yang mendahului terjadinya perjanjian. Adapun dari ke empat fase yang harus dilalui adalah sebagai berikut 61: 1. Pemberitahuan/pengumuman secara umum atau secara terbatas tentang adanya pelelangan pekerjaan. Penjelasan mengenai pekerjaan sesuai dengan bestek dan persyaratan-persyaratan pekerjaan.

2. Persyaratan prakualifikasi, kualifikasi dan klasifikasi terhadap pemborong

3. Pemenuhan jaminan yang diwajibkan dalam pemborongan bangunan 4. Pelelangan dan pelulusan.

1. Pengumuman dan pemberian penjelasan

Pengumuman tentang adanya pelelangan umum atau terbatas memuat petunjuk-petunjuk dimana bestek harus diambil, dimana penjelasan tentang pekerjaan akan disampaikan, yang memungkinkan adanya penambahan ataupun perubahan terhadap bestek yang telah disusun, dimana tempat lokasi proyek atau pekerjaan, dimana tempat pendaftaran dan batas waktu pendaftaran, dimana dan

61

kapan saat pelelangan akan diadakan.62 Bestek adalah uraian tentang pekerjaan yang disertai gambar-gambar dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan pemborongan tersebut.63

Pemborong yang berminat untuk melaksanakan pekerjaan tersebut setelah memenuhi persyaratan yang diwajibkan dapat mendaftarkan secara tertulis yaitu melakukan penawaran secara tertulis dengan mengingat batas waktu yang telah disebutkan dalam pengumuman, untuk kemudian ikut dalam pelelangan (tender).

2. Persyaratan prakualifikasi, kualifikasi, dan klasifikasi terhadap pemborong

a. Prakualifikasi Pemborong

Sebelum ditentukan pemborong mana yang dipilih untuk mengerjakan proyek-proyek pemerintah, terlebih dahulu haruslah dilakukan prakualifikasi terhadap calon-calon pemborong yang ada. Perbuatan prakualifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar perusahaan, baik yang berbentuk badan hukum, maupun yang tidak bentuk badan hukum dimana mereka mempunyai usaha pokok berupa pelaksanaan pekerjaan pemborongan, konsultasi, dan pengadaan barang/jasa lainnya. Prakualifikasi diselenggarakan oleh suatu panitia yang di daerah dikepalai oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan.64 Cara penilaian dilakukan dengan pengisian questionnaire yang

62 Ibid, hal. 9. 63 Ibid. hal. 10. 64

harus diisi oleh pemborong yang memuat syarat-syarat tertentu, yang ternyata berbeda untuk daerah Provinsi yang satu dengan yang lain.65

b. Kualifikasi dan klasifikasi

Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan pemborong di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha, atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perorangan di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dan keahlian.

Kualifikasi usaha di bidang jasa konstruksi/jasa pemborongan terdiri dari 3 (tiga) kategori :

1) Kualifikasi usaha besar 2) Kualifikasi usaha menengah

3) Kualifikasi usaha kecil, termasuk usaha orang perseorangan.

Kualifikasi usaha jasa pemborongan tersebut dilakukan untuk mengukur kemampuan badan usaha dan usaha orang perorangan untuk melaksanakan pekerjaan menurut nilai pekerjaannya.66 Klasifikasi adalah bagian dari kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan perusahaan pemborong di bidang jasa pemborongan/konstruksi sesuai bidang dan sub bidang pekerjaan atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa pemborongan tersebut. Klasifikasi usaha jasa pemborongan/konstruksi terdiri dari:67

65

Sri Soedewi Masjchun Sofwan. Op. Cit,. hal 11. 66

Mohammad Amari dan Asep N. Mulyana. Op. Cit,. hal 28. 67

1) Klasifikasi usaha bersifat umum, diberlakukan kepada badan usaha yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan satu atau lebih bidang pekerjaan. Bidang usaha jasa pemborongan yang bersifat umum ini harus memenuhi kriteria mampu mengerjakan bangunan konstruksi atau bentuk fisik lain, mulai dari penyiapan lahan sampai penyerahan akhir atau berfungsinya bangunan konstruksi. 2) Klasifikasi usaha bersifat spesialis, diberlakukan kepada usaha

orang perseorangan dan atau badan usaha yang mempunyai kemampuan hanya melaksanakan satu sub bidang atau satu bagian subbidang pekerjaan. Badan usaha jasa pemborongan/konstruksi yang bersifat spesialis ini harus memenuhi kriteria mampu mengerjakan bagian tertentu dari bangunan konstruksi atau bentuk fisik lain.

3) Klasifikasi usaha orang perseorangan yang berketerampilan kerja tertentu, diberlakukan kepada usaha orang perseorangan yang mempunyai kemampuan hanya melaksanakan suatu keterampilan tertentu. Badan usaha jasa pemborongan ini mampu mengerjakan subbagian pekerjaan pemborongan dan bagian tertentu bangunan konstruksi dengan menggunakan teknologi sederhana.

Pelaksanaan klasifikasi dan kualifikasi usaha orang perorangan dan badan usaha dapat dilakukan oleh asosiasi perusahaan yang telah mendapat akreditasi dari lembaga. Tujuan diadakannya standarisasi klasifikasi dan kualifikasi jasa pemborongan/konstruksi yaitu untuk mewujudkan standar produktivitas dan mutu hasil kerja sehingga mendorong berkembangnya tanggung jawab profesional di antara para pihak.68

3. Pemenuhan jaminan yang diwajibkan dalam pemborongan bangunan Di dalam perjanjian pemborongan dikenal adanya 4 (empat) macam jaminan, yaitu:69

a. Bank Garansi/Garansi Bank/Jaminan Bank b. Surety Bond c. Jaminan Pemeliharaan 68 Ibid. hal 31. 69

d. Jaminan Pembangunan/Bouw Garansi a. Bank Garansi/Garansi Bank/Jaminan Bank

Bank garansi merupakan salah satu bentuk dari perjanjian penanggungan (borgtocht). Pengertian borgtocht terdapat di dalam Pasal 1820 KUHPerdata, yaitu suatu perjanjian dimana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berutang, apabila orang ini tidak memenuhinya.70

Dalam bank garansi yang bertindak sebagai penanggung adalah bank apabila si debitur wanprestasi. Sifat bank garansi adalah suatu perjanjian tambahan (accessoir), yaitu adanya tergantung pada perjanjian pokok. Dengan demikian bank garansi akan berakhir apabila perjanjian pokoknya berakhir.71

Macam-macam bank garansi dalam perjanjian pemborongan:

1) Jaminan penawaran/jaminan pelelangan/bid bond/tender bond 2) Jaminan pelaksanaan/performance bond

3) Jaminan uang muka/pre payment bond/advance payment bond b. Surety Bond

Surety bond adalah suatu perikatan jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi kerugian yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila yang dijamin cidera janji (wanprestasi). Dengan demikian surety bond merupakan perjanjian tambahan dan bersifat accesoir terhadap perjanjian pokok, sama dengan sifat bank garansi.

70

Djumialdji. Ibid,. hal.30. 71

Dalam surety bond dikenal (tiga) pihak yaitu:72

1) Obligee yaitu pihak yang berhak atas prestasi serta merupakan pihak yang dilindungi dengan jaminan surety bond terhadap suatu kerugian adalah instansi pemberi pekerjaan/ pemilik proyek/ yang memborongkan.

2) Prinsipal yaitu pihak yang berwajib memberikan prestasi serta merupakan pihak yang dijamin dengan jaminan surety bond, adalah pemborong.

3) Surety company yaitu pihak yang memberikan jaminan dalam bentuk surety bond.

Macam-macam surety bond dalam Perjanjian Pemborongan: 1) Jaminan penawaran/ bid bond/ tender bond

2) Jaminan pelaksanaan/performance bond

3) Jaminan pembayaran uang muka/advance payment bond 4) Jaminan pemeliharaan/maintenance bond

c. Jaminan Pemeliharaan/Maintenance Bond

Apabila pemborong telah menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian pemborongan, maka pemborong menyerahkan pekerjaannya dan pemborong menerima pembayarannya. Namun bagi pihak pemborong masih ada kewajiban-kewajiban untuk memelihara hasil pekerjaannya selama jangka waktu tertentu, yang dinamakan masa pemeliharaan. Jaminan pemeliharan merupakan sejumlah uang tertentu yakni sebesar 5% (lima persen) dari harga borongan yang

72

digunakan untuk menjamin kerusakan-kerusakan pada pekerjaan tersebut selama jangka waktu tertentu. Apabila masa pemeliharaan sudah selesai, maka uang jaminan pemeliharaan tersebut dapat diambil oleh pemborong.73

d. Jaminan Pembangunan/Bouw Garansi

Dalam perjanjian pemborongan, pihak yang memborongkan/pemberi tugas dapat mensyaratkan adanya pemborong peserta yang akan melanjutkan pekerjaan jika pemborong utama tidak menyelesaikan pekerjaannya, misalnya karena pemborong utama meninggal dunia.74

Jaminan pembangunan dapat menguntungkan pihak yang memborongkan maupun pihak pemborong. Karena bagi pihak yang memborongkan tidak mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaannya, sedangkan bagi pihak pemborong tidak perlu membayar ganti rugi jika tidak dapat melanjutkan pekerjaannya. Di dalam praktek, jaminan pembangunan ini jarang digunakan. Jaminan pembangunan ini merupakan jaminan yang baik karena dengan adanya jaminan ini dapat menghilangkan kemungkinan terbengkalainya suatu pekerjaan, yakni dengan adanya pihak yang akan meneruskan pekerjaannya, yaitu pemborong peserta sehingga pekerjaan akan selesai tepat pada waktunya.75

4. Pelelangan dan Pelulusan.

Dalam melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan, pejabat pengadaan harus terlebih dahulu menetapkan metode pemilihan penyedia barang/jasa, metode penyampaian dokumen, metode evaluasi penawaran, metode penilaian kualifikasi dan jenis kontrak yang paling sesuai dengan pengadaan 73 Ibid. hal 54. 74 Ibid. hal 55. 75 Ibid. hal 56.

barang/jasa yang bersangkutan. Untuk pengadaan pekerjaan pemborongan sendiri dapat digunakan metode pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung, penunjukan langsung, atau pengadaan langsung.76

a.Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

b.Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi. c. Pemilihan Langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang dan

jasa tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi dan langsung dilakukan negosiasi baik teknis maupun harga.

d. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.

76

e. Pengadaan Langsung adalah pemilihan penyedia barang/jasa dengan penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan ini harus senantiasa didasarkan pada prinsip-prinsip persaingan yang sehat (fair competition) dan transparan.

Ukuran untuk menentukan pelulusan adalah penawaran yang paling menguntungkan bagi negara dan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai calon pemenang, dengan memperlihatkan keadaan umum dan keadaan pasar, baik untuk jangka pendek atau jangka menengah. Dalam praktek pelaksanaan pelelangan, penentuan pelulusan pelelangan didasarkan atas penawaran yang terendah yang dapat dipertanggungjawabkan (the lowest responsible bid).77