• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pelaksanaan Pekerjaan (kontrak) antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho dalam

BAB V : Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini Di mana Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisa

PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN CV.RYMANDHO MEDAN

B. Proses Pelaksanaan Pekerjaan (kontrak) antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan CV.Rymandho dalam

Pembangunan Saluran Drainase di Desa Patumbak Kab.Deli Serdang

Perjanjian atau kontrak pemborongan seperti pada perjanjian pemborongan pembuatan saluran drainase antara CV.Rymandho dengan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Sumatera Utara terdiri dari proses pembuatan perjanjian/kontrak pemborongan dan proses pelaksanaan perjanjian pemborongan.

1. Proses pembuatan perjanjian/kontrak pemborongan

Dalam proses pemborongan terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan sebelum terjadinya perjanjian pemborongan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikatakan merupakan fase yang mendahului terjadinya perjanjian (precontractuale fase). Fase sebelum kontrak ini lazim disebut prosedur pelelangan. 83 Dalam perjanjian pemborongan pekerjaan pembuatan Saluran Drainase Desa Patumbak Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang sepanjang 1.500M yang memiliki nilai proyek sebesar Rp. 879.055.000,- (delapan ratus tujuh puluh sembilan juta lima puluh lima ribu rupiah), digunakan metode pelelangan umum dengan proses pasca kualifikasi.

Menurut Pasal 17 ayat (2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

83

Pemerintah, yang dimaksud dengan Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi.

Adapun prosedur pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan dengan metode pelelangan umum pasca kualifikasi adalah sebagai berikut :

a. Pengumuman pelelangan umum;

b. Pendaftaran untuk mengikuti pelelangan; c. Pengambilan dokumen lelang umum; d. Penjelasan;

e. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan perubahannya;

f. Pemasukan penawaran; g. Pembukaan penawaran;

h. Evaluasi penawaran termasuk evaluasi kualifikasi; i. Penetapan pemenang;

j. Pengumuman pemenang; k. Masa sanggah;

l. Penunjukan pemenang; m.Penandatanganan kontrak.

Untuk penetapan pemenang lelang sesuai ketentuan Lampiran I Bab II.A.1.i.1 Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 (Selanjutnya disebut Keppres No.80/2003) tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah memberikan

arahan supaya :”Panitia/pejabat pengadaan menetapkan calon pemenang lelang yang menguntungkan bagi negara dalam arti :

a. Penawaran memenuhi syarat administratif dan teknis yang ditentukan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;

b. Perhitungan harga yang ditawarkan adalah terendah dan reponsif; c. Telah melakukan penggunaan semaksimal mungkin hasil produksi

dalam negeri;

d. Penawaran tersebut adalah terendah diantara penawaran yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a sampai dengan huruf c.”

Pelaksanaan pekerjaan pembuatan saluran drainase antara Dinas Penataan Ruang dan PermukimanProvinsi Sumatera Utara ini diatur dalam surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan Nomor : 600/695/KPA.UPT.BPW.-I.II/2010 pada tanggal 24 Mei 2010. Dimana para pihak yang menandatangani adalah :

1. Nama : H.Ali Muhar, ST

Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran pada Balai Pembinaan Wilayah I dan II Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Prov.Sumatera Utara

Alamat : Jl. Karya Utama, Lubuk Pakam

Dalam hal ini bertindak di dalam jabatan tersebut dan oleh sebab itu bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara c.q Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara selaku pemilik berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Utara Nomor : 188.44/134/KPTS/2010 tanggal 25 Februari 2010 selanjutnya disebut “Pihak Pertama”.

2. Nama : Ir.Henri Situmorang Jabatan : Direktur CV.Rymandho

Alamat : Jl. Mesjid Syuhada Komp PLN No.2 Medan.

Dalam hal ini bertindak di dalam jabatan tersebut dan oleh sebab itu bertindak untuk dan atas nama CV.RYMANDHO berdasarkan Akte Pendirian Perusahaan Notaris Anita Sere Simanjuntak, SH No.53 tanggal 20 Desember 2004 yang selanjutnya disebut sebagai “Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat mengadakan Perjanjian/kontrak untuk melaksanakan pekerjaan sebagai hasil pelelangan yaitu Pembangunan Saluran Drainase Desa Patumbak Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang sepanjang 1.500M. Penetapan ini didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 (Selanjutnya disebut Keppres No.80/2003) dan perubahannya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2003 (Selanjutnya disebut Perpres No.8/2006).84

Adapun isi dari dokumen kontrak yang harus dibaca dan diperhatikan oleh para pihak untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya adalah sebagai berikut :

a. Surat perjanjian;

b. Surat penunjukan penyedia jasa; c. Surat penawaran;

d. Addendum dokumen lelang (bila ada);

e. Syarat-syarat khusus kontrak, yang terdiri dari : definisi, jaminan, asuransi, keselamatan kerja, pembayaran, jadwal pelaksanaan

84

pekerjaan, penggunaan penyedia jasa usaha kecil termasuk koperasi kecil, penyelesaian perselisihan, denda dang anti rugi, serta kegagalan bangunan;

f. Syarat-syarat umum kontrak, yang terdiri dari : Definisi, Penerapan, Asal Jasa, Penggunaan Dokumen Kontrak dan Informasi, Hak Paten, Hak Cipta dan Hak Merek, Jaminan, Asuransi, Keselamatan Kerja, Pembayaran, Harga dan Sumber Dana, Wewenang dan Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen, Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak, Delegasi, Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), Persiapan Pelaksanaan Kontrak, Program Mutu, Perkiraan Arus Uang, Pemeriksaan Bersama, Perubahan Kegiatan Pekerjaan, Pembayaran, untuk Perubahan, Perubahan Kuantitas dan Harga, Addendum Kontrak, Hak dan Kewajiban Para Pihak, Risiko Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa, Laporan Hasil Pekerjaan, Cacat Mutu, Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, Penyedia Jasa Lainnya, Wakil Penyedia Jasa, Pengawasan,Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, Kontrak Kritis, Perpanjangan Waktu Pelaksanaan, Kerjasama antara Penyedia Jasa dan Sub Penyedia Jasa, Penggunaan Penyedia Jasa Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil, Keadaan Kahar, Peringatan Dini, Rapat Pelaksanaan, Itikad Baik, Penghentian dan Pemutusan Kontrak, Pemanfaatan Milik Penyedia Jasa, Bahasa dan Hukum serta Penyelesaian Perselisihan, Perpajakan, Korespondensi, Penyesuaian Harga, Denda dan Ganti Rugi, Serah Terima Pekerjaan, Gambar

Pelaksanaan, Perhitungan Akhir, Kegagalan Bangunan, Personil, Penilaian Pekerjaan, Percepatan, Penemuan-penemuan, Kompensasi, Penangguhan Pembayaran, Hari Kerja, Pengambilalihan, Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan, Penyesuaian Biaya, Penundaan atas Perintah Pejabat Pembuat Komitmen, Instruksi;

g. Spesifikasi teknis; h. Gambar-gambar;

i. Daftar kuantitas dan harga;

j. Dokumen lain yang tercantum dalam kontrak.

Dalam setiap perjanjian pemborongan pekerjaan pemberi tugas selalu meminta jaminan, karena dalam perjanjian pemborongan pekerjaan, jaminan merupakan salah satu syarat yang diminta oleh pemberi tugas terhadap pelaksana. Maksud dari permintaan jaminan tersebut, adalah agar pelaksana dalam menyelenggarakan pekerjaannya penuh ketelitian dan kesungguhan. Yang dimaksud dengan jaminan adalah sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan. Pada proses pembuatan perjanjian pemborongan pekerjaan tepatnya sebelum dilakukan penandatanganan kontrak, CV.Rymandho memberikan jaminan penawaran sebesar Rp. 29.120.000,- (dua puluh sembilan juta seratus dua puluh ribu rupiah) dengan yang bertindak sebagai penjamin adalah PT. Asuransi Purna Arta Nugraha.

Untuk melaksanakan seluruh kegiatan pekerjaan pemborongan saluran drainase ini, Dinas Penataan Ruang dan Permukiman telah menyediakan seluruh

biaya yang diperlukan yakni Rp. 879.055.000,- yang dibebankan kepada APBD Provinsi Sumatera Utara. Adapun pembayaran untuk hasil pelaksanaan pekerjaan itu dilakukan menurut ketentuan yang terdapat dalam Pasal 9 Surat Perjanjian dengan ketentuan sebagai berikut :85

a. Uang muka

Uang muka sebesar 30% (tiga puluh persen) dari nilai Kontrak Perjanjian Pemborongan dibayarkan setelah PIHAK KEDUA mengajukan permohonan tertulis disertai :

1. Jaminan Uang Muka sebesar uang muka tersebut yang diberikan oleh Bank milik pemerintah atau Bank Swasta lain/Lembaga keuangan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Jaminan uang muka tersebut berlaku sampai pengambilan seluruh uang muka tersebut lunas

2. Kuitansi

b. Pembayaran dilakukan Pihak Pertama dan Pihak Kedua

1) Pembayaran selanjutnya dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA apabila progres fisik telah mencapai minimal 30% berdasarkan laporan mingguan

2) Jumlah pembayaran yang dapat diterima adalah sebesar progres fisik yang dicapai dikurangi 5%

3) Pengembalian uang muka sebesar jumlah pembayaran dikalikan 30%

85

4) Pada saat pembayaran 95% (serah terima) pengambilan uang muka harus sudah lunas

c. Pembayaran 100% dilaksanakan berdasarkan Berita Acara dengan pemindahan buku ke rekening PIHAK KEDUA setelah PIHAK PERTAMA menerima dan menyetujui Surat Permintaan Pembayaran dari PIHAK KEDUA dengan disertai :

1) Laporan Mingguan

2) Berita Acara Kemajuan Pekerjaan 3) Kuitansi

4) Dan lain-lain Dokumen

d. Angsuran terakhir sebesra 5% dari nilai kontrak dibayarkan setelah masa pemeliharaan selesai yang dinyatakan dengan Berita Acara Penyerahan Kedua Pekerjaan.

e. Pembayaran dilaksanakan secara langsung ke rekening PIHAK KEDUA melalui Biro Keuangan Setdaprovsu di Medan

Dari ketentuan pembayaran di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa kontrak ini termasuk ke dalam kontrak harga satuan. Yang dimaksud kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa.

2. Proses pelaksanaan perjanjian/kontrak pemborongan

Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kontrak antara CV.Rymandho dengan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara, maka pihak pertama mengeluarkan Surat Penunjukkan Barang/Jasa dengan Nomor:600/682/KPA.UPT.BPW-I.II/2010 tertanggal 29 April 2010 kepada pihak kedua. Bersamaan dengan keluarnya Surat Penunjukkan Barang/Jasa, pihak kedua juga mengeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan Nomor: 600/695/KPA.UPT.BPW-I.II/2010 dimana pelaksanaan perjanjian pembuatan drainase tersebut harus sudah dimulai 5 (lima) hari setelah dikeluarkannya Surat pengadaan Barang/Jasa oleh pihak kedua. Jadwal waktu pelaksanaan perjanjian pemborongan ini adalah 128 hari kalender, terhitung dari tanggal 25 Mei Tahun 2010 sampai dengan 29 September Tahun 2010 dengan ketentuan pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik dan memuaskan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.

Berikut ini merupakan uraian pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh CV.Rymandho dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan drainase serta jumlah pembayaran yang dibayarkan oleh Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan pembayaran yang ada di kontrak tersebut :86

a. Pekerjaan Pendahuluan

1) Pekerjaan pembuatan papan nama proyek 2) Pekerjaan penyediaan gudang/barak

86

Dokumen Kontrak No.600/695/KPA.UPT.BPW-I.II/2010 pada Bagian Koreksi Aritmatik dan Bill Of Quantity

3) Pekerjaan pengukuran profil/pematokan Jumlah biaya : Rp 8.150.000,00 b. Pekerjaan Saluran dan Plat Beton

1) Galian tanah dan dibuang 2) Pasir urug 5cm

3) Lantai bodem

4) Pasangan batu kali (1:4) 5) Plasteran 10mm (1:2) 6) Plat beton bertulang (1:2:3)

Jumlah biaya : Rp 782.191.586,50 c. Pekerjaan Lain-lain dan Penyelesaian

1) Angkut sisa pekerjaan 2) Check peil saluran

3) Pengamanan utilitas umum 4) Dokumentasi dan Adm proyek

Jumlah biaya : Rp 8.800.000,00

Jadi, total keseluruhan biaya ditambah dengan pajak adalah Rp 879.055.000,00 Dalam perjanjian pembuatan drainase ini bahan dan alat-alat dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan disediakan oleh pelaksana, jadi CV.Rymandho di samping bertugas melaksanakan pekerjaan juga diwajibkan menyediakan bahan. Hal tersebut jika dikaitkan dengan Pasal 1605 KUHPerdata maka, dalam perjanjian pemborongan pekerjaan ini segala kerugian harus ditanggung oleh pelaksana apabila hasil pekerjaan musnah

sebelum pekerjaan diserahkan, namun terdapat pengecualian apabila pemberi tugas telah lalai untuk menerima pekerjaan tersebut maka pelaksana tidak dapat dibebani untuk menanggung segala kerugian yang ditimbulkan.

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Bapak Henri Situmorang yang merupakan direktur dari CV.Rymandho mengatakan bahwa selama proses pembuatan drainase di Desa Patumbak Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang ini tidak ada mengalami hambatan. Semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu serta proses pembayaran yang dilakukan oleh Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara tidak pernah mengalami masalah. Berakhirnya pekerjaan pemborongan pembuatan drainase ini ditandai dengan serah terima pekerjaan kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran Balai Pembinaan Wilayah I dan II Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.

Sesuai dengan ketentuan yang tertulis di dalam kontrak, bahwa apabila seluruh pekerjaan telah selesai maka pihak kedua wajib melakukan pemeliharaan atas hasil pekerjaan tersebut selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak serah terima pertama. Hal ini dimaksudkan agar pihak kedua bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya apabila sewaktu-waktu terjadi kerusakan, kegagalan ataupun kekurangan pekerjaan. Bapak Henri Situmorang sendiri mengatakan bahwa mereka berusaha sebaik mungkin melakukan setiap pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. Apabila terjadi kerusakan atau kegagalan bangunan pada jangka waktu pemeliharaan yang dikarenakan kecerobohoan dari pihak/anggota mereka sendiri, maka mereka juga yang akan

dirugikan. Hal ini disebabkan jaminan pelaksanaan akan terpakai untuk melakukan perbaikan.

C. Pengaturan Hak dan Kewajibannya dalam Perjanjian Pelaksanaan