• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Safeguard Pembebasan Tanah Dan Pemukima Panduan kerangka safeguard pembebasan tanah dan

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Kete

J. Ketenaga Listrikan

6.6. Rencana Pemantauan Safeguard Sosial Dan Lingkungan 1. Prinsip Dasar Safeguard Pengadaan Tanah Dan Pemuk

6.6.2. Prosedur Safeguard Pembebasan Tanah Dan Pemukima Panduan kerangka safeguard pembebasan tanah dan

dirumuskan berdasarkan sejumlah regulasi terkait yang sesuai dengan Keputusan Presiden No. 55/1993 tentan untuk pembangunan bagi kepentingan umum. Prosedur pe pembebasan tanah dan pemukiman kembali terdiri da utama yang meliputi: pentapisan awal dari usulan kegiatan kegiatan yang bersangkutan memerlukan pembebasan pemukiman kembali atau tidak; pengklasifikasian/k pembebasan tanah dan pemukiman kembali dari sub p sesuai tabel; perumusuan surat pernyataan bersama sebidang tanah secara sukarela) atau perumusan Rencana Tanah dan Pemukiman Kembali atau (RTPTPK) sederh sesuai kebutuhan didukung SK Gubernur/Bupati/Walikota. Pembebasan tanah (dan pemukiman kembali) yang telah

6.6.3. Prinsip Dasar dan Prosedur Safeguard Lingkungan Hidu

Bahwa dengan diberlakukannya UU No. 4 Th. 1982 yan diganti dengan UU No. 23 Th. 1997, masalah lingkungan hidu penentu dalam proses pengambilan keputusan pemanfaatan da Pembangunan tidak lagi menempatkan SDA sebagai modal, tetapi ekosistem yang di dalamnya berisi manusia, lingkungan alam dan/a yang membentuk kesatuan fungsional, saling terkait dan sali keteraturan yang bersifat spesifik, berbeda dari satu tipe ekosiste yang lain. Oleh sebab itu, pengelolaan lingkungan hidup bersifat spe dan berdimensi ruang.

Berdasarkan UU No. 23 Th. 1997 lingkungan hidup diart ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhluk hid dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Sedangkan pengelola didefinisikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi ling meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengemba pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Pada 23 Th. 1997 dikemukakan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hid a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan

lingkungan hidup.

b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hi sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup. c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

e. Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana. f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) da

dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabka kerusakan lingkungan hidup.

Lingkungan (AMDAL) pasal 3 menyebutkan bahwa usaha dan/a kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhada meliputi :

a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.

b. Eksploitasi sumberdaya alam baik yang terbaharui maupun yan c. Proses dan kajian yang secara potensial dapat menimbul

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemeroso alam dalam pemanfaatannya.

d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengar lingkungan buatan, serta lingkungan sumberdaya.

e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi konservasi sumberdaya alam dan/atau perlindungan cagar bud f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati. h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai

mempengaruhi lingkungan hidup.

i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan dapat mempe negara.

Menurut keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Li 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Li lampiran II dikemukakan bahwa pada studi AMDAL, terdapat empa komponen lingkungan hidup, yaitu :

1. Fisik - kimia (Iklim, kualitas udara dan kebisingan; Demo Oceanografi; Ruang; Lahan dan Tanah; dan Hidrologi),

2. Biologi (Flora; Fauna)

3. Sosial (Budaya; Ekonomi; Pertahanan/keamanan) 4. Kesehatan masyarakat.

terpisahkan dari hasil kajian kelayakan teknis dan finansial-ekonom dokumen kelayakan ini (kelayakan teknis dan kelayakan lingkungan bentuk yang terpisah, baik dokumennya maupun instansi yang menan

Dokumen AMDAL (kelayakan lingkungan hidup) yang m kelayakan teknis finansial-ekonomi (pasal 2 PP 27/99) selanjut yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin melakukan usaha d diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (pasal 7 PP 27/99). Dok merupakan dokumen publik yang menjadi acuan dalam pelak lingkungan hidup yang bersifat lintas sektoral, lintas disiplin, da teritorial administratif.

AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhad dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambil mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain m harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.

Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan antaranya digunakan kriteria mengenai :

1. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak ren kegiatan;

2. Luas wilayah penyebaran dampak;

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

4. Banyaknya komponen lingk ungan hidup lain yang akan terken 5. Sifat kumulatif dampak;

PELINGKUPAN

KA ANDAL

ANDAL

RKL

Gambar 7. 1 Proses AMDAL

Keterangan :

Pelingkupan adalah proses pemusatan studi pada hal-hal pe dengan dampak penting.

Kerangka acuan (KA ANDAL) adalah ruang lingkup kaj dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan. Analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) adalah telaaha mendalam tentang dampak besar dan penting suatu ren kegiatan.

Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang rencana usaha dan/atau kegiatan.

Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar da rencana usaha dan/atau kegiatan.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Tidak Bebas AMDAL UKL dan UPL Ijin Usaha/kegiatan (Gubernur/Ka BAPEDAL, Instansi Yang bertanggung

jawab Dampak Penting 75 hari 75 hari Ya

Gambar 7. 2 Prosedur pelaksanaan AMDAL

Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AM Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara ang Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan Bupati/Wali kota.

Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertangg rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang te bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasa sebagai berikut ; kedekatan jarak tinggal dengan rencana usa faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perha hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang d berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan menjad dampak, dan masyarakat pemerhati.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) mulai dibe 51 tahun 1993 (sebelumnya PP 29 tahun 1986) sebagai realisasi tahun 1982 tentang Lingkungan Hidup yang saat ini telah direvis tahun 1997. AMDAL merupakan instrumen pengelolaan lingkun dapat mencegah kerusakan lingkungan dan menjamin upaya-up studi AMDAL merupakan bagian penting dari perencanaan pem sendiri.

Sebagai instrumen pengelolaan lingkungan yang bersifat pr dibuat pada tahap paling dini dalam perencanaan kegiatan pemba lain, proses penyusunan dan pengesahan AMDAL harus merupak

perijinan satu proyek. Dengan cara ini proyek-proyek dapat di

dampaknya terhadap lingkungan. Di sisi lain studi AMDAL juga da bagi upaya -upaya untuk meningkatkan dampak positif dari proyek ters Dalam PP 51 Tahun 1993 ditetapkan 4 jenis studi AMDAL, yaitu

dengan proyek Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk penyed Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU) untuk menyediakan untuk distribusi produksinya. Di sini terlihat adanya keterli instansi, yaitu Departemen Perindustrian, Departemen ke Pertambangan dan Departemen Perhubungan.

3. AMDAL Kawasan, yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu pembangunan yang berlokasi dalam satu kesatuan hampar menyangkut kewenangan satu instansi. Contohnya adalah pembangunan kawasan industri. Dalam kasus ini masing-masing kawasan tidak perlu lagi membuat AMDALnya, karena sudah terc seluruh kawasan.

4. AMDAL Regional, adalah AMDAL yang diperuntukan bagi pembangunan yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal pere pelaksanaan kegiatannya. AMDAL ini melibatkan kewenangan lebi berada dalam satu kesatuan ekosistem, satu rencana pengemban Rencana Umum Tata Ruang Daerah. Contoh AMDAL Regional ad kota -kota baru.

Dokumen terkait