BAB 6
SAFEGUARD SOSIAL &
BAB VI
SAFEGUARD SOSIAL & LINGKUNGAN
6.1. Arahan Umum
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua bend makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan m hidup lainnya (UU. No. 23/1997). Lingkungan hidup dalam peng mengenal batas wilayah baik wilayah negara maupun wilayah admini lingkungan hidup dikaitkan dengan pengelolaannya maka harus wewenang pengelolaan tersebut.
Pembangunan diperlukan untuk mengatasi banyak pe masalah lingkungan, namun pengalaman menunjukkan, pembang mempunyai dampak negatif. Dengan adanya dampak nega diwaspada. Pada suatu pihak kita tidak boleh takut untuk mel karena tanpa pembangunan kita pasti ambruk. Pada la memperhitungkan dampak negatif dan berusaha untuk sekecilkecilnya. Pembangunan harus berwawasan lingkunga diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampa pembangunan itu. Dengan pembangunan berwawasan lingkungan berkelanjutan. Salah satu cara adalah dengan menerapkan safeguard.
Safeguard terhadap program dan kegiatan yang berhubu
Cipta Karya adalah bertujuan untuk mencapai kondisi masyara sejahtera dalam lingkungan yang sehat, bebas dari pencemaran ai Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (munic
stakeholder perlu menyepakati isi kerangka Safeguard Li yang disusun. Disamping itu kerangka safeguard juga dilaksanakan bersama oleh stakeholder yang bersangku kalangan pernerintah daerah saja, namun juga dari DPRD, dan warga kota lainnya;
b. Agar pelaksanaan kerangka safeguard dapat dilakukan seca diperlukan penguatan kapasitas lembaga pelaksana. Fokus pe mencakup kemampuan fasilitasi, penciptaan arena mult pengetahuan teknis dari pihak-pihak terkait;
c. Kerangka safeguard harus dirancang sesederhana mungkin, jelas kaitannya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat dijala dalam kerangka proyek;
d. Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin bahwa infrastruktur tidak membiayai investasi apapun yang dapat men negatif yang serius yang tidak dapat diperbaiki/dipulihkan. negatif maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi yang da dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan, persiap pelaksanaannya;
e. Diharapkan RPIJM tidak membiayai kegiatan investasi yang k tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard
secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP
-People) warga terasing dan rentan (IVP - Isolated and Vulne
warga yang terkena dampak pemindahan (DP - displaced
memadai;
f. Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan bai diperlukan tahap-tahap sebagai berikut :
g. Setiap keputusan, laporan, dan draft perencanaan final yang kerangka safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasi terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak. Wa terkena dampak, harus mendapat kesempatan untuk ikut me dan menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas rencan berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif atau tidak diingi
6.2. Komponen Safeguard
Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai dal investasi infrastruktur, komponen safeguard RPIJM infrastruktur bi terdiri dari 2 komponen yakni :
1. Safeguard Lingkungan
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawasa dengan mematuhi dan melaksanakan amanat peraturan dimana setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang memi penting terhadap lingkungan, maka wajib menyusun doku berupa AMDAL, UKL-UPL dan Audit Lingkungan.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu pelaksana melakukan evaluasi secara sistematik dalam penangana pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan, promosi dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan dampak ;
2. Safeguard Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali.
direncanakan. Dalam pendugaan dampak kita harus melakukan 2 (dua
a. Pendugaan kondisi lingkungan pada waktu t “tanpa proyek”, yaitu garis dasar Q b. Pendugaan kondisi lingkungan pada waktu t “dengan proyek”, yaitu Q
Dampak yang ingin kita lakukan pendugaan adalah Qdp - Qtp.
Pendugaan Qdp dan Qtp dilakukan dengan menggunaka
lingkungan yang diduga akan mengalami dampak penting. Garis be dampak dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. 1. Garis Besar Proses Pendugaan Dampa
Langkah
Keterang
1
Tentukan lingkungan yang akan dibuat modelnya; uraikankarakteristik utama lingkungan tersebut dan dampak yang akan diduga
2
Pilih metode pendugaan yang sesuai :a. Metode Informasi
b. Metode Cepat
c. Metode Model Matematik d. Metode Model Fisik
e. Metode Eksperimental
1 Gunakan uraian proyek m dan pelingkupan sebag data dasar minimum y metode yang sesuai unt masing-masing jenis dat
2 Pemilihan dilakukan untu dampak :
a Pilih seorang atau be dan beri keterangan permasalahan
b Pilih modal yang ada c Pilih model yang ada
hoc
d Pilih model fisik yang model khusus
4
Uji validasi metode5
Sempurnakan model dan lakukan revalidasi6
Gunakan metode untuk ekstra pendugaan dampak7
Beri interpretasi pada pendugaan4 Pada metode informasi, pakar untuk menerangk mereka peroleh (penga dengan kejadian yang se konsepsi, model matem hasil dengan observas lapangan.
5 Lakukan uji ulang
6 Duga dampak dengan m hasil yang didapat dari m 7 Uraikan arti hasil dalam ko
lingkungan proyek; sebu karena penyederhanaan dibandingkan dengan ke
Sumber : Environmental Resources Limited, 1984
Agar pengumpulan data dapat efektif, maka pengumpulan dengan didasarkan kepada :
a. Dampak penting yang telah diidentifikasi dalam pelingkupan b. Model pendugaan masing-masing dampak penting itu.
Metoda untuk seluruh program investasi infrastruktur Umum/Cipta Karya yang diusulkan didasarkan pada prinsip-prinsip seb
1. Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencan proyek, dirumuskan dalam bentuk :
3. Sejauh mungkin, sub-proyek harus menghindari atau mem negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaks proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak ne terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat dit rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus harus AMDAL atau UKL-UPL;
6.4. Pemilihan Alternatif
Pemilihan alternatif terhadap prosedur pelaksanaan AMDA kegiatan utama, yakni : pentapisan awal sub-proyek sesuai dengan persyaratan safeguard, evaluasi dampak lingkungan; pengkla dampak lingkungan dari sub-proyek yang diusulkan, perumusan do atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL), pelaksanaa pelaksanaan.
Tabel 6. 2. Kategori Subproyek menurut Dampak Lingk
Kategori
Dampak
Sub-proyek dapat mengakibatkan dampak lingkun
yang buruk (besar dan penting), berkaitan den
A
kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulk
upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan
Sub-proyek dengan ukuran dan volume
Catatan:
ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan
RPL : Rencana Pemantauan Lingkungan
UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan
UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan
6.5. Rencana Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkungan
6.5.1. Pemrakarsa Kegiatan
Pemrakarsa Kegiatan adalah perumus dan pelaksana RP unit teknis pelaksana proyek. Pemrakarsa kegiatan bertan melaksanakan :
1. Perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL ata melaksanakan serta melakukan pemantauan pelaksanaann Bapedalda dapat membantu pemrakarsa kegiatan dala pemantauan;
2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi da atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat perumusan ANDAL dan RKL/RPL. Sebelum kegiatan konsultasi dilak kegiatan perlu menyediakan semua bahan yang relevan sekuran (tiga) hari sebelum kegiatan dilakukan yang setidaknya m tujuan kegiatan, rincian kegiatan; dan gambaran menyeluruh po Hasil konsultasi dalam forum stakeholder tersebut harus dicat dari laporan ANDAL. Disamping itu, kegiatan konsultasi den juga dilakukan selama pelaksanaan sub proyek;
6.5.2. Bapedalda Atau Dinas/Instansi Terkait
Bapedalda atau Dinas/Instansi terkait terkait, menurut Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2003, Bapedalda atau Dina berkecimpung dalam penanganan masalah lingkungan hidup, ber mengkaji dan memberikan persetujuan terhadap UPL/UKL ya pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan, bagi usaha dan/atau kegia membuat dokumen AMDAL atau berskala lebih kecil.
Dalam pelaksanaan RPIJM, Bapedalda juga bertanggung jaw supervisi pelaksanaan AMDAL atau RKL/RPL serta melakukan lingkungan secara umum, dimana Bapedalda juga merupakan AMDAL.
Usaha untuk menjaga keberlanjutan terhadap kelangsunga maka Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisi lingkungan hidup, haruslah benar-benar kita pahami dan terapka pembangunan.
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dileng AMDAL menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Ta berdasarkan :
1.
Potensi dampak pentingSesuai Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Ta dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan damp lingkungan hidup wajib dilengkapi dengan AMDAL. Potensi setiap jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut ditetapkan berdas
A. Bidang Pertahanan dan Keamanan
Secara umum, kegiatan yang berkaitan dengan akti skala/besaran berikut berpotensi menimbulkan resiko lingkungan ledakan serta keresahan sosial akibat kegiatan operasional dan pe cukup luas.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan Il
1
Pembangunan Gudang Semua besaran Munisi Pusat danDaerah
2
Pembangunan Kelas A dan B Pangkalan TNI AL3
Pembangunan Kelas A dan B Pangkalan TNI AUlandasan p bangunan menyebab ekosistem. Kegiatan menyebab
B.
Bidang Pertanian
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubah kualitas air, persebaran hama, penyakit dan gulma, serta peruba akibat penggunaan pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula sosial dan penyebaran penyakit endemik.
Skala/besaran yang tercantum di bawah ini telah me dampak penting kegiatan terhadap ekosistem, hidrologi, Skala/besaran tersebut merupakan luasan rata-rata dari berbagai masing kegiatan dengan mengambil lokasi di daerah dataran rendah,
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasa
1.
Budidaya tanaman pangan dan Luas > 2.000 ha Lihhortikultura semusim dengan dia
atau tanpa unit pengolahannya
2.
Budidaya tanaman pangan dan Luas > 5.000 ha Lihhortikultura tahunan dengan dia
atau tanpa unit pengolahannya
4.
Budidaya tanaman perkebun- Lihan tahunan dengan atau tanpa dia
unit pengolahannya:
- Dalam kawasan budidaya
non kehutanan Luas > 3.000 ha - Dalam kawasan budidaya
kehutanan Semua besaran
C.
Bidang Perikanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha bud ikan, dan pembangunan pelabuhan perikanan adalah perubahan e pantai, hidrologi, dan bentang alam. Pembukaan hutan mangr terhadap habitat, jenis dan kelimpahan dari tumbuh-tumbuhan dan kawasan tersebut.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan Ilm
1. Budidaya tambak
udang/ikan dengan atau tanpa unit pengolahannya
Luas > 50 ha Rusaknya mangrove tempat pe pertumbuh
areas) aka
2. Usaha budidaya perikanan terapung (jaring apung dan
pen system):
3. Rencana pembangunan prasarana perikanan yang berbentuk pelabuhan
perikanan yang terletak di luar daerah lingkungan kerja pelabuhan umum dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Panjang dermaga atau - Mempunyai Kawasan
Industri Perikanan dengan luas atau
- Kedalaman perairan di
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adala ekosistem hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penya potensi konflik sosial.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan I
1. Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (UPHHK)
E.
Bidang Kesehatan
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
1. Pembangunan Rumah Kelas A dan B Berpote
Sakit atau yang setara dampak
bentuk B3/radio penular
F.
Bidang Perhubungan
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan Ilmi
1. Pembangunan Jaringan Berpotens
Jalan Kereta Api dampak be
- Panjang > 25 km gangguan
kebisingan gangguan ekologi da
2. Pembangunan Stasiun Stasiun kelas Berpotens Kereta Api besar dan/atau dampak be
kelas I gangguan
aksesibilita kebisingan gangguan ekologi, da keamanan kegiatan s membutuh luas.
3. Konstruksi bangunan jalan Semua besaran Berpotens
4. Pengerukan alur pelayaran Berpotens
sungai dampak pe
- Volume > 500.000 m3 sistem hidr
5. Pembangunan pelabuhan Kunjungan
dengan salah satu fasilitas cukup ting
berikut: sekitar 5.0
a. Dermaga dengan serta draft
konstruksi masif 4-7m sehin
- Panjang > 200 m kedalaman
b. Penahan gelombang Berpotens
(Break water/talud) dampak te
- Panjang > 200 m ekosistem
pantai dan menggang proses ala daerah pa
c. Prasarana pendukung Berpotens
pelabuhan (terminal, dampak be
gudang, peti kemas, dll) gangguan
- Luas aksesibilita
batimetri, e menggang proses ala pantai teru yang dibon minyak me berpotensi pencemara tumpahan
6. Pengerukan: Berpotens
a. Capital dredging dampak be
- Volume > 250.000 m3 batimetri, e menggang proses ala pantai term menurunn kawasan y menimbulka sosial.
b. Maintenance dredging Berpotens
- Volume dampak be
> 500.000 m3 batimetri, e menggang proses ala pantai da waktu 3 s/d
7. Reklamasi (pengurugan): Berpotensi
- Luas > 25 ha dampak te
b. Di laut
9. Pembangunan bandar udara baru beserta fasilitasnya
10. Pengembangan bandar udara beserta fasilitasnya
11. Perluasan bandar udara beserta/atau fasilitasnya:
Semua besaran Berpotens dampak te Semua besaran Termasuk (kelas I s.d. V) berteknolo beserta hasil studi memperha rencana induk keselamat yang telah dan terikat disetujui konvensi i
Berpotens
Klas I, II, III, Termasuk berdasarkan berteknolo
rencana memenuh
pengembangan keselamat (rencana induk, dan terikat rencana tata konvensi i letak, dll) Berpotens
12. Pemasangan kabel bawah Semua besaran Berpotens
laut dampak te
ekosistem batimetri, k dan produ Penyiapan dapat men gangguan sensitif ( karang). Pengopera bawah lau gangguan lintas kapa penamban 3. Teknologi Satelit : Semua besaran Berpotens
- Pembangunan fasilitas dampak ke
peluncuran satelit getaran, da
G. Bidang Perindustrian
Kegiatan bidang perindustrian pada umumnya menimbu udara, tanah, gangguan kebisingan, bau, dan getaran. Beb menggunakan air dengan volume sangat besar, yang diperoleh baik ataupun air permukaan. Penggunaan air ini berpengaruh terha sekitar.
Berbagai potensi pencemaran, gangguan fisik dan gangguan atas menimbulkan dampak sosial.
Beberapa jenis industri yang sudah memiliki teknologi mem dampak negatif yang muncul, sehingga tidak termasuk dalam menggunakan areal yang luas tetap wajib dilengkapi dengan AMDAL (
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan Ilmi
1. Industri semen (yang Semua besaran dibuat melalui produksi
klinker)
Industri semen d Klinker adalah in kegiatannya ber kegiatan penam terdapat proses baku, penggiling
(raw mill process
batubara (coal m
pembakaran da klinker (Rotary K Cooler).
Umumnya damp disebabkan oleh :
Penggunaan la
Kebutuhan air ton semen mem
(CO2, SOx, NO
energi batubara
2. Industri pulp atau Semua besaran industri kertas yang
terintegrasi dengan industri pulp
(tidak termasuk pulp dari kertas bekas dan pulp dari industri kertas budaya)
Proses pembua kegiatan penyia pemasakan serp pencucian pulp,
(bleaching) dan
lembaran pulp y prosesnya bany bahan-bahan kim berpotensi mengh cair (BOD, COD (H2S, SO2, NOx,
padat (ampas ka lumpur kering). Umumnya damp disebabkan oleh :
Penggunaan l ha/1.000 ton pr
Tenaga kerja b
3. Industri petrokimia hulu Semua besaran Industri petrokim industri yang m tambang miner terdiri dari Pusa menghasilkan B dan Butadiena s Aromatik yang m Benzena, Tolue Benzena.
Umumnya damp disebabkan oleh :
Kebutuhan lah
Kebutuhan air pendingin (1 l/d
Tenaga kerja b
Kebutuhan ene 7 Kw/ton produ bersumber dar gas.
4. Industri pembuatan Semua besaran besi dasar atau baja
dasar (iron and steel
making) meliputi usaha
pembuatan besi dan baja dalam bentuk
dasar seperti pellet bijih besi, besi spons, besi kasar/pig iron, paduan besi/alloy, ingot baja, pellet baja, baja bloom
dan baja slab)
5. Industri pembuatan Semua besaran timah hitam (Pb) dasar
(termasuk industri daur ulang)
6. Industri pembuatan Semua besaran tembaga (Cu) dasar/
katoda tembaga (bahan baku dari Cu
konsentrat)
7. Industri pembuatan Semua besaran aluminium dasar
(bahan baku dari alumina) pendinginan da besar (air bersi air laut 3,3 juta
gas (H2S, NH dan debu
8. Kawasan Industri Semua besaran (termasuk komplek
industri yang terintegrasi)
9. Industri galangan kapal > 4000 DWT dengan sistem graving
Kawasan indust
Kegiatan grad muka tanah) larian).
Pengadaan alat-alat bera
Mobilisasi te 110 TK/ha).
Kebutuhan p fasilitas sosia
Kebutuhan ai tingkat kebutu - 0,75 l/dt/ha.
Kebutuhan en besar baik da jenis pemban jaringan (0,1
Potensi berba dan cemaran prediktif terut pengelolaann
Bangkitan lalu
limbah gas dan sand blasting da
10. Industri pesawat Semua besaran terbang
11. Industri senjata, munisi Semua besaran dan bahan peledak
Industri pesawa merupakan ind berteknologi ting membutuhkan (security) yang t
Dampak pentin berasal dari :
Pengadaan la bangunan pa pacu.
12. Industri baterai kering Semua besaran (yang menggunakan
bahan baku merkuri/Hg)
13. Industri baterai basah Semua besaran (akumulator listrik)
(sludge dari IP kemasan baha
14. Industri bahan kimia Semua besaran organik dan anorganik
yang memproduksi material yang
digolongkan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
15. Kegiatan industri yang tidak termasuk angka 1 s/d 14
Bangkitan lalul
Konflik sosial.
Penurunan kua
H. Bidang Prasarana Wilayah
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Kete
1. Pembangunan
Bendungan/Waduk atau jenis tampungan air lainnya :
- Tinggi atau > 15 m - Luas genangan > 200 ha
2. Daerah Irigasi
a. Pembangunan baru, > 2.000 ha dengan luas
b. Peningkatan dengan > 1.000 ha luas tambahan
c. Pencetakan sawah, > 500 ha luas (perkelompok)
3. Pengembangan rawa : > 1.000 ha reklamasi rawa untuk
kepentingan irigasi
4. Pembangunan pengaman pantai dan perbaikan
muara sungai:
- Jarak dihitung tegak lurus > 500 m pantai
5. Normalisasi sungai dan pembuatan kanal banjir: a. Kota besar/ metropolitan
- Panjang
- Volume pengerukan > 5 Km
> 500.000 m3 b. Kota sedang
7. Pembangunan dan/atau peningkatan jalan dengan pelebaran di luar daerah milik jalan :
a. Kota besar/ metropolitan - Panjang atau
- Luas > 5 Km > 5 ha b. Kota sedang
- Panjang atau > 10 Km - Luas > 10 ha c. Pedesaan
- Panjang atau > 30 Km - Luas > 30 ha 8. Persampahan
a. Pembuangan dengan
sistem control
landfill/sanitary land fill
(diluar B3)
- Luas atau > 30 ha - Kapasitas total > 10.000 ton b. TPA di daerah pasang
surut
- Luas atau > 5 ha
- Kapasitas total > 5.000 ton c. Pembuangan transfer
station
- Kapasitas total > 10.000 ton/hr d. TPA dengan sistem Semua ukuran
open damping
9. Pembangunan perumahan/ pemukiman
a. Kota Metropolitan, luas > 25 ha b. Kota Besar, luas
c. Pembangunan sistem > 500 ha perpipaan air limbah,
luas layanan
11 Drainase Pemukiman
a. Pembangunan saluran di kota besar/ metropolitan,
panjang > 5 Km
b. Pembangunan saluran di kota sedang, panjang
> 10 Km 12 Jaringan air bersih di kota
besar/ metropolitan
a. Pembangunan jaringan distribusi, luas layanan
> 500 ha b. Pembangunan jaringan
transmisdi, panjang
> 10 Km 13 Pengambilan air dari ± 250 l/dt
danau, sungai, mata air permukaan lainnya, debit pengambilan
14 Pembangunan pusat perkantoran, tempat ibadah, pusat
perdagangan/
perbelanjaan relatif terkonsentrasi :
a. Luas lahan atau > 5 ha
b. Bangunan > 10.000 m 3 15 Pembangunan kawasan
pemukiman untuk
pemindahan penduduk/ transmigrasi :
I. Pertambangan Umum
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
1 - Luas perizinan (KP)
- Atau luas daerah terbuka untuk pertambangan *)
*) Untuk menghindari bukaan lahan terlalu luas
2. Tahap eksploitasi produksi :
logam atau bahan galian golongan C
3. Tambang di laut
4. Melakukan Submarine Tailing Disposal
5. Melakukan pengolahan bijih dengan proses sianidasi
6. Eksploitasi dan
pengembangan Uap Panas Bumi dan/atau
Pembangunan Panas Bumi 7 Pembangunan PLTA
dengan :
a. Tinggi Bendung atau b. Luas Genangan atau
Semua besaran Berpoten dampak
Semua besaran Memerlu dan berp
J.
Ketenaga Listrikan
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
1. Pembangunan jaringan > 150 KV Keresah
transmisi karena g
kesehata Aspek so budaya t pembeba keresaha
2. Pembangunan > 100 MW Berpoten
PLTD/PLTG/PLTU/ dampak
PLTGU Aspek
terutam udara dan ke kualita minya bahan tanah.
Aspek dan bu pada s lahan pendu 3. Eksploitasi dan > 35 MW Berpoten
pengembangan Uap Panas dampak
Bumi dan atau Aspek
Pembangunan Panas Bumi terutam
udara kebisin air.
Aspek
4. Pembangunan PLTA dengan :
a. Tinggi bendung
b. Luas genangan atau c. Aliran Langsung atau
(kapasitas daya)
5. Pembangunan
K. Minyak dan Gas Bumi
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
1. Eksploitasi Migas dan
Pengembangan Produksi di darat
a. Lapangan minyak > 5.000 BOPD
(Barrer oil per day)
b. Lapangan gas > 30 MMSCFD
(Million metric
square cubic feed perday)
2. Eksploitasi Migas dan Semua besaran Pengembangan Produksi di
laut
b. Di laut Semua besaran
4. Pembangunan kilang:
5. Pembangunan kilang minyak
6. Kilang minyak pelumas bekas (termasuk fasilitas penunjang)
10.000 BOPD Potensi ko Merupaka
L. Geologi Data Lingkungan
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
1. Pengambilan air bawah ≥ 50 m3 (dari 1 Potensi p tanah (sumur dangkal, sumur, atau dari 5 ganggua sumur tanah dalam dan sumur dalam areal geohidro
mata air) ≤ 10 ha Potensi i
M. Pariwisata
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah ekosistem, hidrologi, bentang alam dan potensi konflik sosial.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
1 Taman Rekreasi > 100 ha
2 Kawasan Pariwisata Semua besaran
3 Hotel:
- Jumlah kamar , atau > 200 unit - Luas bangunan > 5 ha
Berpotensi dampak b lintas, aks pembebas
N. Pengembangan Nuklir
Secara umum, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan teknologi nuklir selalu memiliki potensi dampak dan re kekhawatiran masyarakat yang selalu muncul terhadap kegiat menyebabkan kecenderungan terjadinya dampak sosial.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan Ilmi
1 Pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir :
a. Reaktor Penelitian Daya > 100 KWt Potensi da pengopera penelitian <100 KW lokasi reak b. Reaktor Daya (PLTN) Semua instalasi Keamanan Beresiko ti Dampak ra decomision operasi). T penyimpan
pembuang dan sisa-s radioaktif. 2. Pembangunan dan
pengoperasian instalasi nuklir non reaktor
a. Fabrikasi bahan bakar Produksi > 50 Secara tek
nuklir elemen fabrikasi b
bakar/tahun selalu mem minimal 50 bakar/tahu b. Pengolahan dan Produksi > 100 Debu radio pemurnian uranium ton yellow terlepas ak
d. Pembangunan Iradiator Aktivitas sumber (Kategori II s/d IV) > 37.000 TBq
(terra becquerel = 100.000 Ci -
Curie)
e. Produksi Radioisotop Semua instalasi
f. Produksi kaos lampu Semua instalasi
Membutuh yang tela dalam kol air pendingi volumenya menyebab panas di te penyimpan Akumulas memungki kebocoran lingkungan
Semua ta proses ber
mencema membaha dalam ben
Proses pro mengguna yang mem radiotoksis tinggi.
P. Rekayasa Genetika
Kegiatan-kegiatan yang menggunakan hasil rekayasa menimbulkan dampak terhadap kesehatan manusia dan keseimbanga
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan Ilmi
1. Introduksi jenis-jenis tanaman, hewan, dan jasad renik produk
bioteknologi hasil rekayasa genetika
2. Budidaya produk
bioteknologi hasil rekayasa genetika
Semua besaran Lihat penje
Semua besaran Lihat penje
*) Catatan :
Kota Metropolitan :
Kota Besar :
Kota Sedang :
Kota Kecil :
Pedesaan :
7.5.3. Komisi Amdal
berpenduduk ≥ 1.000.000 jiwa
berpenduduk ≥ 500.000 - < 1.000.000 jiwa
berpenduduk ≥ 200.000 - < 500.000 jiwa
berpenduduk ≥ 20.000 - < 200.000 jiwa
berpenduduk ≥ 2.000 - < 20.000 jiwa
Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup sebagaim UndangUndang Nomor : 23 tahun 1997, maka Peraturan Pemerin 1993 (AMDAL) sebagai penjabaran pelaksanaan Undang-Undan 1982, disempurnakan dan diganti dengan Peraturan Pemerintah N yang telah mengakomodir wacana otonomi daerah, sehingga dimun dan penilaian AMDAL oleh Pemerintah Daerah.
melakukan :
1. Kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;
2. Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada W bersangkutan (sesuai dengan PP No. 27/1999 mengenai AMD RPIJM yang dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Komisi Kabupaten/Kota).
Dengan adanya desentralisasi AMDAL, kewenangan penil juga sudah mulai diserahkan kepada daerah dengan tingkatan tersebut dilaksanakan dengan asumsi atau pertimbangan bahwa da kondisi lingkungannya, pengawasan akan lebih efektif, mendorong terlibat aktif dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan alam yang dimilikinya, transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pem
Komisi penilai AMDAL daerah kabupaten/kota mempuny menilai semua rencana usaha dan/atau kegiatan diluar kewenang berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang kegiatan yang wajib dilengkapi dengan dokumen lingkungan
.
6.6. Rencana Pemantauan Safeguard Sosial Dan Lingkungan
6.6.1. Prinsip Dasar Safeguard Pengadaan Tanah Dan Pemuk
terlibat dalam seluruh tahap perencanaan proyek, sepe proyek, jumlah dan bentuk kompensasi/ganti rugi, serta loka kembali;
3. Adil : Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi keh
tersebut memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang memadai pengganti dan/atau uang tunai yang setara dengan harga asetnya. Biaya terkait lainnya, seperti biaya pindah, pengurusa pajak, harus ditanggung oleh pemrakarsa kegiatan. DP harus di untuk dapat mengkaji rencana pengadaan tanah ini secara mereka sendiri dan menyetujui syarat-syarat dan jumlah pemukiman kembali;
4. Warga yang terkena dampak harus sepakat atas ganti rugi yan jika memungkinkan, secara sukarela mengkontribusikan/hibah pada kegiatan. Dalam kasus dimana tanah dihibahkan secara su melakukan musyawarah dalam forum stakeholder untuk menj benar-benar dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dari pih 5. Kontribusi/hibah tanah secara sukarela hanya dapat dilakukan b
DP mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar diban tanah miliknya (dibuktikan dengan perhitungan yang d pihak); dan
Tanah yang dihibahkan nilainya <_ 10 % dari nilai tana lain yang produktif dan nilainya < 1(satu) juta Rupiah. Kesepakatan kontribusi sukarela tersebut harus ditandatanga setelah DP melakukan diskusi secara terpisah. Safeguard
40 KK, atau melibatkan pemindahan lebih dari 100 oran didukung dengan Rencana Tindak Pengadaan Tan Kembali atau RTPTPK yang menyeluruh.
3. Jika kegiatan investasi hanya akan mengakibatkan dampa 200 orang atau 40 KK atau berdampak pada kurang dari atau hanya melakukan pemindahan penduduk secara tempo selama masa konstruksi, harus didukung dengan RTPTPK 4. RTPTPK menyeluruh atau RTPTPK sederhana dan pel
tanggung jawab pemrakarsa kegiatan, dimonitor oleh
Safeguard.
5. Perhitungan ganti rugi bagi DP. Terdapat beberapa al menghitung ganti rugi, yakni:
perhitungan ganti rugi tanah berdasarkan nilai pasar memiliki karakteristik ekonomi yang serupa pa kompensasi ganti rugi dilakukan;
Perhitungan kompensasi ganti rugi bangunan be bangunan dengan kondisi yang serupa di lokasi yang s Perhitungan ganti rugi untuk tanaman berdasarkan yang sama ditambah dengan biaya atas kerugian dan
Perhitungan ganti rugi untuk aset lainnya diganti de tidak sama, atau ganti rugi uang tunai setara memperoleh aset yang sama.
termasuk hak adat dan ulayat;
Warga yang tidak memiliki hak atas menguasai/menggarap lahan atau aset lannya (hak ga Warga yang menguasai tanah berdasarkan perja tanah (hak sewa);
Warga yang menguasai/menempati tanah/lahan tan ataupun perjanjian dengan pemilik tanah (sering di
squatter); dan
Warga yang mengelola tanah wakaf (tanah yan kepentingan agama).
6.6.2. Prosedur Safeguard Pembebasan Tanah Dan Pemukima
6.6.3. Prinsip Dasar dan Prosedur Safeguard Lingkungan Hidu
Bahwa dengan diberlakukannya UU No. 4 Th. 1982 yan diganti dengan UU No. 23 Th. 1997, masalah lingkungan hidu penentu dalam proses pengambilan keputusan pemanfaatan da Pembangunan tidak lagi menempatkan SDA sebagai modal, tetapi ekosistem yang di dalamnya berisi manusia, lingkungan alam dan/a yang membentuk kesatuan fungsional, saling terkait dan sali keteraturan yang bersifat spesifik, berbeda dari satu tipe ekosiste yang lain. Oleh sebab itu, pengelolaan lingkungan hidup bersifat spe dan berdimensi ruang.
Berdasarkan UU No. 23 Th. 1997 lingkungan hidup diart ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhluk hid dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Sedangkan pengelola didefinisikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi ling meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengemba pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Pada 23 Th. 1997 dikemukakan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hid a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hi sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup. c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
e. Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana. f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) da
Lingkungan (AMDAL) pasal 3 menyebutkan bahwa usaha dan/a kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhada meliputi :
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
b. Eksploitasi sumberdaya alam baik yang terbaharui maupun yan c. Proses dan kajian yang secara potensial dapat menimbul
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemeroso alam dalam pemanfaatannya.
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengar lingkungan buatan, serta lingkungan sumberdaya.
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi konservasi sumberdaya alam dan/atau perlindungan cagar bud f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati. h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai
mempengaruhi lingkungan hidup.
i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan dapat mempe negara.
Menurut keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Li 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Li lampiran II dikemukakan bahwa pada studi AMDAL, terdapat empa komponen lingkungan hidup, yaitu :
1. Fisik - kimia (Iklim, kualitas udara dan kebisingan; Demo Oceanografi; Ruang; Lahan dan Tanah; dan Hidrologi),
2. Biologi (Flora; Fauna)
terpisahkan dari hasil kajian kelayakan teknis dan finansial-ekonom dokumen kelayakan ini (kelayakan teknis dan kelayakan lingkungan bentuk yang terpisah, baik dokumennya maupun instansi yang menan
Dokumen AMDAL (kelayakan lingkungan hidup) yang m kelayakan teknis finansial-ekonomi (pasal 2 PP 27/99) selanjut yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin melakukan usaha d diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (pasal 7 PP 27/99). Dok merupakan dokumen publik yang menjadi acuan dalam pelak lingkungan hidup yang bersifat lintas sektoral, lintas disiplin, da teritorial administratif.
AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhad dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambil mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain m harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.
Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan antaranya digunakan kriteria mengenai :
1. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak ren kegiatan;
2. Luas wilayah penyebaran dampak;
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. Banyaknya komponen lingk ungan hidup lain yang akan terken 5. Sifat kumulatif dampak;
PELINGKUPAN
KA ANDAL
ANDAL
RKL
Gambar 7. 1 Proses AMDAL
Keterangan :
Pelingkupan adalah proses pemusatan studi pada hal-hal pe dengan dampak penting.
Kerangka acuan (KA ANDAL) adalah ruang lingkup kaj dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan. Analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) adalah telaaha mendalam tentang dampak besar dan penting suatu ren kegiatan.
Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang rencana usaha dan/atau kegiatan.
Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar da rencana usaha dan/atau kegiatan.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Tidak
Bebas AMDAL
UKL dan UPL
Ijin Usaha/kegiatan (Gubernur/Ka BAPEDAL, Instansi Yang bertanggung
jawab
Dampak Penting
75 hari
75 hari
Ya
Gambar 7. 2 Prosedur pelaksanaan AMDAL
Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AM Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara ang Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan Bupati/Wali kota.
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertangg rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang te bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasa sebagai berikut ; kedekatan jarak tinggal dengan rencana usa faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perha hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang d berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan menjad dampak, dan masyarakat pemerhati.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) mulai dibe 51 tahun 1993 (sebelumnya PP 29 tahun 1986) sebagai realisasi tahun 1982 tentang Lingkungan Hidup yang saat ini telah direvis tahun 1997. AMDAL merupakan instrumen pengelolaan lingkun dapat mencegah kerusakan lingkungan dan menjamin upaya-up studi AMDAL merupakan bagian penting dari perencanaan pem sendiri.
Sebagai instrumen pengelolaan lingkungan yang bersifat pr dibuat pada tahap paling dini dalam perencanaan kegiatan pemba lain, proses penyusunan dan pengesahan AMDAL harus merupak
perijinan satu proyek. Dengan cara ini proyek-proyek dapat di
dengan proyek Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk penyed Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU) untuk menyediakan untuk distribusi produksinya. Di sini terlihat adanya keterli instansi, yaitu Departemen Perindustrian, Departemen ke Pertambangan dan Departemen Perhubungan.
3. AMDAL Kawasan, yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu pembangunan yang berlokasi dalam satu kesatuan hampar menyangkut kewenangan satu instansi. Contohnya adalah pembangunan kawasan industri. Dalam kasus ini masing-masing kawasan tidak perlu lagi membuat AMDALnya, karena sudah terc seluruh kawasan.
4. AMDAL Regional, adalah AMDAL yang diperuntukan bagi pembangunan yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal pere pelaksanaan kegiatannya. AMDAL ini melibatkan kewenangan lebi berada dalam satu kesatuan ekosistem, satu rencana pengemban Rencana Umum Tata Ruang Daerah. Contoh AMDAL Regional ad kota -kota baru.
Rencana Mitigasi dari Dampak Lingkungan
Strategi Mitigasi dari dampak yang ditimbulkan akibat pelak dan/atau kegiatan terhadap pengelolaan lingkungan yang efektif terhadap seluruh tahap aktivitas, dimana pada umumnya terdiri dari : - Penelitian awal dampak potensial, dan bila diperlukan upaya men
tersebut (Analisis lingkungan strategis, Studi baseline, AMD seperti 4 R, emergency dan contingency planning dan sebagainya) - Pengendalian dampak lingkungan saat beroperasi (pengendalian
Penilaian kepentingan ini dapat didasarkan pada satu a berikut :
- Perbandingan dengan perundangan, peraturan, atau baku mu ditetapkan;
- Konsultasi dengan pengambil keputusan yang relevan;
- Rujukan pada kriteria tertentu seperti daerah perlindungan, „feature ‟ - Konsistensi dengan tujuan kebijaksanaan pemerintah.
- Akseptabilitas oleh masyarakat setempat atau masyarakat secara
Jika pertanyaan tadi “apakah dampak yang terjadi itu penting ?” dan jawabannya adalah ya, maka dampak tersebut memiliki arti penting
pembangunan. Selanjutnya Analisis Mengenai Dampak Ling menjawab pertanyaan tersebut untuk menanggulangi dampak. Pa secara formal menganalisa mitigasi. Berbagai tindakan diusulk mengurangi, atau mengkompensasi setiap dampak negatif yang dinila
Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan untuk kegiatan Kabupaten Kepahiangantara lain mencakup :
- Merubah lokasi proyek, proses bahan baku, metoda atau rancang ban - Mengintroduksikan pengendalian dampak pencemaran, pe
pemantauan, tahap-tahap pelaksanaan, pendidikan personil, pe atau pendidikan masyarakat.
- Memulihkan sumberdaya alam yang rusak, kompensasi kepada o dampak, serta program-program lain yang dapat menimbulkan be dari lingkungan atau kualitas hidup masyarakat.
Tabel 7. 3. Kategori Sub-proyek Menurut Dampak kegiatan Pembe Permukiman Kembali
Kategori
Dampak
Sub proyek tidak melibatkan kegiatan pembebasan tanah
1. Sub proyek seluruhnya menempati tanah negara A
2. Sub proyek seluruhnya atau sebagian menempati tanah yang telah dihibahkan secara sukarela
Pembebasan tanah secara sukarela : Hanya dapat dilakukan bila lahan produktif yang dihibahkan < 10% dan memotong < bidang lahan sejarak 1,5 m dari batas B
kavling atau < garis sepadan bangunan, dan bangunan atau aset tidak bergerak lainnya yang dihibahkan
senilai < Rp. I Juta.
KESEPAKATAN PENDANAAN BERSAMA MEMORANDUM PROGRAM (2012-2015)
Kabupaten/Kota : Kepahiang Provinsi : Bengkulu
Program : Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
RINCIAN Rp. MURNI PLN
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13
1 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN kawasan
Administrasi Kegiatan kawasan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh 1 kawasan Rp 1,800,000,000 Rp 800,000,000 2012
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh 1 kawasan Rp 1,500,000,000 Rp 700,000,000 2013
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh 1 kawasan Rp 1,200,000,000 - 2014
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh 2 kawasan Rp 1,000,000,000 2015
2 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN kawasan
2.A INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT KUALITASNYA Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kawasan Perdesaan Potensial (Agropolitan
Administrasi Kegiatan
Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kws. Perdesaan Potensial (Agropolitan, Minapolitan, KTP2D)
1 kawasan Rp 1,800,000,000 Rp 750,000,000 2012
Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kws. Perdesaan Potensial (Agropolitan, Minapolitan, KTP2D)
1 kawasan Rp 1,500,000,000 Rp 700,000,000 2013
Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kws. Perdesaan Potensial (Agropolitan, Minapolitan, KTP2D)
2 kawasan Rp 1,000,000,000 Rp 600,000,000 2014
Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kws. Perdesaan Potensial (Agropolitan, Minapolitan, KTP2D)
1 kawasan Rp 1,000,000,000 - 2015
LOKASI SUMBER PENDANAAN
SWASTA/MA SYARAKAT APBD PROV. APBD KAB/KOTA
KESEPAKATAN PENDANAAN BERSAMA MEMORANDUM PROGRAM (2012-2015)
Kabupaten/Kota : Kepahiang Provinsi : Bengkulu
Program : Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
RINCIAN Rp. MURNI PLN
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13
1 KAWASAN STRATEGIS YANG TERTATA DAN DI REVITALISASI
Administrasi Kegiatan
Peningkatan PS Penataaan dan Revitalisasi Kawasan 1 Kawasan Rp 1,800,000,000 Rp 800,000,000 2012
Peningkatan PS Penataaan dan Revitalisasi Kawasan 1 Kawasan Rp 1,500,000,000 Rp 700,000,000 2013
Peningkatan PS Penataaan dan Revitalisasi Kawasan 2 Kawasan Rp 1,200,000,000 - 2014
Peningkatan PS Penataaan dan Revitalisasi Kawasan 1 Kawasan Rp 1,000,000,000 - 2015
2 KAWASAN PERMUKIMAN TRADISIONAL DAN BERSEJARAH YANG MENINGKAT KUALITASNYA
Peningkatan kualitas PS lingkungan permukiman Tradisional dan Bersejarah 1 Kawasan Rp 1,800,000,000 Rp 750,000,000 2013 Peningkatan kualitas PS lingkungan permukiman Tradisional dan Bersejarah 1 Kawasan Rp 1,500,000,000 Rp 700,000,000 2014 Peningkatan kualitas PS lingkungan permukiman Tradisional dan Bersejarah 1 Kawasan Rp 1,000,000,000 Rp 600,000,000 2012 Peningkatan kualitas PS lingkungan permukiman Tradisional dan Bersejarah 1 Kawasan Rp 1,000,000,000 - 2013
10,800,000,000
KAB/KOTA DETAIL LOKASI SWASTA/MA
SYARAKAT
SUMBER PENDANAAN x Rp.
KESEPAKATAN PENDANAAN BERSAMA MEMORANDUM PROGRAM (2012-2015)
Kabupaten/Kota : Kepahiang Provinsi : Bengkulu
Program : Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
RINCIAN Rp. MURNI PLN
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13
1 PDAM MEMPEROLEH PEMBINAAN DAN FASILITASI PDAM
1.A PDAM YANG MEMPEROLEH PEMBINAAN PDAM
Bantuan Program Penyehatan PDAM PDAM
Bantuan teknis dan manajemen pengelola air minum (PDAM) Kab. Kepahiang Merigi 1 PDAM Rp 6,830,693,000 Rp 374,882,550 Rp 1,345,658,919 2012 Bantuan teknis dan manajemen pengelola air minum (PDAM) Dusun Kelobak + Kepahiang 2 PDAM Rp 10,097,382,486 Rp 923,267,028 Rp 2,151,362,062 2013 Bantuan teknis dan manajemen pengelola air minum (PDAM) Bermani Ilir + Tebat Monok 2 PDAM Rp 3,263,872,326 Rp 572,196,487 Rp 1,559,783,161 2014 Bantuan teknis dan manajemen pengelola air minum (PDAM) Bermani Ilir + Tebat Monok 2 PDAM Rp 2,991,442,165 Rp 1,405,610,574 Rp 5,358,119,704 2015
Seberang Musi + Muara Kemumu
TOTAL Rp 23,183,389,977 Rp 2,352,689,611 Rp 5,056,804,142 Sub TOTAL 2012 Rp 6,830,693,000 Rp 374,882,550 Rp 1,345,658,919 Sub TOTAL 2013 Rp 10,097,382,486 Rp 572,196,487 Rp 2,151,362,062 Sub TOTAL 2014 Rp 3,263,872,326 Rp 1,405,610,574 Rp 1,559,783,161 Sub TOTAL 2015 Rp 2,991,442,165 Rp 5,358,119,704 NO
OUTPUT LOKASI
VOLUME SATUAN
SUMBER PENDANAAN x Rp.
1.000,-SWASTA/MA SYARAKAT KOMPONEN
KAB/KOTA DETAIL LOKASI
APBN TAHUN
ANGGARAN APBD PROV. APBD KAB/KOTA
KESEPAKATAN PENDANAAN BERSAMA MEMORANDUM PROGRAM (2012-2015)
Kabupaten/Kota : Kepahiang Provinsi : Bengkulu
Program : Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
RINCIAN Rp. MURNI PLN
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13
1 INFRASTRUKTUR DRAINASE
Administrasi Kegiatan 2011
Rehabilitasi/Peningkatan/Pembangunan PS Drainase Perkotaan
Pembangunan drainase perkotaan Kepahiang Kepahiang 1 Kab/kota Rp 1,800,000,000 Rp 800,000,000 2012 Pembangunan drainase perkotaan Kepahiang Kepahiang 1 Kab/kota Rp 1,500,000,000 Rp 700,000,000 2013 Pembangunan drainase perkotaan Kepahiang Kepahiang 1 Kab/kota Rp 1,200,000,000 - 2014 Pembangunan drainase perkotaan Kepahiang Kepahiang 1 Kab/kota Rp 1,000,000,000 - 2015
2 INFRASTRUKTUR STASIUN ANTARA DAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH
Administrasi Kegiatan 2011
Rehabilitasi/Peningkatan/Pembangunan PS Stasiun Antara dan TPA Sampah
Peningkatan/pembangunan TPA Regional dan Sanitary Landfill 1 Kab/kota Rp 1,300,000,000 Rp 350,000,000 2011 Peningkatan/pembangunan TPA Regional dan Sanitary Landfill Kepahiang Kepahiang 1 Kab/kota Rp 900,000,000 Rp 300,000,000 2013 Peningkatan/pembangunan TPA Regional dan Sanitary Landfill Kepahiang Kepahiang 1 Kab/kota Rp 850,000,000 Rp 300,000,000 2014 Peningkatan/pembangunan TPA Regional dan Sanitary Landfill Kepahiang Kepahiang 1 Kab/kota - Rp 500,000,000 2015
Pengadaan Alat Besar (Bulldozer) Kepahiang Kepahiang 1 Kawasan Rp 1,500,000,000 Rp 750,000,000 2011 Pengadaan Alat Besar (Bulldozer) Kepahiang Kepahiang 1 Kawasan Rp 1,500,000,000 Rp 750,000,000 2012
3 INFRASTRUKTUPembangunan prasarana pengumpulan sampah
Administrasi Kegiatan 2011
Peningkatan Pembangunan TPST/3R
Pengadaan Peralatan Kepahiang Kepahiang 1 Kawasan Rp 1,500,000,000 Rp 750,000,000
Penyediaan Alat Pengumpul Sampah Kepahiang Kepahiang 1 Kawasan Rp 1,500,000,000 Rp 750,000,000 2011
Penyediaan Alat Pengumpul Sampah Kepahiang Kepahiang 2012
Pembangunan persampahan terpadu 3R Kepahiang Kepahiang 1 Kawasan Rp 1,500,000,000 - 2011 Pembangunan persampahan terpadu 3R Kepahiang Kepahiang 1 Kawasan Rp 900,000,000 Rp 500,000,000 2013 Pembangunan persampahan terpadu 3R Kepahiang Kepahiang 1 Kawasan Rp 850,000,000 Rp 450,000,000 2014 Pembangunan persampahan terpadu 3R Kepahiang Kepahiang 1 Kawasan - Rp 300,000,000 2015
Total Rp 16,300,000,000 Rp - Rp 7,200,000,000 APBD PROV. APBD KAB/KOTA