• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Tetap Pengeluaran Kas

BAB III : TOPIK PENELITIAN

C. Prosedur Tetap Pengeluaran Kas

1 Urusan Perbendaharaan RSU Dr.Pirngadi Kota Medan

Prosedur dalam urusan perbendaharaan RSU Dr.Pirngadi adalah :

a. memeriksa surat pertanggung jawaban pada tiap-tiap akhir bulan dari bendaharawan rutin swadana, rutin APBD dan bendaharawan gaji untuk di paraf/ditanda tangani oleh ka.subbag penyusunan anggaran, perbendaharaan dan verifikasi.

b. ka.subbag penyusunan anggaran, perbendaharaan dan verifikasi RSU Dr.Pirngadi kota Medan menerima laporan dari ka.urusan perbendaharaan mengenai realisasi pembayaran dari bendaharawan rutin APBD, bendaharawan rutin swadana dan bendaharawan rutin belanja pegawai pada tiap – tiap bulan pada tahun anggaran yang sedang berjalan.

c. mengonsep surat – surat yang akan ditandatangani oleh ka.subbag penyusunan anggaran, perbendaharaan dan verifikasi.

d. melaksanakan perintah dari ka. subbag penyusunan anggaran, perbendaharaan dan verifikasi untuk mengadakan pengawasan terhadap bendaharawan rutin swadana, rutin APBD dan bendaharawan belanja pegawai bila diperlukan.

e. mengarsipkan surat- surat (dokumen) tentang surat–surat masuk dan surat–surat keluar.

Unit-unit yang terkait dalam urusan perbendaharaan RSU Dr.pirngadi Kota Medan adalah :

bendaharawan rutin belanja pegawai, bendaharawan proyek 2) ka. urusan peyusunan anggaran

3) ka. urusan verifikasi

4) ka. subbag penyusunan anggaran, perbendaharaan dan verifikasi 5) kepala badan pelayanan kesehatan RSU Dr.Pirngadi kota Medan 6) rekanan

.2 Urusan Verifikasi RSU Dr.Pirngadi Kota Medan

Prosedur dalam urusan verifikasi RSU Dr.Pirngadi kota Medan adalah :

1. ka.subbag penyusunan anggaran, perbendaharaan dan verifikasi RSU Dr.Pirngadi kota Medan melalui ka. urusan verifikasi menerima tagihan beban sementara/beban tetap(BS/BT) dari rekanan /penagih dan diserahkan kepada petugas verifikasi untuk :

a) dibukukan dalam buku register tagihan, b) diperiksa kelengkapan dokumen tagihannya, c) dicatat dalam kartu pengendalian kredit anggaran,

d) dibubuhi stempel setuju bayar atasan langsung bendaharawan dan dilampiri formulir hasil verifikasi yang ditanda tangani ka.urusan verifikasi.

2. berkas dokumen tagihan yang telah di verifikasi diajukan kepada Ka. Subbag Penyusunan Anggaran, Perbendaharaan dan Verifikasi serta Sekretaris Badan pelayanan kesehatan RSU Dr.Pirngadi kota Medan untuk di fiat (paraf) setuju bayar,

3. untuk pembayaran beban tetap berkas dokumen pada point 2 (dua) tersebut dilengkapi dengan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) yang ditanda tangani oleh bendaharawan terkait,

4. dokumen/tagihan tersebut diajukan kepada badan pelayanan kesehatan/atasan langsung bendaharawan terkait,

5. dokumen/tagihan yang telah disetujui pembayarannya oleh kepala badan pelayanan kesehatan/atasan langsung diserahkan kepada bendaharawan terkait untuk pelunasan pembayarannya.

Unit – unit yang terkait dalam prosedur ini adalah : a. rekanan

b. unit – unit penagih

c. ka.urusan penyusunan anggaran

d. ka.subbag penyusunan anggaran, perbendaharaan dan verifikasi e. sekretaris badan pelayanan kesehatan RSU Dr.Pirngadi kota Medan f. kepala badan pelayanan kesehatan RSU Dr.Pirngadi kota Medan g. bendaharawan yang terkait.

.3 Urusan Penyanggaran RSU Dr.Pirngadi Kota Medan

Prosedur dalam urusan penyusunan anggaran RSU Dr.Pirngadi kota Medan adalah :

a. ka.subbag penyusunan anggaran, perbendaharaan dan verifikasi RSU Dr.Pirngadi kota Medan melalui ka.urusan penyusunan anggaran menyusun suatu rencana anggaran untuk kebutuhan 1 (satu) tahun, baik rencana anggaran belanja pegawai, belanja rutin dan belanja pembangunan

serta mengendalikan anggaran tersebut sesuai dengan DRK, DIKDA, maupun DIPDA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam menyusun rencana kebutuhan tersebut ka.urusan penyusunan anggaran mengacu kepada :

1) dokumen permintaan rencana kebutuhan ke unit – unit terkait yang ada di RSU Dr.Pirngadi

2) dievaluai sesuai dengan kemampuan dana yang tersedia pada daftar rencana kegiatan operasional rumah sakit, selanjutnya diusulkan ke Pemko Medan untuk dibahas dan dinyatakan menjadi DRK, DIKDA maupun DIPDA

3) setelah disyahkan DRK, DIKDA, DIPDA selanjutnya ka.ur.peny.anggaran membuat kartu pengawasan kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain :

a) membukukan tagihan yang masuk baik belanja rutin swadana maupun PAD Pemko Medan kedalam kartu pengawasan kredit sesuai dengan pasal dan mata anggaran dan sumber dana yang tersedia.

b) menandatangani dan paraf pada kartu pengawasan kredit tersebut.

b. berkas dokumen tagihan berupa penawaran harga baik dari rekanan maupun dari lingkungan RSU Dr.Pirngadi kota Medan yang telah ditandatangani kemudian dikirimkan kepada ka.subbag PAP untuk diketahui dan di tandatangani.

Unit – unit yang terkait dalam prosedur ini adalah : 1) rekanan, penagih

2) ka.urusan verifikasi

3) ka.subbag penyusunan anggaran, perbendaharaan dan verifikasi 4) sekretaris Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.Pirngadi kota Medan 5) kepala badan pelayanan kesehatan RSU Dr.Pirngadi kota Medan 6) bendaharawan terkait.

D.Sistem Pengawasan Intern Kas

Secara umum RSU Dr.Pirngadi memiliki metode atau tehnik khusus dalam melaksanakan sistem pengawasan kas. Hal ini dapat dilihat bagaimana RSU Dr.Pirngadi menerapkan sistem pengawasan kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas harus dapat dipertanggung jawabkan pada akhirnya oleh bagian-bagian yang berhubungan langsung dengan kejadian-kejadian tersebut. Pengawasan intern penerimaan kas perlu diperhatikan karena sangat mudah diselewengkan, manipulasi, atau pemalsuan catatan kas. Oleh karena itu, untuk menjaga kas tersebut perlu adanya pemisahan antara fungsi pengelolaan kas dan fungsi pencatatan kas. Pengawasan intern pengeluaran kas dapat mencegah penggunaan biaya-biaya diluar kepentingan pribadi, karyawan dan sebagainya. Oleh sebab itu, kebutuhan akan suatu pengawasan intern yang efektif mengenai pengeluaran kas sangat diperlukan.

Jadi, sistem pengawasan di RSU Dr.Pirngadi terbagi atas sistem pengawasan intern dan ekstern. Pengawasan intern dilakukan oleh pihak dari dalam rumah sakit itu sendiri dikenal dengan nama SPI (Satuan Pengawasan Intern). Pengawasan yang dilakukan SPI bersifat retrospektif (mengawasi perisiwa yang telah berlalu). SPI bertanggung jawab berdasarkan pengawasan monitoring penyetoran kasir dan surat keputusan direktur. SPI mengadakan pengawasan dalam enam bulan sekali lalu dicek dan ditindak lanjuti.

Menurut Indra Bastian (2008) ada lima standar umum dalam melakukan pengawasan yaitu :

1. staf yang melaksanakan audit harus secara kolektfmemeliki kecakapan professional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan.

2. dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjan audit, organisasi atau lembaga audit dan auditor, baik dari organisasi maupun perorangan, harus independent secara organisasi mauun secara pribadi dan bebas dari gangguan independensi yang bersifat pribadi maupun eksternal serta dapat mempertahankan sikap dan penampilan yang independent.

3. dalam pelaksanaan audit dan pnyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.

4. setiap organisasi atau lembaga audit yang melasanakan audit harus memiliki sistem pengendalian internal yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus dikaji oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu eksternal).

5. laporan audit harus menyatakan bahwa audit tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi baku.

Untuk menilai apakah sistem pengawasan intern kas pada RSU Dr.Pirngadi telah efektif atau tidak maka peneliti telah memberikan kuesioner untuk bagian

keuangan mengenai sistem pengawasan intern kas. Kuesioner itu dapat dilihat dalam lampiran. Kriteria penilaian: 15-30 : tidak efektif 31-47 : kurang efektif 48-64 : cukup efektif 65-81 : efektif 82-100 : sangat efektif Perhitungan :

Skor maksimal – jumlah jawaban : jumlah kriteria jawaban STS : KS : R : 100 – 3 = 97 :5= 19,4 S : 100 – 6 = 94 : 5= 18,8 SS : 100 – 9 = 91 : 5= 18,2 + Total 56,4

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan dari jawaban pertanyaan responden rumah sakit, tentang sistem pengawasan intern kas maka dalam perumusan masalah peneliti. Apakah penerapan sistem pengawasan intern kas yang dilaksanakan oleh RSU Dr.Pirngadi kota Medan sudah efektif. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dipertanyaan tersebut dimana peneliti telah telah melakukan perhitungan dengan nilai 56,4 maka RSU Dr.Pirngadi kota Medan memiliki sistem pengawasan intern kas yang dilakukan selama ini cukup efektif.

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan penulis terhadap sistem pengawasan intern kas pada RSU Dr.Pirngadi maka dapat diambil kesmpulan sebagai berikut :

1. prosedur penerimaan dan pengeluaran kas telah dilaksanakan dengan baik dimana, bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran kas dilaporkan dan disimpan oleh yang berwenang. Selain itu pencatatan dimulai dari jurnal, buku besar sampai dengan laporan keuangan,

2. sistem pengawasan intern terhadap penerimaan dan penngeluaran kas di RSU Dr.Pirngadi kota Medan telah melakukan pemisahan fungsi penerimaan dan

pengeluaran kas, pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas, pemisahan tugas, serta fungsi otorisasi. Sistem pengawasan intern kas telah cukup baik.

3. penggunaan formulir pada RSU Dr.Pirngadi telah dirancang dengan baik sesuai dengan data informasi yang dibutuhkan dan berkaitan dengan proses operasional perusahaan.

pengawasan intern kas pada RSU Dr.Pirngadi maka dapat diambil kesmpulan sebagai berikut :

1. sebaiknya perlu dilakukan secara berkala pemeriksaan dan pengawasan terhadap jalannya prosedur penerimaan dan pengeluaran kas

2. sistem pengawasan intern sebaiknya dilakukan secara periodik dan tiba-tiba dilakukan inspeksi mendadak terhadap administrasi dan keuangan diperiksa oleh pihak oleh pihak rumah sakit. Agar sistem pengawasan intern kas di RSU Dr.Pirngadi benilai efektif maka kebijaksanaan yang telah digariskan atas sistem penerimaan dan pengeluaran kas seperti yang dilakukan hendaknya dijadikan pedoman dan pengamalan untuk masa yang akan datang serta memperhatikan apakah ada kemungkinan pembaharuan dan renovasi terhadap sistem pengawasan intern kas tersebut melihat perekonomian saat inisa

3. perlunya pengelompokan formulir dan dokumen-dokumen pendukung transaksi penerima yang diberi urut bercetak.

Agus, Sukrisno. 2004. Auditing. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan.Edisi ke-1.Cetakan 1.Penerbit Erlangga, Jakarta .

Bastian, Indra. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Edisi ke-2. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

B. Romney, Marshall dan Paul Jhon Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.. Penerjemah Deny Anos Kwary. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kieso. 2002. Akuntansi Intermediate. Penerjemah Gina Gania. Edisi Sepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Warren.Carl S, James M.Reev dan Philip E.Fees 2005. Pengantar Akuntansi. Edisi Kelima. Penerjemah Aria Farahmita. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

BADAN PELAYANAN KESEHATAN

RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI KOTA MEDAN

KEPALA WALIKOTA SUB BAG PERLENGKAPAN SUB BAG TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PERENCANAAN DAN REKAM MEDIK

DEWAN PENYANTUN

BIDANG PELAYANAN MEDIS DAN

PENUNJANG MEDIS BIDANG PENDIDIKAN DAN PENELITIAN BIDANG KEPERAWATAN SUB BIDANG PENYUSUNAN PROGRAM DAN LAPORAN

SUB BIDANG RUJUKAN SUB BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUB BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN SUB BIDANG KETENAGAAN, PEMELIHARAAN MUTU DAN FASILITAS PELAYANAN MEDIS SUB BIDANG PENGENDALIAN MUTU KEPERAWATAN SUB BIDANG PENELITIAN PE SUB BIDANG REKAM MEDIK SUB BIDANG PENGELOLAAN DATA REKAM MEDIK, RAWAT JALAN DAN

RAWAT INAP SUB BIDANG KETENAGAAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEPERAWATAN SUB BIDANG PENUNJANG MEDIS KE SUB BIDANG PERPUSTAKAAN

NO PERTANYAAN

PILIHAN JAWABAN STS KS R S SS

1

Telah terdapat pengawasan yang memadai untuk semua surat masuk 2

Petugas penerima surat juga melakukan

pencatatan

3

Dilakukanya rekonsiliasi antara daftar surat masuk

dengan catatan akuntansu oleh petugas yang tidak menangani kas 4

Di buat nya daftar surat masuk oleh petugas yang tidak bertanggung jawab menangani kas

5

Penyetoran uang ke bank dilakukan oleh petugas yang menyiapkan setoran 6

Fungsi pencatat piutang terpisah dari fungsi

bendaharawan

7

Bukti setor bank diterima oleh petugas yang

tidak bertugas sebagai penyetor 8 Diselenggarakan catatan mengenai penjualan

9 Semua penerimaan kas disetor ke bank

10

Fungsi penandatanganan cek terpisah dari fungsi persetujuan pembayaran 11

Fungsi penandatanganan cek terpisah dari fungsi akuntansi fungsi akuntansi 12

Penandatanganan cek di otorisasi oleh pejabat

berwewenang

13 Diperlukan dua buah tandatangan di setiap cek 14 Cek telah bernomor urut tercetak

15

Pemerintah daerah tidak pernah mengeluarkan

cek kosong

16 Semua pengeuaran kas dilakukan dengan menggunakan cek

17

Terdapat pengawasan yang memadai atas

blanko cek

18 Setiap bulan dibuatnya rekonsiliasi

19

Laporan bank dikirimkan secara langsung kepada petugas

yang membuat rekonsiliasi bank

20

Rekonsiliasi bank dibuat oleh petugas yang

Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju KS : Kurang setuju R : Ragu-ragu S : Setuju

Dokumen terkait