• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Perbuatan Penyalahgunaan Dana Hibah Bantuan Sosial

1. Prosedural Penggunaan Dana Hibah Bantuan Sosial Menurut Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Perbuatan yang menyalahgunakan dana hibah dan bantuan sosial tentunya sangat tercela. Idealnya negara hukum dan menjunjung nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, Hibah dan bantuan sosial selayaknya digunakan sesuai peruntukan yang diatur dalam peraturan di Indonesia.

Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukkannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.

Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.80

Pemberian Dana Hibah Bantuan Sosial tentunya memiliki prosedur yang diatur secara hukum sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dana Hibah Bantuan Negara juga dapat di berikan kepada yayasan yang memiliki program kerja dan melaksanakan kegiatan yang menunjang program Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.

80

Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri No.. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapata n dan Belanja Daerah.

Beberapa Tahapan yang harus dilalui yayasan untuk penggunaan Dana Hibah Bantuan Sosial yaitu melalui proses permohonan, pemberian, dan penerimaan dan penggunaan. Berikut akan diuraikan tahapan-tahapan pemberian dana hibah bantuan sosial:

a. Proses Permohonan

Pengajuan permohonan untuk menerima dana hibah bantuan sosial secara tertulis dilakukan oleh Yayasan kepada:

1) Menteri atau pimpinan lembaga pemerintah non departemen yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya berkaitan dengan kegiatan yayasan; atau

2) Gubernur, Bupati, atau Walikota di tempat Yayasan melakukan kegiatannya.

Adapun syarat permohonan bantuan sosial yang diajukan harus dengan melampirkan dan melengkapi dokumen seperti:

a. Fotocopy mengenai keputusan Menteri Hukum dan HAM mengenai status badan hukum Yayasan;

b. Fotocopy keputusan Menteri mengenai persetujuan perubahan Anggaran Dasar Yayasan, surat penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar Yayasan, dan/atau surat penerimaan perubahan data Yayasan, jika ada;

c. Fotocopy Tambahan Berita Negara Republik Indonesia yang memuat Anggaran Dasar Yayasan;

e. Fotocopy laporan keuangan Yayasan selama 2 tahun terakhir secara berturut-turut sesuai dengan Undang-Undang;

f. Keterangan mengenai program kerja Yayasan yang sedang dan akan dilaksanakan;

g. Pernyataan tertulis dari instansi teknis yang berwenang dibidang kegiatan Yayasan.81

b. Proses Pemberian Dana Hibah Bantuan Sosial

Menteri terkait atau pimpian lembaga pemerintah non departemen, Gubernur, Bupati, atau Walikota meneliti kebenaran dokumen dana hibah bantuan sosial dan mencari fakta atau keterangan tentang keadaan Yayasan yang bersangkutan dari pihak lain yang dapat dipertanggungjawabkan akurasinya.82 Tahapan setelah syarat dan dokumen Permohonan bantuan sosial diberikan yaitu:

1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang memberikan dana bantuan sosial menunjuk SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) untuk melakukan usulan tertulis yang dilakukan pemohon bantuan sosial;

2) Kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait menyampaikan hasil evaluasi berupa rekomendasi kepada kepala daerah melalui TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah).

81

Pasal 22 ayat (3) dan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2008 tentang Pelaksanaan tentang Undang-Undang Yayasan.

82

3) TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) memberikan pertimbangan atas rekomendasi yang dilakukan SKPD sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah.

4) Rekomendasi kepala SKPD dan pertimbangan TAPD menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran bantuan sosial dalam rancangan KUA (Kebijakan Umum Anggaran) dan PPAS (Prioritas Plafon Anggaran Sementara).

5) Bantuan sosial berupa uang dicantumkan dalam RKA-PKPD (Rencana Kerja dan Anggaran- Pejabat Pengelola Perangkat Daerah) dan barang dalam RKA-SKPD.

6) Pelakasanaan Anggaran bantuan sosial berupa uang berdasarkan atas DPA-PPKD (Dokumen Pelaksana Anggaran-Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) dan berupa barang berdasarkan DPA-SKPD. 7) Kepala Daerah menetapkan daftar penerima dan besaran bantuan

sosial dengan keputusan kepala daerah berdasarkan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.83

c. Proses Penerimaan dan Penggunaan Dana Bantuan Sosial

Yayasan Penerima dana bantuan sosial menurut Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan: “Yayasan yang menerima bantuan

83

Pasal 27 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

negara wajib membuat dan menyampaikan laporan tahunan Yayasan setia 1 (satu) tahun sekali kepada menteri terkait atau pimpinan lembaga pemerintah No.ndepartemen, gubernur, bupati atau walikota yang memberikan bantuan tersebut”. Penyaluran/penyerahan dana bantuan sosial tersebut didasarkan pada daftar penerima bantuan sosial yang tercantum dalam keputusan kepala daerah, dan pencairan bantuan sosial berupa uang dilakukan dengan cara pembayaran langsung (LS) dan di lengkapi dengan kuitansi bukti penerimaan uang bantuan sosial.84

Setelah adanya pemberian bantuan sosial tersebut kepada Yayasan juga diatur/dibatasi penggunaan dari bantuan sosial tersebut, seperti yang tercantum pada Pasal 37 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 yaitu:

a. Penerimaan bantuan sosial bertanggung jawab secara formal dan material atas penggunaan bantuan sosisal yang diterimanya.

b. Pertangungjawaban penerima bantuan sosial meliputi:

1) Laporan penggunaan bantuan sosial oleh penerima bantuan sosial; 2) Surat pernyataan tanggungjawab yang menyatakan bahwa bantuan

sosial yang diterima telah digunakan sesuai dengan usulan; dan 3) Bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan

perundang-undangan bagi penerima bantuan sosial berupa uang atau salinan bukti serah terima barang bagi penerima bantuan sosial berupa barang.

84

c. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan b disampaikan kepada kepala daerah paling lambat tanggal 10 Januari tahun anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-undangan.

d. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c disimpan dipergunakan leh penerima bantuan sosial selaku obyek pemeriksaan.

Dana Hibah Bantuan sosial yang diterima oleh Yayasan hanya dapat digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar dan sesuai dengan program kerja Yayasan. Bantuan sosial yang diterima oleh Yayasan dilarang dialihkan secara langsung kepada Pembina, Pengurus, dan Pengawas, atau pihak lain.85 Dan bantuan sosial yang diberikan oleh negara hanya diperuntukkan pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.

2. Penyalahgunaan Dana Hibah Bantuan Sosial Sebagai Tindak Pidana

Dokumen terkait