• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.3 Proses Implementasi Program SDSN

Pada uraian hasil penelitian telah dipaparkan berbagai temuan yang diperoleh dari SD Negeri 1 Ngadirejo, agar data tersebut dapat dikategorikan sebagai temuan yang baik maka peneliti menguraikan pembahasan dengan mengaitkan teori yang telah ada.

A. Standar Kompetensi Lulusan

SD Negeri 1 Ngadirejo menggunakan sistem belajar tuntas yang ketentuan batas tuntas dari masing-masing mata pelajaran ditentukan oleh sekolah sendiri dengan nama Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kenaikan kelas dan kelulusan siswa dilaksanakan berdasarkan berdasarkan Permendiknas No. 5 Tahun 2008.

Dalam pemenuhan standar kompetensi lulusan SD Negeri 1 Ngadirejo mengikuti peraturan Depdiknas, 2006 bahwa Standar kompetensi lulusan pendidikan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai

pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, termasuk kompetensi membaca dan menulis. Kompetensi lulusan mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

SD Negeri 1 Ngadirejo dalam pelaksanaan standar kompetensi lulusan ini masih terdapat kesenjangan. Sekolah juga belum dapat meraih prestasi non akademik di tingkat Kabupaten atau yang lebih tinggi sehingga walaupun standar kompetensi lulusan sudah disusun dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan namun hasilnya masih belum maksimal.

Untuk memenuhi standar kompetensi lulusan

diperlukan adanya saling keterkaitan antara

terpenuhinya standar pendidik dan tenaga

kependidikan serta standar sarana dan prasarana pendidikan.

B. Standar Isi

Berdasarkan data yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa belum semua pelaksanaan standar isi di SD Negeri 1 Ngadirejo sesuai dengan ketentuan. Sekolah telah membuat dan memiliki dokumen

Kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), kriteria ketuntasan minimum (KKM), program tahunan, program semester, kalender pendidikan, pembagian tugas mengajar guru, dan pedoman penilaian untuk semua guru. Hanya saja

kepemilikan dokumen kurikulum sekolah baru

sebanyak 80% dan penyusunan dokumen kurikulum dilakukan oleh sekolah bukan oleh masing-masing guru sehingga tingkat kelengkapan dokumen masih kurang.

Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa standar isi di SD Negeri 1 Ngadirejo masih terdapat kesenjangan dan belum sesuai dengan ketentuan standar isi pendidikan yang mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat krangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik (Depdiknas, 2006).

C. Standar Proses

Standar proses pendidikan berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

pendidikan untuk mencapai standar komptensi

lulusan. Dalam proses pembelajaran diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, memotivasi,

menyenangkan, menantang, mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologinya (Depdiknas, 2007)

Dalam standar proses masih terdapat kesenjangan dikarenakan belum semua guru yang melakukan proses pembelajaran berbasis ICT, namun hal tersebut

dirasakan tidak menggangggu proses belajar mengajar karena pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat juga memanfaatkan lingkungan sekitar. Dengan demikian standar pengelolaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar proses pendidikan utnuk membantu dalam mencapai standar kompetensi lulusan (Wina Sanjaya, 2006)

D. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani

dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan

sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

Kompetensi adalah tingkat kemampuan minimal yang harus dipenuhi seorang pendidik untuk dapat berperan sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada SDSN meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial sesuai Standar Nasional Pendidikan, yang dibuktikan dengan sertifikat profesi pendidik, yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Depdiknas, 2007)

Tenaga kependidikan pada SD Negeri 1 Ngadirejo masih belum memenuhi standar pendidik dan ketenaga

kependidikan SDSN karena sekurang-kurangnya

pendidik dan tenaga kependidikan SDSN terdiri atas

kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga

perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga

kebersihan sekolah. Persyaratan untuk menjadi kepala SDSN meliputi: berstatus guru SD; memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku; memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SD; dan memiliki kemampuan

kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan (Depdiknas, 2007)

Kondisi pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri 1 Ngadirejo masih banyak tenaga wiyata bakti, dengan demikian kompetensi professional mengajar belum dapat dibuktikan.

Kurangnya tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan atau SDM mengakibatkan kurang

maksimalnya hasil dari implementasi sebuah program seperti halnya dikemukakan Edward III (dalam Winarno, 2012), bahwa Sumber daya mempunyai peranan penting dalam implementasi kebijakan, karena bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan suatu kebijakan, jika

para personil yang bertanggung jawab

mengimplementasikan kebijakan kurang mempunyai sumber daya untuk melakukan pekerjaan secara efektif, maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan bisa efektif.

E. Standar Sarana dan Prasarana

Standar prasarana dan sarana pendidikan

berdasarkan Permendiknas Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA berkaitan dengan persyaratan minimal tentang lahan, ruang

kelas, tempat berolahraga, tempat beribadah,

perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,tempat

bermain, tempat berkreasi, perabot, alat dan media pendidikan, buku, dan sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,

termasuk penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi.

SD Negeri 1 Ngadirejo hanya memiliki luas lahan 2.494 m2 sedangkan standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki SDSN luas lahan minimum adalah 10.000 m2 (Depdiknas,2007). Kelengkapan sarana dan prasarana meliputi ruang kelas sebanyak 11 ruang

sedangkan seharusnya 12 ruang kelas, ruang

lapangan sekolah. Sarana dan prasarana yang lain seperti ruang ibadah dan ruang UKS belum dimiliki oleh SD Negeri 1 Ngadirejo sehingga dalam hal ini sarana dan prasarana yang dimiliki belum sesuai dengan ketentuan standar sarana dan prasarana pendidikan.

F. Standar Pengelolaan

Standar Pengelolaan pendidikan adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan

perencanaan, pelaksanan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Setiap SDSN harus memiliki pedoman atau aturan

yang sekurang-kurangnya mengatur tentang:

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus; kalender pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan; Struktur organisasi satuan pendidikan; peraturan akademik; pembagian tugas diantara tenaga pendidik dan kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana; kode etik hubungan antara sesama warga di antara lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat. SDSN dikelola atas dasar rencana pengembangan sekolah (RPS) dan rencana kerja tahunan. Rencana kerja tahunan merupakan penjabaran rinci dari RPS yang merupakan rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun. Pengawasan SDSN meliputi pemantauan supervisi, evaluasi, pelaporan, pemeriksaan dan tindak lanjut hasil pengawasan (Depdiknas, 2007).

Pelaksanaan kegiatan sekolah dilakukan sesuai dengan RKS yang telah disusun. Implementasi RKS di SD Negeri 1 Ngadirejo saat ini baru mencapai 70-89 % terlaksana, keterlibatan atau peran serta warga sekolah dalam pengambilan keputusan kebijakan dan program

sekolah sebesar 70-89% dikarenakan pelibatan

Pengawasan yang dilakukan di SD Negeri 1

Ngadirejo meliputi pemantauan proses belajar

mengajar, supervise oleh kepala sekolah, evaluasi hasil belajar, pelaporan hasil belajar, dan tindak lanjut dari hasil pengawasan. Supervisi dilakukan secara teratur oleh kepala sekolah dan pengawas pendidikan.

SD Negeri 1 Ngadirejo juga melaksanakan dan memberikan laporan hasil belajar yang diberikan kepada orang tua/wali siswa, berisi hasil ulangan setiap tengah dan akhir semester serta setiap nilai ulangan harian siswa.

G. Standar Pembiayaan

Standar pembiayaan mengatur komponen dan

besarnya biaya operasional satuan pendidikan.

Pembiayaan SDSN mencakup biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal satuan pendidikan. (Depdiknas, 2009)

Biaya investasi SDSN mencakup pembiayaan penyediaan sarana prasarana, pengembangan SDM, dan modal kerja tetap. Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan

untuk membiayai kegiatan operasional satuan

pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan

pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan

pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga

kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung seperti daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembut, tranportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Biaya personal SDSN meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

SD Negeri 1 Ngadirejo memiliki dukungan sumber dana yang cukup baik yang berasal dari pemerintah pusat yaitu block grant SDSN, pemerintah daerah serta dari orang tua wali murid melalui komite.

H. Standar Penilaian

Standar penilaian pendidikan berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaan prestasi belajar peserta didik. Penilaan hasil belajar peserta didik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2007.

SDSN melakukan penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama

dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kelulusan peserta didik dari penilaan akhir mempertimbangkan hasil penilaian akhir satuan pendidikan. Penilaian akhir mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik sejak awal hingga akhir masa studi. Ujian sekolah dilakukan

untuk semua mata pelajaran kelompok ilmu

pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan secara nasional untuk menentukan kelulusan peserta didik.

Dari data yang diperoleh tentang alat, ruang lingkup dan jenis peniliaian yang dilakukan oleh SD Negeri 1 Ngadirejo dikatakan sudah mengacu pada standar penilaian pendidikan. Alat yang digunakan untuk penilaian di SD Negeri 1 Ngadirejo meliputi pengamatan keaktifan siswa, penugasan, unjuk kerja dan tes hasil belajar.

Demikian juga dalam hal pengelolaan hasil, dalam Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan disebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar. 4.2.4 Produk Implementasi Program SDSN

Tahap produk program SDSN ini berkaitan dengan standar ketuntasan belajar minimal 95 %, Nilai UN di atas rata-rata regional, memiliki prestasi di tingkat regional, nasional dan internasional dan 90% lulusan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

Berdasarkan hasil evaluasi pada komponen ketuntasan belajar minimal 95 % dapat dijelaskan bahwa untuk standar kelulusan SD Negeri 1 Ngadirejo telah memenuhi standar karena siswa SD Negeri 1 Ngadirejo setiap tahunnya lulus 100%. Untuk standar kenaikan kelas sebagian besar siswa sudah mencapai batas ketuntasan minimal yang ditentukan pada KKM walaupun masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas.

Pada komponen nilai UN menujukkan bahwa SD Negeri 1 Ngadirejo belum dapat memenuhi standar memiliki nilai UN di atas rata regional. Nilai rata-rata UN tertinggi justru diperoleh sekolah yang bukan merupakan SDSN. Hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Depdiknas tahun 2008 yang berbunyi Sekolah Standar Nasional (SSN) diharapkan menjadi acuan atau rujukan sekolah lain dalam pengembangan sekolah, sesuai dengan standar nasional. Selain itu

SSN diharapkan dapat memacu untuk terus

mengembangkan diri dan mencapai prestasi dalam berbagai bidang yang sesuai denganpotensi yang dimiliki oleh masing-masing sekolah. SSN diharapkan juga berfungsi sebagai patok duga (bench mark) bagi sekolah dalam mengembangkan diri menuju layanan pendidikan yang baik dan komprehensif.

Prestasi di SD Negeri 1 Ngadirejo dapat dilihat dari dua aspek yaitu prestasi akademik dan prestasi non akademik. Hasil evaluasi pada komponen ini menjelaskan bahwa SD Negeri 1 Ngadirejo belum dapat memenuhi standar, yaitu belum dapat memiliki prestasi di tingkat regional baik prestasi akademik maupun non akademik. Hal ini menunjukkan masih terdapat kesenjangan dalam tahap produk pelaksanaan program SDSN karena indikator keberhasilan SDSN belum dalam bidang out put masih belum dapat terpenuhi.

Produk yang selanjutnya diukur dengan tingkat melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi dari lulusan

sebesar 90%. Hasil analisis mengenai tingkat

SDN 1 Ngadirejo tidak terdapat kesenjangan, hal ini dibuktikan dengan 100% lulusan SDN 1 Ngadirejo

melanjutkan ke berbagai SMP di Kabupaten

Temanggung. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa dalam komponen ini tidak terjadi

kesenjanjangan dengan indikator keberhasilan SDSN yang tercantum dalam panduan penyelenggaraan sekolah standar nasional untuk sekolah dasar tahun 2007.

Dokumen terkait