• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Keperawatan dan Obat

Untuk menetapkan kebutuhan terhadap terapi obat dan respons potensial terhadap terapi obat, perawat mengkaji banyak faktor.

1. Pengkajian

a. Riwayat Medis

Riwayat medis memberi indikasi atau kontraindikasi terhadap terpi obat. Penyakit atau gangguan membuat klien beresiko terkena efek samping yang merugikan. Contoh, jika seorang klien mengalami ulkus lambung atau cenderung mengalami perdarahan maka senyawa yang mengandung aspirin atau antikoagulasi akan meningkatkan kemungkinan perdarahan. Masalah kesehatan jangka panjang, misalnya diabetes atau artritis, yang membutuhkan pengobatan, memberi perawat informasi tentang tipe obat yang sedang klien gunakan.

b. Riwayat Alergi

Apabila klien memiliki riwayat alergi terhadap obat, perawat harus menginformasikan anggota tim kesehatan lain. Alergi

terhadap makanan juga harus didokumentasi dengan cermat karena banyak obat mengandung unsur yang terkandung dalam sumber makanan. Salah satu contoh adalah kerang. Apabila klien alergi terhadap kerang maka klien akan sensitf terhadap suatu produk yang mengandung yodium. Disebuah rumah sakit, klien mengenakan pita identifikasi yang memuat daftar alergi obat. Semua alergi harus dicatat pada catatan penerimaan klien, catatan medis, dan riwayat dokter.

c. Data Obat

Perawat mengkaji informasi tentang setiap obat, termasuk kerja, tujuan, dosis normal, rute pemberian, efek samping, dan implikasi keperawatan dalam pemberian dan pengawasan obat. Beberapa sumber seringkali harus di konsultasi untuk memperoleh keterangan yang di butuhkan. Perwat bertanggung jawab untuk mengetahui sebanyak mungkin informasi tentang obat yang diberikan.

d. Riwayat Diet

Riwayat diet memberi keterangan tentang pola makan dan pilihan makanan klien. Perawat kemudian dapat merencanakan penjadwalan dosis obat yang lebih efektif dan menganjurkan klien menghindari makanan yang dapat berinterkasi dengan obat. e. Kondisi Klien Terkini

Status fisik dan mental klien yang berkesinambungan dapat menentukan apakah obat sebaiknya di berikan dan cara pemberian obat. Contoh, perawat memeriksa tekanan darah sebelum memberi sebuah obat antihipertensi. Apabila klien mual, kemungkinan ia tidak dapat menelan tablet. Temuan pengkajian dapat juga memberi data dasar dalam mengevaluasi efek terpi obat.

f. Presepsi Klien atau Masalah Koordinasi

Klien yang fungsi presepsi dan koordinasinya terbatas kemungkinan sulit menggunakan obat secara mandiri. Perawat harus mengkaji kemampuan klien dalam mempersiapkan dosis dan menggunakan obat dengan mandiri, perawat dapat

mempelajari apakah ada anggota keluarga atau teman yang dapat membantu.

g. Sikap Klien Terhadap Penggunaan Obat

Sikap klien terhadap obat menunjukkan tingkat ketergantungan pada obat. Klien seringkali enggan mengungkapkan perasaannya tentang obat, khususnya jika klien mengalami ketergantungan obat. Untuk mengkaji sikap klien, perawat perlu mengobservasi perilaku kilen yang mendukung bukti ketergantungan obat.

h. Pengetahuan Klien dan Pemahaman Tentang Terapi Obat

Pengetahuan klien dan pemahaman tentang terapi obat mempengaruhi tentang keinginan atau kemampuannya dalam mengikuti suatu program pengobatan. Apabila klien tidak memahami tujuan obat, penjadwalan dosis yang teratur, metode pemberian yang tepat, efek samping yang mungkin timbul memungkinkan klien tidak mematuhi program pengobatan. i. Kebutuhan Pembelajaran Klien

Dengan mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang sebuah obat, perawat menetapkan instruksi yang klien perlukan. Perawat mungkin perlu menjelaskan kerja dan tujuan obat, efek samping yang akan timbul, teknik pemberian obat yang benar, dan cara mengingat jadwal obat. Apabila seorang klien diresepkan suatu obat baru, instruksi tersebut harus di berikan. Teman atau anggota keluarga mungkin perlu dilibatkan.

2. Diagnosa Keperawatan

Perawat mengelompokan batasan karakteristik untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang akurat. Apabila sebuah diagnosis di tegakkan, perawat memilih faktor-faktor terkait yang sesuai. Apabila faktor terkait yang ditemukan untuk diagnosis ketidak ada kekuatan sumber, diagnosa kurang, pengetahuan berbeda maka intervensi yang dilakukan juga berbeda. Untuk mengatasi ketidakpatuhan perawat harus berpikir kritis dalam menginterprestasi data pengkajian supaya dapat menegakkan diagnosis yang benar. 3. Perencanaan

Perawat mengatur aktifitas perawatan untuk memastikan bahwa teknik pemberian obat aman. Tergesa-gesa dalam memberikan obat

dapat memicu terjadinya kesalahan. Perawat juga dapat merencanakan untuk menggunakan waktu selama memberikan obat. Dengan demikian perawat mengajarkan klien tentang obat yang digunakannya. Pada situasi klien belajar menggunakan obat secara mandiri, perawat dapat merencanakan untuk menggunakan semua sumber pengajaran yang tersedia. Keterlibatan anggota keluarga atau teman klien dalam pelaksanaan instruksi sangat penting. Anggota keluarga sering kali akan menguatkan dampak program obat dilingkungan rumah.

4. Implementasi

a. Transkripsi Yang Benar dan Mengkomunikasikan Program

Intervensi keperawatan berfokus pada pemberian obat yang aman dan efektif. Intervensi dilakukan dengan menyiapkan obat secara cermat, memberikannya dengan benar, dan memberi klien penyuluhan.

Perawat atau sekertariat unit tertentu menulis program dokter yang lengkap pada format atau label obat yang sesuai. Program yang ditranskripsi meliputi nama, kamar dan nomer tempat tidur klien.

b. Kalkulasi dan Perhitungan Dosis yang Akurat

Ketika mengukur obat cair, perawat mengunakan wadah pegukur yang standar. Prosedur perhitungan obat dilakukan dengan sistematis untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan. Ketika mempersiapkan obat, perawat menghitung setiap dosis, memperhatikan kalkulasi dengan cermat, dan menghindari gangguan ari aktivitas keperawatan lain.

c. Pemberian Dosis yang Benar

Perawat menggunakan teknik aseptik dan prosedur yang benar ketika menangani dan memberikan obat. Ketika obat tertentu dierikan, perawat perlu melakukan pengkajian, misanya mengkaji denyut nadi sebelum memberikan obat antiaritmia. d. Mencatat Pemberian Obat

Untuk mencegah perawat lain memberi obat tanpa mengetahui bahwa klien telah menerima dosis tertentu, perawat mendokumentasi obat pada waktu obat akan dberikan. Apabila seorang perawat lupa mencatat obat yang diberikan, akan mudah

terjadi pemberian obat ganda. Kebijaksanaan lembaga menentukan apakah seorang perawat harus mendokuentasi ketika menyiapkan obat untuk klien atau segera setelah obat diberikan. Apabila perawat mencatat sebuah obat, namun obat tersebut belum diberikan karena klien menolak atau pada pengkajian fisik ditemukan kontraindikasi terhadap penggunaan obat tersebut maka informasi ini harus dimasukkan dalam catatan pengobatan. e. Peningkatan Kesehatan melalui Penyuluhan Klien

Penyuluhan kepada klien adalah peran perawat yang sangat penting. Penyuluhan tentang obat adalah salah satu tipe penyuluhan kesehatan diberikan oleh perawat.

f. Mempertahankan Hak Klien

Perawat harus mengetahui hak-hak ini dan menjawab semua keingintahuan klien dan keluarga dengan sopan dan profesional. Perawat tidak perlu bersikap bertahan, jika seorang klien menolak terapi obat. Perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memuaskan tanggungjawab memberikan obat dengan aman dan efektif.

5. Evaluasi

Perawat memantau respons klien terhadap obat secara berkesinambungan. Untuk melakukan ini, perawat harus mengetahui kerja terapeutik dan efek samping yang umum muncul dari setiap obat atau keduanya. Perawat harus mewaspadai reaksi yang akan timbul ketika klien mengonsumsi obat.

Dokumen terkait