• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Keperawatan

Dalam dokumen patofis-osteosarcoma (Halaman 28-34)

KONSEP KEPERAWATAN

3.4 Proses Keperawatan

Proses keperawatan awalnya diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses yang terdiri dari tiga tahap, yaitu pengkajian, perencanaan dan evaluasi. Kajian selama bertahun – tahun, penggunaan dan perbaikan telah mengarahkan perawat pada pengembangan proses keperawatan menjadi lima langkah yang konkrit (pengakajian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi, dan evaluasi).

Proses keperawatan adalah suatu metode dimana suatu konsep diterapakan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu; teknik, dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/keluarga.

 Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk membuat suatu kerangka konsep berdasarkan kebutuhan individu dari klien, keluarga, dan masyarakat dapat terpenuhi.

Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang “sequensial” dan berhubungan yakni pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap tersebut berintegrasi terhadap fungsi intelektual “problem solving”, ketrampilan, dan sikap dalam mendefinisikan tindakan keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan.

  Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data (baik subjektif yakni dari klien atau objectif berdasarkan observasi) tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien. Informasi

yang terkandung dasar data adalah dasar untuk mengindividualisasikan rencana asuhan keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan perawatan untuk klien.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat sebagai akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan manurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpernito, 2000).

NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik tentang respon individu, keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual dan potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatansesuai dengan kewenangan perawat”. Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan sebagai “definisi karakteristik”. Definisi karakteristik tersebut dinamakan “tanda dan gejala”. Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien.

 Tujuan dari diagnosa keperawatan adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit, faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologies), kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.

Dalam menentukan diagnosa keperawatan ada 4 langkah yang harus kita tempuh, yaitu:

a.Klasifikasi dan Analisa Data b.Interpretasi Data

c.Validasi Data

3. Perencanaan

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi (Iyer et al., 1996).

Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien. Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik.

 Tujuan perencanaan meliputi : a. Tujuan Administratif 

Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok

Untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya.

Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan.

Untuk menyediakan klasifikasi klien. b.Tujuan Klinik

Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.

Mengkomunikasikan dengan staf perawat ; apa yang diajarkan, apa yang diobservasi, dan apa yang dilaksanakan

Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi keperawatan

Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.

Dalam melakukan perencanaan tahap-tahap yang harus dilakukan,yaitu:

1. Menentukan prioritas

2. Menentukan kriteria hasil

3. Menentukan rencana tindakan

4. Dokumentasi

4. Implementasi

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Iyer et al., 1996). Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karana itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk

memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

 Tahap dalam tindakan implementasi keperawatan meliputi : 1. Persiapan

2. Perencanaan 3. Dokumentasi

  Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi tindakan keperawatan. Selama tahap implementasi, perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. Semua tindakan dicatat ke dalam format yang telah ditetapkan oleh instansi.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan implementasi sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan implementasi.

GENETIKA

KELAINAN GENETIK  PADA LENGAN PANJANG

KROMOSOM 13

TERJADI DELESI PADA TULANG

PERTUMBUHAN TULANG ABNORMAL

OSTEOBLASTIK 

TULANG RUSAK 

MASUK KEDALAM TUBUH

TERPAPAR  RADIASI

TUMBUH KEDALAM JARINGAN METAFIN

MENGEROSI KORTEKS OSTEOLITIK 

JARINGAN LUNAK TERSERANG

TIMBUL LESI DESTRUKTIF IREGULAR  VIRUS ONKOGENIK  OSTEOSARKOMA TIMBUL BENJOLAN PARU METASTASIS PARU TULANG HUMERUS

 NYERI TULANG RAWAN

MK:GANGGUAN

RASA NYAMAN MK:

INFEKSI TUMOR 

Proses evaluasi terdiri dari 2 tahap :

Mengukur pencapaian tujuan klien

Membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan.

  Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan), memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan), meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan).

BAB IV

Dalam dokumen patofis-osteosarcoma (Halaman 28-34)

Dokumen terkait