• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Membuat Ladder Diagram (PLC Omron Tipe CP1E)

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SISTEM OTOMASI (Halaman 24-0)

➢ Ketik /,=> membuat kontak NO.

➢ Setelah muncul kotak dialog New Contact=> Ketikkan addres 004 , klik OK.

➢ Ketik Tombol START, kemudian klik OK.

b. Membuat tombol STOP :

➢ Ketik C <= membuat NC.

➢ Ketik addres 005, Klik OK.

➢ Ketikkan STOP, klik OK.

Gambar 3.10 Sesudah Jadi Coil K1 c. Membuat Coil K1:

➢ Ketik O <= membuat koil (OUTPUT)

➢ Isikan addres 10004, klik OK.

➢ Isikan komentar lampu, klik OK.

➢ Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG).

21 3.4. Membuat Projek Baru Ke Dua

Gambar 3.11 New Contact

Gambar 3.12 Hasil Dari New Contact Jawa Dan Faazza.

a. Membuat tombol START :

➢ Ketik C,=> membuat kontak NO.

➢ Setelah muncul kotak dialog New Contact=> Ketikkan addres 003, klik OK.

➢ Ketik jawa, kemudian klik OK.

b. Membuat tombol STOP :

➢ Ketik C <= membuat NC.

➢ Ketik addres 002, Klik OK.

➢ Ketikkan faazza, klik OK.

22

Gambar 3.13 New Coil K1

Gambar 3.14 Sesudah Jadi Coil K1 c. Membuat Coil K1 :

➢ Ketik O <= membuat koil (OUTPUT).

➢ Isikan addres 10001, klik OK.

➢ Isikan komentar vvvv, klik OK.

➢ Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG).

3.5. Membuat Projek Baru Ke Dua

Gambar 3.15 New Contact

23

Gambar 3.16 Sesudah Jadi Contact a. Membuat tombol START :

➢ Ketik C,=> membuat kontak NO.

➢ Setelah muncul kotak dialog New Contact=> Ketikkan addres 009, klik OK.

➢ Ketik goa, kemudian klik OK.

Gambar 3.17 Hasil Keseluruhan Coil K1, K2, K3, K4, K5

b. Membuat dan menjelaskan Coil K1, K2, K3, K4, K5 secara bersamaan :

➢ Ketik O <= membuat koil (OUTPUT).

➢ Isikan addres = K1: 10002.

K2: 10003.

K3: 10005.

K4: 10006.

K5: 10007.

24

➢ Klik OK.

➢ Isikan komentar= K1: hhhh.

K2: tttt.

K3: rr.

K4: eeee.

K5: ww.

➢ Klik OK.

➢ Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG).

➢ Lalu klik I untuk menambah garis penghubung di K1, K2, K3, K4, K5.

➢ Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG).

3.6. Program Dasar : Melakukan Simulasi

Sebelum mentranfer ke PLC kita sebaiknya dilakukan uji coba apakah program sudah jalan atau belum, misalkan tidak ada kendala setelah itu maka pilih lah type PLC yang di gunakan untuk simulasi, di sini kita memakai type PC1E.

Setelah ladder selesai di buat dan di simpan, lalu klik ikon Work Online seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3.18 Ikon Work Online

25

Tunggu proses download ke simulator. Misalkan proses selesai jika ladder sudah ada yang berwarna hijau. (Seperti contoh gambar dibawah ini)

Gambar 3.20 Hasil Dari Uji Coba Ladder

Cara menyimulasikan mengoperasikan input (Push Button dll.) adalah :

• Klik pada input yang akan dioperasikan.

• Menekan (menghidupkan) switch: Tekan tombol keyboard Ctrl + J.

• Melepas (mematikan) switch : Tekan tombol keyboard Ctrl + K.

Transfer program ke PLC

➢ Klik menu PLC.

➢ Pilih Transfer.

➢ Pilih to PLCT tunggu beberapa saat, ikuti perintah/pesan yang muncul pada monitor

26

BAB IV ANALISIS

4.1 Analisis Program

Pada Analisis program ini mencoba untuk memprogram apa yang sesuai di inginkan, disini kita mencoba untuk membuat program input 1 dan output nya lebih dari 1 , berikut penjelasannya

• Pada kolom pertama kita memprogram input tombol 4&5 dan hasil output nya tombol 4

• Pada kolom ke 2 kita memprogram input tombol 3 (Jawa) &2 (Fazza) dan hasil output tombol 1

• Pada kolom ke 3 kita memprogram input tombol 9 kemudian hasil output nya tombol 2,3,5,6 & 7

Pada pemrograman ini kita memprogram dengan konsep input sedikit dan hasil output nya banyak

27

kemudian Semua proses dari hasil pemrograman PLC ini sebagai mediator atau sebagai miniatur untuk sebagai acuan untuk nanti di dunia industri manufaktur .

4.2 Penerapan dan Tugas Komponen PLC A. Bagian Input Output.(I/O)

Bagian Input output merupakan perangkat elekronik sebagai perantara antara processor dengan peralatan Input Output luar. Bagian Input terdiri dari dua macam PLC yang sering di temui yaitu PLC jenis Compact dan Modular.

➢ Input

Bertugas untuk memasukan data dari luar sistem ke dalam sistem computer.

➢ Output

Bertugas untuk menampilkan hasil pengolahan dan Proses data dari computer dalam berbagai informasi kepada pengguna.

B. Bagian Processor

Sebagai sebuah “otak” dari komputer, karena setiap data yang akan diproses akan selalu melewati Processor

➢ CPU (Central Prosessing Unit)

Bertugas untuk menerima dan menjalankan perintah sebagai perangkat lunak sehingga CPU sering disebut sebagai processor dengan kualitas teknologi CPU yang akan digunakan.

➢ User Program Memory

Bertugas untuk penyimpan intruksi-intruksi program dan data.

➢ Variable Data Memory

Bertugas menyimpan data variable dan data numeric.

C. Programming Devices

Bertugas untuk memasukan, mengedit, memodifikasi, dan memonitor program yang ada dalam memory PLC, sehingga PLC dapat dioperasikan sesuai program control yang telah termemory.

➢ PC (Personal Compute

28

Computer merupakan bagian pokok dalam suatu industri, sehingga dapat mudah digunakan sebagai Programming device. Hal ini mengharuskan kita untuk lebih faham dalam menggambar rangkaian kontrolnya yang kemudian diubah dalam bentuk Ladder Diagram.

➢ Programming Console

Programming console ini sangat mudah dalam pemakaian dan praktis, karena setelah di pakai memasukkan program control ke PLC, console ini dapat dengan mudah dilepas dan kemudian di simpan.

Programming console mempunyai bagian-bagian antara lain :

• Monitor (LCD display)

Berkerja untuk menampilkan program bahasa sementara yang telah di program ke dalam PLC.

• Tombol (Keyboard)

Berkerja untuk memasukkan data program yang akan dikerjakan atau dikontrolnya.

• Selektor (Mode Key)

Berkerja untuk memilih status dari PLC saat Program diisikan.

• Kabel Data

Berkerja untuk mengirim data Program ke CPU PLC.

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pengertian PLC adalah perangkat elektronika yang mengontrol proses sinyal input dan output (digital/analog) sebuah mesin. PLC (Programmable logic controller) memiliki kontrol program untuk menganalisa sinyal input

yang kemudian mengatur kondisi output sesuai dengan keinginan user.

5.2 Saran

1. Memperbanyak jumlah Input pada modul Input dan Jumlah Output pada modul Output.

2. Membuat agar sistem dapat berhubungan dengan alat PLC yang lain.

3. Peningkatan kapasitas data pada program ledder work.

4. Asisten Laboratorium dapat menerangkan secara men-detail, menerangkan software lebih baik mengajarkan kepada praktikan tidak dengan menggunakan shortcut agar praktikan dapat memahami dengan baik.

30

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Laporan Akhir Praktikum Sistem otomasi. Jurusan Teknik Industri Universitas Krisnadwipayana.

Kelompok 2 1. Amallia Aindina Fitri

(1970031040)

2. Muhammad Liga Asidiq (1970031065)

3. Adyfa Dwi Prakoso (1970031047)

4. Rio Imam Wibowo (1970031041)

5. Fajri Hilmi (1970031049)

6. Ari Fajar Mardana (1970031046)

7. Alyvio Islamay Indriawan (1970031066)

8. M. Chernd Alforbiach (1970031042)

Dengan ini Modul 2 “Mikrokontroler” telah diperiksa untuk

DITERIMA / DITOLAK

Jakarta, 17 Desember 2021

Mengetahui, Menyetujui,

Ka. Lab Teknik Industri Asisten Laboratorium

Ir. Aries Abbas, ST, MM, MT Dimas Yugimurcito

NIDN: 0329056505 NIM : 1970031108

31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah

Otomatisasi merupakan salah satu realisasi dari perkembangan teknologi, dan merupakan alternatif untuk memperoleh sistem kerja yang cepat, akurat, efektif dan efisien, sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal (Dahlan, M.

dkk. 2013). Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya merujuk pada otomatisasi sistem kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri dimana peranan manusia masih amat dominan, misalnya dalam merespon besaran-besaran proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan serangkaian langkah berupa pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan telah banyak digeser dan digantikan oleh sistem kontrol otomatis.

Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor human error dan tingkat keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut (Winasis, P. M. 2012).

Salah satu sistem kontrol yang amat luas pemakaiannya ialah Programmable Logic Controller (PLC) dan Mikrokontroler. Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari industri rokok, otomotif, petrokimia, kertas, bahkan sampai pada industri tambang, misalnya pada pengendalian turbin gas dan unit industri lanjutan hasil pertambangan. PLC sendiri merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor integral.

Dalam penerapannya, sistem pneumatik banyak digunakan sebagai sistem automasi. Mesin-mesin yang berada di perusahaan terutama dalam proses industri dan produksi sekarang ini banyak memanfaatkan pesawat pesawat pneumatik, seperti mesin-mesin pres, rem, buka tutup pintu, dan pelubangan.

Pneumatik mulai digunakan untuk pengendalian maupun 2 penggerakan mesin-mesin dan alat-alat produksi. Saat ini dalam penggunaannya pneumatik banyak

32

dikombinasikan dengan sistem elektrik. Rangkaian elektrik berupa saklar, solenoid, dan limit switch digunakan sebagai penyusun sistem kendali katup.

Kehandalan sistem pneumatik sudah tidak bisa diragukan lagi, kelebihannya adalah tidak mengotori lingkungan sekitar yang mengakibatkan licin dan sebagainya. Selain itu sistem ini tidak mahal, perawatan dan perbaikannya tidak sulit jika dibandingkan dengan sistem hidrolik dan motor listrik. Penggunaan udara yang dimampatkan dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain ketersediaan yang tak terbatas, mudah disalurkan, fleksibilitas temperatur, aman, bersih, pemindahan daya dan kecepatan sangat mudah diatur, dapat disimpan dan mudah dimanfaatkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang penulis teliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana mengukur dan menganalisa tentang materi Mikrokontroler.

2. Bagaimana cara mengaplikasikan software arduino.

3. Bagaimana cara mengaktifkan Mikrokontroler.

1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan

Berdasarkan latar belakang seperti diatas maka akan timbul beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui kemampuan minimal dan maksimal dari setiap part / komponen Mikrokontroler tersebut.

2. Melakukan analisa terhadap kemampuan alat secara keseluruhan pada Mikrokontroler sebagai alat material handling di laboratorium otomasi industri.

1.4 Peralatan yang digunakan

Berdasarkan identifikasi diatas maka peralatan yang diinginkan dalam penelitian ini adalah :

1. Laptop.

2. Software Mikrokontroler.

3. Mikrokontroler.

32 1.5 Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir terbagi dalam bab-bab yang diuraikan secara terperinci.

Adapun sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang permasalahan dari tema yang diangkat dalam penelitian antara lain latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori yang akan mendukung penelitian dan tinjauan pustaka yang digunakan sebagai dasar dan pedoman pembahasan masalah.

BAB III PENGOLAHAN DATA/METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang tahap-tahap penelitian, mulai dari objek penelitian, identifikasi masalah, penentuan komponen-komponen yang dipakai dalam Mikrokontroler.

BAB IV ANALISIS DAN TUGAS

Membahas tentang desain, diskripsi kerja, rancangan Mikrokontroler, perhitungan pneumatik, dan juga pemrograman PLC.

BAB V PENUTUP

Membahas tentang kesimpulan dan saran dari hasil tugas akhir

34

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu chip berupa IC (Integrated Circuit) yang dapat menerima sinyal input, mengolahnya dan memberikan sinyal output sesuai dengan program yang diisikan ke dalamnya. Sinyal input mikrokontroler berasal dari sensor yang merupakan informasi dari lingkungan sedangkan sinyal output ditujukan kepada aktuator yang dapat memberikan efek ke lingkungan. Jadi secara sederhana mikrokontroler dapat diibaratkan sebagai otak dari suatu perangkat/produk yang mempu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Mikrokontroler pada dasarnya adalah komputer dalam satu chip, yang di dalamnya terdapat mikroprosesor, memori, jalur Input/Output (I/O) dan perangkat pelengkap lainnya. Kecepatan pengolahan data pada mikrokontroler lebih rendah jika dibandingkan dengan PC. Pada PC kecepatan mikroprosesor yang digunakan saat ini telah mencapai orde GHz, sedangkan kecepatan operasi mikrokontroler pada umumnya berkisar antara 1 – 16 MHz. Begitu juga kapasitas RAM dan ROM pada PC yang bisa mencapai orde Gbyte, dibandingkan dengan mikrokontroler yang hanya berkisar pada orde byte/Kbyte.

Meskipun kecepatan pengolahan data dan kapasitas memori pada mikrokontroler jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan komputer personal, namun kemampuan mikrokontroler sudah cukup untuk dapat digunakan pada banyak aplikasi terutama karena ukurannya yang kompak. Mikrokontroler sering digunakan pada sistem yang tidak terlalu kompleks dan tidak memerlukan kemampuan komputasi yang tinggi. Sistem yang menggunakan mikrokontroler sering disebut sebagai embedded system atau dedicated system. Embeded system adalah sistem pengendali yang tertanam pada suatu produk, sedangkan dedicated system adalah sistem pengendali 6 7 yang dimaksudkan hanya untuk suatu fungsi tertentu. Sebagai contoh, printer adalah suatu embedded system karena di dalamnya terdapat mikrokontroler sebagai pengendali dan juga dedicated system karena fungsi pengendali tersebut berfungsi hanya untuk menerima data dan mencetaknya. Hal ini berbeda dengan suatu PC yang dapat digunakan untuk

35

berbagai macam keperluan, sehingga mikroprosesor pada PC sering disebut sebagai general purpose microprocessor (mikroprosesor serba guna). Pada PC berbagai macam software yang disimpan pada media penyimpanan dapat dijalankan, tidak seperti mikrokontroler hanya terdapat satu software aplikasi.

Penggunaan mikrokontroler antara lain terdapat pada bidang-bidang berikut ini.

1. Otomotif : Engine Control Unit, Air Bag, fuel control, Antilock Braking System, sistem pengaman alarm, transmisi automatik, hiburan, pengkondisi udara, speedometer dan odometer, navigasi, suspensi aktif.

2. Perlengkapan rumah tangga dan perkantoran : sistem pengaman alarm, remote control, mesin cuci, microwave, pengkondisi udara, timbangan digital, mesin foto kopi, printer, mouse.

3. Pengendali peralatan di industri.

4. Robotika.

Saat ini mikrokontroler 8 bit masih menjadi jenis mikrokontroler yang paling populer dan paling banyak digunakan. Maksud dari mikrokontroler 8 bit adalah data yang dapat diproses dalam satu waktu adalah 8 bit, jika data yang diproses lebih besar dari 8 bit maka akan dibagi menjadi beberapa bagian data yang masing-masing terdiri dari 8 bit. Masing-masing mikrokontroler mempunyai cara dan bahasa pemrograman yang berbeda, sehingga program untuk suatu jenis mikrokontroler tidak dapat dijalankan pada jenis mikrokontroler lain.

Untuk memilih jenis mikrokontroler yang cocok dengan aplikasi yang dibuat terdapat tiga kriteria yaitu:

1. Dapat memenuhi kebutuhan secara efektif & efisien. Hal ini menyangkut kecepatan, kemasan/packaging, konsumsi daya, jumlah RAM dan ROM, jumlah I/O dan timer, harga per unit. 8

2. Bahasa pemrograman yang tersedia.

3. Kemudahan dalam mendapatkannya. (Sulhan Setiawan,2008)

36

Gambar 2.1 Chip Mikrokontroler ((http://wikipedia.com/mikrokontroler)

Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan program yang dikerjakan. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.

Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan 9 komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak perintah. Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori dan I/O yang disesuaikan dengan

37

kebutuhan sistem. Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat. (elektronika dasar, 2010)

2.2. Mikrokontroler ATMEGA 128

Gambar 2.2 ATMEGA 128 (Futurlec.2011:04)

Mikrokontroler ATmega128 merupakan salah satu varian dari mikrokontroler AVR 8-bit. Beberapa fitur yang dimiliki adalah memiliki beberapa memory yang bersifat non-volatile, yaitu 128 Kbytes of In-System Self-Programmable Flash program memory (128Kbytes memory flash untuk pemrograman), 4Kbytes memori EEPROM, 4Kbytes memori Internal SRAM, write/erase cycles : 10.000 Flash/

100.000 EEPROM (program dalam mikrokontroler dapat diisi dan dihapus berulang kali sampai 10.000 kali untuk flash memori atau 100.000 kali untuk penyimpanan program/data di EEPROM).

Selain memory, fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega128 ini adalah pada perangkat perihal interfacenya, yaitu memiliki 2 buah 8-bit Timer/Counter, 2 buah expand 16-bit Timer/Counter, RTC (Real Time Counter) dengan oscillator yang terpisah, 2 buah 8-bit chanel PWM, 6 PWM chanel dengan resolusi pemrograman dari 2 sampai 16 bits, output compare modulator, 8-chanel 10-bit ADC, 2 buah TWI (Two Wire Interface), 2 buah serial USARTs, Master/Slave SPI serial interface, Programmable Watchdog Timer dengan On-chip Oscillator, On-On-chip analog comparator, dan memiliki 53 programmable

38 I/O.

Sedangkan untuk pengoperasiannya sendiri, Miktrokontroler ATmega128 dapat dioperasikan pada catuan 2.7 – 5.5 V untuk ATmega128L (low voltage) dengan clock speed 0 – 8 MHz dan 4.5 – 5.5 V untuk ATmega128 dengan clock speed 0 – 16 MHz. (Sugiarti, 2013).

Gambar 2.3 Mikrokontroler ATmega128 ((http://wikipedia.com/mikrokontroler-ATMEGA128)

Sistem minimum merupakan suatu rangkaian minimalis yang dirancang / dibuat agar suatu mikrokontroler dapat berfungsi dan bekerja dengan semestinya. Sama seperti mikrokontroler atmega 8535, atmega 128 juga membutuhkan sistem minimum, namun pada sistem minimum pada mikrokontroler atmega128 memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan sistem minum mikrokontroler keluarga AVR yang lain. Perbedaan terletak pada konfigurasi pin pada ISP (In System Progamming). Jika pada kebanyakan mikrokontroler jenis AVR konfigurasi pin untuk ISP-nya adalah mosi-mosi, miso-miso, sck-sck, reset-reset dan power supply. Maka pada mikrokontroler Atmega128 adalah Mosi-RX0, Miso-TX0, SCK-SCK, dan power supply.

39

Berikut adalah contoh rangkaian sistem minimum Mikrokontroler Atmega128 :

Gambar 2.4 Sistem Minimum ATmega128

(http://www.atmel.com/products/microcontrollers/avr/default.aspx

Desain sistem minimum tersebut merupakan rangkaian minimum yang terdiri dari beberapa led indikator dan 2 port I/O expansion, selain itu juga dilengkapi dengan rangkaian referensi clock, rangkaian reset, dan port pemrograman ISP. Pada rangkaian sistem minimum ini juga harus diperhatikan bahwa pin PEN harus pada kondisi pull up (pin PEN dihubungkan dengan catuan/vcc yang diberi tahanan).

Selain itu juga perlu diperhatikan bahwa untuk konfigurasi programing mikrokontroler atmega 128 ini menggunakan ISP, pin MOSI downloader terhubung dengan pin RX0 mikrokontroler, sedangkan pin MOSI downloader terhubung dengan pin TX0 mikrokontroler, sedangkan pin SCK dan pin Reset downloader masing masing terhubung dengan pin SCK dan pin Reset mikrokontroler. Port-port I/O dan peripheral interface pada Mikrokontroler ATmega128 yang telah terhubung dengan sistem minimum dapat langsung

40

dihubungkan ke perangkat-perangkat atau komponen lainnya untuk diintegrasikan menjadi suatu sistem / rangkaian elektronika yang lebih kompleks. (Dunia Elektronika 2013:18)

Gambar 2.5 Data sheet ATMEGA 128

(http://www.atmel.com/products/microcontrollers/avr/default.aspx

2.3. Power Supply

Pengertian Power Supply adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan listrik yang lainnya. Power supply biasanya digunakan untuk komputer sebagai penghantar tegangan listrik secara langsung kepada komponen- komponen atau perangkat keras lainnya yang ada di komputer tersebut, seperti hardisk, kipas, motherboard dan lain sebagainya.

Power supply memiliki input dari tegangan yang berarus alternating current (AC) dan mengubahnya menjadi arus direct current (DC) lalu menyalurkannya ke berbagai perangkat keras yang ada dikomputer kita. Karena memang arus direct current (DC)-lah yang dibutuhkan untuk perangkat keras agar dapat beroperasi, direct current biasa disebut juga sebagai arus yang searah sedangkan alternating current merupakan arus yang berlawanan. Pengertian

41

Power Supply secara umum dalam sebuah komputer adalah sebagai alat bantu konverter tegangan listrik pada komputer yang dapat mengubah tegangan listrik yang memiliki arus AC ke arus DC sehingga semua hardware yang membutuhkan tegangan listrik yang berarus DC mendapatkan tegangan listrik yang secara langsung diberikan oleh power supply ini. (Komponen Elektronika: 2012).

2.4. Pemograman BASCOM AVR

2.4.1. Bahasa Basic Pada Bascom AVR

Bahasa Basic adalah salah satu bahasa pemprograman yang banyak digunakan untuk aplikasi mikrokontroler karena kemudahan dan kompatibel terhadap mikrokontroler jenis AVR dan didukung oleh compiler software berupa Bascom- AVR. Program penerjemah dari bahasa Assembly ke dalam bahasa mesin disebut assembler. Sedangkan kompiler menerjemahkan bahasa tingkat tinggi ke dalam bahasa assembly. Intrepter mempunyai pengertian yang mirip dengan kompiler. Keuntungan interpreter adalah user dapat cepat memperoleh tanggapan. Dengan menulis satu baris perintah , lalu menulis run, pemakai bisa langsung mengetahui hasilnya. Pada saat kompilasi, kompiler tidak menerjemahkan semua perintah program sumber menjadi objek code , tetapi kompiler akan menyediakan subroutine khusus yang hanya akan digunakan pada saat program hasil kompilasi dijalankan. Kumpulan subroutine tersebut dinamakan run time library. ( Eko Sediyono: 2007 : 3- 4 )

2.5. Arduino Mega 2560

DF ROBOT ARDUINO Mega USB

Microcontroller ( ATMEGA 2560) adalah suatu mikrokontroler pada ATMEGA 2560 yang mempunyai 54 input/ output digital yang mana 16 pin digunakan sebagai PWM keluaran, 16 masukan analog, dan di dalamnya terdapat16 MHZ osilator kristal, USB koneksi, power, ICSP, dan tombol reset.

Kinerja arduino ini memerlukan dukungan mikrokontroler dengan menghubungkannya pada suatu computer dengan USB kabel untuk

42

menghidupkannya menggunakan arus AC atau DC dan bisa juga dengan mengunakan baterai.

Gambar 2.6.Arduino mega 2560

2.6. Komparator

Komparator adalah sebuah pembanding yang membandingkan tegangan sinyal pada suatu masukan tegangan acuan pada masukan lainnya.

2.7. Sensor

Sensor adalah suatu alat yang merubah dari besaran fisika menjadi besaran listrik.

1. Sensor proximity/ switch

Limit switch adalah suatu tombol atau katup atau indicator mekanik yang diletakan pada suatu tempat yang digerakan ketika suatu bagian mekanik berada di ujung sesuai dengan pergerakan yang dinginkan.

Gambar 2.7 Limit Switch

43 2. Soil moisture sensor

Soil mouisture sensor adalah sensor kelembapan bias juga digunakan untuk kelembaman tanah dan air disekitarnya.

Soil mouisture sensor adalah sensor kelembapan bias juga digunakan untuk kelembaman tanah dan air disekitarnya.

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SISTEM OTOMASI (Halaman 24-0)

Dokumen terkait