• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tinjauan Teori

2.2.3 Proses Menyelaraskan Manajemen Kinerja dengan

Sebuah rencana strategi yang baik tidak menjamin akan berfungsi efektif sebagai sebagai bagian dari sebuah sistem manajemen kinerja. Hal ini dapat terjadi akibat tidak adanya aktivitas nyata sebagai penterjemahan rencana strategi atau tidak adanya saling keterkaitan antara tujuan dalam level organisasi dan tujuan level unit. Untuk memastikan konsistensi tujuan organisasi dan menterjemahkannya kedalam aktivitas nyata, diperlukan upaya yang luar biasa sehingga rencana strategi sejalan dengan kinerja individu.

Gambar 2.1 Hubungan Antara Rencana Strategi Perusahaan dan Unit, Job Description, dan Kinerja Individu beserta Tim

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Gambar 2.1 diatas menggambarkan kerangka kerja untuk memahami saling keterkaitan antara rencana strategis perusahaan, rencana strategi unit, job description, dan kinerja individu maupun tim. Rencana strategi organisasi meliputi pernyataan visi dan misi serta tujuan dan strategi organisasi untuk mencapai visi dan misi tersebut. Strategi dapat disusun dengan partisipasi manajer dari semua tingkat. Semakin tinggi keterlibatannya, para manajer akan semakin mampu melihat keberhasilan strategi yang dibuat. Selanjutnya senior manajer bertemu dengan manajer departemen atau unit untuk merumuskan visi, misi, tujuan, dan strategi tiap unit. Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan ini adalah bahwa visi, misi, tujuan, dan strategi unit atau departemen harus konsisten dengan visi, misi, tujuan, dan strategi organisasi. Tahap selanjutnya adalah merevisi job description untuk memastikan konsistensinya dengan prioritas unit dan organisasi. Sebagai tahap akhir, sistem manajemen kinerja yang meliputi hasil kerja, perilaku, dan rencana pengembangan, harus konsisten pula dengan prioritas level organisasi dan unit sebagaimana job description individu.

Manajemen kinerja memiliki peranan yang sangat penting dalam menterjemahkan strategi kedalam tindakan. Penelitian terbaru, yang melibatkan 338 organisasi dari 42 negara, menemukan bahwa manajemen kinerja adalah faktor terpenting ketiga yang mempengaruhi kesuksesan rencana strategi (Auginis, 2013). Oleh karena itu pembuatan sebuah rencana strategi memerlukan analisis yang mendalam terhadap berbagai faktor.

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Perencanaan strategi adalah suatu proses yang meliputi penggambaran tujuan organisasi, pemetaan hambatan-hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan, dan pemilihan pendekatan untuk terus maju. Tujuan utama perencanaan strategi adalah mengalokasikan semua sumber daya secermat mungkin untuk memperoleh keunggulan bersaing organisasi. Secara umum, rencana strategi menggambarkan sebuah blueprint (cetak biru) yang mendefinisikan bagaimana organisasi mengalokasikan sumber dayanya dalam meraih tujuan.

Dalam penyusunan rencana strategi yang baik, Aguinis (2013) menyarankan untuk melakukan beberapa tahapan, yaitu:

1. Melakukan analisis lingkungan, yaitu identifikasi parameter-parameter internal dan eksternal terhadap lingkungan tempat organisasi berada dengan tujuan untuk lebih memahami isu-isu eksternal sehingga setiap keputusan dapat diambil berdasarkan konteks yang lebih luas. Pendalaman terhadap lingkungan eksternal menyangkut pertimbangan mengenai keberadaan peluang dan ancaman terhadap kelangsungan organisasi. Sedangkan identifikasi lingkungan internal meliputi pertimbangan akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi.

2. Menentukan misi organisasi, yaitu pernyataan yang memiliki fokus internal mengenai alasan terpenting keberadaan organisasi. Misi menyediakan informasi tentang tujuan organisasi beserta ruang lingkupnya. Secara detil pernyataan misi mendefinisikan keberadaan organisasi, ruang lingkup aktivitas, produk atau jasa yang diberikan, teknologi yang digunakan atau disediakan,

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. keuntungan atau kelebihan produk atau jasa organisasi serta nilai-nilai dan keyakinan organisasi.

3. Menentukan visi organisasi, yaitu pernyataan mengenai aspirasi organisasi dimasa mendatang. Sebuah visi hendaknya memiliki karakteristik: ringkas sehingga mudah diingat, menyatakan tujuan yang jelas, ada batasan waktu, tidak ketinggalan zaman, fokus, mudah dipahami, menginspirasi, dan feksibel (Auginis, 2013).

4. Menentukan tujuan, yaitu hasil yang diharapkan organisasi dalam jangka pendek, biasanya satu hingga tiga tahun. Tujuan organisasi memberikan informasi spesifik tentang bagaimana misi diterapkan, menjadi sumber motivasi dan memberikan target yang harus dicapai karyawan, sebagai dasar pengambilan keputusan, dan sebagai dasar pengukuran kinerja karena tujuan organisasi memungkinkan untuk melakukan pembandingan antara target yang harus diraih dan realisasi pencapaian.

5. Penyusunan strategi yang memungkinkan organisasi untuk mengejawantahkan misi dan visinya serta mencapai tujuan. Strategi organisasi merupakan deskripsi rencana kerja atau prosedur yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

2.2.4 Analisa Pekerjaan (Job Analysis)

Dessler (1997) menyatakan bahwa analisa pekerjaan merupakan prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu pekerjaan serta sumber daya manusia yang tepat untuk mengisi posisi tersebut. Ada dua aspek penting dalam hal ini, yaitu berkenaan dengan isi pekerjaan dan orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut.

Menurut Milkovich dan Newman (2007), ada dua metode dalam melakukan analisa pekerjaan, yaitu:

1. Metode konvensional. Metode ini adalah memberikan pemahaman yang lebih jelas, namun disisi yang lain sangat memungkinan timbulnya bias. Metode ini dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

a. Kuesioner, pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada sejumlah informan.

b. Wawancara, dalam metode ini yang diperlukan adalah manajer atau spesialis pekerjaan yang bertindak sebagai pelaksana pekerjaan secara langsung.

c. Observasi, dapat dilakukan dengan du acara, yaitu work sampling (tidak memerlukan perhatian yang rinci dari tindakan karyawan didalam siklus kerja) dan employ diary (pengamatan dengan menggunakan buku harian karyawan).

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 2. Metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang lebih praktis dan murah, namun memiliki kelemahan berupa besarnya kemungkinan ada beberapa aspek yang tidak tergali sehingga menjadikan deskripsi pekerjaan kurang valid.

Dalam Milkovich dan Newman (2007), deskripsi pekerjaan hendaknya memiliki beberapa informasi sebagai berikut:

1. Identifikasi pekerjaan, yang mencakup nama pekerjaan, departemen, struktur pelaporan, dan kode pekerjaan.

2. Tanggal, yaitu waktu pelaksanaan dilakukannya job analysis untuk membantu dalam mengidentifikasi perubahan pekerjaan dan memastikan bahwa analisa pekerjaan dilakukan secara berkala.

3. Ringkasan pekerjaan, berupa gambaran singkat tentang isi pekerjaan. 4. Tugas-tugas yang dilakukan, mencakup tugas-tugas utama yang harus

dilakukan oleh pelaksana pekerjaan.

5. Spesifikasi pekerjaan, meliputi persyaratan minimal yang harus dimiliki seseorang agar dapat melakukan pekerjaan tertentu.

Dokumen terkait