• Tidak ada hasil yang ditemukan

REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA PADA BAGIAN PENGOLAHAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI METODE PEMBOBOTAN TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Derajat Magister Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA PADA BAGIAN PENGOLAHAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI METODE PEMBOBOTAN TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Derajat Magister Manajemen"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA

PADA BAGIAN PENGOLAHAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SEBAGAI METODE PEMBOBOTAN

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Derajat Magister Manajemen

OLEH:

Wakhyu P. Siswosumarto 041143080

MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

(3)
(4)
(5)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan memudahkan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan tesis yang berjudul “Redesain Indikator Penilaian Kinerja pada Bagian Pengolahan PT Perkebunan Nusantara X dengan Analytical Hierarchy Process sebagai Metode Pembobotan”.

Penyusunan tesis ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada

1. Bapak Sri Gunawan, DBA. Selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

2. Ibu Dr. Hj. Dwi Ratmawati, SE., M.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran, serta berkenan untuk membantu dalam waktu yang terbatas ini.

3. Bapak Adi Baskoro selaku General Manager Pabrik Gula Modjopanggung, Bapak Marshal G. P. Selaku Kepala Divisi Pengolahan PTPN X, serta narasumber lain dari Pabrik Gula Pesantren Baru, Pabrik Gula Tjoekir, dan Pabrik Gula Modjopanggoong yang telah bersedia diwawancarai untuk penelitian ini.

4. Teman-teman seperjuangan di MM Unair 38, terima kasih atas kebersamaannya, Pak Tuwari, Mbak Tiwi, Bu Rita, dan Mbak Ina beserta staf MM Unair lainnya.

5. Serta segenap anggota keluarga, terima kasih atas doa dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan pengembangan terhadap tesis ini sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi PTPN X serta bagi semua pembacanya.

(6)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

HALAMAN PERSETUJUAN TESIS ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

ABSTRAK... xiii

ABSTRACT... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan... 1

1.2 Perumusan Permasalahan... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

1.5 Sistematika Penulisan... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Penelitian Terdahulu... 7

2.1.1 Penelitian Sugma Anugrawan (2014)... 7

(7)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

2.2 Tinjauan Teori... 9

2.2.1 Manajemen Kinerja... 9

2.2.2 Proses Manajemen Kinerja... 11

2.2.3 Proses Menyelaraskan Manajemen Kinerja dengan Rencana Strategis... 13 2.2.4 Analisa Pekerjaan (Job Analysis)... 17

2.2.5 Penilaian Kinerja... 18

2.2.5.1 Definisi Penilaian Kinerja... 18

2.2.5.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja... 19

2.2.5.3 Pendekatan Pengukuran Kinerja... 21

2.2.6 Analytical Hierarchy Process (AHP)... 22

2.2.6.1 Prinsip-prinsip dalam AHP... 22

2.2.6.2 Kelebihan dan kekurangan AHP... 25

2.3 Kerangka Pemikiran... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 29

3.1 Pendekatan Penelitian... 29

3.2 Desain Penelitian... 30

3.2.1 Pertanyaan Penelitian... 31

3.2.2 Unit Analisis... 31

3.2.3 Kriteria Interpretasi Hasil Temuan... 31

3.3 Prosedur Pengumpulan Data... 31

(8)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

3.5 Batasan Penelitian... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN... 38

4.1 Sejarah Singkat PT Perkebunan Nusantara X... 38

4.2 Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara X... 39

4.3 Tujuan PT Perkebunan Nusantara X... 40

4.4 Strategi PT Perkebunan Nusantara X... 40

4.5 Budaya PT Perkebunan Nusantara X... 41

4.6 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara X... 41

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 45

5.1 Analisa Visi, Misi dan Strategi Unit Bisnis Gula………… 45

5.1.1 Analisa Visi Unit Bisnis Gula……… 45

5.1.2 Analisa Misi Unit Bisnis Gula………... 46

5.1.3 Analisa Strategi Unit Bisnis Gula……… 46

5.2 Analisa Visi, Misi dan Strategi Bagian Pengolahan……… 47

5.2.1 Analisa Visi Bagian Pengolahan……… 48

5.2.2 Analisa Misi Bagian Pengolahan……… 48

5.2.3 Analisa Stratfegi Bagian Pengolahan………. 49

5.3 Analisa Jabbatan dan Indikator Kinerja individu………….. 50

5.3.1 Spesifikasi Jabatan Manajer Pengolahan…………... 51

(9)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

5.3.2 Scpesifikasi Jabbatan ASisten Manajer Pengolahan.. 65

5.3.2.1 Analisa Jabatan Asisten Manajer Pengolahan……… 65

5.3.2.2 Indikator Kinerja Asisten Manajer Pengolahan……… 67

5.4 Analisa Indikator Penilaian Kinerja Individu Lama dengan yang Baru ………. 79

5.4.1 Analisa Indikator Penilaian Kinerja Hasil……... 79

5.4.2 Analisa Indikator Penilaian Kinerja Prilaku……….. 90

5.4.3 Indikator Penilaian Kinerja Baru………... 92

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 98

6.1 Simpulan ... 98

6.2 Saran... 99

DAFTAR PUSTAKA...

(10)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Narasumber Beserta Informasi yang Diharapkan ... 33 Tabel 3.2 Prosedur Pengumpulan Data dan Hasil yang Diharapkan... 37 Tabel 5.1 Rekapitulasi Indikator Kinerja General Manager, Manajer

Pengolahan, dan Asisten Manajer Pengolahan……….. 55 Tabel 5.2 Matrik Indikasi Kinerja Hasil Kerja Manajer Pengolahan……. 57 Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Indikator Kinerja Hasil Kerja Manajer

Pengolahan……… 58

Tabel 5.4 Indikator Penilaian Kinerja Hasil Kerja Manajer Pengolahan

Beserta Target dan Bobotnya………... 59 Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Indikator Kinerja Prilaku Manajer

Pengolahan... 62 Tabel 5.6 Indikator Penilaian Kinerja Prilaku Manajer Pengolahan……... 64 Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Indikator Kinerja Hasil Kerja Asisten

Manajer Pengolahan pada Sub Indikator Efisiensi Proses…... 69 Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Indikator Kinerja Hasil Kerja Asisten

Manajer Pengolahan pada Sub Indikator Kapasitas Giling…... 70 Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Indikator Kinerja Hasil Kerja Asisten

Manajer Pengolahan pada Sub Indikator Kualitas GKP...…... 71 Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Indikator Kinerja Hasil Kerja Asisten

(11)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Manajer Pengolahan pada Sub Indikator Pengelolaan

Lingkungan... 73 Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Indikator Kinerja Hasil Asisten Manajer

Pengolahan... 74 Tabel 5.13 Indikator Penilaian Kinerja Hasil Kerja Asisten Manajer

Pengolahan Beserta Target dan Bobotnya... 75 Tabel 5.14 Indikator Penilaian Kinerja Perilaku Asisten Manajer

(12)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan antara Rencana Strategi Perusahaan dan Unit, Job

Description dan Kinerja Individu beserta Tim... 13 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 28 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara X... 42 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Pabrik Gula PT Perkebunan Nusantara X.. 44 Gambar 5.1 Alur Hierarki Proses Indikator Kinerja Bagian Pengolahan... 56 Gambar 5.2 Form Indikator Kinerja Hasil Kerja Manajer Pengolahan PG

Modjopanggung... 81 Gambar 5.3 Form Indikator Kinerja Hasil Kerja Manajer Pengolahan PG

Tjoekir... 82 Gambar 5.4 Form Indikator Kinerja Hasil Kerja Manajer Pengolahan PG

Pesantren Baru... 83 Gambar 5.5 Form Indikator Kinerja Hasil Kerja Asisten Manajer Pengolahan

(A)... 84 Gambar 5.6 Form Indikator Kinerja Hasil Kerja Asisten Manajer Pengolahan

(B)... 85 Gambar 5.7 Form Indikator Kinerja Hasil Kerja Asisten Manajer Pengolahan

(C)... 86 Gambar 5.8 Form Indikator Kinerja Hasil Kerja Asisten Manajer Pengolahan

(13)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Gambar 5.9 Form Indikator Kinerja Hasil Kerja Asisten Manajer Pengolahan

(E)... 88 Gambar 5.10 Form Indikator Kinerja Prilaku Manajer Pengolahan... 91 Gambar 5.11 Lembar Penilaian Kinerja Perilaku Individu Bagian Pengolahan 93 Gambar 5.12 Lembar Penilaian Kinerja Hasil Kerja Manajer Pengolahan... 94 Gambar 5.13 Lembar Penilaian Kinerja Hasil Kerja Asisten Manajer

(14)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

ABSTRAK

PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perkebunan yang bisnis utamanya adalah gula kristal putih (GKP). Menghadapi tantangan yang semakin ketat, sejak tahun 2012 PTPN X melakukan restrukturisasi sumber daya manusia (SDM). Salah satu permasalahan SDM yang menuntut untuk segera dibenahi adalah manajemen kinerja

(performance management) dengan salah satu tahap terpentingnya adalah

penilaian kinerja (performance appraisal).

Sebagai tahap awal perbaikan penilaian kinerja, dilakukan penyusunan ulang indikator-indikator penilaian kinerja. Visi, misi, dan strategi PTPN X diturunkan ke unit-unit bisnis gula hingga ke bagian-bagian di tiap unit bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk meredesain indikator penilaian kinerja di Bagian Pengolahan dengan menggunakan Analytical Hierarcy Process (AHP).

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (case study) eksploratoris

(exploratory) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Informasi dan sumber

data yang digunakan berasal dari survei pendahuluan, dokumentasi dan berbagai catatan administrasi, wawancara dengan key informan, dan observasi lapangan.

Hasil dari penelitian ini adalah penyusunan ulang indikator penilaian kinerja individu Bagian Pengolahan PT Perkebunan Nusantara X yang meliputi penilaian kinerja hasil kerja (result) dan penilaian kinerja perilaku (behavior).

Kata kunci: manajemen kinerja, penilaian kinerja, studi kasus, eksplorasi,

(15)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

ABSTRACT

PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) is a state-owned company whose white sugar plantation as its core business. Preparing a tight competition of industrial worlds, PTPN X restructured its human resource since 2012. A crucial human resource problem is performance management that must be improved. One of the most important step is repairing the performance appraisal.

As the first step, the performance indicators must be reconstructed. Vision, mission and strategy of PTPN X must be deployed into every unit businesses until every departments at unit business. The aim of this study is redesign performance indicators of Processing Department using Analytical Hierarcy Process (AHP).

This study is an exploratory study case using qualitative approach. All the information came from early survey, documentation and administration records, key informen interview and field observation.

The result of this study is a redesign of performance indicators for Processing Department of PT Perkebunan Nusantara X. This design includes results approach and behavioral approach.

(16)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Permasalahan

Dalam lingkungan industri yang semakin padat dan persaingan yang ketat dewasa ini, sumber daya manusia merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi sebuah perusahaan untuk memenangkan kompetisi tersebut. Dan salah satu hal terpenting dalam pengelolaan sumber daya manusia adalah manajemen kinerja.

Aguinis (2013) menuliskan berdasarkan studi yang dilakukan oleh Development Dimensions International (DDI) ditemukan bahwa manajemen kinerja merupakan kunci bagi organisasi untuk menterjemahkan strategi bisnis ke dalam hasil bisnis. Secara spesifik disebutkan bahwa manajemen kinerja mempengaruhi kinerja keuangan, produktivitas, kualitas produk atau jasa, kepuasan pelanggan, dan kenyamanan karyawan. Ditambahkan pula bahwa berdasarkan survei yang dilakukan, 79% CEO mengatakan bahwa manajemen kinerja yang diterapkan dalam organisasi mendorong budaya kerja strategis yang dapat memaksimalkan asset, dalam hal ini manusia.

Pada saat mengimplementasikan manajemen kinerja, ada dua tahapan pendahuluan yang harus dibentuk, yang pertama adalah pengetahuan karyawan akan visi, misi, dan strategi organisasi, serta yang kedua adalah job analysis yang

(17)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Setelah persiapan diatas dilakukan, barulah perencanaan kinerja disusun. Menurut Aguinis (2013), perencanaan kinerja ini meliputi hasil kerja (results),

kepribadian (behavior), dan perencanaan pengembangan (development plan).

Perencanaan kinerja yang baik, eksekusi yang fokus, dan penilaian kinerja yang

fair akan menjadikan organisasi berjalan terarah serta fokus dalam mencapai

tujuan.

Dalam pelaksanaan strategi yang telah dirancang organisasi, penilaian kinerja beserta evaluasinya sangatlah penting. Melalui penilaian kinerja yang baik, organisasi akan mudah mengarahkan kekuatan setiap karyawan untuk mencapai tujuan strategis. Kontribusi karyawan terhadap perusahaan juga menjadi terlihat jelas sehingga lebih mudah untuk melakukan evaluasi dan perbaikan.

Penelitian ini dilakukan pada unit bisnis pabrik gula milik PT Perkebunan Nusatara X. PT Perkebunan Nusantara (PTPN X) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki 11 unit pabrik gula, 1 unit cutting bobbin

dan 3 kebun tembakau, serta beberapa anak perusahaan, yaitu 4 rumah sakit, 1 pabrik karung, 1 pabrik etanol, dan 1 kebun edamame. Wilayah kerja PTPN X adalah di Jawa Timur, kecuali pabrik karung yang ada di Jepara, Jawa Tengah.

Sebagai BUMN gula terbesar di Indonesia, dengan produksi gula per tahun terbesar, PTPN X memiliki visi “Menjadi perusahaan agroindustri terkemuka yang berwawasan lingkungan”. Visi ini diterjemahkan dengan strategi perusahaan Efisiensi, Diversifikasi, dan Optimalisasi (EDO).

(18)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. oleh seorang General Manager. Dalam pekerjaannya setiap General Manager dibantu oleh enam orang Manager yang masing-masing mengepalai bagian tanaman, bagian instalasi, bagian pengolahan, bagian quality control, bagian keuangan dan umum, serta bagian SDM.

Berdasarkan wawancara awal dengan pihak manajemen terkait penilaian kinerja di PTPN X, khususnya di unit bisnis gula, ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. PT Perkebunan Nusantara X sudah memiliki visi, misi, dan strategi, namun unit bisnis gula belum memilikinya. Kalaupun ada tujuan dan strategi unit bisnis, namun belum menyatakannya secara jelas.

2. Penilaian kinerja yang ada saat ini masih bersifat formalitas. Target kinerja tiap pabrik gula berbeda-beda, bahkan target kinerja bagian dalam pabrik yang sama bisa berubah setiap tahunnya menyesuaikan dengan pencapaian hasil kerja. Indikator penilaian kinerja tiap unit bisnis berbeda-beda, padahal kesemuanya memiliki target kinerja yang sama. Penilaian kinerja pun masih sangat subyektif, sehingga banyak karyawan yang merasa tidak puas dengan sistem yang diterapkan saat ini.

(19)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Perubahan sistem penilaian kinerja ini dimulai dengan menyusun kembali indikator-indikator penilaian kinerja yang lebih obyektif, lebih terukur, dan lebih terintegrasi antar bagian dalam satu unit bisnis. Indikator penilaian kinerja yang baru ini, nantinya diharapkan dapat memicu kenaikan kinerja karyawan yang pada ujungnya meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

1.2Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dapat disusun rumusan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana redesain penilaian kinerja yang baik untuk Bagian Pengolahan PT Perkebunan Nusantara X?”

1.3Tujuan Penelitian

Untuk merancang ulang penilaian kinerja Bagian Pengolahan PT Perkebunan Nusantara X dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Tersusunnya rencana strategi bagian pengolahan yang selaras dengan strategi unit bisnis gula dan rencana strategi PT Perkebunanan Nusantara X

2. Memberikan masukan bagi perusahaan dalam perancangan ulang penilaian kinerja indvidu di bagian pengolahan.

(20)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 4. Dapat menjadi salah satu referensi yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya dalam penyusunan KPI dengan menggunakan analitycal hierarchy process.

1.5Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini dibagi menjadi enam bab yang masing-masing bab terbagi lagi menjadi beberapa sub bab. Sistematika bab dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada BAB II disajikan beberapa penelitian terdahulu dan teori berkenaan dengan penilaian kinerja yang menjadi landasan penelitian ini dan sebagai alat untuk menganalisa permasalahan. Research question dan model analisa disajikan pada akhir bab ini.

BAB III. METODE PENELITIAN

(21)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. BAB IV. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Pada bab ini dideskripsikan mengenai PT Perkebunan Nusantara X yang meliputi sejarah singkat, aktivitas bisnisnya, unit-unit bisnis yang dimiliki, visi, misi, dan strategi perusahaan. Struktur organisasi perusahaan juga dijelaskan dalam bab ini.

BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Analisa data penelitian dan pembahasan atas hasil penelitian dijabarkan dalam bab ini. Disertakan pula berbagai asumsi yang dipergunakan beserta interpretasi datanya.

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN

(22)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang penilaian kinerja telah banyak dilakukan dan dua yang penulis jadikan rujukan adalah penelitian terbaru yang disusun oleh Sugma Anugrawan serta Istimaroh pada tahun 2014. Telaah atas dua penelitian terdahulu ini dilakukan untuk memberikan gambaran dan perbandingan mengenai kerangka pemikiran, konsep, dan teknik penyusunan penilaian kinerja.

2.1.1 Penelitian Sugma Anugrawan (2014)

Dalam tesis yang berjudul “Perancangan Penilaian Kinerja Individu pada Divisi Pembangunan PT Dayamitra Telekomunikasi Regional Office Jawa

Timur”, Sugma Anugrawan merumuskan rencana strategis divisi pembangunan yang selaras dengan rencana strategis organisasi PT Dayamitra Telekomunikasi

Regional Office Jawa Timur. Selanjutnya dirumuskan pula job specification untuk

masing-masing jabatan yang selaras dengan rencana strategis tersebut dan pada akhirnya merumuskan penilaian kinerja individu berdasarkan hasil kerja (result

approach) dan perilaku kerja (behavior approach).

(23)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Sedangkan perbedaan antara keduanya terletak pada obyek yang diteliti. Obyek penelitian sebelumnya adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa penyediaan infrastruktur telekomunikasi dengan modal yang berasal dari swasta, sedangkan obyek penelitian ini adalah perusahan yang bisnis utamanya adalah memproduksi gula dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perbedaan ini menjadikan analisis lingkungan industri dan indicator-indikator penilaian kinerja menjadi berbeda.

2.1.2 Istimaroh (2014)

Penelitian yang dilakukan Istimaroh memiliki judul “Desain Sistem Penilaian Kinerja Divisi Operasional PT Stars Internasional di Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan rencana strategis divisi operasional yang diselaraskan dengan rencana strategis organisasi, kemudian merumuskan job

description yang juga diselaraskan dengan rencana strategis divisi operasional PT

Stars Internasional untuk masing-masing jenis jabatan dan merumuskan penilaian kinerja individu pada divisi operasional perusahaan berdasarkan hasil kerja (result) dan perilaku kerja (behavior) yang disertai dengan acuan proses

penerapan penilaian kinerja individu untuk karyawan divisi operasional pada PT Stars Internasional.

(24)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. penilaian kinerja pada perusahaan yang belum memiliki sistem penilaian kinerja, namun penelitian ini adalah redesign terhadap penilaian kinerja yang sudah ada dikarenakan adanya ketidakselarasan antara strategi perusahaan, strategi bagian, dan sistem penilaian kinerja yang ada. Selain itu perbedaan obyek penelitian, dimana obyek penelitian diatas adalah perusahaan ritel alas kaki sedangkan obyek penelitian ini adalah perusahaan yang bisnis utamanya adalah komoditas gula, juga memberikan analisisi lingkungan industri yang berbeda pula.

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Manajemen Kinerja

Aguinis (2013) menjelaskan bahwa manajemen kinerja adalah suatu proses yang kontinu dalam melakukan identifikasi, pengukuran, pengembangan kinerja individu dan tim, serta menyelaraskan kinerja dengan strategi organisasi. Dalam definisi diatas ada dua komponen utama, yaitu proses yang kontinu dan selaras dengan strategi perusahaan. Manajemen kinerja adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus. Proses ini merupakan proses yang tiada henti dalam menetapkan sasaran dan tujuan, mengamati kinerja, memberi serta menerima

coaching dan umpan balik.

(25)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. antara kinerja karyawan dengan tujuan organisasi dan menunjukkan kontribusi karyawan kepada perusahaan secara eksplisit.

Masih dalam Aguinis (2013), ada banyak keuntungan yang dapat diraih dengan mengimplementasikan manajemen kinerja. Kontribusi penting yang dapat disumbangkan dengan penerapan manajemen kinerja adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan motivasi karyawan

2. Peningkatan kepercayaan diri karyawan

3. Para manajer memperoleh pemahaman mengenai bawahannya 4. Definisi pekerjaan dan kriteria karyawan menjadi jelas

5. Peningkatan pemahaman dan pengembangan diri karyawan 6. Aktivitas administrasi menjadi lebih adil dan tepat sasaran 7. Tujuan organisasi menjadi jelas

8. Kompetensi karyawan meningkat 9. Meminimalkan pelanggaran karyawan 10.Perlindungan hukum yang lebih baik

11.Identifikasi kinerja yang baik dan buruk menjadi lebih mudah

12.Pandangan supervisor mengenai kinerja dapat dikomunikasikan dengan lebih jelas

13.Memudahkan perubahan organisasi

14.Meningkatkan motivasi, komitmen, dan perhatian karyawan untuk tetap berada dalam organisasi

15.Menumbuhkan saran dari bawahan

(26)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

2.2.2 Proses Manajemen Kinerja

Sebagaimana disebutkan diatas, manajemen kinerja adalah suatu proses kontinu yang melibatkan beberapa komponen yang berkatian erat satu sama lain. Implementasi yang buruk terhadap salah satu elemen akan memberikan dampak yang buruk terhadap sistem manajemen kinerja secara keseluruhan.

Aguinis (2013) menjabarkan bahwa komponen-komponen dalam proses manajemen kinerja adalah sebagai berikut:

1. Prerequisites

Ada dua syarat penting sebelum manajemen kinerja diterapkan, yaitu pemahaman akan misi dan strategi organisasi serta pemahaman tentang pekerjaan yang diperoleh melalui analisa pekerjaan (job analysis).

2. Performance planning

Sebagai awal dari siklus kinerja, perencanaan kinerja didiskusikan terlebih dahulu sebelum pekerjaan dilakukan dengan meliputi aspek hasil kerja (result),

perilaku (behavior), dan perencanaan pengembangan. Perencanaan kinerja ini

meliputi apa yang harus dilakukan atau outcome yang harus dihasilkan karyawan, kompetensi yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, dan identifikasi wilayah-wilayah yang harus dikembangkan dengan disertai penetapan target atas tiap wilayah tersebut.

3. Performance execution

(27)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. aktivitas yang dilakukan, berkomunikasi dengan supervisor, mengumpulkan dan membagi data kinerja, serta menyiapkan review kinerja sebagai sebuah

bentuk self-appraisal. Sedangkan supervisor memilki tanggung jawab utama

berupa melakukan pengamatan dan pendokumentasian, melakukan perubahan sesuai tuntutan linkungan bisnis, dan memberikan umpan balik serta coaching

kepada bawahannya.

4. Performance assessment

Pada tahap ini karyawan dan manajer bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi atas pencapaian kinerja.

5. Performance review

Selanjutnya karyawan dan manajer bertatap muka untuk membahas hasil evaluasi. Pertemuan ini biasanya disebut appraisal meeting atau diskusi.

6. Performance renewal & recontracting

Tahap akhir dari manajemen kinerja adalah renewal dan recontracting. Proses

ini sesungguhnya mirip dengan perencanaan kinerja, hanya saja berbeda dalam hal informasi yang digunakan, dimana pada tahap renewal dan recontracting

(28)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

2.2.3 Proses Menyelaraskan Manajemen Kinerja dengan Rencana Strategis

Sebuah rencana strategi yang baik tidak menjamin akan berfungsi efektif sebagai sebagai bagian dari sebuah sistem manajemen kinerja. Hal ini dapat terjadi akibat tidak adanya aktivitas nyata sebagai penterjemahan rencana strategi atau tidak adanya saling keterkaitan antara tujuan dalam level organisasi dan tujuan level unit. Untuk memastikan konsistensi tujuan organisasi dan menterjemahkannya kedalam aktivitas nyata, diperlukan upaya yang luar biasa sehingga rencana strategi sejalan dengan kinerja individu.

Gambar 2.1 Hubungan Antara Rencana Strategi Perusahaan dan Unit, Job Description, dan Kinerja Individu beserta Tim

(29)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Gambar 2.1 diatas menggambarkan kerangka kerja untuk memahami saling keterkaitan antara rencana strategis perusahaan, rencana strategi unit, job

description, dan kinerja individu maupun tim. Rencana strategi organisasi

meliputi pernyataan visi dan misi serta tujuan dan strategi organisasi untuk mencapai visi dan misi tersebut. Strategi dapat disusun dengan partisipasi manajer dari semua tingkat. Semakin tinggi keterlibatannya, para manajer akan semakin mampu melihat keberhasilan strategi yang dibuat. Selanjutnya senior manajer bertemu dengan manajer departemen atau unit untuk merumuskan visi, misi, tujuan, dan strategi tiap unit. Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan ini adalah bahwa visi, misi, tujuan, dan strategi unit atau departemen harus konsisten dengan visi, misi, tujuan, dan strategi organisasi. Tahap selanjutnya adalah merevisi job description untuk memastikan konsistensinya

dengan prioritas unit dan organisasi. Sebagai tahap akhir, sistem manajemen kinerja yang meliputi hasil kerja, perilaku, dan rencana pengembangan, harus konsisten pula dengan prioritas level organisasi dan unit sebagaimana job

description individu.

(30)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Perencanaan strategi adalah suatu proses yang meliputi penggambaran tujuan organisasi, pemetaan hambatan-hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan, dan pemilihan pendekatan untuk terus maju. Tujuan utama perencanaan strategi adalah mengalokasikan semua sumber daya secermat mungkin untuk memperoleh keunggulan bersaing organisasi. Secara umum, rencana strategi menggambarkan sebuah blueprint (cetak biru) yang mendefinisikan bagaimana

organisasi mengalokasikan sumber dayanya dalam meraih tujuan.

Dalam penyusunan rencana strategi yang baik, Aguinis (2013) menyarankan untuk melakukan beberapa tahapan, yaitu:

1. Melakukan analisis lingkungan, yaitu identifikasi parameter-parameter internal dan eksternal terhadap lingkungan tempat organisasi berada dengan tujuan untuk lebih memahami isu-isu eksternal sehingga setiap keputusan dapat diambil berdasarkan konteks yang lebih luas. Pendalaman terhadap lingkungan eksternal menyangkut pertimbangan mengenai keberadaan peluang dan ancaman terhadap kelangsungan organisasi. Sedangkan identifikasi lingkungan internal meliputi pertimbangan akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi.

(31)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. keuntungan atau kelebihan produk atau jasa organisasi serta nilai-nilai dan keyakinan organisasi.

3. Menentukan visi organisasi, yaitu pernyataan mengenai aspirasi organisasi dimasa mendatang. Sebuah visi hendaknya memiliki karakteristik: ringkas sehingga mudah diingat, menyatakan tujuan yang jelas, ada batasan waktu, tidak ketinggalan zaman, fokus, mudah dipahami, menginspirasi, dan feksibel (Auginis, 2013).

4. Menentukan tujuan, yaitu hasil yang diharapkan organisasi dalam jangka pendek, biasanya satu hingga tiga tahun. Tujuan organisasi memberikan informasi spesifik tentang bagaimana misi diterapkan, menjadi sumber motivasi dan memberikan target yang harus dicapai karyawan, sebagai dasar pengambilan keputusan, dan sebagai dasar pengukuran kinerja karena tujuan organisasi memungkinkan untuk melakukan pembandingan antara target yang harus diraih dan realisasi pencapaian.

(32)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

2.2.4 Analisa Pekerjaan (Job Analysis)

Dessler (1997) menyatakan bahwa analisa pekerjaan merupakan prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu pekerjaan serta sumber daya manusia yang tepat untuk mengisi posisi tersebut. Ada dua aspek penting dalam hal ini, yaitu berkenaan dengan isi pekerjaan dan orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut.

Menurut Milkovich dan Newman (2007), ada dua metode dalam melakukan analisa pekerjaan, yaitu:

1. Metode konvensional. Metode ini adalah memberikan pemahaman yang lebih jelas, namun disisi yang lain sangat memungkinan timbulnya bias. Metode ini dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

a. Kuesioner, pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada sejumlah informan.

b. Wawancara, dalam metode ini yang diperlukan adalah manajer atau spesialis pekerjaan yang bertindak sebagai pelaksana pekerjaan secara langsung.

c. Observasi, dapat dilakukan dengan du acara, yaitu work sampling (tidak

memerlukan perhatian yang rinci dari tindakan karyawan didalam siklus kerja) dan employ diary (pengamatan dengan menggunakan buku harian

(33)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 2. Metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang lebih praktis dan murah, namun memiliki kelemahan berupa besarnya kemungkinan ada beberapa aspek yang tidak tergali sehingga menjadikan deskripsi pekerjaan kurang valid.

Dalam Milkovich dan Newman (2007), deskripsi pekerjaan hendaknya memiliki beberapa informasi sebagai berikut:

1. Identifikasi pekerjaan, yang mencakup nama pekerjaan, departemen, struktur pelaporan, dan kode pekerjaan.

2. Tanggal, yaitu waktu pelaksanaan dilakukannya job analysis untuk

membantu dalam mengidentifikasi perubahan pekerjaan dan memastikan bahwa analisa pekerjaan dilakukan secara berkala.

3. Ringkasan pekerjaan, berupa gambaran singkat tentang isi pekerjaan. 4. Tugas-tugas yang dilakukan, mencakup tugas-tugas utama yang harus

dilakukan oleh pelaksana pekerjaan.

5. Spesifikasi pekerjaan, meliputi persyaratan minimal yang harus dimiliki seseorang agar dapat melakukan pekerjaan tertentu.

2.2.5 Penilaian Kinerja

2.2.5.1 Definisi Penilaian Kinerja

(34)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi untuk meningkatkannya. Salah satu diantaranya ialah melalui penilaian kinerja.

Penilaian kinerja merupakan suatu proses di dalam organisasi untuk menilai kinerja karyawannya. Penilaian kinerja menurut Dessler (1997) bisa didefinisikan sebagai prosedur yang meliputi penetapan standar kerja, penilaian aktual karyawan dalam hubungan dengan standar-standar ini dan memberi umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau tersulut berkinerja lebih tinggi lagi.

2.2.5.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Tujuan dilakukannya penilaian kinerja adalah untuk memberikan feedback

kepada karyawan dalam upaya memperbaiki tampilan kerjanya dan upaya untuk meningkatkan produktivitas organisasi dan secara khusus berkaitan dengan berbagai kebijaksanaan terhadap karyawan seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan latihan. Kegunaan dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut Aguinis (2013):

1. Perbaikan kinerja memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk meningkatkan kinerja melalui feedback yang diberikan.

2. Penyesuaian gaji dapat dipakai sebagai informasi untuk mengkompensasi karyawan secara layak sehingga dapat memotivasi mereka.

(35)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 4. Pelatihan dan pengembangan, yaitu melalui penilaian dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari pegawai sehingga dapat dilakukannya program pelatihan dan pengembangan yang lebih efektif.

5. Perencanaan karir, yaitu organisasi dapat memberikan bantuan perencanaan karir bagi pegawai dan menyelaraskannya dengan kepentingan organisasi.

6. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses penempatan, yaitu unjuk kerja yang tidak baik menunjukkan adanya kelemahan dalam penempatan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

7. Dapat mengidentifikasi adanya kekurangan dalam desain pekerjaan, yaitu kekurangan kinerja akan menunjukkan adanya kekurangan dalam perancangan jabatan.

8. Meningkatkan adanya perlakuan kesempatan yang sama pada pegawai, yaitu dengan dilakukannya penilaian yang objektif berarti meningkatkan perlakuan yang adil bagi pegawai.

9. Dapat membantu pegawai mengatasi masalah yang bersifat eksternal, yaitu dengan penilaian unjuk kerja atasan akan mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya unjuk kerja yang jelek, sehingga atasan dapat membantu menyelesaikannya.

(36)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

2.2.5.3 Pendekatan Pengukuran Kinerja

Aguinis (2013) menjelaskan bahwa ada tiga pendekatan dalam pengukuran kinerja yang saling berkaitan, yaitu perilaku (behavior), hasil kerja (results), dan

trait. Dalam kebanyakan organisasi, kinerja tidak diukur menggunakan trait approach. Oleh karena itu, yang disampaikan disini hanyalah pendekatan perilaku

dan hasil kerja.

1. Pengukuran perilaku

Pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan perilaku menekankan pada bagaimana karyawan mengerjakan tugasnya, bukan pada hasil yang diperoleh. Pada prinsipnya pendekatan ini menekankan pada proses bagaimana seorang karyawan bekerja.

2. Pengukuran hasil kerja

Pendekatan hasil kerja mengukur outcome dan hasil yang diperoleh oleh

seorang karyawan. Pendekatan pengukuran ini fokus pada hasil yang diperoleh tanpa mengindahkan proses dalam pencapaian ataupun perilaku karyawan. Mendefinisikan dan mengukur hasil kerja biasanya membutuhkan waktu yang lebih cepat dan juga lebih murah.

Hasil kerja yang menjadi tujuan individu harus jelas dan memberikan arahan bagi individu tersebut dalam bekerja. Aguinis (2013) menyatakan bahwa target hasil kerja harus memenuhi karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Spesifik dan jelas, sehingga mudah untuk dipahami. 2. Menantang namun memungkinkan untuk dicapai.

(37)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 4. Penting bagi organisasi.

5. Memiliki skala prioritas antar tujuan. 6. Ada batasan waktu.

7. Dapat diraih.

8. Dikomunikasikan dengan baik.

9. Fleksibel, sesuai dengan perubahan lingkungan bisnis.

10.Memiliki jumlah yang cukup, 5 hingga 10 tujuan dalam satu periode merupakan alternatif yang baik.

2.2.6 Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP (Analitycal Hierarchy Process) yang dikembangkan oleh Saaty

merupakan alat bantu sistem pendukung keputusan yang dinilai luas untuk penyelesaian masalah atau problem keputusan multikriteria. Metode ini mensintesis perbandingan judgement pengambil keputusan yang berpasangan

pada setiap level hierarki keputusan. Caranya dengan menetapkan bobot prioritas relatif setiap elemen keputusan, dimana bobot ini merepresentasikan intensitas preferensi atas keputusan (Saaty, 1993).

2.2.6.1 Prinsip-Prinsip dalam AHP

Terdapat tiga prinsip utama dalam AHP (Saaty, 1993), yaitu: 1. Penyusunan Struktur Hierarki

(38)

memisah-TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. misahkan (clustering) setiap elemen keputusan berdasarkan karakteristik

umumnya. Setiap permasalahan disusun ke dalam unsur-unsur pembentuknya dan dibagi lagi ke dalam beberapa bagian. Proses ini akan terus dilakukan hingga permasalahan tidak lagi dianggap kompleks dan dapat dipecahkan dengan terlebih dahulu mencari pemecahan untuk setiap unsur yang ada. Keseluruhan proses tersebut membentuk pola bertingkat yang disebut struktur hierarki.

2. Penentuan Prioritas

AHP memecahkan masalah dengan membangun suatu hierarki dari elemen- elemen keputusan dan kemudian melakukan perbandingan antara setiap pasangan yang mungkin dalam setiap cluster (sebagai suatu matriks) atas dasar

preferensi atau analisis ilmiah. Proses ini selanjutnya akan membentuk pembobotan untuk setiap elemen di dalam suatu cluster (disebut juga level

hierarki).

3. Konsistensi Logis

(39)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses penjabaran hierarki tujuan, yaitu (Suryadi, 2000):

1. Pada saat penjabaran tujuan ke dalam sub tujuan, harus diperhatikan apakah setiap aspek dari tujuan yang lebih tinggi tercakup dalam sub tujuan tersebut.

2. Meskipun hal tersebut terpenuhi, perlu menghindari terjadinya pembagian yang terlampau banyak, baik dalam arah horizontal maupun vertikal.

3. Untuk itu sebelum menetapkan suatu tujuan untuk menjabarkan hierarki tujuan yang lebih rendah, maka dilakukan tes kepentingan: Apakah suatu tindakan/hasil yang terbaik akan diperoleh bila tujuan tersebut tidak dilibatkan dalam proses evaluasi?

Kegunaan AHP adalah kemampuannya dalam pengukuran kriteria

intangible bersama dengan kriteria tangible melalui skala rasio. Di dalam AHP,

skala rasio 1 sampai 9 digunakan untuk memberikan preferensi relatif antara 2 alternatif. Skala ini dapat dipertanggungjawabkan untuk alasan-alasan berikut ini (Saaty, 1998; Arisandhy, 2004) :

1. Kemampuan manusia untuk membuat perbedaan kualitatif secara baik disajikan 
dalam 5 atribut : equal, weak, strong, very strong dan absolute.

Kompromi antara atribut-atribut yang berdekatan dapat dibuat apabila kepresisian besar.

(40)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. menghasilkan 9 buah perbedaan.

3. Otak manusia memiliki batasan psikologi 7 ± 2 item untuk melakukan perbandingan berpasangan secara serentak. Kapasitas ini berhubungan dengan jumlah jari. Karena hal tersebut, maka ke-9 skala penilaian ini akan tepat untuk melakukan perbandingan antara item.

2.2.6.2 Kelebihan dan Kekurangan AHP

Dalam tulisan Saaty (1990), dapat disarikan beberapa kelebiha AHP, yaitu: 1. Fleksibel. AHP dapat secara fleksibel digunakan untuk menyelesaikan beragam

jenis masalah yang tidak terstruktur.

2. Mereduksi Komplektisitas. AHP menggabungkan pendekatan deduktif dan sistem untuk digunakan secara komperhensif dalam meninjau masalah yang kompleks.

3. Melihat Ketergantungan Elemen. AHP dapat menyelesaikan masalah dengan elemen-elemen yang saling bergantung.

4. Penyusunan Hierarki. AHP dapat meniru kemampuan manusia dalam menyusun struktur masalah ke dalam hierarki.

5. Pengukuran. AHP dapat menghasilkan skala pengukuran (bobot) untuk elemen-elemen kualitatif dan abstrak.

6. Konsistensi. AHP memberikan analisis konsistensi dalam penilaian kesesuaian data dan hierarki yang merupakan refleksi atas logika manusia.

(41)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Selain kelebihan, AHP juga mempunyai kekurangan, yaitu:

1. Membutuhkan partisipasi pihak yang benar-benar mengetahui permasalahan real yang ada, khususnya dalam membangun hierarki permasalahan.

2. Jika dalam pengambilan masalah multipartisipan terdapat perbedaan yang sangat ekstrim (dapat dilihat dari hasil analisis konsistensi), maka AHP tidak dapat langsung diterapkan dan perlu dilakukan suatu usaha untuk menyatukan pendapat/masalah.

3. AHP tidak dapat ditinjau dari segi statistik murni atau distribusi peluang karena pengambilan sampel tidak acak dan dapat dilakukan secara single partisipan

(42)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan melalui tahapan prosedur sebagai berikut:

1. Analisa Visi, Misi dan Strategi PT Perkebunan Nusantara X

Sebagai tahap awal, dilakukan analisa terhadap visi, misi, dan strategi PT Perkebunan Nusantara X. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kerangka berfikir dan gambaran secara umum pada level perusahaan.

2. Penyusunan Strategi Unit Bisnis Pabrik Gula

Visi, misi, dan strategi PT Perkebunan Nusantara selanjutnya diturunkan kedalam strategi unit bisnis, dalam hal ini pabrik gula. Penyusunan strategi unit bisnis pabrik gula ini dilakukan melalui wawancara dengan general manager dan para manajer pabrik gula.

3. Penyusunan Strategi Bagian Pengolahan

Strategi unit bisnis yang sudah tersusun selanjutnya dijadikan acuan dalam penyusunan strategi bagian pengolahan. Strategi bagian ini disusun melalui wawancara dengan manajer pengolahan dan staf terkait. Rencana strategi inilah yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk analisa jabatan.

4. Analisa Jabatan yang Selaras dengan Strategi Bagian Pengolahan

Tahap berikutnya adalah melakukan analisa jabatan untuk semua posisi di bagian pengolahan. Melalui analisa jabatan ini akan diidentifikasi knowledge,

skill, ability, tugas, wewenang, tanggung jawab, serta interaksi hubungan

(43)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

5. Perumusan Kembali Indikator Penilaian Kinerja Individu

Job description yang telah disusun selanjutnya dijadikan acuan dalam penyusunan indikator penilaian kinerja dengan memperhatikan dua komponen penilaian, yaitu hasil kerja (result) dan perilaku (behavior).

Indikator penilaian kinerja individu dijadikan pertimbangan dalam penyusunan kembali indikator-indikator yang baru, disamping data hasil wawancara dan observasi. Penyusunan indikator kinerja individu beserta pembobotannya dilakukan dengan metode AHP (Analytical Hierarchy

Process).

(44)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah pendekatan kualitatif berdasarkan studi kasus dimana cara berfikir, alur penelitian dan persepsi yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi, baik alamiah maupun yang timbul dari manusia seperti aktivitas, karakterisitik, perubahan, hubungan, kesamaan maupun perbedaan. Kemudian atas fenomena ini dieksplorasi sesuai kaidah keilmuan untuk mencari solusi permasalahan. Metode yang diterapkan pada penelitian bertujuan untuk membangun suatu model yang dimulai dari penggalian fakta yang ada.

Pendekatan kualitatif ini sesuai dengan tema penelitian yang rumusan masalahnya adalah bagaimana mendesain peta strategi sebagai alat ukur kinerja organisasi dalam penyusunan indikator penilaian kinerja, yang dalam merancang diperlukan sebuah analisis deskriptif yang bersifat kualitatif. Analisis diperoleh berdasarkan informasi yang bersumber dari personil yang memegang peranan utama dalam organisasi yang menjadi obyek penelitian, yang kemudian diambil kesimpulan yang diperlukan dalam membangun model peta strategi.

Dalam melakukan penelitian ini, pendekatan yang dipilih dalam melakukan analisis adalah exploratory karena eksplorasi akan dilakukan dalam rangka

(45)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

3.2 Desain Penelitian

Menurut Yin (2014), dalam mendesain penelitian dengan metode case study,

ada lima komponen yang harus diperhatikan, yaitu: pertanyaan penelitian, proposisi, unit analisis, logika antara data dan proposisi serta kriteria hasil interpretasi.

Tipe pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” sangat cocok digunakan dalam penelitian studi kasus dan tugas pertama dalam mendesain penelitian ini adalah mengklarifikasi secara tepat hakikat pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Sebagai komponen kedua, setiap proposisi mengarahkan perhatian peneliti kepada sesuatu yang harus diselidiki dalam ruang lingkup studinya. Beberapa studi memiliki alasan yang dapat diterima untuk tidak memiliki satupun proposisi. Ini merupakan kondisi dimana suatu topik menunjuk ke bidang eksplorasi. Namun demikian, setiap eksplorasi tetaplah mempunyai tujuan. Karena penelitian ini merupakan studi kasus yang eksploratoris, maka dalam penelitian ini tidak ada proposisi, namun tetap memiliki tujuan, yaitu menyusun ulang indikator kinerja bagian pengolahan di unit bisnis gula PT Perkebunan Nusantara X.

Unit analisis, sebagai komponen yang ketiga, secara fundamental berkaitan dengan masalah penentuan apa yang dimaksud “kasus” dalam penelitian yang bersangkutan, yaitu suatu permasalahan yang mengganggu banyak peneliti di awal studi kasusnya.

(46)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

3.2.1 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian sebagai dasar dalam desain penelitian sebagaimana disebutkan dalam rumusan masalah dan mengacu kepada saran Yin (2014) adalah: “Bagaimana redesain penilaian kinerja yang baik untuk Bagian Pengolahan PT Perkebunan Nusantara X”.

3.2.2 Unit Analisis

Unit analisis primer dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pengolahan di PT Perkebunan Nusantara X.

3.2.3 Kriteria Interpretasi Hasil Temuan

Beberapa kriteria yang digunakan untuk mentafsirkan hasil temuan dan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Data berasal dari berbagai sumber yang relevan dengan penelitian, baik berupa dokumen perusahaan maupun key informan, untuk menghindari

asumsi subyektif.

2. Data yang diperoleh diinterpretasi seobyektif mungkin dengan memperhatikan kondisi yang sebenarnya dan menghilangkan bias.

3. Penggunaan data disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

3.3 Prosedur Pengumpulan data

(47)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 1. Survei pendahuluan

Survei pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai obyek penelitian, yaitu bagian pengolahan pabrik gula PT Perkebunan Nusantara X. Survei pendahuluan ini ditujukan untuk mengumpulkan data sekunder tentang visi, misi, tujuan, dan strategi perusahaan serta struktur organisasi perusahaan dan unit bisnis.

2. Dokumentasi

Beberapa dokumentasi yang dijadikan bahan penelitian ini adalah laporan tahunan PTPN X tahun 2010 hingga 2014, buku Code of Conduct PTPN

X, buku Struktur Organisasi dan Rincian Tugas, buku Standar Operasional Prosedur, dan beberapa dokumen administratif yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Wawancara (in-depth interview)

Sebagai sumber data terpenting dan data primer dalam penelitian ini, dilakukan wawancara terhadap beberapa key informan sebagai berikut:

1. Kepala Divisi Pengolahan

2. Kepala Urusan Divisi Pengolahan 3. General Manager

4. Manajer Pengolahan 5. Asisten Manager

(48)

ADL

penjabaran visi, misi, sasaran dan strategi unit bisnis gula PTPN X serta tugas pokok dan fungsi jabatan di Bagian Pengolahan

- Konsultan internal bagi unit bisnis gula, khususnya di Bagian Pengolahan

- Indikator-indikator kinerja di Bagian Pengolahan

- Penyusun strategi Divisi Pengolahan yang membawahi semua Bagian Pengolahan di tiap-tiap unit bisnis

- Memiliki wawasan yang baik dalam menghubungkan strategi unit bisnis dengan strategi Bagian Pengolahan - Asisten Kepala Divisi

Pengolahan - Visi, misi, sasaran dan strategi Bagian Pengolahan juga informasi mengenai tugas pokok dan fungsi jabatan di Bagian Pengolahan

- Konsultan internal bagi unit bisnis gula, khususnya di Bagian Pengolahan

- Indikator-indikator kinerja di Bagian Pengolahan

- Bersama Kadiv. Pengolahan menyusun strategi Divisi Pengolahan yang membawahi semua Bagian Pengolahan di tiap-tiap unit bisnis

- Memiliki wawasan yang baik dalam menghubungkan strategi unit bisnis dengan strategi Bagian Pengolahan Kepala Urusan Div. Pengolahan

(49)

ADL

- Pimpinan unit bisnis gula di

PTPN X - Visi, misi, sasaran dan strategi unit bisnis gula

- Penyusun strategi unit bisnis - Struktur organisasi di pabrik gula

- Bertanggung jawab atas

pencapaian target unit bisnis - Level jabatan dan tugas di Bagian Pengolahan

- Memiliki wawasan yang baik dalam menghubungkan strategi PTPN X dengan strategi unit bisnis gula

- Target kinerja dan indikator-indikator kinerja di Bagian Pengolahan

- Pimpinan Bagian Pengolahan - Visi, misi, sasaran dan strategi Bagian Pengolahan

- Penyusun strategi Bagian

Pengolahan - Tugas pokok dan fungsi masing-masing jabatan di Bagian Pengolahan

- Bertanggung jawab atas pencapaian target Bagian Pengolahan

- Informasi terkait level jabatan Manajer Pengolahan, seperti: atasan, bawahan, hubungan kerja, tugas, tanggung jawab, wewenang, kualifikasi, permasalahan, ide untuk meningkatkan kinerja, serta informasi lain yang menunjang penelitian - Memiliki wawasan yang baik

terkait kondisi di Bagian Pengolahan

- Indikator-indikator kinerja karyawan di Bagian Pengolahan

- Memiliki wawasan yang baik terkait kondisi pada level Asisten Manajer

- Informasi terkait level jabatan Asisten Manajer Pengolahan, seperti: atasan, bawahan, hubungan kerja, tugas, tanggung jawab, wewenang, kualifikasi, permasalahan, ide untuk meningkatkan kinerja, serta informasi lain yang menunjang penelitian

- Indikator-indikator kinerja pada level Asisten Manajer di Bagian Pengolahan

4 Manajer Pengolahan

Asisten Manajer 5

(50)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 4. Observasi

Untuk mendukung hasil wawancara diatas, dilakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian, yaitu karyawan bagian pengolahan pabrik gula PT Perkebunan Nusantara X.

3.4 Teknik Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunaan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data yang digunakan. Triangulasi sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mencocokkan hasil wawancara antara satu informan dengan informan lainnya.

Metode pembobotan indikator kinerja dilakukan dengan menggunakan

analytical hierarchy process (AHP) yang sederhana dalam perhitungannya.

Mengingat perhitungan dilakukan dengan software Excell, metode AHP ini

menjadi pilihan utama.

3.5 Batasan Penelitian

Beberapa hal yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi kasus dilakukan di salah satu unit bisnis dari 11 unit bisnis gula milik PT Perkebunan Nusantara X

(51)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 3. Proses pembobotan tiap-tiap parameter sangat subyektif, bergantung

kepada pemahaman narasumber.

(52)

ADL

In-depth interview untuk menggali informasi berkenaan visi, misi, tujuan, dan strategi Bagian Pengolahan serta informasi lain yang menunjang penelitian

Merumuskan tujuan dan strategi Bagian Pengolahan

Key Informan: Kadiv.

Pengolahan, Kaur Pengolahan, dan Manajer Pengolahan. Ditambah dokumentasi perusahaan

Job Analysis di Bagian Pengolahan

In-depth interview untuk menetapkan job description dan job specification individu di Bagian Pengolahan yang selaras dengan rencana strategis Bagian Pengolahan

Job description dan job specification di Bagian Pengolahan

Key Informan: Kadiv. Pengolahan, Kaur Pengolahan, Manajer Pengolahan, dan Asisten Manajer Pengolahan. Ditambah dokumentasi perusahaan Penyusunan indikator

penilaian kinerja individu di Bagian Pengolahan

Target kinerja yang sesuai dengan job

description dan job specification

Indikator penilaian kinerja individu di Bagian Pengolahan yang meliputi: indikator penilaian hasil

kerja (result) dan indikator

penilaian perilaku (behavior)

Key Informan: Kadiv. Pengolahan, Kaur Pengolahan, Manajer Pengolahan, dan Asisten Manajer Pengolahan. Ditambah dokumentasi perusahaan

Pembobotan indikator penilaian kinerja individu di Bagian Pengolahan

In-depth interview dan pengolahan

data menggunakan Analytical

Hierarchy Process

Bobot untuk masing-masing indikator penilaian kinerja

Key Informan: Kadiv.

(53)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1Sejarah Singkat PT Perkebunan Nusantara X

PT Perkebunan Nusantara X merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan dengan produk utamanya gula kristal putih (GKP) dan tembakau. PT Perkebunan Nusantara X yang berkantor pusat di Jalan Jembatan Merah No. 3-11 Surabaya, mengusahakan 11 unit pabrik gula, 3 unit kebun tembakau dan 4 anak perusahaan, yaitu PT Dasaplast Nusantara, PT Energi Agro Nusantara, PT Nusantara Medika Utama dan PT Mitratani Dua Tujuh.

PT Perkebunan Nusantara X didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah R.I No.15 Tanggal 14 Pebruari Tahun 1996 tentang pengalihan bentuk Badan Usaha Milik Negara dari PT Perkebunan (Eks. PTP 19, Eks. PTP 21-22 dan Eks. PTP 27) yang dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara X (Persero) dan tertuang dalam Akte Notaris Harun Kamil, SH No.43 tanggal 11 Maret 1996 yang mengalami perubahan kembali sesuai Akte Notaris Sri Eliana Tjahjoharto, SH. No. 1 tanggal 2 Desember 2011.

Bisnis utama PT Perkebunan Nusantara X adalah:

(54)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 2. Tembakau, dilakukan penjualan langsung kepada pembeli industri (pabrikan) dan pembeli pedagang (trader), juga dipasarkan ke luar negeri melalui sistem

lelang.

Kesebelas pabrik gula yang tersebar di wilayah Jawa Timur itu adalah sebagai berikut:

1. Pabrik Gula Watoetoelis 2. Pabrik Gula Toelangan 3. Pabrik Gula Kremboong 4. Pabrik Gula Gempolkrep 5. Pabrik Gula Djombang Baru 6. Pabrik Gula Tjoekir

7. Pabrik Gula Lestari 8. Pabrik Gula Meritjan 9. Pabrik Gula Pesantren Baru 10.Pabrik Gula Ngadiredjo

11.Pabrik Gula Modjopanggoong.

4.2Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara X

(55)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 1. Berkomitmen menghasilkan produk berbasis bahan baku tebu dan tembakau yang berdaya saing tinggi untuk pasar domestik dan internasional yang berwawasan lingkungan.

2. Berkomitmen menjaga pertumbuhan dan kelangsungan usaha melalui optimalisasi dan efisiensi di segala bidang.

3. Mendedikasikan diri untuk selalu meningkatkan nilai-nilai perusahaan bagi kepuasan stakeholder melalui kepemimpinan, inovasi dan kerjasama tim serta

organisasi yang profesional.

4.3Tujuan PT Perkebunan Nusantara X

Tujuan dibentuknya PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) seperti tercantum dalam Anggaran Dasar No. 47 tanggal 13 Agustus 2008 adalah: melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agroindustri serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perseroan untuk menghasilkan barang dan/jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

4.4Strategi PT Perkebunan Nusantara X

Menyikapi berbagai kondisi internal dan eksternal perusahaan, pada tahun 2014 Dewan Direksi merumuskan strategi perusahaan adalah EDO (Efisiensi, Diversifikasi, dan Optimalisasi). Yang dimaksud dengan efisiensi adalah:

(56)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. (3) mengurangi biaya pemeliharaan pabrik.

Berkenaan dengan diversifikasi, Dewan Direksi menyatakan: beyond sugar

transformasi menjadi industri berbasis tebu (sugarcane based industry)

terintegrasi dari hulu ke hilir. Sedangkan komitmen optimalisasi yang diusung adalah memacu rendemen dengan menekan sugar losses melalui peningkatan

kinerja ekstraksi gilingan dan efisiensi pemrosesan.

4.5Budaya PT Perkebunan Nusantara X

Didalam menjalankan misi perusahaan diperlukan tuntunan yang berfungsi sebagai koridor dan batasan sekaligus pendorong bagi karyawan untuk melakukannya dengan penuh integritas, sehingga apabila tuntunan ini dilakukan oleh seluruh jajaran karyawan, diyakini akan dapat membawa pencapaian visi perusahaan. Tuntunan yang dimaksud diwujudkan dalam pernyataan filosofi bisnis PT Perkebunan Nusantara X, sebagai berikut: “Integritas, Profesionalisme, Visioner, dan Sinergi." Agar produktivitas karyawan dalam bekerja tetap tinggi, maka budaya kerja yang harus dihayati dan dilaksanakan adalah: “Profesional, Produktif, dan Pembelajar“

4.6Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara X

(57)

ADL

(58)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. Setiap unit bisnis gula dikepalai oleh seorang General Manager yang membawahi 6 bagian, yaitu: SDM (Sumber Daya Manusia), keuangan dan umum, tanaman, instalasi, pengolahan, dan quality control. Seorang Manajer Pengolahan, dalam pekerjaannya, dibantu oleh 5 asisten manajer, yaitu:

 Asisten Manajer Umum dan Lingkungan

 Asisten Manajer Pemurnian

 Asisten Manajer Penguapan

 Asisten Manajer Masakan

 Asisten Manajer Puteran

(59)

ADL

DAN UMUM MANAJER TANAMAN MANAJER INSTALASI

MANAJER

(60)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan hasil redesain penilaian kinerja individu di Bagian Pengolahan unit bisnis gula PT Perkebunan Nusantara X yang diturunkan dari visi, misi, dan strategi Bagian Pengolahan sebagai bentuk penjabaran visi, misi, dan strategi PTPN X.

5.1 Analisa Visi, Misi, dan Strategi Unit Bisnis Gula

Analisa visi, misi, dan strategi unit bisnis gula dilakukan untuk mengkaji apakah telah selaras dengan visi, misi, dan strategi PT Perkebunan Nusantara X.

5.1.1 Analisa Visi Unit Bisnis Gula

Sebagaimana disampaikan General Manager pabrik gula, visi unit bisnis gula adalah selaras dengan visi PT Perkebunan Nusantara X untuk “menjadi perusahaan agroindustri terkemuka yang berwawasan lingkungan”. Setiap pabrik gula harus menjadi yang terbaik di kawasannya. Terlebih dengan ketatnya persaingan industri gula dewasa ini, khususnya dalam memperebutkan bahan baku, efisiensi dan pelayanan menjadi kata kunci untuk menjadi yang terbaik di wilayahnya dan menjamin ketersediaan tebu.

(61)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. memberdayakan masyarakat, khususnya warga disekitar pabrik gula, merupakan salah satu bentuk simbiosis mutualisme antara perusahaan dengan stakeholdernya.

5.1.2 Analisa Misi Unit Bisnis Gula

Merujuk pemaparan General Manager, misi unit bisnis gula adalah sama dengan misi PT Perkebunan Nusantara X. Komitmen untuk menghasilkan produk berupa gula kristal putih (GKP) berkualitas dipegang teguh dengan tetap mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan.

Untuk menjaga kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan, optimalisasi kapasitas giling menjadi misi berikutnya. Kapasitas pabrik yang optimal dengan didukung oleh efisiensi disegala bidang diharapkan mampu mendukung keberlangsungan pertumbuhan perusahaan.

Budaya kerja yang professional, produktif dan pembelajar (3P) selalu ditekankan dalam perilaku karyawan sehari-hari dengan harapan nilai-nilai perusahaan akan meningkat bagi kepuasan stakeholder.

5.1.3 Analisa Strategi Unit Bisnis Gula

Dalam upaya mencapai tujuan perusahaan, strategi yang diterapkan di unit bisnis gula juga merupakan turunan dari strategi PT Perkebunan Nusantara X. General Manager menyampaikan bahwa strategi untuk mewujudkan visi dan misi sebagaimana dijelaskan diatas adalah sebagai berikut:

(62)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. pembantu proses, efisiensi proses, efisiensi energi merupakan sebagian kecil dari berbagai upaya yang dilakukan pabrik gula untuk meningkatkan kinerjanya.

2. Diversifikasi. Industri gula yang memiliki banyak produk turunan, merupakan salah satu industri masa depan yang memiliki prospek yang luar biasa. Produk turunan yang diperoleh dari tetes, listrik dari kelebihan ampas, bioethanol sebagai bahan bakar alternatif masa depan, biokompos yang berasal dari fermentasi blotong, pupuk organik cair yang berasal dari vinase etanol merupakan contoh-contoh produk alternatif yang saat ini mulai digarap secara serius oleh PT Perkebunan Nusantara X.

3. Optimalisasi. Menghilangkan bottle neck di pabrik merupakan salah satu upaya

untuk mengoptimalkan kapasitas giling, sehingga dengan kapasitas yang optimal dan efisiensi yang tinggi diharapkan unit bisnis gula mampu memberikan kontribusi yang positif bagi PTPN X.

4. Sinergi. Kesemua upaya diatas hanya dapat dilaksanakan dengan adanya sinergi dari semua elemen pembentuk pabrik gula. Oleh karena itu sinergi merupakan strategi penutup yang mendorong tiga strategi sebelumnya.

5.2 Analisa Visi, Misi, dan Strategi Bagian Pengolahan

(63)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

5.2.1 Analisa Visi Bagian Pengolahan

Sejalan dengan visi PT Perkebunan Nusantara X dan unit bisnis gula, visi Bagian Pengolahan sebagaimana disampaikan oleh Kepala Divisi Pengolahan dan Manager Pengolahan adalah “menghasilkan gula kristal putih dengan teknologi yang efisien, HPP rendah, dan menciptakan standar lingkungan yang baik”. Visi Bagian Pengolahan ini selaras dengan visi besar organisasi untuk menjadi perusahaan agroindustri terkemuka yang berwawasan lingkungan.

Melalui teknologi yang efisien dan berbiaya rendah, Bagian Pengolahan bercita-cita untuk meningkatkan daya saing unit bisnis gula dalam memproduksi gula kristal putih. Melalui kedua hal tersebut diharapkan pabrik gula di lingkup PTPN X dapat menjadi yang terbaik di wilayahnya.

Faktor kepedulian terhadap lingkungan tidak pernah lepas dari visi setiap elemen perusahaan. Teknologi hijau yang diadopsi, pemakaian bahan pembantu proses yang ramah lingkungan, dan Bagian Pengolahan sebagai garda terdepan dalam pengelolaan lingkungan hidup jelas mencerminkan visi PT Perkebunan Nusantara X.

5.2.2 Analisa Misi Bagian Pengolahan

(64)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S.

Operational Procedure (SOP) serta mengevaluasi dan memperbaharui kedua

prosedur ini secara periodik.

Bagian Pengolahan merupakan Responsibility Centre (RC) pengelolaan lingkungan hidup di pabrik gula. Selaku koordinator bagian lingkungan, Bagian Pengolahan memiliki misi untuk mewujudkan lingkungan industri yang hijau melalui program 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle.

5.2.3 Analisa Strategi Bagian Pengolahan

Untuk mewujudkan visi dan misi Bagian pengolahan diatas, key informan

telah merumuskan strategi Bagian Pengolahan sebagai berikut:

1. Meminimalkan kehilangan gula di ampas, blotong, tetes, maupun pada pos kehilangan tidak diketahui yang timbul sebagai akibat inversi dan kehilangan gula secara fisik.

2. Menjaga konsistensi kualitas produk utama dan produk samping sesuai dengan tuntutan pasar.

3. Operasional quintuple effect setiap waktu dengan memanfaatkan uap nira

sebagai fluida pemanas di juice heater maupun vacuum pan untuk

mengefisienkan pemakaian energi.

4. Pembersihan pipa pemanas di juice heater dan evaporator secara konsisten

untuk menjaga proses perpindahan panas berlangsung sempurna sehingga dapat menekan kehilangan panas di kedua alat tersebut.

(65)

TESIS REDESAIN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA WAKHYU P. S. 6. Melakukan perawatan peralatan secara berkala sesuai SMP untuk menjaga

efisiensi peralatan dan meminimalkan terjadinya kerusakan.

7. Mengoptimalkan kapasitas peralatan terpasang sebagai bagian dari efisiensi dan meraih peluang pendapat sebesar-besarnya.

8. Menjaga kualitas lingkungan dengan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan.

9. Mengefisienkan pemakaian dana investasi dan eksploitasi.

10. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia dimana pabrik gula yang merupakan BUMN masih memiliki karyawan dengan tingkat pendidikan yang heterogen, mulai dari pendidikan SD hingga S1.

5.3 Analisa Jabatan dan Indikator Kinerja Individu

Setelah melakukan analisa terhadap rencana strategis Bagian Pengolahan, tahap selanjutnya adalah melakukan analisa jabatan untuk semua posisi di Bagian Pengolahan. Dari job analysis ini akan dapat diperoleh deskripsi pekerjaan dan

spesifikasi pekerjaan yang nantinya akan dijadikan standar dalam penyusunan ulang indicator penilaian kinerja individu.

Gambar

Tabel 5.13
Gambar 5.13 Lembar Penilaian Kinerja Hasil Kerja Asisten Manajer
Gambar 2.1 Hubungan Antara Rencana Strategi Perusahaan dan Unit, Job Description, dan Kinerja Individu beserta Tim
Gambar 2.1 diatas menggambarkan kerangka kerja untuk memahami saling
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari uji Fisher memperlihatkan nilai p>0,05, dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan status gizi ibu menyusui.. Ada

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Bank BRI Syariah Sidoarjo, mekanisme pilar pertama dari Manajemen Risiko, risiko pasar hanya dalam artian pengukuran fluktuasi nilai tukar

d) Selama pemanasan, level boiler drum akan bergejolak. Jika level boiler drum terlalu tinggi dapat dibuang melalui blowdown valve. e) Tutup secara perlahan main steam drain

Jadi, solusi yang didapat melalui pendekatan pemrograman kuadratik untuk jumlah produksi susu kedelai selama satu bulan yaitu jumlah produksi susu kedelai rasa original (

Produk ponsel seperti Nokia, Sony Ericsson, LG, Samsung, Blackberry, dan beberapa ponsel merek China semakin meramaikan pasar ponsel Indonesia.. Produk serupa dengan

Pada penelitian ini penulis menggunakan studi pustaka dengan melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian yaitu membaca sumber-sumber

Diharapkan perawat dapat menerapkan implementasi sasaran keselamatan pasien dengan komunikasi secara efektif dalam pemberian asuhan keperawatan.... Diharapkan dapat

cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu;