I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri telekomunikasi semakin berkembang pesat. Beberapa vendor besar seperti Nokia, Sony Ericsson, Research In Motion (RIM), LG dan Motorola terus merilis produk baru setiap periodenya. Ada sekitar 74 macam merek ponsel yang beredar di pasar global. Sampai dengan tahun 2008 ada 5 merek ponsel yang memiliki pangsa pasar (marketshare) tertinggi di dunia yaitu Nokia, Samsung, LG, Motorola, dan Sony Ericsson (Fauzi, 2010). Hingga tahun 2009, Nokia secara global menjadi vendor yang meraih
marketshare tertinggi. Pada 3 tahun terakhir, Nokia terus mendominasi pasar
dengan raihan penjualan tertinggi. Pada tahun 2007, Nokia mencatat 40%
marketshare ponsel di dunia (Kristian, 2010). Pada tahun 2008, marketshare
Nokia mencapai 38,6% dan pada tahun 2009 meraih 36,4% (Fauzi, 2010). Namun berdasarkan analisis dari lembaga riset teknologi Gartner, terjadi penurunan penjualan ponsel di seluruh dunia pada tahun 2009 dibanding pada tahun 2008. Tiga vendor besar telepon selular (ponsel) yaitu Nokia, Motorola dan Sony Ericsson mengalami penurunan penjualan pada tahun 2009. Ketiga merek tersebut marketsharenya tergerus oleh vendor pesaingnya. Pada tahun 2008, Nokia berhasil menjual sebanyak 472.314.900 unit ponsel atau meraih 38,6% marketshare. Sedangkan pada tahun 2009 Nokia hanya menjual 440.881.600 unit ponsel atau menguasai 36,4%
marketshare atau turun 2,2%. Motorola melakukan penjualan 106.522.400
unit ponsel pada tahun 2008, namun mengalami penurunan menjadi hanya 58.475.200 unit pada tahun 2009. Menurut data Gartner, marketshare Motorola turun sebesar 3,9%. Sony Ericsson juga mengalami penjualan yang kurang baik sehingga marketsharenya turun 3,1%.
Vendor yang mengalami kenaikan penjualan di tahun 2009 lalu adalah Samsung dan LG. Samsung berhasil menjual 235.772.000 unit ponsel atau meningkatkan 3,2% marketsharenya. Sementara LG menjual 122.055.300 unit atau marketsharenya naik sebesar 1,7% (Suryadhi, 2010). Daftar 5 besar
vendor ponsel di dunia yang dirilis Gartner dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 : Penjualan Lima Vendor HP Seluruh Dunia Ket.
HP
Market share Angka penjualan (unit)
2008 2009 2008 2009
Nokia 38,6% 36.4% 472.314.900 440.881.600
Samsung 16,3% 19.5% n.a 235.772.000
LG 8,4% 10.1% n.a 122.055.300
Motorola 8,7% 4.8% 106.522.400 58.475.200
Sony Ericsson 7,9% 4.5% n.a n.a
Sumber : detikinet.com, 2010.
Dari data diatas terlihat walaupun terdapat penurunan angka penjualan, namun marketshare Nokia tetaplah yang tertinggi. Angka nominal penjualan ponsel Nokia juga masih menjadi yang tertinggi dibandingkan 4 vendor lainnya. Hal yang menarik adalah bagaimana Nokia bisa tetap memimpin pasar walaupun mendapat gempuran dari para pesaingnya.
Di kelas smartphone, Nokia mendominasi pasar di kawasan ASEAN. Pada bulan Desember 2009, Nokia menjadi gadget paling populer di Negara Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia (Suryadhi, 2010). Secara global, penjualan smartphone didominasi oleh 5 merek yaitu Nokia, RIM (produsen BlackBerry), Apple, HTC, dan Fujitsu. Pada angka penjualan, kelima merek tersebut mengalami peningkatan dari data tahun 2008 sampai tahun 2009. Nokia menjual 15,297 juta unit pada tahun 2008 dan naik menjadi 18,441 juta unit pada tahun 2009. BlackBerry menjual 5,594 juta unit pada tahun 2008 dan 7,678 juta unit pada tahun 2009. Selanjutnya, Apple dan HTC masing-masing menjual 0,892 juta unit dan 1,330 juta unit pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 menjual 5,434 juta unit dan 2,471 juta unit. Vendor Fujitsu menjual 1,071 juta unit pada tahun 2008 dan 1,249 juta unit pada tahun 2009. Data selengkapnya mengenai penjualan smartphone di dunia pada tahun 2008 dan tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 1.
Tingkat marketshare smartphone tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2008 ke tahun 2009 kecuali merek Nokia dan Fujitsu. Walaupun terjadi peningkatan penjualan, Nokia justru mengalami penurunan tingkat
Gambar 1. Data Penjualan Smartphone (angka dalam juta unit) Sumber: ismashphone.com, 2010.
Penurunan marketshare terjadi juga pada merek Fujitsu dari 3,3% menjadi 3,0% pada tahun 2009. BlackBerry naik dari 17,3% pada tahun 2008 menjadi 18,7% pada 2009. Apple juga mengalami kenaikan tingkat
marketshare dari 2,8% di tahun 2008 menjadi 13,3% pada tahun 2009. Begitu
juga dengan HTC yang naik dari 4,1% pada tahun 2008 menjadi 6,0% pada 2009. Fenomena ini memperlihatkan bahwa semakin tergerusnya marketshare Nokia karena kehadiran beberapa merek baru smartphone seperti BlackBerry dan Apple. Data selengkapnya mengenai marketshare smartphone di dunia pada tahun 2008 dan tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 2.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia yang berjumlah 237.556.363 penduduk per Mei 2010, atau 3,64% dari jumlah penduduk di dunia yang mencapai 6.528.784.400 orang, telah menjadi daya tarik bagi para produsen telepon selular atau handphone (HP). Indonesia menjadi pasar potensial untuk ponsel karena jumlah penduduknya yang besar, gaya hidup yang semakin modern dan perekonomiannya yang dinilai semakin bagus. Produk ponsel seperti Nokia, Sony Ericsson, LG, Samsung, Blackberry, dan beberapa ponsel merek China semakin meramaikan pasar ponsel Indonesia. Produk serupa dengan tipe baru banyak yang sukses mendongkrak penjualan setiap harinya.
18.441 7.678 5.434 2.471 1.249 15.297 5.594 0,892 1.330 1.071 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000
Nokia RIM Apple HTC Fujitsu
2009 2008
Gambar 2. Pertumbuhan Marketshare Smartphone di Dunia
Sumber: ismashphone.com, 2010.
Sejak pertama kali ponsel memasuki pasar Indonesia, Nokia merupakan merek yang paling banyak meraih marketshare. Pasar yang luas dan permintaan yang tinggi di Indonesia membuat Nokia memimpin pasar ponsel selama beberapa tahun. Namun mulai 1 Januari 2010, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan China. Hal ini karena mulai diberlakukannya kesepakatan perdagangan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). Pemberlakuan ACFTA berimbas pada penurunan harga produk-produk China di pasar Indonesia. Salah satu produk China di bidang elektronik yang menjadi perhatian banyak kalangan adalah handphone atau telepon selular (ponsel).
Bea masuk 0% membuat harga ponsel China berbagai merek turun sampai 10%. Pada akhir tahun 2009, marketshare ponsel China berbagai merek di Indonesia sudah mencapai 19%. Pertumbuhan ponsel China setiap tahunnya rata-rata bisa mencapai lebih dari 5% (Bataviase, 2010).
Keadaan ini memaksa persaingan pasar ponsel di Indonesia semakin ketat. Akibatnya marketshare ponsel yang sebelumnya masih didominasi oleh merek Nokia, Samsung, LG, Sony Ericsson dan Motorola semakin tergerus oleh ponsel China. Dengan fitur yang canggih dan harga yang terjangkau membuat ponsel China lebih dipilih oleh pasar. Bahkan sejak ponsel China
45% 18,70% 13,30% 6% 3% 47,40% 17,30% 2,80% 4,10% 3,30% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
Nokia RIM Apple HTC Fujitsu
2009 2008
mulai masuk di pasar Indonesia, sebagai distributor khusus ponsel Nokia, Global Teleshop juga mencari terobosan dengan mengembangkan program penjualan dengan mendistribusikan ponsel merek lain diantaranya LG Indonesia untuk ponsel merek LG, Research in Motion (RIM) untuk merek BlackBerry, dan Apple Inc. untuk IPhone sejak awal Februari 2010.
Selain itu, kehadiran smartphone BlackBerry membuat marketshare semakin terpecah. Dengan memiliki sejumlah fitur baru yang relatif lebih baik dibanding ponsel yang ada sebelumnya, BlackBerry mampu menunjukan angka penjualan yang besar. Research in Motion (RIM) selaku penyedia teknologi BlackBerry menyatakan bahwa pertumbuhan penggunaan layanan BlackBerry di Indonesia merupakan yang tertinggi di antara negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Pada tahun 2009 ada sekitar 300.000 lebih pengguna layanan BlackBerry dari 3 operator yang menyediakan layanannya di Indonesia, yaitu Indosat, Telkomsel, serta Excelcomindo Pratama (XL) (Chip, 2009).
Pada akhir tahun 2009 total penjualan ponsel di Indonesia mencapai 25 juta unit. Pada tahun 2010 Asosiasi Importir Seluler Indonesia (AISI) memproyeksikan pertumbuhan 20-22% dengan total volume impor sedikitnya 40 juta unit. Dari total penjualan tersebut, marketshare ponsel China masih berkisar 10%, namun tidak tertutup kemungkinan setelah ACFTA pangsa pasar ponsel China makin meningkat (Sinaga, 2010).
Menurut data yang dimiliki oleh lembaga riset MarkPlus, penyebaran BlackBerry di Indonesia pada tahun 2009 dominan di Jabodetabek sekitar 60%. Berikutnya di Jawa Timur 15%, Jawa Tengah 10%, Jawa Barat 8%, Medan 7%. Berdasarkan survei yang sama, untuk merek ponsel yang disukai oleh masyarakat di Jakarta, Surabaya dan Bandung, didominasi oleh Nokia kemudian BlackBerry dan Sony Ericsson. Nokia juga mendominasi hasil survey berdasarkan jenis kelamin dengan posisi kedua dan ketiga ditempati oleh BlackBerry dan Sony Ericsson (Fauzi, 2009).
Menurut data GfK per Mei 2010, ponsel China berbagai merek meraih 30% marketshare ponsel di Indonesia. Beberapa merek ponsel China seperti Nexian, HT Mobile, dan TiPhone, mampu mengalahkan penjualan berbagai
merek ponsel seperti Motorola, Samsung, LG, dan Sony Ericsson. Nokia dan Samsung menjadi merek ponsel yang meraih marketshare tertinggi dengan masing-masing 45% dan 12%. Nexian berada di posisi ke-3 dengan meraih 7%. Sony Ericsson berada di peringkat 4 dengan marketshare 5% bersaing dengan HT Mobile di posisi ke-5 sebagai ponsel dengan marketshare sebesar 5%. (Firman, 2010). Data selengkapnya mengenai marketshare ponsel di Indonesia pada tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Marketshare Ponsel di Indonesia Sumber: vivanews.com, 2010.
Generasi muda Indonesia sangat berpengaruh perannya terhadap pembangunan Indonesia. Proses berpikir yang kritis dan kreatif para pemuda tentu harus menjadi perhatian bagi para pemasar industri telekomunikasi, karena generasi muda merupakan pasar yang potensial bagi perkembangan industri ini. Proses keputusan pembelian sesuatu seperti barang elektronik terutama ponsel tentu akan berpengaruh terhadap pola konsumsi generasi muda di masa yang akan datang.
Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai institusi yang berisi sebagian besar mahasiswa dengan pola pikir generasi muda yang baik. Hal ini menjadi penting sebagai tempat yang dipilih dalam penelitian karena dalam proses pengambilan keputusan mereka mempertimbangkan hal-hal yang penting bagi seorang konsumen dalam melakukan pembelian.
1.2 Perumusan Masalah
Nokia sebagai produk ponsel yang menjadi pemimpin pasar atau
market leader tentu harus mewaspadai fenomena ini terutama di Indonesia 45% 12% 7% 5% 5% 0% 10% 20% 30% 40% 50%
Nokia Samsung Nexian SE HT Mobile
yang merupakan pasar potensial di Asia Tenggara. Perkembangan teknologi yang terus berubah secara cepat membuat sikap dan cara pasar merespon berubah dengan cepat pula. Oleh karena itu, apabila ingin tetap menjadi
market leader, maka Nokia harus mengetahui karakteristik, sikap, dan atribut
yang dipilih konsumennya.
Berdasarkan ilustrasi diatas, maka perumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karaktersitik responden yang menjadi konsumen ponsel Nokia?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ponsel merek Nokia?
3. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh ponsel merek Nokia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi dan menganalisa karakteristik responden yang menjadi konsumen ponsel Nokia.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk ponsel merek Nokia.
3. Menganalisa sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh ponsel merek Nokia.
1.4 Manfaat Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini yaitu : 1. Bagi Nokia merupakan informasi yang dapat dijadikan acuan untuk
mengimplementasikan suatu usaha pemasaran untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen, sehingga Nokia dapat mempertahankan pangsa pasar yang ada bahkan meningkatkannya.
2. Bagi penulis sebagai salah satu sarana pengembangan wawasan dan pengalaman dalam menganalisis suatu hal sebagai wadah menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah.
3. Sebagai informasi dan referensi bagi pembaca dan pihak-pihak terkait dalam penelitian selanjutnya pada bidang yang sejenis.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini meliputi bidang manajemen pemasaran Nokia dan perilaku konsumen. Dalam penelitian ini konsumen yang dijadikan responden adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) strata satu yang menjadi konsumen Nokia. Penilaian sikap responden dilakukan terhadap merek Nokia, sedangkan untuk tujuh merek lain dilakukan berdasarkan persepsi responden. Tempat ini dipilih karena populasinya dapat diukur dan proporsi sampel dapat diketahui, serta responden dipastikan mempunyai kapabilitas dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner.