• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah Pembukaan :

 Menjelaskan Tujuan Pembelajaran.

 Merangsang motivasi peserta

dengan pertanyaan atau pengalaman melakukan desk study dan survai pendahuluan dalam rangka penyelidikan tanah untuk badan jalan.

Waktu : 5 menit.

 Mengikuti penjelasan

 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas.

OHT – 1

2. Penjelasan Bab 1 : Pendahuluan.

 Modul ini merepresentasikan unit kompetensi.

 Batasan variabel.

 Panduan penilaian.

- Kualifikasi penilaian.

- Sarana mendemontrasikan.

- Kontek penilaian.

- Aspek penting penilaian.

 Kebutuhan sumber daya

pembelajaran teori dan praktek.

Waktu : 65 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.

 Mengajukan pertanyaan

bila perlu. OHT – 2

3. Penjelasan Bab 2 : Laporan Pendahuluan :

 Laoran Rangkuman Data yang ada

 Laporan Rencana dan Metoda Kerja

 Laporan Usulan Penyelidikan Waktu : 65 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.

 Mengajukan pertanyaan bila perlu.

OHT – 3

4. Penjelasan Bab 3 : Laporan Antara (Interim)

 Laporan Hasil Kemajuan Pekerjaan

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

OHT – 4

 Laporan rangkuman hasil penyelidikan sementara

 Laporan perubahan yang terjadi terhadap rencana semula Waktu : 65 menit.

 Mencatat hal-hal penting.

 Mengajukan pertanyaan / diskusi kecil bila diperlukan.

5. Penjelasan Bab 4 : Laporan Akhir dan Rekomendasi

 Laporan rangkuman hasil analisis penyelidikan tanah di lapangan

 Laporan rangkuman hasil analisis penyelidikan tanah di laboratorim

 Draft Laporan Akhir

 Laporan Akhir Waktu : 70 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.

 Mengajukan pertanyaan

bila perlu. OHT – 5

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Umum

Modul SMR-06 : Laporan Hasil Penyelidikan Mekanika Tanah Untuk Badan Jalan, merepresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Soil Mechanics of Road Construction Engineer.

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlaping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang direpresentasikan sebagai modul-modul yang relevan.

Adapun Unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam Soil Mechanics of Road Construction Engineer adalah :

No. No. Kode Unit Kompetensi

I.

1.

Kompetensi Umum

INA. 5211.113.05.01.07 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja.

II.

Melakukan desk study dan mengkoordinir survai pendahuluan dalam rangka penyelidikan tanah untuk badan jalan

Membuat rencana kerja penyelidikan tanah untuk badan jalan

Melakukan pengendalian pekerjaan pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan jalan

Membuat analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan

Membuat laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan.

III. Kompetensi Khusus

1.2 Ringkasan Modul

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntutan atau isi unit kompetensi ada judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut :

a. Unit kompetensi yang akan disusun modulnya : KODE UNIT : INA. 5211.113.05.06.07

JUDUL UNIT : Membuat laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan.

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan dan sikap kerja untuk membuat laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan

Dipresentasikan dalam modul seri / judul : SMR – 06 : Laporan Hasil Penyelidikan Tanah Untuk Badan Jalan.

b. Elemen Kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) terdiri dari :

1. Membuat laporan pendahuluan, direpresentasikan sebagi bab modul berjudul: Bab 2 Laporan Pendahuluan.

Uraian detailnya mengacu kepada KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari :

1.1. Laporan rangkuman data yang ada dibuat sesuai dengan format yang ditentukan.

1.2. Laporan rangkuman hasil desk study dan peninjauan lapangan dibuat sesuai dengan format yang ditentukan.

1.3. Laporan rencana dan metode kerja dibuat sesuai dengan format yang ditentukan.

1.4. Laporan usulan penyelidikan tahap selanjutnya dibuat sesuai dengan format yang ditentukan

2. Membuat laporan antara (interim), direpresentasikan sebagai baba modul berjudul : Bab 3 Laporan Antara (Interim)

Uraian detailnya mengacu kepada KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari :

2.1. Laporan hasil kemajuan pekerjaan dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

2.2. Laporan hasil analisa penyelidikan tanah sementara dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

2.3. Laporan perubahan yang terjadi terhadap rencana semula dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku

3. Membuat laporan draft dan finalisasi laporan akhir dan rekomendasi, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul : Bab 4 Laporan Akhir Dan Rekomendasi.

3.1. Laporan rangkuman hasil analisa penyelidikan tanah di lapangan dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

3.2. Laporan rangkuman hasil analisa penyelidikan laboratorium dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

3.3. Draft laporan akhir dibuat sebagai bahan asistensi kepada pemberi kerja.

3.4. Laporan akhir lengkap kesimpulan dan saran dilengkapi foto dokumentasi dibuat untuk penagihan pembayaran

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja) yang sudah dianlisis indikator kinerja / keberhasilannya (IUK).

Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

1.3 Batasan / Rentang Variabel

Ruang lingkup, situasi dimana kriteria unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit kompetensi dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan termasuk peraturan dan produk atau jasa yang dihasilkan.

1.3.1 Batasan / Rentang Variabel Unit Kompetensi

Adapun batasan / rentang variabel untuk unit kompetensi ini adalah : 1. Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok

2. Data yang benar untuk melakukan persiapan pembuatan laporan akhir pekerjaan harus tersedia.

3. Diberikan kewenangan dan inisiatif untuk melakukan pembuatan laporam hasil pekerjaan.

4. Menggunakan komputer untuk melakukan pembuatan laporan pekerjaan.

5. Data-data hasil penyelidikan tanah tersedia secara lengkap.

6. Pedoman/ prosedur standar pembuatan laporan tersedia

3.1.2 Batasan / rentang variabel pelaksanaan pelatihan :

Adapun batasan / rentang variable pelaksanaan pelatihan sebagai berikut : 1. Seleksi calon peserta dievaluasi dengan kompetensi prasyarat yang

tertuang dalam SLK (standar Latih Kompetensi) dan apabila terjadi koreksi peserta kurang memenuhi syarat, maka proses dan waktu pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan kondisi peserta, Namur tetap mengacu tercapainya tujuan pelatihan dan tujuan pembelajaran.

2. Persiapan pelaksanaan pelatihan termasuk prasarana dan sarana sudah mantap.

3. Proses pembelajaran teori dan praktek dilaksanakan sampai tercapainya kompetensi minimal persyaratan.

4. Penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran didukung juga dengan batasan / rentang variabel yang dipersyaratkan dalam unit kompetensi.

1.4 Panduan Penilaian

Untuk membantu menginterpretasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam setiap kriteria unjuk kerja yang meliputi :

 Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu.

 Ruang lingkup pelaporan hasil penyelidikan menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa.

 Aspek penting dari laporan hasil penyelidikan menjelaskan hal-hal pokok dari laporan dan kunci pokok yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan

1.4.1 Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI sebagai berikut :

a. Pengetahuan keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemontrasikan kompetensi ini terdiri dari :

1. Laporan Pendahuluan 2. Laporan Antara (Interim) 3. Laporan Akhir (Final) b. Konteks penilaian

1. Unit kompetensi ini dapat dinilai didalam atau diluar tempat kerja.

2. Penilaian harus mencakup peragaan teknik baik ditempat kerja maupun melalui simulasi.

3. Unit kompetensi ini harus didukung oleh serangkaian metoda untuk menilai pengetahuan dan keterampilan penunjang yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

c. Aspek Penting Penilaian

1. Kemampuan untuk membuat laporan pendahuluan penyelidikan tana untuk badan jalan

2. Kemampuan untuk membuat laporan antara (interim) penyelidikan tanah untuk badan jalan.

3. Kemampuan untuk membuat laporan akhir (final) penyelidikan tanah untuk badan jalan.

1.4.2 Kualifikasi Penilai

a. Penilai harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain : merencanakan penilaian, melaksanakan penilaian dan mereview penilaian yang dibuktikan dengan sertifikat assesor.

b. Penilai juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemontrasikan dan bila ada syarat-syarat lainnya yang muncul penilai bisa disyaratkan untuk :

 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang kinerjanya sedang dinilai.

 Mempraktekkan kecakapan inter personil seperlunya yang diperlukan dalam proses penilaian.

c. Apabila terjadi kondisi penilai (assesor) kurang menguasai teknis substansi dapat mengambil langkah menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan lembaga industri / perusahaan, opsi-opsi tersebut termasuk :

 Penilai ditempat kerja yang kompeten teknis substansi yang relevan dan dituntut memiliki kompetensi tentang praktek-praktek / kebiasaan kebiasan industri / perusahaan yang ada sekarang.

 Suatu panel penilai yang didalamnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi substansi yang relevan.

 Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman substansi yang relevan disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai.

 Opsi-opsi ini memang memerlukan sumber daya, khususnya penyediaan dana lebih besar (mahal)

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart pada proses tersebut.

Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilai dapat mengumpulkan informasi yang cukup, valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

KOMPETENSI ASESOR

1.4.3 Penilaian Mandiri

Penilaian mandiri merupakan suatu upaya untuk mengukur kapasitas kemampuan peserta pelatihan terhadap penguasaan substansi materi pelatihan yang sudah dibahas dalam proses pembelajaran teori maupun praktek.

Penguasaan substansi materi diukur dengan IUK (Indikator Unjuk Kerja) dimana IUK merupakn hasil analisis KUK yang dipergunakan utuk mendesain penyusunan kurikulum silabus pelatihan.

Memiliki Kompetensi

bidang Substansi Memiliki

Kompetensi Assessment

Kompeten

Bentuk penilaian mandiri antara lain : a. Pertanyaan dan kunci jawaban, yaitu :

Menanyakan kemampuan apa saja yang telah dikuasai untuk mewujudkan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) kemudian dilengkapi dengan kunci jawaban dimana kunci jawaban dimaksud adalah IUK (Indikator Unjuk Kerja) keberhasilan dari masing-masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja).

b. Tingkat keberhasilan peserta pelatihan.

Dari penilaian mandiri akan terungkap tingkat keberhasilan peserta pelatihan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Apabila tingkat keberhasilan peserta rendah perlu evaluasi terhadap : 1. Peserta pelatihan terutama tentang pemenuhan kompetensi prasyarat

dan ketekunan serta kemampuan mengikuti proses pembelajaran 2. Materi modul pelatihan apakah sudah mengikuti dan konsisten

mengacu tuntutan unit kompetensi, elemen kompetensi, KUK (Kriteria Unjuk Kerja) maupun IUK (Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan)

3. Instruktur / fasilitator apakah konsisten dengan materi / modul yang sudah valid mengacu tuntutan unit kompetensi beserta unsurnya yang diwajibkan untuk dibahas dengan metodologi yang tepat.

4. Mungkin juga karena penyelenggaraan pelatihan dan sebab lain.

1.5 Sumber Daya Pembelajaran

Sumber daya pembelajaran dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori :

- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top.

- Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.

- Materi pembelajaran.

b. Sumber daya pembelajaran praktek :

- Material untuk peragaan atau demonstrasi.

- Perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri)

- Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja) lengkap dengan isinya yang masih berfungsi.

- Dan perlengkapannya serta material lain yang diperlukan.

c. Tenaga kepelatihan, instruktur, assesor dan tenaga pendukung penyelenggaraan betul-betul kompeten.

BAB 2

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Umum

Laporan pendahuluan merupakan awal rencana untuk kegiatan pekerjaan proyek / penyelidikan mekanika tanah meliputi :

1) Laporan rangkuman data terdiri dari :

- Laporan pekerjaan topografi : untuk perencanaan jaringan jalan yang paling sering dipakai adalah pemetaan situasi teristik skala 1 : 5000 serta 1 : 25.000.

Pengukuran dan pemetaan sungai dan lokasi jembatan skala 1 : 1000 dan pengukuran trace jalan sistem situasi skala 1 : 2000

- Peta Geologi dan geologi teknik - Pekerjaan peta dan pengukuran - Penyelidikan lapangan

- Penyelidikan Laboratorium

2) Laporan hasil desk study dan peninjaun lapangan 3) Laporan rencana dan metoda kerja

- Rencana pelaksanaan pekerjaan - Metoda kerja

4) Laporan usulan penyelidikan tahap lanjutan - Pekerjaan lapangan

- Pekerjaan laboratorium

2.2 Laporan Rangkuman Data

Laporan rangkuman data terdiri dari :

2.2.1 Laporan pekerjaan topografi ada beberapa macam :

Pemotretan udara vertikal

Pemotretan situasi teoritis skala 1 : 5000

Pemotretan situasi teristis skala 1 : 2000

Pengukuran lokasi jalan / jembatan

Pengukuran situasi lahan bangunan khusus

Pengukuran topografi trace jalan

Untuk perencanaan jaringan jalan yang paling sering dipakai adalah : pemetaan situasi terestis skala 1:5000 serta 1:25.000, pengukuran dan pemetaan jalan dan lokasi jembatan skala 1:1000 dan pengukuran trase jalan sistem situasi skala 1:2000

 Pemotretan Udara Vertikal

 Ruang Lingkup Pekerjaan

 Foto udara stereoskopis ini diperlukan untuk seluas daerah yang sudah ditentukan.

 Daerah pemotretan diberi nama sesuai dengan nama proyek tersebut dan lokasi proyek (kabupaten, propinsi). Batas pemotretan akan diambil dari tampakan (feature) geografi seperti yang telah ditentukan.

 Skala Foto Udara dan Tipe Kamera

 Skala perkiraan foto udara tersebut (yaitu skala negatif dan cetak kontak print) adalah sebesar 1:10.000.

 Pemotretan ini biasa menggunakan kamera Zeiss RMK 15/23, Wild RC-8 atau kamera-kamera sudut lebar yang sejenis dan memiliki jarak fokus yang dikalibrasi antara 151.00 milimeter dan luas pandang sekitar 95°.

 Jenis Pemotretan

 Pemotretan secara pankhromatis hitam putih harus diambil untuk liputan strereoskopis penuh dengan pertampakan muka dan belakang sekurang-kurangnya 80%.

 Semua foto harus mempunyai kualitas dan ketelitian yang memenuhi persyaratan pemetaan foto ssgrametri serta produksi ortofoto.

 Negatif-negatif Film

 Semua film yang diekspose berdasarkan perjanjian kontrak akan disimpan oleh pelaksana pekerjaan.

 Sewaktu-waktu apabila diperlukan film tersebut dapat diambil oleh pemberi pekerjaan sebagai pemilik negatif.

 Segala keperluan penggunaan negatif ini harus seizin pemberi pekerjaan/ pemilik negatif tersebut.

 Tahap Pekerjaan

Pekerjaan pemotretan udara terdiri dari 4 tahap pekerjaan yaitu ;

 Tahap 1 : Persiapan dan pemasangan benchmark

 Tahap 2 : Pemotretan

 Tahap 3 : Pencucian film dan pemeriksaan hasil pemotretan

 Tahap 4 : Penyerahan hasil pemotretan

 Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000

 Ruang Lingkup Pekerjaan

 Pembuatan peta situasi yang dilengkapi dengan garis-garis tinggi/

kontur dengan interval 0.50 m untuk daerah datar dan 1.00 m untuk daerah berbukit, diperlukan untuk luas daerah tertentu dengan skala 1:5000 dan 1:25.000 (sebagai peta ikhtisar)

 Tugas-tugas pembuatan peta ini meliputi penetapan semua benchmark (titik-titik tetap) sehubungan dengan seluruh titik-titik triangulasi yang ada, pengukuran titik-titik rinci ketinggian (spot levelling), kartografi, penentuan garis-garis tinggi dan reproduksi peta-peta akhir.

 Basis Survai

Data-data berikut sudah tersedia ;

 Peta umum daerah tersebut dengan skala 1:5000 s/d 1:10.000

 Sistem triangulasi tersier yang sudah ada sebagai titik duga (datum) untuk kontrol planimetri. Koordinat-koordinat yang sudah disediakan untuk titik-titik yang ada T…. Semua titik-titik triangulasi tersier yang dijumpai di atau dekat daerah pemetaan harus diikat.

 Koordinat-koordinat titik-titik yang ada di daerah itu dapat diperoleh dari BAKOSURTANAL.

 Kontrol vertikal akan didasarkan pada titik triangulasi T…. Ini akan merupakan satu-satunya titik duga ketinggian untuk daerah pemetaan yang dimaksud. Penyesuaian dengan berbagai titik triangulasi yang lain tidak perlu dilakukan.

 Pihak pemberi pekerjaan akan menentukan titik duga tersebut jika belum ada titik triangulasi.

Sistem grid yang akan digunakan adalah sistem proyeksi UTM

 Umum

 Semua data yang diperlukan untuk menentukan koordinat-koordinat benchmark akan diperoleh dengan jalan melakukan pengukuran langsung di lapangan.

 Pelaksanaan pekerjaan harus mempergunakan segala peralatan dan perlengkapan serta juga bahan-bahan yang memenuhi syarat dan ketepatan dan standar ketelitian yang telah disetujui dalam ketentuan teknis. Hasil pengecekannya harus dilampirkan. Semua detail (termasuk jenis-jenis peralatan dan nomor-nomor seri) harus tercantum di dalam usulan teknis yang diajukan oleh pihak Pemberi pekerjaan.

 Pelaksanaan pekerjaan harus mempekerjakan pegawai yang telah mendapat latihan dalam bidangnya serta cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang diberikan. Pegawai-pegawai praktikan atau pegawai yang sedang dilatih dapat digunakan asalkan mereka berada dalam pengawasan yang sebagaimana mestinya. Manajer proyek yang cakap akan dipekerjakan selama masa kontrak berlangsung.

 Pelaksanaan pekerjaan harus dapat memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan pekerjaan harus pula menanggung biaya pekerjaan tambahan/ pengulangan bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi menurut penilaian pihak pemberi pekerjaan.

 Hasil-hasil dan Data yang harus diserahkan kepada Pihak Pemberi Pekerjaan

Hasil-hasil dan data-data berikut akan diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan;

 Satu set peta asli dengan skala 1:5000 yang dilengkapi dengan titik-titik tinggi, pada kertas putih padalarang

 Satu set peta asli dengan skala 1:5000 yang dilengkapi dengan garis-garis tinggi pada kertas base transparan yang stabil (kodaktrace)

 Satu set peta asli dengan skala 1:25.000 yang dilengkapi dengan garis-garis tinggi pada kertas base transparan yang stabil (kodaktrace)

 Enam set cetakan pada skala 1:5000 dan 1:25.000

 Semua eksemplar asli dan satu set fotokopi semua pekerjaan observasi dan perhitungan; diberi indeks, dijilid dan dilengkapi dengan keterangan/ referensi.

 Daftar koordinat dari pilar-pilar yang dibuat, lengkap dengan data-data pilar triangulasi yang digunakan sebagai titik ikat.

 Gambaran letak titik-titik secara lengkap, termasuk elevasinya, koordinat-koordinat dan dua foto untuk masing-masing pilar yang digunakan.

 Sepuluh salinan/ kopi laporan akhir yang meliputi penelitian lapangan, proses serta hasilnya. Laporan tersebut harus merinci metode sebenarnya yang digunakan, ketetapan sebenarnya yang diperoleh, dan kesulitan-kesulitan yang dijumpai serta pemecahannya, pada seluruh tahap pekerjaan. Laporan itu meliputi diagram-diagram jaring poligon dan sifat-sifat datar serta penjelasan mengenai semua titik-titik tetap dan titik-titik koordinat.

Laporan tersebut tidak boleh semata-mata mengulangi isi ketentuan-ketentuan teknis, tetapi harus benar-benar berdasarkan hasil pelaksanaan pekerjaan.

 Lima salinan setiap laporan kemajuan kerja bulanan dari kantor pelaksanaan pekerjaan di pusat dan disampaikan kepada pemberi pekerjaan selambat-lambatnya 10 hari sebelum akhir bulan yang bersangkutan.

Gambar 2.1 Peta Situasi 1 : 25.000

Gambar 2.2 Peta Situasi 1 : 5.000

 Pemetaan Situasi Terestris Skala 1:2000

 Maksud Pekerjaan

Pembuatan peta topografi (peta teknis) dengan skala 1:2000 adalah untuk keperluan perencanaan teknis. Peta tersebut harus memuat data ketinggian dan planimetri yang jelas dan benar sesuai dengan keadaan lapangan yang diukur. Interval kontur 0,25 m untuk daerah datar dan 0,5 m untuk daerah berbukit.

 Ruang Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar pekerjaan akan terdiri dari :

 Pemasangan benchmark/ patok kayu

 Pengukuran poligon (utama dan cabang)

 Pengukuran sifat datar (waterpass)

 Pengukuran situasi detail

 Perhitungan

 Ketelitian penggambaran

 Penggambaran

 Hasil yang harus diserahkan

 Lokasi Pekerjaan

Daerah yang akan dipetakan terletak di kabupaten tertentu Propinsi DatiI tertentu.

 Volume Pekerjaan

Pengukuran situasi seluas tertentu ha pada daerah irigasi tertentu.

 Titik Referensi

Titik referensi yang dipergunakan adalah titik atau benchmark yang ada di sekitar lokasi pengukuran (peta dasar), misalnya : titik triangulasi, titik NWP atau BM lainnya, atas persetujuan direksi.

 Peralatan

Semua alat ukur yang akan dipergunakan harus masih dalam kadaan baik (tidak rusak) dan memenuhi syarat ketelitian yang diminta. Semua alat ukur harus dicek dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan apabila ada kerusakan Direksi berhak memerintahkan untuk mengganti alat tersebut dengan yang baik.

 Buku Ukur

Pelaksanaan Pekerjaan harus menggunakan buku ukur yang telah disediakan oleh Direksi Pekerjaan. Semua tulisan dan catatan harus terang/ jelas, mudah dibaca dan tidak boleh dihapus. Apabila ada kesalahan pencatatan hasil pengukuran maka harus dibetulkan dengan mencoret yang salah dan menulis yang benar disampingnya. Buku ukur yang digunakan harus disusun secara sistematis serta diberi indeks untuk memudahkan penyimpangannya.

Semua data ukur, baik hasil pengukuran, hitungan, sketsa dan data lain, harus telah diserahkan kepada Direksi untuk diperiksa sebelum penggambaran dimulai.

 Benchmark

Benchmark yang harus dipasang ada 2 macam, yaitu ; Benchmark besar : 20 X 20 X 100 cm dan benchmark kecil : 10 x 10 x 80 cm. Tiap benchmark diberi baut di atasnya dan dibubuhi batu marmer ukuran 12 cm x 12 cm. Benchmark dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul di atas tanah setinggi 20 cm.

Patok kayu harus dibuat dari bahan yang kuat, panjang 50 cm ditanam sedalam 30 cm, dicat merah, dipasang paku di atasnya serta diberi kode dan nomor yang teratur. Benchmark besar dan kecil dipasang dengan jarak 150 m dan kelihatan satu sama lainnya karena akan digunakan untuk pengikatan azimut matahari.

Benchmark harus dipasang pada tempat yang aman, kuat dan mudah dicari kembali. Benchmark harus dibuat sketsa lokasinya dan difoto dua kali (close up dan jauh). Bentuk dan ukuran benchmark, mengikuti persyaratan yang telah ditetapkan.

 Pengukuran Sungai Dan Lokasi Jembatan

 Ruang Lingkup Pekerjaan

 Pemetaan topografi sungai dan pemetaan site jembatan yang dilengkapi dengan garis-garis tinggi dengan skala 1:1000 dan 1:500 diperlukan untuk daerah seluas kurang lebih …ha (…km x … km) dan daerah seluas kurang lebih…ha (…km x …km). Daerah tersebut merupakan bagian dari proyek jalan dan jembatan

………Di ……….

 Pekerjaan ini meliputi penetapan benchmark tanda-tanda azimut pelengkap, pengukuran poligon dan sifat datar, pengukuran rincikan dan potongan melintang, komputasi hasil-hasil pengamatan, dan pembuatan peta untuk hasil-hasil pengukuran ini.

 Basis Survai

Data-data berikut sudah tersedia ;

 Peta umum daerah tersebut dengan skala 1:10.000 s/d 1:15.000, dimana lokasi jalan dan jembatan yang akan diukur sudah ditunjukkan.

 Foto udara diambil pada tahun….

 Koordinat-koordinat BM yang ada di daerah yang bersangkutan bisa diperoleh dari BAKOSURTANAL.

 Sebuah titik triangulasi akan dipilih dan dipakai sebagai titik duga (datum) kontrol vertikal dapat dipakai titik TTG BAKOSURTANAL.

Sistem grid akan menggunakan sistem proyek UTM

 Umum

 Semua data yang diperlukan untuk menentukan koordinat-koordinat dan ketinggian akan diperoleh dengan jalan melakukan

 Semua data yang diperlukan untuk menentukan koordinat-koordinat dan ketinggian akan diperoleh dengan jalan melakukan

Dokumen terkait