• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN SOIL MECHANICS OF ROAD CONSTRUCTION ENGINEER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PELATIHAN SOIL MECHANICS OF ROAD CONSTRUCTION ENGINEER"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

Merepresentasikan Unit Kompetensi

Kode : INA.5211.113.05.06.07 Judul :

Membuat Laporan Hasil Penyelidikan Tanah Untuk Badan Jalan

PELATIHAN

SOIL MECHANICS OF ROAD CONSTRUCTION ENGINEER

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

(2)

KATA PENGANTAR

Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Jasa Konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi dalam memperebutkan pasar kerja. Berbagai upaya dapat ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan secara berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi antara pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan ditempat kerja.

Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi yang merupakan salah satu institusi pemerintah yang ditugasi untuk melakukan pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-standar kompetensi kerja yang diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan penyediaan kompetensi kerja tersebut dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi tenaga kerja di bidang Jasa Konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya sebagaimana dituntut dalam Undang-Undang No. 18 tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi dan peraturan pelaksanaannya.

Sebagai alat untuk mengukur kompetensi tersebut, disusun dan dibakukan dalam bentuk SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang unit-unit kompetensinya dikembangkan berdasarkan pola RMCS (Regional Model Competency Standard). Dari standar kompetensi tersebut, pengembangan dilanjutkan menyusun Standar Latih Kompetensi, Materi Uji Kompetensi, serta Materi Pelatihan yang berbasis kompetensi.

Modul / Materi Pelatihan : SMR-06 : Laporan Hasil Penyelidikan Mekanika Tanah untuk Badan Jalan disusun merepresentasikan Unit Kompetensi membuat laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan dengan elemen-elemen kompetensi terdiri dari : 1. Membuat laporan pendahuluan

2. membuat laporan antara (interim)

3. Membuat laporan draft dan finalisasi laporan akhir dan rekomendasi yang dikembangkan mengacu Standar Kompetensi Kerja untuk jabatan kerja Soil Mechanics of Road Construction Engineer.

(3)

Uraian penjelasan bab per bab dan pencakupan materi latih ini merupakan representasi dari elemen-elemen kompetensi tersebut, sedangkan setiap elemen kompetensi dianalisis kriteria unjuk kerjanya sehingga materi latih ini secara keseluruhan merupakan penjelasan dan penjabaran dari setiap kriteria unjuk kerja untuk menjawab tuntutan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dipersyaratkan pada indikator-indikator kinerja/

keberhasilan yang diinginkan dari setiap KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dari masing-masing elemen kompetensinya.

Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai upaya meningkatkan kompetensi seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut diatas, sehingga masih diperlukan materi-materi lainnya untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja.

Disisi lain, modul ini sudah barang tentu masih terdapat kekurangan dan keterbatasan, sehingga diperlukan adanya perbaikan disana sini dan kepada semua pihak kiranya kami mohon sumbangan saran demi penyempurnaan kedepan.

Jakarta, Oktober 2007

KEPALA PUSAT PEMBINAAN

KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Ir. DJOKO SUBARKAH, Dipl.HE NIP. : 110016435

(4)

PRAKATA

Modul ini disusun merupakan upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti standar baku mutu dibidang Soil Mechanics of Road Construction.

Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang jalan dan jembatan mengahsilkan beberapa Jabatan Kerja, dimana jabatan Soil Mechanics of Road Construction Engineer merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah sebagai ahli muda Soil Mechanics of Road Construction.

Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Soil Mechanics of Road Construction Engineer ini terdiri dari 6 (enam) modul yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja menjadi ahli muda Soil Mechanics of Road Construction.

Untuk mencapai hasil yang optimal modul ini disampaikan kepada peserta melalui pembelajaran dikelas dengan metoda ceramah, diskusi dan peragaan diusahakan menggunakan alat peraga atau perlengkapan dan peralatan yang sebenarnya.

Mengingat modul ini merupakan salah satu dari beberapa modul yang dipaketkan dalam satu program pelatihan, maka aktivitas penyelenggaraan pelatihan selalu mengacu kepada SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya berisi unit-unit kompetensi, elemen kompetensi, KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dan unsur lainnya, sehingga hasil pelatihan dapat diterapkan untuk mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan ditempat kerja dengan aman, selamat tertib bebas pencemaran lingkungan.

Pada akhir setiap bab dari modul ini diberikan soal latihan yang merupakan kegiatan penilaian mandiri oleh peserta pelatihan, sejauhmana setiap elemen dapat diinterpretasikan dan diaplikasikan sesuai dengan tuntutan kompetensi yang terukur dengan indikator kinerja/ keberhasilan.

Jakarta, Oktober 2007

Tim Penyusun

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... iv

SPESIFIKASI PELATIHAN ... vi

A. Tujuan Pelatihan ... vi

B. Tujuan Pembelajaran ... vi

PANDUAN PEMBELAJARAN ... vii

A. Kualifikasi Pengajar/ Instruktur ... vii

B. Penjelasan Singkat Modul ... vii

C. Proses Pembelajaran ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1-1 1.1 Umum ... 1-1 1.2 Ringkasan Modul ... 1-2 1.3 Batasan/ Rentang Variabel ... 1-3 1.4 Panduan Penilaian ... 1-4 1.5 Sumber Daya Pembelajaran ... 1-7

BAB 2 LAPORAN PENDAHULUAN ... 2-1 2.1 Umum ... 2-1 2.2 Laporan Rangkuman Data ... 2-1 2.3 Laporan Rangkuman Hasil Desk Study Dan Peninjauan Lapangan ... 2-26 2.4 Laporan Rencana Dan Metoda Kerja...2-32 2.5 Laporan Usulan Penyelidikan Tahap Selanjutnya ... .... 2-33 RANGKUMAN ... 2-35 LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI ... 2-36

BAB 3 LAPORAN ANTARA (INTERIM) ... 3-1 3.1 Umum ... 3-1 3.2 Laporan Hasil Kemajuan Pekerjaan ... 3-1 3.3 Laporan Hasil Analisis Penyelidikan Tanah Sementara ... 3-2 3.4 Laporan Perubahan Yang Terjadi Terhadap Rencana Semula ... 3-3

(6)

RANGKUMAN ... 3-4 LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI ... 3-5

BAB 4 MENGKOORDINIR SURVAI PENDAHULUAN ... 4-1 4.1 Umum ... 4-1 4.2 Laporan Rangkuman Hasil Penyelidikan Tanah Di Lapangan ... 4-1 4.3 Laporan Rangkuman Hasil Penyelidikan Tanah Di Laboratorium ...4-1 4.4 Draft Laporan Akhir ... 4-2 4.5 Laporan Akhir Lengkap Kesimpulan Dan Saran ... 4-2 RANGKUMAN ... 4-5 LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI ... 4-6

KUNCI JAWABAN PENILAIAN MANDIRI DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

SPESIFIKASI PELATIHAN

A. Tujuan Pelatihan

 Tujuan Umum Pelatihan

Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu :

Menyiapkan perencanaan dan pelaksanaan penyelidikan mekanika tanah untuk konstruksi jalan.

 Tujuan Khusus Pelatihan

Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta mampu :

a. Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan hidup b. Melakukan desk study dan mengkoordinir survai pendahuluan.

c. Membuat rencana kerja penyelidikan mekanika tanah.

d. Mengendalikan pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium.

e. Membuat analisa dan interpretasi hasil pengujian mekanika tanah.

f. Membuat laporan hasil penyelidikan mekanika tanah.

B. Tujuan Pembelajaran

Seri/ Judul Materi / Modul : SMR – 06 / Laporan Hasil Penyelidikan Mekanika Tanah Untuk Badan Tanah, merepresentasikan unit kompetensi : membuat laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan.

 Tujuan Pembelajaran

Setelah modul ini dibahas diharapkan peserta :

Mampu membuat laporan hasil penyelidikan mekanika tanah untuk konstruksi Jalan.

 Kriteria Penilaian :

1. Kemampuan membuat laporan pendahuluan 2. Kemampuan membuat laporan antara (interim)

3. Kemampuan membuat laporan draft dan finalisasi laporan akhir dan rekomensi

(8)

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. Kualifikasi Pengajar / Instruktur

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan sertifikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya.

 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.

 Konsisten mengacu SKKNI dan SLK

 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat.

B. Penjelasan Singkat Modul

Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini :

No. Kode Judul Modul

1. SMR – 01 UUJK, Sistem Manajemen K3 dan Pengendalian Lingkungan Kerja

2. SMR – 02 Desk Study dan Survai Pendahuluan Penyelidikan Tanah untuk Badan Jalan

3. SMR – 03 Perencanaan Penyelidikan Tanah untuk Badan Jalan 4. SMR – 04 Pengujian Mekanika Tanah di Lapangan dan di

Laboratorium untuk Badan Jalan

5. SMR – 05 Analisis dan Interprestasi Hasil Penyelidikan Tanah untuk Badan Jalan

6. SMR – 06 Laporan Hasil Penyelidikan Mekanika Tanah Untuk Badan Jalan

Sedangkan modul yang akan diuraikan adalah :

 Seri / Judul : SMR – 06 / Laporan Hasil Penyelidikan Mekanika Tanah Untuk Badan Jalan.

 Deskripsi Modul : Laporan hasil penyelidikan mekanika tanah untuk badan jalan ini merupakan salah satu modul dalam membangun tenaga kerja jasa konstruksi yang profesional dan penuh tanggung jawab untuk pembangunan konstruksi dengan kapasitas mampu untuk menjamin tidak akan terjadi kegagalan pekerjaan konstruksi dan kegagalan bangunan serta mentertibkan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang aman tertib tidak terjadi kecelakaan dan pencemaran lingkungan .

(9)

C. Proses Pembelajaran

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah Pembukaan :

 Menjelaskan Tujuan Pembelajaran.

 Merangsang motivasi peserta

dengan pertanyaan atau pengalaman melakukan desk study dan survai pendahuluan dalam rangka penyelidikan tanah untuk badan jalan.

Waktu : 5 menit.

 Mengikuti penjelasan

 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas.

OHT – 1

2. Penjelasan Bab 1 : Pendahuluan.

 Modul ini merepresentasikan unit kompetensi.

 Batasan variabel.

 Panduan penilaian.

- Kualifikasi penilaian.

- Sarana mendemontrasikan.

- Kontek penilaian.

- Aspek penting penilaian.

 Kebutuhan sumber daya

pembelajaran teori dan praktek.

Waktu : 65 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.

 Mengajukan pertanyaan

bila perlu. OHT – 2

3. Penjelasan Bab 2 : Laporan Pendahuluan :

 Laoran Rangkuman Data yang ada

 Laporan Rencana dan Metoda Kerja

 Laporan Usulan Penyelidikan Waktu : 65 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.

 Mengajukan pertanyaan bila perlu.

OHT – 3

4. Penjelasan Bab 3 : Laporan Antara (Interim)

 Laporan Hasil Kemajuan Pekerjaan

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

OHT – 4

(10)

 Laporan rangkuman hasil penyelidikan sementara

 Laporan perubahan yang terjadi terhadap rencana semula Waktu : 65 menit.

 Mencatat hal-hal penting.

 Mengajukan pertanyaan / diskusi kecil bila diperlukan.

5. Penjelasan Bab 4 : Laporan Akhir dan Rekomendasi

 Laporan rangkuman hasil analisis penyelidikan tanah di lapangan

 Laporan rangkuman hasil analisis penyelidikan tanah di laboratorim

 Draft Laporan Akhir

 Laporan Akhir Waktu : 70 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.

 Mengajukan pertanyaan

bila perlu. OHT – 5

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Umum

Modul SMR-06 : Laporan Hasil Penyelidikan Mekanika Tanah Untuk Badan Jalan, merepresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Soil Mechanics of Road Construction Engineer.

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlaping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang direpresentasikan sebagai modul-modul yang relevan.

Adapun Unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam Soil Mechanics of Road Construction Engineer adalah :

No. No. Kode Unit Kompetensi

I.

1.

Kompetensi Umum

INA. 5211.113.05.01.07 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja.

II.

1.

2.

3.

4.

5.

Kompetensi Inti

INA. 5211.113.05.02.07

INA. 5211.113.05.03.07

INA. 5211.113.05.04.07

INA. 5211.113.05.05.07

INA. 5211.113.05.06.07

Melakukan desk study dan mengkoordinir survai pendahuluan dalam rangka penyelidikan tanah untuk badan jalan

Membuat rencana kerja penyelidikan tanah untuk badan jalan

Melakukan pengendalian pekerjaan pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan jalan

Membuat analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan

Membuat laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan.

III. Kompetensi Khusus

(12)

1.2 Ringkasan Modul

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntutan atau isi unit kompetensi ada judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut :

a. Unit kompetensi yang akan disusun modulnya : KODE UNIT : INA. 5211.113.05.06.07

JUDUL UNIT : Membuat laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan.

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan dan sikap kerja untuk membuat laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan

Dipresentasikan dalam modul seri / judul : SMR – 06 : Laporan Hasil Penyelidikan Tanah Untuk Badan Jalan.

b. Elemen Kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) terdiri dari :

1. Membuat laporan pendahuluan, direpresentasikan sebagi bab modul berjudul: Bab 2 Laporan Pendahuluan.

Uraian detailnya mengacu kepada KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari :

1.1. Laporan rangkuman data yang ada dibuat sesuai dengan format yang ditentukan.

1.2. Laporan rangkuman hasil desk study dan peninjauan lapangan dibuat sesuai dengan format yang ditentukan.

1.3. Laporan rencana dan metode kerja dibuat sesuai dengan format yang ditentukan.

1.4. Laporan usulan penyelidikan tahap selanjutnya dibuat sesuai dengan format yang ditentukan

2. Membuat laporan antara (interim), direpresentasikan sebagai baba modul berjudul : Bab 3 Laporan Antara (Interim)

Uraian detailnya mengacu kepada KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari :

2.1. Laporan hasil kemajuan pekerjaan dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

2.2. Laporan hasil analisa penyelidikan tanah sementara dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

(13)

2.3. Laporan perubahan yang terjadi terhadap rencana semula dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku

3. Membuat laporan draft dan finalisasi laporan akhir dan rekomendasi, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul : Bab 4 Laporan Akhir Dan Rekomendasi.

3.1. Laporan rangkuman hasil analisa penyelidikan tanah di lapangan dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

3.2. Laporan rangkuman hasil analisa penyelidikan laboratorium dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

3.3. Draft laporan akhir dibuat sebagai bahan asistensi kepada pemberi kerja.

3.4. Laporan akhir lengkap kesimpulan dan saran dilengkapi foto dokumentasi dibuat untuk penagihan pembayaran

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja) yang sudah dianlisis indikator kinerja / keberhasilannya (IUK).

Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

1.3 Batasan / Rentang Variabel

Ruang lingkup, situasi dimana kriteria unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit kompetensi dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan termasuk peraturan dan produk atau jasa yang dihasilkan.

1.3.1 Batasan / Rentang Variabel Unit Kompetensi

Adapun batasan / rentang variabel untuk unit kompetensi ini adalah : 1. Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok

2. Data yang benar untuk melakukan persiapan pembuatan laporan akhir pekerjaan harus tersedia.

(14)

3. Diberikan kewenangan dan inisiatif untuk melakukan pembuatan laporam hasil pekerjaan.

4. Menggunakan komputer untuk melakukan pembuatan laporan pekerjaan.

5. Data-data hasil penyelidikan tanah tersedia secara lengkap.

6. Pedoman/ prosedur standar pembuatan laporan tersedia

3.1.2 Batasan / rentang variabel pelaksanaan pelatihan :

Adapun batasan / rentang variable pelaksanaan pelatihan sebagai berikut : 1. Seleksi calon peserta dievaluasi dengan kompetensi prasyarat yang

tertuang dalam SLK (standar Latih Kompetensi) dan apabila terjadi koreksi peserta kurang memenuhi syarat, maka proses dan waktu pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan kondisi peserta, Namur tetap mengacu tercapainya tujuan pelatihan dan tujuan pembelajaran.

2. Persiapan pelaksanaan pelatihan termasuk prasarana dan sarana sudah mantap.

3. Proses pembelajaran teori dan praktek dilaksanakan sampai tercapainya kompetensi minimal persyaratan.

4. Penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran didukung juga dengan batasan / rentang variabel yang dipersyaratkan dalam unit kompetensi.

1.4 Panduan Penilaian

Untuk membantu menginterpretasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam setiap kriteria unjuk kerja yang meliputi :

 Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu.

 Ruang lingkup pelaporan hasil penyelidikan menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa.

 Aspek penting dari laporan hasil penyelidikan menjelaskan hal-hal pokok dari laporan dan kunci pokok yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan

1.4.1 Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI sebagai berikut :

a. Pengetahuan keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemontrasikan kompetensi ini terdiri dari :

(15)

1. Laporan Pendahuluan 2. Laporan Antara (Interim) 3. Laporan Akhir (Final) b. Konteks penilaian

1. Unit kompetensi ini dapat dinilai didalam atau diluar tempat kerja.

2. Penilaian harus mencakup peragaan teknik baik ditempat kerja maupun melalui simulasi.

3. Unit kompetensi ini harus didukung oleh serangkaian metoda untuk menilai pengetahuan dan keterampilan penunjang yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

c. Aspek Penting Penilaian

1. Kemampuan untuk membuat laporan pendahuluan penyelidikan tana untuk badan jalan

2. Kemampuan untuk membuat laporan antara (interim) penyelidikan tanah untuk badan jalan.

3. Kemampuan untuk membuat laporan akhir (final) penyelidikan tanah untuk badan jalan.

1.4.2 Kualifikasi Penilai

a. Penilai harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain : merencanakan penilaian, melaksanakan penilaian dan mereview penilaian yang dibuktikan dengan sertifikat assesor.

b. Penilai juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemontrasikan dan bila ada syarat-syarat lainnya yang muncul penilai bisa disyaratkan untuk :

 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang kinerjanya sedang dinilai.

 Mempraktekkan kecakapan inter personil seperlunya yang diperlukan dalam proses penilaian.

c. Apabila terjadi kondisi penilai (assesor) kurang menguasai teknis substansi dapat mengambil langkah menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan lembaga industri / perusahaan, opsi-opsi tersebut termasuk :

(16)

 Penilai ditempat kerja yang kompeten teknis substansi yang relevan dan dituntut memiliki kompetensi tentang praktek-praktek / kebiasaan kebiasan industri / perusahaan yang ada sekarang.

 Suatu panel penilai yang didalamnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi substansi yang relevan.

 Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman substansi yang relevan disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai.

 Opsi-opsi ini memang memerlukan sumber daya, khususnya penyediaan dana lebih besar (mahal)

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart pada proses tersebut.

Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilai dapat mengumpulkan informasi yang cukup, valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

KOMPETENSI ASESOR

1.4.3 Penilaian Mandiri

Penilaian mandiri merupakan suatu upaya untuk mengukur kapasitas kemampuan peserta pelatihan terhadap penguasaan substansi materi pelatihan yang sudah dibahas dalam proses pembelajaran teori maupun praktek.

Penguasaan substansi materi diukur dengan IUK (Indikator Unjuk Kerja) dimana IUK merupakn hasil analisis KUK yang dipergunakan utuk mendesain penyusunan kurikulum silabus pelatihan.

Memiliki Kompetensi

bidang Substansi Memiliki

Kompetensi Assessment

Kompeten

(17)

Bentuk penilaian mandiri antara lain : a. Pertanyaan dan kunci jawaban, yaitu :

Menanyakan kemampuan apa saja yang telah dikuasai untuk mewujudkan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) kemudian dilengkapi dengan kunci jawaban dimana kunci jawaban dimaksud adalah IUK (Indikator Unjuk Kerja) keberhasilan dari masing-masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja).

b. Tingkat keberhasilan peserta pelatihan.

Dari penilaian mandiri akan terungkap tingkat keberhasilan peserta pelatihan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Apabila tingkat keberhasilan peserta rendah perlu evaluasi terhadap : 1. Peserta pelatihan terutama tentang pemenuhan kompetensi prasyarat

dan ketekunan serta kemampuan mengikuti proses pembelajaran 2. Materi modul pelatihan apakah sudah mengikuti dan konsisten

mengacu tuntutan unit kompetensi, elemen kompetensi, KUK (Kriteria Unjuk Kerja) maupun IUK (Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan)

3. Instruktur / fasilitator apakah konsisten dengan materi / modul yang sudah valid mengacu tuntutan unit kompetensi beserta unsurnya yang diwajibkan untuk dibahas dengan metodologi yang tepat.

4. Mungkin juga karena penyelenggaraan pelatihan dan sebab lain.

1.5 Sumber Daya Pembelajaran

Sumber daya pembelajaran dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori :

- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top.

- Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.

- Materi pembelajaran.

b. Sumber daya pembelajaran praktek :

- Material untuk peragaan atau demonstrasi.

- Perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri)

- Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja) lengkap dengan isinya yang masih berfungsi.

- Dan perlengkapannya serta material lain yang diperlukan.

c. Tenaga kepelatihan, instruktur, assesor dan tenaga pendukung penyelenggaraan betul-betul kompeten.

(18)

BAB 2

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Umum

Laporan pendahuluan merupakan awal rencana untuk kegiatan pekerjaan proyek / penyelidikan mekanika tanah meliputi :

1) Laporan rangkuman data terdiri dari :

- Laporan pekerjaan topografi : untuk perencanaan jaringan jalan yang paling sering dipakai adalah pemetaan situasi teristik skala 1 : 5000 serta 1 : 25.000.

Pengukuran dan pemetaan sungai dan lokasi jembatan skala 1 : 1000 dan pengukuran trace jalan sistem situasi skala 1 : 2000

- Peta Geologi dan geologi teknik - Pekerjaan peta dan pengukuran - Penyelidikan lapangan

- Penyelidikan Laboratorium

2) Laporan hasil desk study dan peninjaun lapangan 3) Laporan rencana dan metoda kerja

- Rencana pelaksanaan pekerjaan - Metoda kerja

4) Laporan usulan penyelidikan tahap lanjutan - Pekerjaan lapangan

- Pekerjaan laboratorium

2.2 Laporan Rangkuman Data

Laporan rangkuman data terdiri dari :

2.2.1 Laporan pekerjaan topografi ada beberapa macam :

Pemotretan udara vertikal

Pemotretan situasi teoritis skala 1 : 5000

Pemotretan situasi teristis skala 1 : 2000

Pengukuran lokasi jalan / jembatan

Pengukuran situasi lahan bangunan khusus

Pengukuran topografi trace jalan

(19)

Untuk perencanaan jaringan jalan yang paling sering dipakai adalah : pemetaan situasi terestis skala 1:5000 serta 1:25.000, pengukuran dan pemetaan jalan dan lokasi jembatan skala 1:1000 dan pengukuran trase jalan sistem situasi skala 1:2000

 Pemotretan Udara Vertikal

 Ruang Lingkup Pekerjaan

 Foto udara stereoskopis ini diperlukan untuk seluas daerah yang sudah ditentukan.

 Daerah pemotretan diberi nama sesuai dengan nama proyek tersebut dan lokasi proyek (kabupaten, propinsi). Batas pemotretan akan diambil dari tampakan (feature) geografi seperti yang telah ditentukan.

 Skala Foto Udara dan Tipe Kamera

 Skala perkiraan foto udara tersebut (yaitu skala negatif dan cetak kontak print) adalah sebesar 1:10.000.

 Pemotretan ini biasa menggunakan kamera Zeiss RMK 15/23, Wild RC-8 atau kamera-kamera sudut lebar yang sejenis dan memiliki jarak fokus yang dikalibrasi antara 151.00 milimeter dan luas pandang sekitar 95°.

 Jenis Pemotretan

 Pemotretan secara pankhromatis hitam putih harus diambil untuk liputan strereoskopis penuh dengan pertampakan muka dan belakang sekurang-kurangnya 80%.

 Semua foto harus mempunyai kualitas dan ketelitian yang memenuhi persyaratan pemetaan foto ssgrametri serta produksi ortofoto.

 Negatif-negatif Film

 Semua film yang diekspose berdasarkan perjanjian kontrak akan disimpan oleh pelaksana pekerjaan.

 Sewaktu-waktu apabila diperlukan film tersebut dapat diambil oleh pemberi pekerjaan sebagai pemilik negatif.

 Segala keperluan penggunaan negatif ini harus seizin pemberi pekerjaan/ pemilik negatif tersebut.

(20)

 Tahap Pekerjaan

Pekerjaan pemotretan udara terdiri dari 4 tahap pekerjaan yaitu ;

 Tahap 1 : Persiapan dan pemasangan benchmark

 Tahap 2 : Pemotretan

 Tahap 3 : Pencucian film dan pemeriksaan hasil pemotretan

 Tahap 4 : Penyerahan hasil pemotretan

 Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000

 Ruang Lingkup Pekerjaan

 Pembuatan peta situasi yang dilengkapi dengan garis-garis tinggi/

kontur dengan interval 0.50 m untuk daerah datar dan 1.00 m untuk daerah berbukit, diperlukan untuk luas daerah tertentu dengan skala 1:5000 dan 1:25.000 (sebagai peta ikhtisar)

 Tugas-tugas pembuatan peta ini meliputi penetapan semua benchmark (titik-titik tetap) sehubungan dengan seluruh titik-titik triangulasi yang ada, pengukuran titik-titik rinci ketinggian (spot levelling), kartografi, penentuan garis-garis tinggi dan reproduksi peta-peta akhir.

 Basis Survai

Data-data berikut sudah tersedia ;

 Peta umum daerah tersebut dengan skala 1:5000 s/d 1:10.000

 Sistem triangulasi tersier yang sudah ada sebagai titik duga (datum) untuk kontrol planimetri. Koordinat-koordinat yang sudah disediakan untuk titik-titik yang ada T…. Semua titik-titik triangulasi tersier yang dijumpai di atau dekat daerah pemetaan harus diikat.

 Koordinat-koordinat titik-titik yang ada di daerah itu dapat diperoleh dari BAKOSURTANAL.

 Kontrol vertikal akan didasarkan pada titik triangulasi T…. Ini akan merupakan satu-satunya titik duga ketinggian untuk daerah pemetaan yang dimaksud. Penyesuaian dengan berbagai titik triangulasi yang lain tidak perlu dilakukan.

 Pihak pemberi pekerjaan akan menentukan titik duga tersebut jika belum ada titik triangulasi.

Sistem grid yang akan digunakan adalah sistem proyeksi UTM

(21)

 Umum

 Semua data yang diperlukan untuk menentukan koordinat- koordinat benchmark akan diperoleh dengan jalan melakukan pengukuran langsung di lapangan.

 Pelaksanaan pekerjaan harus mempergunakan segala peralatan dan perlengkapan serta juga bahan-bahan yang memenuhi syarat dan ketepatan dan standar ketelitian yang telah disetujui dalam ketentuan teknis. Hasil pengecekannya harus dilampirkan. Semua detail (termasuk jenis-jenis peralatan dan nomor-nomor seri) harus tercantum di dalam usulan teknis yang diajukan oleh pihak Pemberi pekerjaan.

 Pelaksanaan pekerjaan harus mempekerjakan pegawai yang telah mendapat latihan dalam bidangnya serta cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang diberikan. Pegawai-pegawai praktikan atau pegawai yang sedang dilatih dapat digunakan asalkan mereka berada dalam pengawasan yang sebagaimana mestinya. Manajer proyek yang cakap akan dipekerjakan selama masa kontrak berlangsung.

 Pelaksanaan pekerjaan harus dapat memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan pekerjaan harus pula menanggung biaya pekerjaan tambahan/ pengulangan bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi menurut penilaian pihak pemberi pekerjaan.

 Hasil-hasil dan Data yang harus diserahkan kepada Pihak Pemberi Pekerjaan

Hasil-hasil dan data-data berikut akan diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan;

 Satu set peta asli dengan skala 1:5000 yang dilengkapi dengan titik-titik tinggi, pada kertas putih padalarang

 Satu set peta asli dengan skala 1:5000 yang dilengkapi dengan garis-garis tinggi pada kertas base transparan yang stabil (kodaktrace)

(22)

 Satu set peta asli dengan skala 1:25.000 yang dilengkapi dengan garis-garis tinggi pada kertas base transparan yang stabil (kodaktrace)

 Enam set cetakan pada skala 1:5000 dan 1:25.000

 Semua eksemplar asli dan satu set fotokopi semua pekerjaan observasi dan perhitungan; diberi indeks, dijilid dan dilengkapi dengan keterangan/ referensi.

 Daftar koordinat dari pilar-pilar yang dibuat, lengkap dengan data- data pilar triangulasi yang digunakan sebagai titik ikat.

 Gambaran letak titik-titik secara lengkap, termasuk elevasinya, koordinat-koordinat dan dua foto untuk masing-masing pilar yang digunakan.

 Sepuluh salinan/ kopi laporan akhir yang meliputi penelitian lapangan, proses serta hasilnya. Laporan tersebut harus merinci metode sebenarnya yang digunakan, ketetapan sebenarnya yang diperoleh, dan kesulitan-kesulitan yang dijumpai serta pemecahannya, pada seluruh tahap pekerjaan. Laporan itu meliputi diagram-diagram jaring poligon dan sifat-sifat datar serta penjelasan mengenai semua titik-titik tetap dan titik-titik koordinat.

Laporan tersebut tidak boleh semata-mata mengulangi isi ketentuan-ketentuan teknis, tetapi harus benar-benar berdasarkan hasil pelaksanaan pekerjaan.

 Lima salinan setiap laporan kemajuan kerja bulanan dari kantor pelaksanaan pekerjaan di pusat dan disampaikan kepada pemberi pekerjaan selambat-lambatnya 10 hari sebelum akhir bulan yang bersangkutan.

(23)

Gambar 2.1 Peta Situasi 1 : 25.000

(24)

Gambar 2.2 Peta Situasi 1 : 5.000

 Pemetaan Situasi Terestris Skala 1:2000

 Maksud Pekerjaan

Pembuatan peta topografi (peta teknis) dengan skala 1:2000 adalah untuk keperluan perencanaan teknis. Peta tersebut harus memuat data ketinggian dan planimetri yang jelas dan benar sesuai dengan keadaan lapangan yang diukur. Interval kontur 0,25 m untuk daerah datar dan 0,5 m untuk daerah berbukit.

 Ruang Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar pekerjaan akan terdiri dari :

 Pemasangan benchmark/ patok kayu

 Pengukuran poligon (utama dan cabang)

 Pengukuran sifat datar (waterpass)

(25)

 Pengukuran situasi detail

 Perhitungan

 Ketelitian penggambaran

 Penggambaran

 Hasil yang harus diserahkan

 Lokasi Pekerjaan

Daerah yang akan dipetakan terletak di kabupaten tertentu Propinsi DatiI tertentu.

 Volume Pekerjaan

Pengukuran situasi seluas tertentu ha pada daerah irigasi tertentu.

 Titik Referensi

Titik referensi yang dipergunakan adalah titik atau benchmark yang ada di sekitar lokasi pengukuran (peta dasar), misalnya : titik triangulasi, titik NWP atau BM lainnya, atas persetujuan direksi.

 Peralatan

Semua alat ukur yang akan dipergunakan harus masih dalam kadaan baik (tidak rusak) dan memenuhi syarat ketelitian yang diminta. Semua alat ukur harus dicek dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan apabila ada kerusakan Direksi berhak memerintahkan untuk mengganti alat tersebut dengan yang baik.

 Buku Ukur

Pelaksanaan Pekerjaan harus menggunakan buku ukur yang telah disediakan oleh Direksi Pekerjaan. Semua tulisan dan catatan harus terang/ jelas, mudah dibaca dan tidak boleh dihapus. Apabila ada kesalahan pencatatan hasil pengukuran maka harus dibetulkan dengan mencoret yang salah dan menulis yang benar disampingnya. Buku ukur yang digunakan harus disusun secara sistematis serta diberi indeks untuk memudahkan penyimpangannya.

Semua data ukur, baik hasil pengukuran, hitungan, sketsa dan data lain, harus telah diserahkan kepada Direksi untuk diperiksa sebelum penggambaran dimulai.

(26)

 Benchmark

Benchmark yang harus dipasang ada 2 macam, yaitu ; Benchmark besar : 20 X 20 X 100 cm dan benchmark kecil : 10 x 10 x 80 cm. Tiap benchmark diberi baut di atasnya dan dibubuhi batu marmer ukuran 12 cm x 12 cm. Benchmark dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul di atas tanah setinggi 20 cm.

Patok kayu harus dibuat dari bahan yang kuat, panjang 50 cm ditanam sedalam 30 cm, dicat merah, dipasang paku di atasnya serta diberi kode dan nomor yang teratur. Benchmark besar dan kecil dipasang dengan jarak 150 m dan kelihatan satu sama lainnya karena akan digunakan untuk pengikatan azimut matahari.

Benchmark harus dipasang pada tempat yang aman, kuat dan mudah dicari kembali. Benchmark harus dibuat sketsa lokasinya dan difoto dua kali (close up dan jauh). Bentuk dan ukuran benchmark, mengikuti persyaratan yang telah ditetapkan.

 Pengukuran Sungai Dan Lokasi Jembatan

 Ruang Lingkup Pekerjaan

 Pemetaan topografi sungai dan pemetaan site jembatan yang dilengkapi dengan garis-garis tinggi dengan skala 1:1000 dan 1:500 diperlukan untuk daerah seluas kurang lebih …ha (…km x … km) dan daerah seluas kurang lebih…ha (…km x …km). Daerah tersebut merupakan bagian dari proyek jalan dan jembatan

………Di ……….

 Pekerjaan ini meliputi penetapan benchmark tanda-tanda azimut pelengkap, pengukuran poligon dan sifat datar, pengukuran rincikan dan potongan melintang, komputasi hasil-hasil pengamatan, dan pembuatan peta untuk hasil-hasil pengukuran ini.

 Basis Survai

Data-data berikut sudah tersedia ;

 Peta umum daerah tersebut dengan skala 1:10.000 s/d 1:15.000, dimana lokasi jalan dan jembatan yang akan diukur sudah ditunjukkan.

 Foto udara diambil pada tahun….

(27)

 Koordinat-koordinat BM yang ada di daerah yang bersangkutan bisa diperoleh dari BAKOSURTANAL.

 Sebuah titik triangulasi akan dipilih dan dipakai sebagai titik duga (datum) kontrol vertikal dapat dipakai titik TTG BAKOSURTANAL.

Sistem grid akan menggunakan sistem proyek UTM

 Umum

 Semua data yang diperlukan untuk menentukan koordinat- koordinat dan ketinggian akan diperoleh dengan jalan melakukan pengukuran langsung di lapangan.

 Pelaksana pekerjaan harus mempergunakan segala peralatan dan perlengkapan serta juga bahan-bahan yang memenuhi syarat dan ketepatan dan standar ketelitian yang telah disetujui dalam ketentuan teknis. Semua detail (termasuk jenis-jenis peralatan dan nomor-nomor seri) harus tercantum di dalam usulan teknis yang diajukan oleh pihak Pelaksana Pekerjaan

 Pelaksana Pekerjaan harus mempekerjakan pegawai yang telah mendapat latihan dalam bidangnya serta cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang diberikan. Pegawai-pegawai praktikan atau pegawai yang sedang dilatih dapat digunakan asalkan mereka berada dalam pengawasan yang sebagaimana mestinya. Manajer Proyek yang cakap akan dipekerjakan selama masa kontrak berlangsung.

 Pelaksana Pekerjaan harus dapat memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang telah ditetapkan.

Pelaksana Pekerjaan harus pula menanggung biaya pekerjaan tambahan/ pengulangan bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi menurut penilaian pihak Pemberi Pekerjaan.

 Pengukuran Trace Jalan

 Maksud Pekerjaan

Maksud utama dari pekerjaan pengukuran dan penggambaran trase ini adalah untuk memperoleh peta yang baik, lengkap serta memenuhi persyaratan guna keperluan perencanaan jalan.

(28)

Peta tersebut harus memuat data ketinggian dan planimetris yang jelas, benar dan sesuai dengan keadaan lapangan yang diukur. Interval kontur 0,5 m untuk daerah datar dan 1 m untuk daerah berbukit.

 Lingkup Pekerjaan

Pengukuran dan penggambaran trase jalan sepanjang… km dengan lebar (strook) pengukuran….m. Secara garis besar pekerjaan akan terdiri dari :

 Pemasangan benchmark

 Penelusuran

 Pengukuran poligon

 Pengukuran azimut

 Pengukuran sifat datar

 Pengukuran penampang memanjang dan melintang

 Pengukuran situasi detail

 Perhitungan

 Ketelitian penggambaran

 Penggambaran

 Hasil yang harus diserahkan

 Lokasi Pekerjaan

Daerah yang akan dipetakan terletak di Kabupaten…. Propinsi Dati I.

 Titik Referensi

Titik referensi yang dipergunakan adalah titik atau benchmark yang ada di sekitar lokasi pengukuran (peta dasar). Dan harus satu system dengan BM BAKOSURTANAL (TTG).

 Peralatan

 Semua alat ukur yang akan dipergunakan harus masih dalam keadaan baik (tidak rusak) dan memenuhi syarat ketelitian yang diminta.

 Semua alat ukur harus dicek dahulu oleh Direksi Pekerjaan

 Buku Ukur

 Pelaksana Pekerjaan harus menggunakan buku ukur yang telah disediakan oleh Direksi Pekerjaan

(29)

 Semua tulisan dan catatan harus terang/ jelas mudah dibaca dan tidak boleh dihapus

 Apabila ada kesalahan pencatatan hasil pengukuran maka harus dibetulkan dengan mencoret yang salah dan menulis yang benar disampingnya

 Buku ukur yang dipergunakan harus disusun secara sistematis serta diberi indeks untuk memudahkan penyimpanannya.

 Semua data ukur baik hasil pengukuran, hitungan, sketsa dan data lain harus telah diserahkan kepada Direksi untuk diperiksa sebelum penggambaran dimulai.

 Laporan

 Laporan tim ukur telah tiba di lokasi, yaitu dengan mengirimkan fotokopi surat jalan yang telah dibubuhi cap dan tanda tangan pejabat Dinas Bina Marga dimana lokasi pengukuran berada.

 Laporan kemajuan pekerjaan yang dilakukan harus dibuat sebulan sekali, dijilid dalam bentuk buku, dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, ukuran kuarto.

 Laporan berisi; Persentase kemajuan fisik pekerjaan, rencana pelaksanaan bulan berikutnya, masalah yang ada dan lain-lain, yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini diserahkan kepada Direksi selambat-lambatnya satu minggu berikutnya.

 Laporan hasil pengukuran dan perhitungan kerangka dasar poligon dan sipat datar harus diserahkan secara bertahap kepada direksi/

pengawas untuk diperiksa.

 Apabila terdapat kesalahan pengukuran, maka pelaksanaan pekerjaan harus mengulangi bagian pekerjaan yang salah tersebut sampai benar.

 Prestasi pekerjaan lapangan harus mendapat rekomendasi dari Direksi Lapangan.

 Pelaksanaan Pekerjaan

 Sebelum pekerjaan dimulai, pelaksanaan pekerjaan harus menyerahkan program kerja yang berisi jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, daftar personel, daftar peralatan dan rencana keberangkatan, untuk dibahas bersama Direksi.

(30)

 Pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan program kerja dan waktu pelaksanaan dibuat seketat mungkin sehingga sesuai dengan jangka waktu yang tersedia.

 Pengukuran Poligon

 Sudut horisontal pada setiap titik poligon harus diukur dengan theodolit T0 Wild atau alat lain yang serupa dengan derajat ketelitian di atas 1’.

 Jarak antar patok kayu adalah 50 m dan harus diukur sekurang- kurangnya dua kali dengan pita ukur. Metode spring station tidak diperbolehkan.

 Setiap books kuarter atau tersier harus merupakan titik poligon.

 Pengamatan matahari untuk kontrol azimut harus dilakukan setiap 50 titik poligon

 Untuk pembacaan sudut, akan dipakai metode pembacaan satu seri

 Pengukuran poligon mulai dari bangunan yang sudah ada atau yang baru direncana dan mengikuti arah aliran air.

 Pengukuran poligon mulai dan berakhir pada titik kontrol, dan harus diplot untuk menggambarkan trase saluran

 Ketelitian sudut adalah 2,5N, dimana N = jumlah sudut. Ketelitian linier adalah 1/1000

 Jika ternyata gambarnya berbeda dari tata letak akhir (definitif) yang telah dibuat sebelumnya, maka pengukuran harus dilakukan oleh konsultan.

 Penyipatan Datar

 Bila trase jalan yang akan diukur adalah trase baru, maka elevasi kedua bagian atas patok kayu dan elevasi tanah harus secara langsung dengan penyipatan datar

 Elevasi bagian atas setiap patok (5 cm) harus diukur sekurang- kurannya dua kali dengan sifat datar.

 Sipat datar harus diukur dua kali dengan arah yang berlawanan

 Kesalahan penutup dalam penyipatan datar yang telah disebutkan di atas harus kurang dari kesalahan yang diizinkan, dan

(31)

diperkirakan dengan persamaan berikut : kesalahan yang diizinkan (mm) = 10 mmD dan D = jarak total penyipatan datar, km.

 Jika trase jalan yang baru bertepatan dengan trase jalan yang sudah ada, maka elevasi patok, dasar saluran dan tinggi tanggul kanan dan kiri harus diukur.

 Jika trase jalan yang baru bertepatan dengan tanggul sawah, maka permukaan tanah yang harus diukur adalah yang lebih tinggi.

 Penyipatan datar harus mulai dan berakhir pada titik kontrol.

 Alat sipat datar yang dipakai adalah Ni 2, NAK 2 atau lainnya yang mempunyai ketelitian yang sama.

 Pengukuran Potongan Melintang

 Alat yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah automatic level.

 Pengukuran potongan melintang harus dilakukan di setiap titik dengan lebar minimum 7,5 meter untuk masing-masing sisi as jalan

 Lebar pengukuran harus ditambah di tempat-tempat tertentu, jika hal ini dikehendaki oleh Pemberi Pekerjaan

 Untuk pengukuran ini, dapat dipakai metode stadia (stadia surveying method) atau menggunakan pita ukur

 Pada lokasi bangunan harus dilakukan pengukuran potongan melintang

 Potongan melintang harus dibuat setiap jarak 50 m dan untuk daerah berkelok-kelok setiap jarak 25 m.

 Sketsa relief lapangan harus dicatat dalam buku ukur pada waktu melaksanakan pengukuran potongan melintang

 Pengukuran Trace Bangunan lainnya

 Ruang Lingkup Pekerjaan

 Pembuatan peta topografi lokasi bangunan khusus diperlukan untuk perencanaan bangunan-bangunan pelengkap jalan sepanjang trase jalan yaitu pada saat trase jalan tersebut memotong jalan, sungai kecil/ besar, lembah dan bukit. Peta dibuat dengan skala 1:500, 1:200 dengan interval garis kontur 0,5 m untuk daerah datar dan 1-25 m untuk daerah bukit.

(32)

 Bangunan yang dimaksud bisa berupa gorong-gorong, jembatan dan sebagainya.

 Bangunan ini merupakan bagian dari rencana pembangunan trase jalan yang lokasinya dapat dilihat pada situasi 1:5000 dan peta trase jalan 1:2000 dari proyek pembangunan jalan yang diberi nama …. di …..

 Pekerjaan ini meliputi penetapan benchmark, tanda-tanda azimut pelengkap, pengukuran poligon kerangka dan pengikatan, pengukuran sipat datar, pengukuran potongan melintang dan memanjang.

 Basis Survai

Data berikut sudah tersedia ;

 Peta tata letak/ lay out rencana lokasi bangunan jalan dengan skala 1:2000, dimana lokasi bangunan yang akan diukur sudah ditunjukkan.

 Koordinat-koordinat titik yang ada di sekitar rencana lokasi bangunan bisa diperoleh dari kantor PU setempat. Penggunaan titik ikat sebagai titik awal pengukuran harus mendapatkan persetujuan Direksi

Sistem grid akan memakai sistem proyeksi polyeder atau disamakan dengan sistem proyek peta dasar yang dipakai.

 Umum

 Semua data yang diperlukan untuk menentukan koordinat- koordinat dan ketinggian akan diperoleh dengan jalan melakukan pengukuran langsung di lapangan.

 Pelaksana Pekerjaan (Kontraktor) harus menggunakan segala peralatan dan perlengkapan serta bahan-bahan yang memenuhi syarat dan ketepatan dan standar ketelitian yang telah disetujui dalam persyaratan teknis. Semua detail (termasuk jenis-jenis peralatan dan nomor-nomor seri) harus tercantum di dalam usulan teknis yang diajukan oleh pihak Pemberi Pekerjaan.

 Pelaksana Pekerjaan harus mempekerjakan pegawai yang telah mendapat latihan dalam bidangnya serta cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang diberikan. Pegawai-pegawai praktikan atau pegawai yang sedang dilatih dapat digunakan

(33)

asalkan mereka berada dalam pengawasan yang sebagaimana mestinya. Manajer Proyek yang cakap akan dipekerjakan selama masa kontrak berlangsung.

 Pelaksana Pekerjaan harus dapat memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang telah ditetapkan.

Pelaksana Pekerjaan harus pula menanggung biaya pekerjaan tambahan/ pengulangan bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi menurut penilaian pihak Pemberi Pekerjaan.

 Pengukuran Topografi Trase jalan

 Konsultan harus memberikan peta topografi untuk trase jalan dengan lebar minimum 7,5 m (dengan skala 1:2000 dengan interval garis-garis kontur 0,5 m), ini dapat diperoleh dari peta-peta topografi daerah yang berhubungan.

 Trase harus sejauh mungkin mengikuti jalan yang ada.

 Sketsa kondisi lapangan harus dicatat dalam buku ukur pada waktu dilakukan pengukuran topografi.

 Untuk menghindari kekeliruan trase jalan, gambar-gambar pengukuran topografi harus cocok dengan tata letak akhir.

 Tanggul, jalan yang ada dan sebagainya harus diukur jika dilewati oleh trase jalan yang baru

 Alat yang dipakai adalah Wild T0 atau sejenis.

2.2.2 Peta Geologi dan Geologi Teknik

1) Peta Geologi

Peta geologi memperlihatkan keadaan geologi dan struktur geologi disuatu daerah berdasarkan data-data geologi yang diperoleh darimuka bumi. Selain itu dapat diketahui stratigrafi suatu daerah. Cara pembuatan peta geologi dapat dilakukan dengan 2 cara :

a. mempergunakan peta topografi sebagai peta dasar.

b. mempergunakan foto udara.

Dengan peta topografi sebagai peta dasar, seorang geolog terjun kedaerah yang dipetakan kemudian data-data lapangan yang diperoleh misalnya singkapan batuan, gejala struktur, diukur jurus dan

(34)

kemiringannya kemudian dicantumkan dalam peta dasar tersebut, disamping geolog tersebut membuat catatan yang lengkap data lain yang didapati dilapangan.

Pemetaan geologi dengan foto udara dilakukan pada daerah-daerah dimana-tidak banyak hutan terutama dilakukan didaerah-kering atau agak kering ("arid and semiarid region").

foto-foto yang digunakan selain hitam putih yang banyak dipakai, juga foto-foto berwarna. Foto-foto udara tersebut dilihat dengan sterioskop dan yang paling nampak terlihat adalah geomorfologi daerah tersebut.

keadaan geologi dapat diketahui dari "photographic tone", struktur gambar, bentuk kenampakkan yang teramati, ukuran dan hubungan- hubungan satu dengan yang lain. Skala yang diperuntukkan dalam suatu penyelidikan regional 1 : 30.000 sampai 1 : 60.000 sedang untuk penyelidikan geologi detail dipergunakan skala 1 : 8.000 atau 1 : 12.000.

Skala peta goelogi sangat tergantung kepada keperluannya, tabel 2-1 menunjukkan macam; peta goologi dan skala yang diperlukan.

Tabel 2-1 : Skala Peta Geologi.

Jenis Peta geologi Skala

Peta Ichtisar (Synoptic maps)

1 : 100.000

Peta dasar (Basic maps)

1 : 20.000 - 1 : 50.000

Peta geologi

(Detail geological maps)

1 : 2.000 - 1 : 10.000

Dalam pembuatan peta geologi, satu atau beberapa macam batuan yang terbentuk dalam suatu periode disatukan dalam suatu satuan batuan. Tiap satuan-batuan dinyatakan dengan suatu notasi tertentu atau warna tertentu.

2) Peta Geologi Teknik

Peta geologi teknik adalah peta geologi yang diperuntukkan keperluan tek- nik. Dalam peta ini dicantumkan Keterangan geologi mendetail dari suatu -

(35)

daerah, keterangan yang sifatnya teknis mengenai batuan atau tanah, mengenai hidrologi, geologi dinamis dan lain-lain.

W.R. Dearman dan P.G. Pookes (1974) membedakan 3 macam peta untuk keperluan teknis, yaitu :

a."Engineering Geological Maps", b. "Engineering Geological Plans", c. "Geotechnical Plans".

Secara ringkas keterangan mengenai jenis peta diatas, skala dan penggunaan diatas dapat dilihat pada tabel 2-2.

(36)

Information shown

Typical

scales Typical prepared by Method Engineering use

Examples shown in this paper A. engineering

Geological Maps

Mapping in terms of general geolog;

plus additional engineering information and inferrences

1 : 10000 or smaller

Government agencies.

geologists, photogeologists.

engineer/ geologists

From air photoraphy and or ground survey

Planning, preliminary reconnaissance : general information

Milton keynes Fig. 9 and Table 8

B Engineering;

Geological Plans

i) Reconnaissance Mapping in terms of

descriptive soil or rock classification, engineering geomorphology

and geomorphological processes

1 : 500 to 1 : 1000

Consulting engineers, site investigation specialists using engineering geologists and engineering geo morphologists

From air photog raphy and Walk - over survey

Detailed planning and reconnaissance

Fiji Figs.10

ii) Site investigation As Above 1:100 to

1:5000

As above As above plus

Strument assisted- techni

Ques

Site

Investigation

Taff Vale (Prince Liewellyn) (Figs.11,12)

iiii Construction As above 1 : 100 to

1 : 1250

As above From

photogrammetry.

walk-over surveys plus in strument assisted techniques

lnvestigation and recording during construction

Clevation (figs.13, 14)

C. Geotechincal Plants

i) Reconnaissance

Mapping in terms of selected engineering

1 :500 to 1:10000

As above From air photo-

graphy and walk over survey

Detailed Planning reconnaissance

Jamaica (Figs, 15)

(37)

Information shown

Typical

scales Typical prepared by Method Engineering use

Examples shown in this paper parameters with either geological or

engineering

parameter boundaries

ii) Site investigation As above 1:100 to

1 : 5000

As above As above plus

instrument assisted techniques

Site

investigation

Edinburg (Figs. 16, 17)

iii) Construction As above 1:100 to

1 : 1250

As above From

photogrammetry, walk-over surveys, plus instrument assisted techniques

Investigation and recording during construction

Taff Vale Nantgarw (figs. 18a, 18b) Taff wells (figs.16)

(38)

i. Penampang Geologi ("Geologic cross-section")

Untuk menggarnharkan keadaan geologi dibawah muka bumi dibuat penampang geologi dari suatu daerah. Dalam pembuatan penampang geologi, yang pertama-tama dibuat adalah persimpang bentuk muka bumi dan setelah itu barulah di-cantumkan data geologi perrnukaan yang dapat berupa jurus/kemiringan bidang bidang perlapisan atau sesar, batas-batas batuan/satuan batuan dan lain sebagainya. Penampang bentuk rnuka bumi dapat dibuat berdasarkan peta topografi atau peta geologi, atau dengan pengukur langsung dilapangan sepanjang penampang yang diinginkan. Lembah yang curam dari sungai atau selokan lereng bukit yang tidak ada tumbuh-tumbuhan dan terdapat singkapan adalah sangat baik untuk pembuatan penampang dengan skala besar. Langkah-langkah pembuatan penampang geologi suatu daerah dari peta geologi seperti diperlihatkan dalam gambar a. Contoh peta geologi seperti terlihat pada gambar b.

Gambar 2-3 : a. Gbr. Pengukuran rencana pembuatan penampang geologi pada garis kontur +300, +400, +500.

b. Gbr. Pengukuran rencana galian penampang geologi dari garis kontur +300 s/d +500

c. Gbr. Rencana galian penampang geologi d. Gbr. Galian penampang geologi.

(39)

Gambar 2-4 Peta Geological Engineering

B

Gbr. Peta Geologi Atas Permukaan

Gbr. Peta Geologi Bawah Permukaan, penampang menurut Pot A-B

(40)

(41)

(42)

2.2.3 Pekerjaan pemetaan dan pengukuran

No. Uraian Pekerjaan Data Lapangan

Volume Keterangan Ada Tdk Lengkap Tdk

I.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Peta Topografi

Pemotretan Udara Vertikal Pemotretan Situasi teristis Skala 1 : 5000

Pemotretan Situasi teristis Skala 1 : 2000

Pengukuran Lokasi rencana jalan / jembatan

Pengukuran trace jalan Pengukuran situasi lahan bangunan khusus

-

- -

-

-

-

- -

-

-

-

- -

1 set 1 set

1 set

1 set

1 set 1 set

II.

1.

2.

3.

4.

Peta Geologi dan Geologi Teknik

Peta geologi regional Skala 1 : 30000 s/d 1 : 60000 Peta Geologi detail

Skala 1 : 8000 s/d 1 : 10000 Peta Ichtisar 1 : 100000 Peta Dasar 1 : 20000 s/d 1 : 50000

-

-

-

-

-

-

-

-

1 set

1 set

1 set 1 set

2.2.4 Penyelidikan Lapangan

No. Uraian Pekerjaan Data Lapangan

Volume Keterangan Ada Tdk Lengkap Tdk

I.

1.

2.

3.

4.

Pengujian Lapangan Pemboran inti

Test Penetrasi Standar (SPT)

Permeability

Pengambilan contoh Contoh tanah / material

-

-

-

-

-

-

56 titik 26 titik 12 titik

- Tanah tak terganggu - - 1 unit

(43)

No. Uraian Pekerjaan Data Lapangan

Volume Keterangan Ada Tdk Lengkap Tdk

- Tanah terganggu - - 1 unit

- Bahan beton - - 1 unit

- Batu - - - 15 titik

- Pembuatan sumur uji - - 10 titik

- Pembuatan paritan uji - - - - 10 titik

- Pembuatan adit - - - - 15 lubang

- Penyondiran - - - 26 titik

- Pemboran tangan - - 20 lubang

- Geolistrik - - 10 tempat

- Pengukuran muka air tanah

- 56 titik

- Pengukuran elevasi titik- titik penyelidikan

- - 56 titik

- Pemasangan patok- patok beton pada titik- titik pemboran inti

- - 56 titik

2.2.5 Penyelidikan laboratorium

No. Uraian Pekerjaan Data Lapangan

Volume Keterangan Ada Tdk Lengkap Tdk

1.

2.

3.

4.

5.

Petrografi Pondasi

Bahan timbunan Bahan beton Mekanika batuan

- - - - -

- -

-

- -

1 set 1 set 60000 m3 20000 m3 1 set

2.3 Laporan Rangkuman Hasil Desk Study Dan Peninjauan Lapangan

2.3.1 Desk study dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Mengumpulkan dan menelaah Dokumen Perencanaan Teknik Awal yang telah disiapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Berdasarkan penelaahan Dokumen Perencaan Teknik Awal, diperoleh sejumlah informasi/data, antara lain:

(44)

- Aligment lay-out, plan and profile, lokasi awal dan akhir proyek.

- Geometrik jalan, jumlah dan lebar lajur lalu lintas serta lokasi galian serta timbunan.

- Jumlah dan lokasi persimpangan, simpang susun, jembatan, overpass, underpas dan struktur bangunan pelengkap lainnya.

- Data bor dan sondir pada lokasi tertentu yang telah dilakukan pada waktu penyiapan rencana teknik awal.

b. Mengumpulkan peta dasar, yaitu

- Peta Geologi bersistem, lembar nomor ... (daerah mana / kota), Skala 1:100.000 yang diterbitkan oleh Pusat Litbang - Geologi, 1996

- Peta Seismotektonika, Daerah mana dan sekitarnya, skala 1:500.000 yang diterbitkan oleh Pusat Litbang Geologi, 2004

- Peta Sistem Lahan, lembar (daerah / kota), Skala 1 : 250.000 yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL.

Berdasarkan peta-peta tersebut, diperoleh data dan informasi tentang jenis dan penyebaran lapisan tanah, tata salir, struktur geologi serta karakteristik tektonika wilayah kota dan sekitarnya.

c. Menelaah usulan teknis, terutama yang berkaitan dengan aspek mekanika tanah terutama metode penyelidikan, jumlah dan lokasi penyellidikan serta pengujian di laboratorium.

d. Mengumpulkan dan menelaah standar SNI (Standar Nasional Indonesia), AASHTO (American Association of State Highway and Tranportation Officials) dan ASTM (American Standar for Testing Materials) yang akan digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan survai.

e. Menyusun draft Rencana Kerja untuk Pelaksanaan Penyelidikan mekanika tanah.

2.3.2 Tahap peninjauan di lapangan

Survai di lapangan dilakukan dengan metoda sebagai berikut : a. Pemboran dalam

Referensi

Dokumen terkait

Karena banyak bangunan yang berada di daerah pinggiran tanah sungai, maka kekuatan pondasi pada bangunan yang berada di pinggiran daerah sungai ini harus didukung

Hal ini karena kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh PTK sehingga mempengaruhi peningkatan kinerja.Selain faktor kompetensi pegawai yang harus ditingkatkan, faktor

Ruang lingkup kegiatan dalam pekerjaan ini adalah mengembangkan Sistem Informasi Aset Migas dengan spesifikasi teknis perusahaan yang telah ditentukan, antara

Proses pembuatan laporan di apartemen permata surya 1 masih terdapat beberapa kendala, diantaranya adalah proses input pemakaian air dan listrik hanya dapat dilakukan

URAIAN Time Days Persons Unit CONTRACT AMENDMENT XI INVOICE LALU INVOICE SAAT INI INVOICE S/D SAAT INI SISA KONTRAK.. BREAKDOWN OF

Berdasarkan hasil analisis frekuensi natural dan amplifikasi dan indeks kerentanan tanah terungkap bahwa daerah Lusi yang terletak di sisi timur laut lokasi penelitian berada di

Pada saat ini banyak orang lebih memilih jalan mediasi untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi, karena dengan menempuh jalan mediasi para pihak bisa menghemat

Nilai pH yang diperoleh dari hasil penelitian ini masih termasuk dalam batas normal, nilai pH yang tertinggi terdapat pada kelompok P2 (domba yang diberi konsumsi silase