• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pembelajaran Patung, dengan Bahan dasar Plastisin, kelas X SMK Kesehatan Terpadu Bahagia Primanegara Kabupaten Maros

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Proses Pembelajaran Patung, dengan Bahan dasar Plastisin, kelas X SMK Kesehatan Terpadu Bahagia Primanegara Kabupaten Maros

Adapun yang dilakukan untuk melihat proseas Berkarya Seni Patung Dengan Menggunakan Plastisin, Kelas X SMK Kesehatan Terpadu Bahagia Primanegara, Kabupaten Maros adalah sebagai berikut:

Gambar 4. 4: Proses berkarya Asrafia Ibrahim (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Asrafia Ibrahim, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni:

1. Perspektif, meski tidak begitu perspektif, namun anak ini membuat patung sesuai dengan tampakan sebenarnya.

2. Proporsi, sudah terlihat ideal dan harmonis antara daun dan klopak bunga 3. Ketepatan bentuk, meski patung yang dibuat anak ini belum terlalu

menyerupai bentuk aslinya, namun kesan yang di timbulkan sudah hampir menyerupai bentuk yang sebenarnya.

Gambar 4. 5: Proses berkarya Hartina (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Hartina, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Perspektif, anak ini belum dikatakan tuntas dalam perspektifnya, dilihat dari karya patung yang masih terbilang setengah jadi.

2. Proporsi, meski kesannya masih setengah jadi, tetapi sudah mulai Nampak keproporsian bentuk patung antara bagian tubuh satu dan bagian tubuh lainnya pada karya yang dibuat sudah agak tepat

3. Ketepatan bentuk, ukuran dan bentuk patung belum bias di pastikan betul karena pembuatan belum sempurna.

Gambar 4. 6: Proses berkarya Harianto (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Harianto dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Perspektif, karya anak ini prespektifnya sudah bias dikatakan dapat, meskipun tidak terlalu menyerupai aslinya, tetapi kesan bentuk aslinya sudah didapatkannya

2. Proporsi, antara daun dan buah sudah bisa dikatakan tepat meskiun tidak terlalu menyerupai aslinya.

3. Ketepatan bentuk, sudah sangat menyerupai buah jagung sebagaimana objek aslinya.

Gambar 4.7: Proses berkarya Hasmayanti Judding (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Hasmayanti Judding, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, karya anak ini komposisi nya sudah bisa dikatakan dapat, meskipun tidak terlalu menyerupai aslinya, tetapi kesan bentuk aslinya sudah didapatkannya

2. Proporsi, bentuk patung kura – kura sudah terlihat ideal dan harmonis, antara bentuk tubuh satu dan bentuk tubuh lainnya.

3. Ketepatan bentuk, meski patung yang dibuat anak ini belum terlalu menyerupai bentuk aslinya, namun kesan yang di timbulkan sudah hampir menyerupai bentuk yang sebenarnya.

Gambar 4.8. Proses berkarya Haliana (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Haliana, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, apabila diperhatikan karya anak ini, komposisinya, lumayan dapat, karena sangat menyerupai bentuk aslinya.

2. Proporsi, antara sayap dan tubuh kupu-kupu yang dibuatnya sudah sangat tepat

3. Ketepatan bentuk, karena jenis hewan kupu-kupu sudah termasuk hewan ukuran kecil jadi bukan karena miniature lagi melainkan sudah memang bentuk ukuran aslinya.

Gambar 4.9. Proses berkarya Herawati Hermang (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Herawati Hermang, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, sepertinya anak ini belum dikatakan tuntas, dikarenakan bentuk patung yang dibuat belum mendapatkan komposisi sebagaimana mestinya.

2. Proporsi, meskipun sebagahagian bentuk sudah mendapatkan proporsi yang sesuai, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

3. Ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsinya sangat kurang, maka ketepatan bentuknya susah didapatkan sebagaimana bentuk sesungguhn

Gambar 4.10. Proses berkarya Irmawati (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Irmawati, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, anak ini sudah dapat dikatakan faham apa yang dimaksud dengan yang namanya komposisi pada sebuah bentuk patung, yaitu keseimbangan antara sisi satu dan sisi lainnya.

2. Proporsi, karya patung yang dibuat walaupun berkesan sederhana, namun proporsi yang didapatkan sudah sangat betul dan rapih, antara bentuk satu dengan bentuk lainnya.

3. Ketepatan bentuk, anak ini sudah bisa dikatakan tuntas dalam hal ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsi patung sudah bisa dia selesaikan dengan tepat dan benar.

Gambar 4.11. Proses berkarya Indarti Isolina (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Indarti Isolina, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, sepertinya anak ini belum dikatakan tuntas, dikarenakan bentuk patung yang dibuat belum mendapatkan komposisi sebagaimana mestinya.

2. Proporsi, meskipun sebagahagian bentuk sudah mendapatkan proporsi yang sesuai, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

3. Ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsinya sangat kurang, maka ketepatan bentuknya susah didapatkan sebagaimana bentuk sesungguhnya

Gambar 4.12. Proses berkarya Jum’ali Haeri Muslimin (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Jum’ali Haeri Muslimin, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, sepertinya anak ini belum dikatakan tuntas, dikarenakan bentuk patung yang dibuat belum mendapatkan komposisi sebagaimana mestinya.

2. Proporsi, meskipun sebagahagian bentuk sudah mendapatkan proporsi yang sesuai, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

3. Ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsinya sangat kurang, maka ketepatan bentuknya susah didapatkan sebagaimana bentuk sesungguhnya

Gambar 4.13. Proses berkarya Maria Ulfa (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Maria Ulfa, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, sepertinya anak ini belum dikatakan tuntas, dikarenakan bentuk patung yang dibuat belum mendapatkan komposisi sebagaimana mestinya.

2. Proporsi, meskipun sebagahagian bentuk sudah mendapatkan proporsi yang sesuai, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

3. Ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsinya sangat kurang, maka ketepatan bentuknya susah didapatkan sebagaimana bentuk sesungguhnya

Gambar 4.14. Proses berkarya Mustabsyirah (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Mustabesyirah, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, anak ini sudah dapat dikatakan faham apa yang dimaksud dengan yang namanya komposisi pada sebuah bentuk patung, yaitu keseimbangan antara sisi satu dan sisi lainnya.

2. Proporsi, karya patung yang dibuat walaupun berkesan sederhana, namun proporsi yang didapatkan sudah sangat betul dan rapih, antara bentuk satu dengan bentuk lainnya.

3. Ketepatan bentuk, anak ini sudah bisa dikatakan tuntas dalam hal ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsi patung sudah bisa dia selesaikan dengan tepat dan benar

j

Gambar 4.15. Proses berkarya Mulidah (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Mulidah, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, anak ini sudah dapat dikatakan faham apa yang dimaksud dengan yang namanya komposisi pada sebuah bentuk patung, yaitu keseimbangan antara sisi satu dan sisi lainnya.

2. Proporsi, karya patung yang dibuat walaupun berkesan sederhana, namun proporsi yang didapatkan sudah sangat betul dan rapih, antara bentuk satu dengan bentuk lainnya.

3. Ketepatan bentuk, anak ini sudah bisa dikatakan tuntas dalam hal ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsi patung sudah bisa dia selesaikan dengan tepat dan benar.

Gambar 4.16. Proses berkarya Monalisa (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Monalisa, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, anak ini sudah dapat dikatakan faham apa yang dimaksud dengan yang namanya komposisi pada sebuah bentuk patung, yaitu keseimbangan antara sisi satu dan sisi lainnya.

2. Proporsi, karya patung yang dibuat walaupun berkesan sederhana, namun proporsi yang didapatkan sudah sangat betul dan rapih, antara bentuk satu dengan bentuk lainnya.

3. Ketepatan bentuk, anak ini sudah bisa dikatakan tuntas dalam hal ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsi patung sudah bisa dia selesaikan dengan tepat dan benar.

Gambar 4.17. Proses berkarya Nurkiswani (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Nurkiswani, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, sepertinya anak ini belum dikatakan tuntas, dikarenakan bentuk patung yang dibuat belum mendapatkan komposisi

sebagaimana mestinya.

2. Proporsi, meskipun sebagahagian bentuk sudah mendapatkan proporsi yang sesuai, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

3. Ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsinya sangat kurang, maka ketepatan bentuknya susah didapatkan sebagaimana bentuk sesungguhnya

Gambar 4.18. Proses berkarya Nurul hidayah (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Nurul hidayah, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, anak ini sudah dapat dikatakan faham apa yang dimaksud dengan yang namanya komposisi pada sebuah bentuk patung, yaitu keseimbangan antara sisi satu dan sisi lainnya.

2. Proporsi, karya patung yang dibuat walaupun berkesan sederhana, namun proporsi yang didapatkan sudah sangat betul dan rapih, antara bentuk satu dengan bentuk lainnya.

3. Ketepatan bentuk, anak ini sudah bisa dikatakan tuntas dalam hal ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsi patung sudah bisa dia selesaikan dengan tepat dan benar.

Gambar 4.19. Proses berkarya Nur Janna (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Nur Janna, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi anak ini sudah dapat dikatakan faham apa yang dimaksud dengan yang namanya komposisi pada sebuah bentuk patung, yaitu keseimbangan antara sisi satu dan sisi lainnya.

2. Proporsi, karya patung yang dibuat walaupun berkesan sederhana, namun proporsi yang didapatkan sudah sangat betul dan rapih, antara bentuk satu dengan bentuk lainnya.

3. Ketepatan bentuk, anak ini sudah bisa dikatakan tuntas dalam hal ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsi patung sudah bisa dia selesaikan dengan tepat dan benar.

Gambar 4.20. Proses berkarya Putri Handayani (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Putri Handayani, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, sepertinya anak ini belum dikatakan tuntas, dikarenakan bentuk patung yang dibuat belum mendapatkan komposisi sebagaimana mestinya.

2. Proporsi, meskipun sebagahagian bentuk sudah mendapatkan proporsi yang sesuai, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

3. Ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsinya sangat kurang, maka ketepatan bentuknya susah didapatkan sebagaimana bentuk sesungguhnya

Gambar 4.21. Proses berkarya Reski Amelia (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Reski Amelia, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, anak ini sudah dapat dikatakan faham apa yang dimaksud dengan yang namanya komposisi pada sebuah bentuk patung, yaitu keseimbangan antara sisi satu dan sisi lainnya.

2. Proporsi, karya patung yang dibuat walaupun berkesan sederhana, namun proporsi yang didapatkan sudah sangat betul dan rapih, antara bentuk satu dengan bentuk lainnya.

3. Ketepatan bentuk, anak ini sudah bisa dikatakan tuntas dalam hal ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsi patung sudah bisa dia selesaikan dengan tepat dan benar.

Gambar 4.22. Proses berkarya Ratni (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Ratni, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, anak ini sudah dapat dikatakan faham apa yang dimaksud dengan yang namanya komposisi pada sebuah bentuk patung, yaitu keseimbangan antara sisi satu dan sisi lainnya.

2. Proporsi, karya patung yang dibuat walaupun berkesan sederhana, namun proporsi yang didapatkan sudah sangat betul dan rapih, antara bentuk satu dengan bentuk lainnya.

3. Ketepatan bentuk, anak ini sudah bisa dikatakan tuntas dalam hal ketepatan bentuk, karena Komposisi dan proporsi patung sudah bisa dia selesaikan dengan tepat dan benar.

Gambar 4.23. Proses berkarya syarifah Magfirah Aulia (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya syarifah Magfirah Aulia, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi , sepertinya anak ini belum dikatakan tuntas, dikarenakan bentuk patung yang dibuat belum mendapatkan komposisi sebagaimana mestinya.

2. Proporsi, meskipun sebagahagian bentuk sudah mendapatkan proporsi yang sesuai, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

3. Ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsinya sangat kurang, maka ketepatan bentuknya susah didapatkan sebagaimana bentuk sesungguhnya.

Gambar 4.24: Proses berkarya Tikawati (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Tikawati, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, anak ini sudah dapat dikatakan faham apa yang dimaksud dengan yang namanya komposisi pada sebuah bentuk patung, yaitu keseimbangan antara sisi satu dan sisi lainnya.

2. Proporsi, karya patung yang dibuat walaupun berkesan sederhana, namun proporsi yang didapatkan sudah sangat betul dan rapih, antara bentuk satu dengan bentuk lainnya.

3. Ketepatan bentuk, anak ini sudah bisa dikatakan tuntas dalam hal ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsi patung sudah bisa dia selesaikan dengan tepat dan benar

Gambar 4.25. Proses berkarya Siti Khadijah (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Siti Khadijah, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, sepertinya anak ini belum dikatakan tuntas, dikarenakan bentuk patung yang dibuat belum mendapatkan komposisi sebagaimana mestinya.

2. Proporsi, meskipun sebagahagian bentuk sudah mendapatkan proporsi yang sesuai, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

3. Ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsinya sangat kurang, maka ketepatan bentuknya susah didapatkan sebagaimana bentuk sesungguhnya

Gambar 4.26. Proses berkarya Siti Nurhalisa (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Siti Nurhalisa, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, anak ini sudah dapat dikatakan faham apa yang dimaksud dengan yang namanya komposisi pada sebuah bentuk patung, yaitu keseimbangan antara sisi satu dan sisi lainnya.

2. Proporsi, karya patung yang dibuat walaupun berkesan sederhana, namun proporsi yang didapatkan sudah sangat betul dan rapih, antara bentuk satu dengan bentuk lainnya.

3. Ketepatan bentuk, anak ini sudah bisa dikatakan tuntas dalam hal ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsi patung sudah bisa tdia selesaikan dengan tepat dan benar.

Gambar 4.27. Proses berkarya Siti Marmunah (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Siti Marmunah, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi, sepertinya anak ini belum dikatakan tuntas, dikarenakan bentuk patung yang dibuat belum mendapatkan komposisi sebagaimana mestinya.

2. Proporsi, meskipun sebagahagian bentuk sudah mendapatkan proporsi yang sesuai, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

3. Ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsinya sangat kurang, maka ketepatan bentuknya susah didapatkan sebagaimana bentuk sesungguhnya.

Gambar 4.28. Proses berkarya Nurul Khalisa (Dokumentasi Kamal Qarim 2016)

Karya Nurul Khalisa, dari beberapa kriteria penilaian dapat dilihat dari beberapa prinsip membuat patung yakni :

1. Komposisi , sepertinya anak ini belum dikatakan tuntas, dikarenakan bentuk patung yang dibuat belum mendapatkan komposisi sebagaimana mestinya.

2. Proporsi, meskipun sebagahagian bentuk sudah mendapatkan proporsi yang sesuai, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

3. Ketepatan bentuk, karena komposisi dan proporsinya sangat kurang, maka ketepatan bentuknya susah didapatkan sebagaimana bentuk sesungguhnya.

Hasil akhir Berkarya Seni Patung Dengan Menggunakan Plastisin, Kelas X SMK Kesehatan Terpadu Bahagia Primanegara, Kabupaten Maros dengan klasifikasi nilainya yaitu:

Tabel 4.2 : skor siswa

NO

Nilai Kategori

1. 90-100 Sangat Tinggi

2. 80-89 Tinggi

3. 65-79 Sedang

4. 55-64 Rendah

5. 0-54 Sangat Rendah

Berdasarkan klasifikasi nilai di atas maka dapat dideskripsikan bahwa siswa yang mendapat nilai 90 – 100 dianggap sangat tinggi, nilai 80– 89 dianggap tinggi, nilai 65 – 79 dianggap sedang, nilai 55 – 64 dianggap rendah, dan nilai 0 – 54 dianggap sangat rendah.

Dalam penelitian ini, hasil akhir siswa kelas X SMK Kes.bahagia primanegara, dalam Berkarya Seni Patung Dengan Menggunakan Plastisin, harus memperhatikan beberapa aspek yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian.

Keempat aspek tersebut dinilai mulai dari angka 0 sampai 100 nilai tersebut dikategorikan dalam bentuk tabel.

Table 4.3: hasil tes akhir membuat patung (bahan dasar plastisin)

No Hasil akhir Bobot skor Frekuensi

Persentase

5 Sangat kurang 0-54 3 12%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hanya 2 % siswa yang dikategorikan baik dalam membuat patung (bahan dasar plastisin), 60% siswa yang dikategorikan cukup dalam membuat patung (bahan dasar plastisin), 20% siswa dikategorikan sedang dan 12% siswa dikategorikan sangat kurang . Dari data tersebut disimpulkan bahwa siswa kelas X SMK Kes. Terpadu Bahagiah Primanegara dikategorikan baik dalam membuat patung (bahan dasar plastisin) meskipun ada beberapa siswa yang dikategorikan cukup dalam membuat patung (bahan dasar plastisin).

Hasil tes menunjukkan adanya beberapa siswa yang tidak tahu dalam membuat patung (bahan dasar plastisin). Hal ini disebabkan antara lain karena kurangnya minat dalam membuat patung, serta kurangnya pengetahuan siswa tentang dasar-dasar dalam membuat patung yang benar.

Sehingga bentuk paling dasar dalam membuat patung tidak ada siswa yang mencapai nilai sangat baik.

C. Pembahasan

Dokumen terkait