• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses pemberian pendidikan mitigasi bencana kepada mahasiswa FISIP U

Dalam dokumen Pendidikan Mitigasi Bencana pada Mahasis (Halaman 36-41)

Pendidikan Mitigas

TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Temuan Lapangan

4.1.2 Proses pemberian pendidikan mitigasi bencana kepada mahasiswa FISIP U

Pemberian Pendidikan Mitigasi Bencana yang dilakukan oleh pihak kampus FISIP UI berawal dari penandatanganan Komitmen Kebijakan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan atau (K3L) oleh Bapak Gumilar Soemantri Rektor UI kala itu yang diikuti oleh seluruh fakultas di Universitas Indonesia. Informasi tersebut diperoleh berdasarkan penuturan informan pejabat kampus FISIP UI yang menangani perihal infrastruktur kampus serta dari pegawai FISIP UI dan Pedagang Kantin FISIP UI.

Isu ta ggap darurat aupu pe a ggulangan bencana di lingkungan fisip UI adalah bentuk dan peran serta kita semua selaku civitas akademik untuk concern dan peduli menjadi agenda utama di fisip ui adalah semenjak mantan rektor Gumilar soemantri menandatangani kebijakan K3L untuk UI dan diikuti oleh seluruh fakultas . (MI, 6 Mei 2015)

..Waktu itu per ah sih waktu pak Gu ilar jadi deka fakultas. Pedaga g takor dikumpulin gitu buat ada penyuluhan. Kayak gimana cara menanggulangii kebakaran, ciri- iri ke akara , ya gitu gitu lah . (PT, 11 Mei 2015)

37 Per ah, waktu MPKT B . (AB, 3 Mei 2015)

Pernyataan yang diutarakan oleh bapak MI dan bapak PT memiliki kesamaan, Namun terdapat perbedaan informasi yang ditemukan sewaktu proses wawancara kepada responden OB FISIP UI. Pada responden mahasiswa pendidikan mitigasi bencana baru pada mata kuliah MPKT B namun pelatihan dari penerapan implementasi belum diterapkan.

4.1.2.1 Perbedaan pendapat Informan

Dalam pencarian data melalui metode wawancara mendalam peneliti menemui perbedaan informasi dari informan terkait awal mula adanya pendidikan mitigasi bencana di FISIP UI.

Per ah sih waktu itu kita offi e oy diku puli di gedu g H. Kegiata ya dilaksanakan beberapa lama abis gedung C kebakaran. Pelatihannya hanya sekali waktu itu. Waktu itu pelatihannya Cuma diajarin dua hal, yaitu cara make hidran dan evakuasi penghuni gedung. Pelatihannya diikuti oleh beberapa OB. Ga wajib. Tempatnya pelatihannya dipusatkan di gedung H (OB, 18 Juni 2015)

“e e jak deka ya Pak Gu ilar, ka i elu per ah ada tuh pelatihan kebencanaan. Dari masa mas Gumilar ataupun mas Bambang. Tapi sejak deka ya Pak Arie, aru ada pelatiha . (OB, 18 Juni 2015)

Berdasarkan pernyataan dari OB tersebut menyatakan bahwa pelatihan mengenai pendidikan mitigasi bencana baru ada pada saat dekan pak Arie, sedangkan dua dekan sebelumnya belum pernah diadakan. Berbeda dengan hasil wawancara dari pernyataan dua responden sebelumnya.

4.1.2.2 Hambatan yang dialami FISIP UI dalam Pendidikan Mitigasi Bencana kepada Mahasiswa FISIP UI

Dalam proses pengadaan pendidikan mitigasi bencana mengalami hambatan pada pelaksanaannya akibat dari pergantian kepemimpinan di FISIP UI

38

serta tidak meratanya proses sosialisasi pemberian pendidikan Mitigasi Bencana kepada warga FISIP UI. Seperti tidak melibatkan keseluruhan mahasiswa, hanya Dosen, pegawai FISIP UI, pegawai kantin dan OB yang diikutsertakan dan itu pun tidak wajib bagi peserta.

“ejauh i i ya g sudah dilakuka , si ulasi u tuk warga FI“IP Terkait ke akara . Tidak secara menyeluruh. Hanya beberapa stakeholder yang sudah dilatih seperti karyawan dan beberapa dosen. Dosen sendiri waktu itu sedikit yang datang. Mahasiswa sih belum kita libatkan banget. Masih belum ada sosialisasi. Tapi saya yakin mahasiswa banyak yang aware. Apalagi mahasiswa kan stakeholder yang paling banyak dan vital. Rencananya bukan tahun ini mungkin. Kita akan ada sosialisasi K u tuk seluruh warga FI“IP . (K3, 4 Mei 2015)

“udah per ah ada sosialisasi u tuk itu. Tapi se e jak pak Gu ilar ditarik jadi rektor udah ga ada yang kaya gitu. Jadi dari pak Bambang sampai sekarang pak Arie udah ga ada pelatihan lagi buat pedagang takor. Semenjak tahun 1982 pas saya masih jaga kantin di rawamangun, belum ada sih pelatihan kebakaran. Ya pas masa pak Gumilar itu baru ada. Waktu itu pernah sih waktu pak Gumilar jadi dekan fakultas. Pedagang takor dikumpulin gitu buat ada penyuluhan. Kayak gi a a ara e a ggula gi ke akara , iri iri ke akara , ya gitu gitu lah . (PT, 11 Mei 2015)

Kemudian selain hambatan pada proses pemberian pendidikan mitigasi bencana, peneliti memperoleh informasi terkait masih kurangnya fasilitas keamanan pada bencana kebakaran dan maintaining dari pelayanan kampus FISIP UI

“elai itu, a yak fasilitas ya g gga berfungsi. Sejauh ini baru APAR yang ada di setiap gedung. Sisanya kayak sirine, itu mati. Sama kayak detektor asap. Mati juga. Tau tuh kalo di gedung ada sirine atau detektor asap. Apa ada salurannya atau

39

Kejadia ke akara ja uari le ih diaki atka oleh faktor kura g ya concern pimpinan yang terdahulu untuk meremajakan instalasi listrik gedung yang semestinya sudah harus diganti dikarenakan beban yang semakin tinggi pula terlepas itu memang menjadi tanggung jawab kita bersama untuk saling menjaga da e gi gatka . (MI, 6 Mei 2015)

“e e ar ya, ka i e dapatka araha dari “u Dit K L UI. Mereka e eri arahannya. Sedangkan kami merupakan pelaksana tingkat fakultas. Awalnya petugas K3L di FISIP UI ada dua orang. Tetapi sekarang saya tinggal sendiri karena partner saya mundur. Jadi kita hanya menyesuaikan kebijakan K3L UI sesuai dengan kondisi FISIP. Sejauh ini yang sudah dilakukan, simulasi untuk warga FISIP Terkait kebakaran. Kita ada APAR di setiap gedung. Ada tangga darurat juga di gedung M, H, dan F. Dulu tangga daruratnya jadi gudang tapi sekarang di ersihka . Tapi sekara g asih ditaro uat ara g lagi . (K3, 4 Mei 2015)

Kurangnya fasilitas keamanan untuk bencana kebakaran terbukti dari kutipan verbatim berikut ini.

Di takor e a g ahaya sih. Ko struksi ya aja kayu. Ma a ga ada alat alat pemadam kebakaran ataupun alat kebencanaan satupun di sini. Listriknya juga udah pada tua belum ada perbaikan. Waktu itu kan pernah kantor BPM nyaris kebakaran. Itu arena kondisi listrik yang sudah tua. Untung bisa ditanggulangi. Nah ya g kaya gitu tuh per ah terjadi. (PT, 11 Mei 2015)

Ya kita e ga dalka ko disi sekitar aja lah ya. Misal ada toilet. Nah di situ kita ambil air buat pemadaman. Atau pake air kolam. Kita ga pake lah alat alat gitu. Ka ga ada. (PT, 11 Mei 2015)

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan, maka berikut ini ditampilkan tabel ringkasan dari proses pemberian pendidikan mitigasi bencana kepada mahasiswa FISIP UI.

40

Tabel 4.1 Ringkasan Proses pemberian pendidikan mitigasi bencana kepada mahasiswa FISIP UI

Pendidikan Mitigasi Bencana Penjelasana Substantif Awal mula pemberian pendidikan

mitigasi bencana

Adanya upaya dan proses pendidikan bencana setelah penandatangan K3L oleh bapak Gumilar Soemantri Rektor UI kala itu yang otomatis diikuti seluruh fakutas di Universitas Indonesia.

Proses pemberian mitigasi bencana Pada proses pemberian mitigasi bencana pihak kampus FISIP UI tidak secara menyeluruh. Hanya beberapa stakeholder yang sudah dilatih seperti karyawan dan beberapa dosen.

Dari tiga dekade kepemimpinan Dekan dari Pak Gumilar, Pak Bambang, dan Pak Arie berbeda sasaran sosialisasi pemberian pelatihan pendidikan mitigasi bencana.

Hambatan yang dialami pihak kampus FISIP UI dalam Mitigasi Bencana Kebakaran

Pergantian kepemimpinan dekan mempengaruhi kebijakan yang diterapkan di kampus FISIP UI.

Kurangnya fasilitas yang memadai mengenai hidran, sprinkler, pendeteksi asap, sirine di lokasi seperti kantin, kemudian beberapa fasilitas yang sudah tidak berfungsi. Keamanan gedung dari Alat-alat kebencanaan kebakaran masih sangat minim

41

4.1.3 Pengetahuan mahasiswa FISIP UI dalam usaha-usaha mitigasi

Dalam dokumen Pendidikan Mitigasi Bencana pada Mahasis (Halaman 36-41)