• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pemesanan nama Perseroan Terbatas

C. Mekanisme SABH Terhadap proses pendirian PT Berdasarkan Permenkumham Nomor 4 tahun 2014.

2. Proses Pemesanan nama Perseroan Terbatas

Untuk mengajukan permohonan pemakaian nama perseroan, peraturan Menteri Hukum dan HAM sebagai peraturan organik atau peraturan pelaksana,

112Lihat lampiran 2 113Lihat lampiran 7 114Lihat lampiran 8

menentukan tata cara Permohonan pengajuan pemakaian nama Perseroan, sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 4 Tahun 2014 dan pemesanan nama tersebut tidak boleh bertentangan dengan Pasal 16 UUPT Nomor 40 tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pengajuan Dan Pemakaian Nama Perseroan Terbatas khususnya Pasal 5 dan Pasal 11.

Pasal 5

(1) Nama Perseroan yang diajukan harus memenuhi persyaratan: a. Ditulis dengan huruf latin;

b. Belum dipakai secara sah oleh Perseroan lain atau tidak sama pada pokoknya dengan Nama Perseroan lain;

c. Tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan; d. tidak sama atau tidak mirip dengan nama lembaga negara, lembaga

pemerintah, atau lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari lembaga yang bersangkutan;

e. tidak terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak membentuk kata;

f. tidak mempunyai arti sebagai Perseroan, Badan Hukum, atau persekutuan perdata;

g. tidak hanya menggunakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha sebagai Nama Perseroan; dan

h. sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan, dalam hal maksud dan tujuan serta kegiatan usaha akan digunakan sebagai bagian dari Nama Perseroan.

Pasal 11

Perseroan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia wajib memakai Nama Perseroan dalam Bahasa Indonesia.

Yang harus diperhatikan dalam Pemesanan nama PT oleh Notaris adalah batas pembayaran untuk pemesanan nama perusahaan adalah sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).115 Waktu pembayaran hanya 2 hari dari

tanggal pemesanan voucher, apabila telah lewat dari 2 hari, maka nomor voucher tidak dapat digunakan. Kemudian masa berlaku voucher yang telah dibeli adalah 60 hari untuk digunakan dalam proses selanjutnya yakni pemesanan nama perusahaan. Apabila telah lewat dari 60 hari, maka nomor voucher tersebut tidak dapat digunakan dan Perpanjangan masa kadaluarsa pesan nama dapat dilakukan jika pesan nama sudah memasuki masa kadaluarsa H-7 apa bila telah melakukan pembayaran kembali di BNI.116

Notaris kemudian melakukan proses pemesanan nama perusahaan yang ada pada Format Isian Pengajuan Pemakaian Nama, dan apabila telah mendapat persetujuan oleh Menteri117 maka kemudian Notaris dapat melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni proses pembuatan akta pendirian perseroan.

c. Proses pembuatan Akta Pendirian Perseroan oleh Notaris

Pembuatan draf/notula anggaran dasar dibuat berdasarkan informasi yang dibuat oleh para pendiri didalam formulir pendirian PT.118 Proses pembuatan akta pendirian perseroan dilakukan setelah nama PT telah di setujui Menteri. Akta pendirian PT akan dibuat dalam bahasa Indonesia sesuai ketentuan UUPT Nomor 40 tahun 2007 denngan persyaratan melampirkan fotokopi KTP pendiri perseroan dan fotokopi pengurus jika berbeda dengan pendiri perseroan.119

116Wawancara Dengan Notaris Franky Malau,melalui media telepon,tanggal 12 juni 2015 117Lihat lampiran 6

118Handri Raharjo,Op. Cit,hal. 78 119Ibid.

Harus diperhatikan dalam pembuatan Akta Pendirian Perseroan oleh Notaris yakni jangka waktu mulai tanggal pembuatan akta hingga Perseroan hingga proses mendapatkan pengesahan menjadi badan hukum oleh Menteri adalah tidak boleh melebihi 60 (enam puluh) hari. Bila itu terjadi maka akta pendirian Perseroan tersebut menjadi batal demi hukum karena perusahaan tersebut belum mendapat pengesahan menjadi badan hukum, dan akta tersebut harus di buat ulang kembali. Dapat dilihat pada Pasal 10 UUPT Nomor 40 tahun 2007 dan Permenkumham Nomor 4 tahun 2014 Pasal 11 ayat 2 mengenai daluarsa dan sanksi kebatalan akta pendirian perseroan.

Untuk itu segala persyaratan yang di perlukan dalam pembuatan akta pendiri dan proses pengesahan di SABH sebaiknya dilengkapi terlebih dahulu sebelum akta pendirian dibuat. Hal tersebut dimaksudkan agar terhindarnya dari masalah keterlambatan sewaktu proses pengesahan Badan Hukum.

Kemudian setelah akta pendirian perseroan selesai dapat dilanjutkan ke tahap pengesahan badan hukum Perseroan Terbatas.

d. Proses Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas Oleh Menteri Hukum Dan Hak Azasi Manusia

Notaris masuk ke halaman Website AHU ke alamat “http://www.ahu.go.id” denganUser ID(identitas Pengguna) Notaris dan Password Notaris, kemudian klik menu Perseroan Terbatas kemudian menekan tombol Masuk ke halaman Pendirian PT.

PNBP pengesahan badan hukum Perseroan yang telah di bayar di BNI senilai Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) 120 dan PNBP untuk BN/TBN121 adalah sebesar Rp 580.000,- (lima ratus delapan puluh ribu rupiah)

2. Melakukan Proses Pengisian data Perseroan pada Format Isian Pendirian.122 Dalam proses ini Notaris harus mengisi beberapa data yang terdapat dalam suatu akta pendirian yaitu seperti :

a. Nama dan alamat Perseroan Terbatas yang bersangkutan;

Pada bagian ini Notaris harus mengisi Nama perseroan yang telah dipesan sebelumnya dan telah mendapat persetujuan pemesanan nama . kemudian mengisi Alamat dimana perseroan berada yang dapat dilihat dalam Surat Keterangan Domisili.

b. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan;

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perseroan tersebut dapat kita lihat dalam surat keterangan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh kantor pelayanan pajak setempat.

c. Nomor dan tanggal dibuatnya Akta Pendirian Perseroan Terbatas tersebut;

Nomor dan tanggal akta ini juga harus sesuai dengan nomor dan tanggal yang tertera dalam akta yang bersangkutan.

d. Modal dan Saham;

120Lihat lampiran 7 121Lihat lampiran 8 122Lihat lampiran 9

Pada bagian ini adalah proses penyalinan dari Akta Pendirian yang memuat keterangan Anggaran Dasar dari perseroan yang bersangkutan, menyangkut pengisian data tentang berapa besarnya modal dasar minimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), modal yang ditempatkan (Modal ditempatkan tidak boleh kurang 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar) dan modal yang disetor. Selain daripada dalam bagian ini kita juga harus mengisi berapa jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan berapa nilai nominal tiap-tiap saham. e. Pemegang Saham dan Pengurus Perseroan

Dalam bagian ini adalah proses pengisian data-data pemegang saham dan atau pengurus perseroan serta besarnya saham yang dimiliki dalam perseroan tersebut, dan apa kedudukannya dalam perseroan. Apakah pemegang saham merupakan Pemegang saham perorangan atau Badan Hukum, dan apakah pemegang saham merupakan warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing.

Sistem computer juga akan secara otomatis

memberitahukan apabila ada ketidakcocokan antara jumlah saham dengan besarnya jumlah saham yang dipegang oleh tiap-tiap pemegang saham.

f. Maksud dan Tujuan Perseroan

Sebagaimana seperti yang telah dijelaskan dalam penjelasan tentang nama perseroan, maksud dan tujuan usaha perseroan

haruslah disesuaikan dengan nama perseroan. Didalam proses pada bagian ini, penjelasan tentang bentuk dari jenis usaha yang dilakukan oleh suatu perseroan haruslah ditegaskan, misalnya Perseroan Terbatas bergerak di bidang jasa, maka harus dijelaskan apa yang dilakukan perseroan untuk menjalankan usaha jasa-nya tersebut. g. Data Notaris / Notaris pengganti

Notaris harus mengisi mengenai data Notaris yang terdiri dantara lain nama lengkap Notaris,Nomor dan Tanggal berlakunya SK Notaris.

3. Setelah proses pemasukan data pendirian telah diisi semua , maka akan muncul form pernyataan untuk disetujui Notaris bahwa Surat Keterangan/Pernyataan secara elektronik tentang kebenaran Dokumen yang di masukkan sudah sesuai dengan yang sebenarnya, Permohonan tersebut sudah memenuhi syarat dan tidak melanggar berdasarkan peraturan Perundang- Undang yang berlaku dan juga Notaris siap menerima segala bentuk sanksi berupa sanksi Pidana ,sanksi perdata dan sanksi Administratif sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undang yang berlaku. Dengan menyetujui pernyataan tersebut berarti Notaris siap bertanggung jawab penuh dan menandatangani pernyataan tersebut.123

4. Setelah pengisian proses pengisian data tersebut selesai, Notaris wajib memeriksa jalannya proses pemeriksaan data yang telah ia masukkan ke dalam Form isian tadi melalui menu Pra Tinjau Pengisian Data Perseroan

yang tersedia dalamweb SABH ini.124Pemantauan atau Pra Tinjau Pengisian Data Perseroan ini selain berfungsi untuk mengetahui bagaimana jalannya proses pemeriksaan data perseroan yang telah diakses juga berguna untuk mengetahui secara lebih dini apabila terjadi penolakan atau pengkoreksian terhadap data yang telah diakses tersebut.

5. Apabila data perseroan yang diakses tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, hal ini ditandai dengan adanya pengisian tanggal pada pemeriksaan “Tidak Keberatan Menteri”,125 maka SK Pengesahan secara otomatis dapat langsung di download dan dicetak sendiri oleh Notaris.126 Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Azasi Manusia Nomor 4 Tahun 2014, dimana ditegaskan dalam pasal 15 yang menyebutkan:

(1) Menteri menerbitkan Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pernyataan tidak berkeberatan dari Menteri. (2) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan

kepada Pemohon secara elektronik.

(3) Notaris dapat langsung melakukan pencetakan sendiri Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan, menggunakan kertas berwarna putih ukuran F4/folio dengan berat 80 (delapan puluh) gram. (4) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib

ditandatangani dan dibubuhi cap jabatan oleh Notaris serta memuat frasa yang menyatakan “Keputusan Menteri ini dicetak dari SABH”.

e. Proses Pengumuman Perseroan Dalam Berita Negara / Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

124Lihat lampiran 11 125Lihat lampiran 12 126Lihat lampiran 13

Pemohon di harapkan segera mengirimkan Salinan surat keputusan dan /atau salinan surat pemberitahuan dan salinan akta ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) (Gudang Ditjen AHU) dengan Alamat Jalan Percetakan Negara Nomor 21, Jakarta Pusat, untuk keperluan penerbitan Berita Negara dan Tambahan Berita Negara serta keperluan pengarsipan Ditjen AHU.

Apabila dokumen pelengkap tersebut untuk mendapatkan Berita Negara tidak di kirim maka konsekwensinya perusahaan tersebut bukan menjadi menjadi perusahaan yang tidak berbadan hukum, karena berdasarkan UUPT nomor 40 tahun 2007 syarat perusahaan menjadi Badan Hukum, adalah surat keputusan pengesahan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia, Namun nantinya bila suatu saat perusahaan akan melakukan perubahan anggaran dasar maka pasti tetap diminta oleh Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia bahwa kelengkapannya belum pernah di kirim.127

n. Lembar Negara berupa Tambahan Berita Negara bisa dicetak jika kita telah mengirim kan dokumen berupa softcopy ke “email.btbn.co.id” dan hardcopy ke PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)/ (Gudang Ditjen AHU) dengan Alamat Jalan Percetakan Negara Nomor 21, Jakarta Pusat, untuk keperluan penerbitan Berita Negara dan Tambahan Berita Negara serta keperluan pengarsipan Ditjen AHU yang terdiri dari:

a. Akta pendirian PT (dengan tidak dicantumkannya materai dan tanda tangan Notaris).

b. Lembar pembayaran TBN.

c. Fotocopi Surat Keputusan pengesahan badan hukum oleh Menteri.

d. Surat pernyataan dari Notaris telah dilakukan pengiriman akta perusahaan dalam bentuk softcopy dan dibubuhi materai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah).128

e. Setelah itu menunggu Tambahan Berita Negara di kirim oleh Negara PNRI.129

Dokumen terkait