• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEROAN TERBATAS

E. Proses Pendaftaran PT Melalui SABH Tidak Mudah

Permasalahan juga timbul pada saat mengakses Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) untuk pengecekan nama PT. Pengecekan nama Perseroan dilakukan sebelum pembuatan Akta Pendirian, dengan mengakses SABH. Apabila nama perseroan belum terdaftar maka dilakukan pemesanan nama perseroan untuk mememastikan nama perseroan yang akan digunakan dapat diterima oleh pihak Kementerian hukum dan HAM. Persetujuan nama perseroan akan diberitahukan melalui sistem yang perlu diperiksa dengan memperhatikan prosesnya. Apabila nama perseroan yang dipesan sudah disetujui maka selanjutnya Notaris dapat mengajukan nama atau pendaftaran pemakaian nama. Keseluruhan proses ini dilakukan melalui Sistem Administasi Badan Hukum secara online.

Diharapkan dengan proses online proses ini akan lebih akurat dan cepat, pada kenyataannya saat proses pengajuan/pendaftaran nama telah dilakukan, sistem menyatakan nama perseroan ditolak. Padahal sebelumnya telah dilakukan pengecekan bahwa nama perseroan belum terdaftar dan pemesanan nama PT pun

telah dilakukan. Hal ini memperlambat Notaris untuk memproses permohonan pengesahan PT.135

Tak hanya Notaris di daerah yang mengalami permasalahan dalam mengakses SABH. Pengecekan nama perseroan dengan sistem online diharapkan dapat diproses dengan waktu yang cepat, namun kenyataannya masih kurang cepat. Selayaknya sistem administrasi elektronik, idealnya ketika memasukkan nama perseroan saat itu juga langsung dapat diberikan jawaban apakah nama perseroan itu diterima atau ditolak. Seperti ketika membuat account email (akun surat elektronik) penggunaan nama untuk account email seketika itu juga diberitahu apakah nama dapat digunakan atau harus diganti. Kendala tersebut memerlukan tenaga ahli untuk memperbaiki sistem agar lebih baik lagi.

Permasalahan tersebut harus dikomunikasikan dengan pihak Kementerian Hukum dan HAM, yang dilakukan dengan email. Namun karena akses internet yang tidak memadai maka Notaris harus menggunakan “orang dalam“ untuk mempertanyakan langsung kepada pihak Kementerian Hukum dan HAM. Hal ini tentunya menuntut waktu yang lebih lama dan akan berdampak apabila ternyata proses lebih lama daripada jangka waktu yang ditetapkan oleh UUPT.

136

Kinerja Sistem Administrasi Badan Hukum sendiri sempat mengalami permasalahan ketika masa peralihan Sistem Administrasi Badan Hukum yang

135 Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar Lubis, Notaris/PPAT Kota Medan, tanggal 01 Agustus 2015

136 Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar Lubis, Notaris/PPAT Kota Medan, tanggal 01 Agustus 2015

dulunya dikelola swasta lalu diambil alih oleh Kementerian Hukum dan HAM, sempat mengganggu kerja Notaris yang sedang melakukan pengurusan pendirian PT.

Hal ini terjadi karena akses Sistem Administrasi Badan Hukum terpending 1-2 bulan dan sempat jebol. Sistem sempat jebol karena pihak Kementerian Hukum dan HAM belum memiliki infrastruktur yang layak. Kendala lain saat pengalihan adalah alat disita pemerintah dan pihak swasta tidak memberikan softcopy kepada Kementerian Hukum dan HAM. Namun dengan negoisasi akhirnya Sistem Administrasi Badan Hukum dapat diakses lagi oleh Notaris. Hal ini tidak banyak dipermasalahkan oleh seseorang yang sedang mendirikan perseroan, karena informasi mengenai peralihan ini diinformasikan melalui surat kabar sehingga pengguna jasa Notaris bisa memahami jika pendirian PT tertunda beberapa bulan.

Setelah SABH diambil alih oleh Kementerian Hukum dan HAM pun tetap ada kendala, selain masalah pengecekan nama yang kurang cepat, SABH pun masih sering tidak dapat diakses. Alasan tidak dapat diaksesnya SABH ini antara lain karena ada maintenance SABH. Seringkali saat sedang mengakses SABH terputus di tengah pemakaian sistem, hal ini disebabkan karena permasalahan maintenance tersebut. Sampai saat ini pun maintenance SABH masih juga terjadi dan kadang sampai beberapa hari.

Proses pengesahan perseroan terbatas melalui SABH, berdasarkan peraturan perundang-undangan mengamanatkan Notaris sebagai pihak yang diberi kuasa untuk memprosesnya. Namun dalam prosesnya dapat terjadi kesalahan karena adanya ketidaksesuaian dengan peraturan perundang-undangan maupun kesalahan dalam

kesesuaian data akta. Apabila terjadi kesalahan dalam proses pengesahan pendirian Perseroan Terbatas karena adanya ketidaksesuaian data dengan peraturan perundang-undangan, maka sistem akan melakukan pemberitahuan melalui surat elektronik (email).

Dalam praktek pemberitahuan tentang adanya kesalahan akibat ketidaksesuaian dengan peraturan perundangan-undangan ini dilakukan oleh bagian pemeriksaan (korektor) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, biasanya adalah 1 (satu) hari setelah data perseroan diakses oleh Notaris yang bersangkutan.

Setelah adanya pemberitahuan maka Notaris dapat segera melakukan koreksi terhadap kesalahan yang terjadi, sehingga dapat dilanjutkan dengan proses selanjutnya.137

Apabila kesalahan yang terjadi disebabkan adanya ketidaksesuaian data oleh Notaris, maka terhadap kesalahan tersebut tidak serta merta dapat dilakukan koreksi oleh Notaris yang bersangkutan, prosedur yang harus dijalani adalah Notaris yang bersangkutan harus mengajukan surat permohonan perbaikan data yang ditujukan kepada Direktur Perdata Jenderal Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, misalnya mengenai pengejaan nama Perseroan Terbatas yang didaftarkan. Kesalahan lain yang mungkin terjadi adalah adanya mengenai data fisik, yaitu dimana Notaris yang bersangkutan belum melengkapi data-data yang diperlukan untuk memasukkan dokumen data fisik ke dalam loket data fisik tersebut

137 Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar Lubis, Notaris/PPAT Kota Medan, tanggal 01 Agustus 2015

yang dapat menyebabkan data fisik tersebut ditolak, namun dalam praktek pemberitahuan terhadap kesalahan ini dilakukan para Notaris melalui surat permohonan ke Direktur Perdata Jenderal Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, bukan melalui email seperti yang seharusnya. Mengenai kelengkapan data fisik ini, dalam SABH ini memiliki satu kelemahan, yaitu bahwa dalam proses pengisian PRADIAN, hanya mencantumkan pilihan apakah Notaris yang bersangkutan telah memiliki dokumen fisik pendukung seperti misalnya tanda bukti pemesanan nama, akses fee SABH dan lain sebagainya atau tidak, apabila kemudian terjadi kesalahan dalam pemilihan pilihan baik secara sengaja maupun tidak, maka hal tersebut oleh pihak manajemen SABH tidak akan diadakan pemeriksaan data pada saat itu juga, melainkan pada saat dokumen fisik diserahkan, apabila kemudian terdapat ketidaksesuaian data antara yang diakses melalui SABH dengan dokumen fisik yang telah disampaikan, maka terhadap permohonan Notaris tersebut akan ditolak, sehingga harus dilakukan permohonan baru atau mengulang tahapannya dari awal, disinilah diperlukan ketelitian para Notaris.138

Berkenaan dengan data yang diperlukan untuk pendirian PT, sering kali menjadi keterlambatan dalam proses pengesahan melalui SABH, karena pendiri tidak menyerahkan data-data secara lengkap. Dalam hal ini Notaris harus mengatasinya dengan melengkapi seluruh data-data yang diperlukan untuk pendirian PT sebelum

138 Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar Lubis, Notaris/PPAT Kota Medan, tanggal 01 Agustus 2015

mengakses SABH sehingga pada saat mengakses SABH tidak mengalami hambatan.

Notaris harus sudah mengetahui data-data apa saja yang harus disediakan oleh pendiri beserta syarat-syarat lain untuk pendirian PT. Dengan demikian Notaris harus membekali diri dengan informasi akan SABH beserta seluruh prosesnya, sehingga dapat bekerja dengan cepat dan akurat.

F. Perbuatan Hukum Tidak Dicantumkan Dalam Anggaran Dasar Perseroan