• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.3 Proses Penelitian

Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.3.1 Mengidentifikasi Informan

Pengertian informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat penting, sebagai individu yang sangat penting”. Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian (Sutopo, 2002:50).

Informan penelitian ini yaitu mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara angkatan Tahun 2008-2009, khususnya mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhirnya berupa tesis. Hal ini dilakukan dengan melakukan survei secara langsung pada Bagian Tata Usaha di Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

3.3.2 Menentukan Informan

Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara yang menjadi informan dan yang melakukan penilaian terhadap dokumen. Penelitian ini hanya memilih informan yang dinggap mengetahui masalahnya. Teknik pengambilan informan dilakukan secara purposif. Purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:61)”.

Sedangkan penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik

snowball sampling (bergulir seperti bola salju). Snowball sampling merupakan

teknik penentuan informan yang digunakan dengan cara menentukan satu informan kemudian dicari dan digali informasi menganai masalah penelitian. Selanjutnya dari informan tersebut dicari keterangan mengenai informan selanjutnya hinggga terus berantai.

Gambar 1. Rangkaian Rujukan Informan

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dari informan pertama merujuk ke informan selanjutnya. Seperti Informan pertama yang disimbolkan dengan I1 merujuk pada informan kedua (I2). Begitu juga dari informan kedua yang diminta keterangannya untuk informan selenjutnya, hingga informan kelima (I5).

Penelitian ini tidak menentukan jumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh informasi tentang pembahasan topik. Malainkan lebih ditekankan pada kualitas pemahannya pada permasalahan yang diteliti. Penentuan informan didasarkan pada karakteristik-karakteristik tertentu yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian, karena informan tidak dimasukkan dalam generalisasi.. Pemilihan informan yang pertama (Entry Point) diwawancarai berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitan.

3.3.3 Mengumpulkan dan Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari informan melalui wawancara mendalam (depth interview), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbal. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

I1 I2 I3

I4 I5

3.3.4 Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain. Adapun untuk meningkatkan pemahaman itu ada beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :

1. Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar dengan apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh informan. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.

2. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada Terhadap Data

Setelah kategori dan pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. 3. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat

dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternative atau penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran (Marshall dan Rosman dalam liliana, 2009).

3.3.5 Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data informan yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang digunakan adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari informan yang dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek atau informan. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.3.6 Menarik Kesimpulan

Pada dasarnya kesimpulan awal sudah dapat ditarik pada saat matriks terisi, tetapi hal tersebut belum begitu jelas, dalam hal ini dapat menggiring pada pengambilan keputusan untuk menentukan langkah-langkah berikutnya yang harus dilakukan. Kesimpulan akhir merupakan keadaan yang belum jelas kemudian meningkat sampai pada pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat dari proses analisis terhadap gejala yang ada atau dari beberapa permasalahan didiskusikan dengan berbagai pihak yang relevan yang akhirnya terjadi sebuah kesimpulan. Hal ini dimaksudkan apabila ada data baru kemudian

akan merubah kesimpulan sementara segera melakukan perbaikan melalui data yang diperoleh selanjutnya.

Dokumen terkait