• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiwa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiwa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-2009"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS NILAI INFORMASI

MENURUT MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2008 – 2009

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh :

Reni Inggit Pratiwi NIM: 060709036

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Pratiwi, Reni Inggit. 2010. Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiwa

Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-200. Medan : Program Studi Perpustakaan

dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai informasi menurut Mahasiwa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-2009.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan studi kasus. Lokasi penelitian secara substantif dilakukan di Kampus Pascasarjana ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara pada bulan April-Mei. Karakteristik informan adalah mahasiswa yang sedang menyusun tesis pada angkatan 2008-2009. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam

(depth interview), observasi dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai informasi menurut mahasiswa Magister Ilmu Hukum USU tahun 2008/2009 dapat ditentukan berdasarkan delapan kategori. Kedelapan kategori tersebut adalah kemutakhiran (tahun terbit, topik dan jenis sumber informasi), kesesuaian (kesesuaian isi, sumber informasi, bentuk informasi), keakuratan (menguji data), kebermanfaatan (manfaat informasi), kemudahan memperoleh dan mengakses (mudah memperoleh dan mudah diakses), kelengkapan dan kejelasan (kelengkapan data dan kejelasan data), kebenaran data (dapat dibuktikan) dan kepercayaan (kredibilitas pengarang dan kepercayaan terhadap proses pembuatan)

.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, yang berjudul ”Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiswa Magister

Ilmu Hukum USU Tahun 2008-2009”.

Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari, penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan yang

besar dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapakan rasa terima kasih secara

khusus kepada Kedua Orang Tua dan Nenek. Buat Mamak Hj. Urlina dan Bapak

Burhanuddin terima kasih atas segalanya yang telah diberikan, terima kasih juga

atas doa yang selalu mengiringi langkah penulis untuk meraih keberhasilan ini.

Teruntuk Nenek Hj. Merry terima kasih atas perhatian yang telah diberikan selama

ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapakan terima kasih kepada pihak

yang telah memberikan dorongan baik moril dan material. Sebagai ungkapan

kebahagiaan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan

sebagai pembimbing II.

3. Ibu Himma Dewiyana, S.T, M.Hum sebagai pembimbing I, yang telah banyak

memberikan bimbingan. Rasa penghormatan dan terima kasih yang sangat luar

biasa atas waktu, dukungan, petunjuk dan nasihatnya kepada penulis.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

5. Abang-abangku yang telah mendoakan Joko Eka Syahputra, Dwi Putra Dudi

(4)

6. Sahabat-sahabat terbaikku Chichi, Minda, Nia dan Dila (Mano’s). Begitu banyak

hal yang kita jalani bersama, suka dan duka adalah bagian dalam perjalanan

persahabatan kita. Kita bersatu demi sebuah tujuan yang akan kita persembahkan

untuk orang yang kita sayangi.

7. Buat DC, Siska, Elis, Ardha, Tata, Apri, Tina S. Sebuah kolaborasi (DC dan

Mano’s) yang indah selama tahap penyususnan skripsi. Ony, Tia, Isna, Nita

(Alay) terima kasih atas kebersamaan yang telah kita jalani. Banyak hal yang

akan ku kenang nantinya. Terima kasih khusus diucapkan buat Siska dan Ony,

teman seperjuagan dalam bimbinganku.

8. Temanku Richard, Anggi, Shella, Tina, Sri, Dewi, Lina, Ika, Wina, Ida dan

teman-temanku yang ada di stambuk ’06 yang tidak mungkin untuk disebutkan

satu persatu.

9. Kakak Mieke Endhita, Kak wita, Kak Tika dan Bang Mas Irwansyah terima

kasih atas dukungan selama kuliah.

10.Buat junor-junior ku yang ada di stambuk ‘07 dan ’08 yang terlalu banyak jika

namanya disebutkan satu persatu.

11.Buat para informan yang telah memberikan waktunya untuk diwawancarai .

Akhir kata, penulis juga menyadari masih terdapat kekurangan dan

kesalahan dalam penyajian maupun dalam penulisan. Untuk itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Medan, Mei 2010

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

2.1 Pengertian Nilai Informasi ... 4

2.2 Pengukuran Nilai Informasi... 5

2.3 Ciri-Ciri Informasi ... 8

2.4 Manfaat Informasi ... 8

2.5 Kualitas Informasi ... 10

2.6 Kebutuhan Informasi ... 11

2.7 Identifikasi Kebutuhan Informasi ... 13

2.8 Faktor-Faktor yang Mempengharui Kebutuhan Informasi ... 14

2.9 Karakteristik Kebutuhan Informasi ... 16

2.10 Kriteria Pemilihan Sumber Informasi ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian... 21

3.3 Proses Penelitian ... 22

3.3.1 Mengidentifikasi Informan ... 22

3.3.2 Menentukan Informan ... 22

3.3.3 Mengumpulkan dan Mengorganisasikan Data ... 23

3.3.4 Analisis Data... 24

3.3.5 Menulis Hasil Penelitian ... 25

3.3.6 Menarik Kesimpulan ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.5 Instrumen Penelitian ... 27

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 27

(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 29

4.1 Karakteristik Informan ... 27

4.2 Kategori... 32

4.2.1 Kemutakhiran ... 32

4.2.2 Kesesuaian (Relevan) ... 39

4.2.3 Kebermanfaatan ... 41

4.2.4 Keakuratan ... 44

4.2.5 Kemudahan Memperoleh dan Mengakses ... 46

4.2.6 Kelengkapan dan Kejelasan ... 47

4.2.7 Kebenaran Data... 48

4.2.8 Kepercayaan (Trust) ... 49

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 56

(7)

DAFTAR TABEL

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

ABSTRAK

Pratiwi, Reni Inggit. 2010. Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiwa

Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-200. Medan : Program Studi Perpustakaan

dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai informasi menurut Mahasiwa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-2009.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan studi kasus. Lokasi penelitian secara substantif dilakukan di Kampus Pascasarjana ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara pada bulan April-Mei. Karakteristik informan adalah mahasiswa yang sedang menyusun tesis pada angkatan 2008-2009. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam

(depth interview), observasi dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai informasi menurut mahasiswa Magister Ilmu Hukum USU tahun 2008/2009 dapat ditentukan berdasarkan delapan kategori. Kedelapan kategori tersebut adalah kemutakhiran (tahun terbit, topik dan jenis sumber informasi), kesesuaian (kesesuaian isi, sumber informasi, bentuk informasi), keakuratan (menguji data), kebermanfaatan (manfaat informasi), kemudahan memperoleh dan mengakses (mudah memperoleh dan mudah diakses), kelengkapan dan kejelasan (kelengkapan data dan kejelasan data), kebenaran data (dapat dibuktikan) dan kepercayaan (kredibilitas pengarang dan kepercayaan terhadap proses pembuatan)

.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan kehidupan yang terjadi semakin lama semakin

berkembang, hal ini memberikan dampak positif dan negatif terhadap perubahan

dalam segala aspek kehidupan. Perubahan terjadi secara bertahap, salah satu

contoh bagian kehidupan yang tidak terlepas dari perkembangan zaman adalah

informasi. Informasi adalah data yang diberi konteks untuk diolah sehingga dapat

dijadikan pengetahuan dasar bagi para pengguna. Saat ini pertumbuhan informasi

sangat begitu pesat, hal ini ditandai dengan timbulnya berbagai jenis media yang

berperan sebagai alat penyebaran informasi, baik tercetak maupun elektronik.

Dengan adanya media untuk penyebaran informasi, maka informasi yang ada di

suatu negara dapat dibaca, dilihat, dan didengarkan oleh semua orang dalam

waktu yang relatif lebih singkat dan cepat, tanpa batas waktu. Penyebaran

informasi yang sangat dahsyat pada kehidupan masyarakat menghasilkan

fenomena ledakan informasi.

Informasi telah menjadi sesuatu yang sangat penting, sehingga informasi

menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Informasi

dikatakan penting karena didapatkan dari proses pembelajaran, pengalaman atau

instruksi. Informasi dikatakan bermanfaat jika kita yang menggunakannya

disesuaikan dengan kebutuhan kita. Perlu cara tersendiri untuk menyeleksi

informasi yang ada, sehingga bermanfaat bagi kita.

Beberapa manfaat informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi

diantaranya adalah menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian

pemakai informasi, memberikan suatu dasar kemungkinan untuk menanggapi

seleksi dalam pemenuhan kebutuhan informasi.

Dalam proses pembelajaran mahasiswa memiliki kebutuhan informasi

yang harus dipenuhi. Kebutuhan informasi mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa

(11)

keingintahuan mahasiswa terhadap suatu subjek dan pemenuhan tugas akhir

mahasiswa sebagai contoh faktor eksternal. Kemudian mahasiswa mencoba untuk

memenuhi kebutuhan informasinya, dengan langkah awal yaitu mengidentifikasi

kebutuhan tersebut. Namun, dalam praktiknya banyak mahasiswa yang tidak

melakukan proses pengidentifikasian terhadap kebutuhan informasinya, sehingga

informasi yang didapat tidak memiliki nilai informasi yang relevan. Informasi

yang baik harus memiliki beberapa karakteristik yaitu relevant, reliable,

complete, timely, understandable dan verifiable.

Berdasarkan pengamatan penulis, Mahasiswa Magister Ilmu Hukum

Universitas Sumatera Utara memiliki rutinitas yang begitu padat dan beban tugas

kuliah yang cukup banyak. Dengan memanfaatkan waktu yang ada mereka

berusaha untuk memenuhi kebutuhan informasinya dari berbagai sumber

informasi yang tersedia. Kebutuhan informasi mereka sangat beragam, begitu

juga dengan penilaian informasi yang ditentukan selalu berbeda. Informasi

dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan

pengorbanan (biaya dan waktu mendapatkannya). Nilai informasi secara nyata

memiliki karakteristik khusus terhadap tingkat ukuran, kebutuhan, dinamika,

kemanfaatan dan keterpakaian informasi itu sendiri. Oleh sebab itu, nilai

informasi sangat tergantung pada isi, cara perolehan dan manfaatnya bagi

mahasiswa dalam mendukung aktifitas yang sedang dilakukan. Dengan

banyaknya informasi yang tersedia, maka diperlukan kemampuan untuk

menganalisis dan mengevaluasi kebutuhan informasi. Agar informasi yang

diperoleh relevan serta mencakup karakteristik dari nilai informasi yang

dimaksud. Oleh karena itu perlu kriteria dalam menilai informasi agar nilai

informasi dapat diketahui. Namun, kriteria apakah yang digunakan untuk menilai

informasi?

Bertolak dari paparan di atas untuk menggali bagaimanakah nilai

informasi menurut pengguna maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Nilai Informasi Menurut Mahasiswa Magister Ilmu

(12)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang jadi permasalahan dalam penelitian

ini adalah bagaimanakah nilai informasi menurut Mahasiswa Magister Ilmu

Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Tahun 2008 – 2009 ?

1.3 Tujuan Peneliltian

Adapun yang menjadi tujuan dalam judul penelitian ini adalah untuk

mengetahui nilai informasi menurut Mahasiswa Magister Ilmu Hukum USU

Tahun 2008 – 2009.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi :

1. Pengguna, agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pemenuhan

kebutuhan informasi.

2. Peneliti, agar dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan penelitian

lanjutan meneganai nilai informasi.

3. Penulis, memperdalam pemahaman tentang nilai informasi.

1.5 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah nilai

informasi yang diberikan informan yang mencakup kualitas informasi, manfaat

(13)

BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 Pengertian Nilai Informasi

Untuk mengetahui arti atau defenisi dari nilai informasi, ada baiknya

melihat defenisi kata demi kata dari nilai informasi yang dikemukan oleh

beberapa tokoh. Menurut Davis dalam Kadir (2003:28), informasi adalah “data

yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan

bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Hal yang sama dikemukan oleh Suyanto (2000: 6), Informasi adalah “data

yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang

dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan

keputusan”

Kristanto (2003:6), juga menyebutkan informasi merupakan “kumpulan

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerima”.

Dus, Wersig, dan Neveling yang dikutip oleh Pendit (2003:33), melihat

informasi sebagai struktur, proses, pesan, pengetahuan, makna dan efek.

Sedangkan Buckland dalam Pendit (2003:33), “membagi informasi menjadi sesuatu (a thing) dalam bentuk pengetahuan yang terekam, selain pengetahuan yang secara pribadi dipegang oleh seseorang dan sebagai proses, yaitu ketika seseorang menjadi terinformasi (being informed) dan mengalami perubahan dalam pengetahuannya”.

Dari beberapa pendapat di atas yang mengemukakan defenisi dari arti

informasi, maka informasi mencakup data yang diberi konteks, kemudian diolah

untuk disajikan sehingga diterima sebagai sebuah informasi, yang dapat

menambah pengetahuan seseorang.

Sedangkan pengertian nilai itu sendiri adalah “sesuatu yang berharga,

bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia”. Sesuatu itu bernilai

(14)

Menurut Sutabri (2005:31), “nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Suatu informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir secara pasti nilai keuntungannya (dalam satuan uang), tetapi kita dapat menaksir nilai efektifitas dari informasi tersebut”.

Begitu juga menurut Jogiyanto (2005:31), “nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Nilai informasi secara nyata memiliki karakteristik khusus terhadap tingkat ukuran, kebutuhan, dinamika, kemanfaatan dan keterpakaian informasi itu sendiri. Tetapi nilai tersebut tidak dapat diukur secara nyata”.

Menurut Hemingway (2000:175), ada dua faktor yang menentukan nilai

informasi yaitu : (1) Kemampuan untuk menghasilkan dan menngunakan

informasi dan (2) Keuntungan dari penggunaan informasi itu sendiri.

Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Suryana yang dikutip oleh

Koswara (1998:102), “nilai informasi berkaitan dengan bentuk data yang

disajikan, apakah berbentuk pita magnetik, buku, jurnal, abstrak, bentuk isian,

disk, dan sebagainya”.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa nilai

informasi sangat tergantung pada isi, cara perolehan dan manfaatnya bagi

pengguna dalam mendukung aktifitas yang sedang ia lakukan. Hal ini didukung

oleh pendapat yane menyatakan bahwa pada umumnya nilai informasi harus

mencakup

1. Isi informasi (luas bidang cakupan)

2. Kecermatan pembuatan dan format penyajian 3. Kemutakhiran informasi (up-to-dateness)

4. Kualitas informasi (kredibilitas dan akseptibilitas)

5. Frekuensi penyajian informasi (Suryana yang dikutip oleh koswara, 1998:102)

2.2 Pengukuran Nilai Informasi

Sebagian besar informasi tidak dapat ditafsir keuntungannya dengan nilai

uang, tetapi dapat ditafsir nilai efektifitasnya. Untuk menentukan nilai suatu

(15)

Menurut Sutabri (2005:31) sifat atau karakteristik yang dapat menentukan

nilai informasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mudah Diperoleh

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara

mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika

sulit diperoleh. Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika memiliki suatu

sistem.

2. Luas dan Lengkap

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau

cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi

tidak bernilai, Karena tidak dapat digunakan secara baik.

3. Ketelitian

Begitu juga dengan ketelitian, informasi akan lebih sempurna apabila mempunyai

ketelitian yang tinggi atau akurat. Informasi yang tidak akurat akan

mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

4. Kecocokan

Informasi harus sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna, sehingga informasi

itu memiliki nilai karena bermanfaat.

5. Ketepatan Waktu

Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui lebih pendek dari pada siklus

untuk mendapatkan informasi. Informasi penting dan bernilai menjadi tidak

bernilai apabila terlambat diterima, karena tidak dapat dimanfaatkan dalam proses

pengambilan keputusan.

6. Kejelasan

Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi, kejelasan

informasi dipengharui oleh bentuk dan format informasi.

7. Fleksibilitas / Keluwesan

Berkaitan dengan kegunaan informasi untuk berbagai pengambilan keputusan.

Makin banyak keputusan yang diambil dari suatu informasi makin luwes

(16)

8. Dapat Dibuktikan

Berkaitan dengan tepat tidaknya informasi itu diuji kebenarannya oleh beberapa

orang sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang sama. Kebenaran informasi

bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

9. Tidak Ada Prasangka

Informasi semakin bernilai jika didalamnya tidak dimasukkan unsur opini, sebab

dengan memasukkan unsur opini maka informasi bersifat bias.

10. Dapat Diukur

Pengukuran informasi umumnya dimaksudkan untuk mengukur dan melacak

kembali validitas sumber data yang digunakan.

Sedangakan menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Hasugian

(2009:93), informasi memiliki beberapa parameter yaitu :

1. Kuantitas informasi

Berkaitan dengan pengertian bahwa informasi dapat diukur dalam jumlah

dokumen, halaman, kata huruf, bit, gambar, lukisan dan lain-lainnya.

2. Isi

Merupakan makna dari informasi itu sendiri.

3. Struktur

Struktur atau format ataupun tata susunan informasi serta hubungan logisnya

dengan pernyataan atau unsur yang dapat dijadikan parameter dalam menilai

informasi.

4. Bahasa, simbol, abjad, kode dan sintaks yang mengungkapkan suatu

gagasan atau ide

5. Hidup yang merupakan jumlah rentang waktu saat nilai dapat diambil dari

informasi.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam menilai sebuah informasi

ada ciri – ciri atau karakteristik yang harus dipenuhi. Mulai dari bagaimana cara

memperoleh, isi, bentuk atau format hingga informasi itu sendiri dapat dibuktikan

atau tidak. Format berkaitan dengan tata susunan serta hubungan antara

(17)

2.3 Ciri – Ciri informasi

Informasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam proses

pemenuhan kebutuhan informasi ada beberapa ciri yang harus dimiliki oleh

informasi. Menurut Davis (1991:29), informasi memiliki ciri – ciri , diantaranya :

1. Benar/salah

Berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan

2. Baru

Informasi benar-benar baru bagi penerima

3. Tambahan

Informasi dapat memperbaharui/memberikan perubahan terhadap informasi

yang telah ada.

4. Korektif

Digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang

salah

5. Penegas

Dapat mempertegas informasi yang telah ada, sehingga keyakinan terhadap

informasi semakin meningkat

Sedangkan Menurut Mayer (2005:3), ada beberapa karakter atau ciri dari

informasi yaitu :

1. Information is acquired at definite

2. Information has a definite value, which may be quantified and treated as an accountable asset

3. Information consumption can be quantifed 4. Information has a clear life cycle

5. Information may be processed and refined, so thet raw materials (e.g., database) are converted into finished product (e.g., public directories) 6. Substitutes for any specific item or collection of information are available,

and may be quantified as more expensive or less expensive

Pendapat diatas menunjukan bahwa karakter informasi adalah nformasi

diperoleh pada saat tertentu, informasi memiliki siklus nilai, informasi yang

digunakan dapat dihitung, informasi juga memiliki siklus hidup yang jelas,

Informasi akan diproses menjadi sebuah produk yang dapat dilihat misalnya

(18)

Dari kedua pendapat yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diketahui

bahwa informasi memiliki banyak karakteristik. Diantarnya dari sudut pandang

penyajian, informasi memiliki ciri atau karekteristik baru dan korektif. Sedangkan

dari substansi informasi itu sendiri, informas memiliki daur hidup, mulai dari

proses penciptaan hingga proses pemanfaatan. Informasi juga memiliki nilai.

2.4 Manfaat Informasi

Informasi dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat kepada

para pengguna. Adapun manfaat dari informasi itu sendiri menurut Sutanta

(2003:11), adalah :

1. Menambah pengetahuan

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan

keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat

diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada

saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan

Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat

diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan

dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan

Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan mengahasilkan

keputusan yang lebih terarah.

5. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran dan keputusan untuk

menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan

Pendapat diatas menunjukuan bahwa dengan informasi akan memberikan

standard, aturan, ukuran dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai

sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan

(19)

2.5 Kualitas Informasi

Nilai informasi ditentukan oleh banyak hal, diantaranya adalah kualitas

informasi karena secara tidak langsung nilai informasi akan diperoleh. Berbagai

macam karakteristik yang digunakan oleh para ahli dalam mengukur kualitas

informasi, mereka mempunyai pemikiran yang berbeda – beda dalam menentukan

kua litas informasi.

Ahituv yang dikutip oleh Jogiyanto (2007:16), mengukur kualitas

informasi dengan menggunakan 5 macam karakteristik yaitu :

1. Akurasi (accuracy)

2. Ketepatwaktuan (timelines) 3. Relevan (relevance)

4. Agregasi (aggregation) 5. Pemformatan (formatting)

Hal yang sama dikemukan oleh Ivari dan Koskela yang dikutip oleh

Jogiyanto (2007:17), yang menggunakan tiga buah konstruk untuk mengukur

kua litas informasi, yaitu

1. Keinformatifan konstruk (construct informativeness) yang terdiri dari relevansi item, kelengkapan, kekinian, akurasi dan kredibilitas.

2. Keaksesan (accessibility) terdiri dari kenyamanan, ketepatwaktuan dan interpretabilitas.

3. Keadaptasian (adaptability)

Sedangkan Swanson yang dikut ip oleh Jogiyanto (2007:16), mengukur

kualitas informasi dengan pengukuran keunikan (uniquness), ketepatan

(conciseness), kejelasan (clarity) dan keterbacaan (readability)

Berdasarkan pendapat dan uraian tentang karakteristik yang digunakan

dalan mengukur kualitas informasi dapat dikatakan bahwa kualitas informasi

tergantung dari 4 hal yaitu :

1. Akurat (Accurate)

Informasi dikatakan akurat yaitu informasi harus jelas mencerminkan maksud

yang disampaikan dan harus bebas dari kesalahan-kesalahan serta tidak bias

atau menyesatkan. Ukuran keakuratan informasi amat bervariasi dan amat

(20)

informasi, akan semakin tinggi keakuratan yang diperlukan, sehingga semakin

tinggi tingkat kepuasan yang diberikan kepada penggunanya.

2. Tepat Waktu (Timelines)

Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan

kegunaanya. Ketepatan adalah informasi tidak lebih tua dari periode waktu

tindakan yang didukungnya. Ketepatan waktu juga berarti kegiatan menyajikan

informasi pada saat transaksi terjadi atau pada saat informasi tersebut

dibutuhkan. Informasi yang terlambat diterima, nilai kegunaannya akan

lebih rendah, karena informasi yang cepat dan tepat akan lebih baik

3. Relevan (Relevance)

Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut harus bermanfaat bagi

si penerima informasi. Relevansi informasi yang diterima oleh masing-masing

penerima sangatlah berbeda-beda.

4. Lengkap (Complete)

Lengkap ialah tidak boleh ada bagian informasi yang penting atau esensial bagi

pengambil keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang, karena akan

menghasilkan keputusan yang salah nantinya.

2.6 Kebutuhan Informasi

Setiap orang memilik berbagai macam kebutuhan, diantaranya adalah

kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi bagi sebagian orang adalah kebutuhan

pokok yang harus dipenuhi. Informasi yang nantinya diterima akan dijadikan

pedoman dalam melakukan segala kegiatan sehingga menghasilkan sebuah

keputusan dan pemenuhan kebutuhannya. Krech dkk yang dikutip oleh Yusuf

(1995:10) lebih jauh menjelaskan ”karena adanya kebutuhan untuk memecahkan

masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan,

bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut”. Salah satu cara

adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan

(21)

Menurut Taylor, ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh

pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara

pasti:

1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika need for information not existing in the

remembered experience of the inquirer yaitu ketika kebutuhan informasi belum

sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan

dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Dengan kata lain

informasi yang aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan.

2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan mental-description of

an ill-defined area of indecision atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa

sesungguhnya yang ia butuhkan. Pada tingkatan ini kebutuhan informasi mulai

dapat dijelaskan atau digambarkan.

3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu

dapat mengenali kebutuhan informasinya. Ditahapan ini kebutuhan dinyatakan

dengan resmi.

4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan

kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

Dalam tulisannya, Guha yang dikutip oleh Syaffril (2004:18), menyebutkan

untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan beberapa

pendekatan yaitu :

1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna

informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.

3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap.

(22)

perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan.

Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa bahwa kebutuhan informasi terdiri

dari empat tingkatan dan empat pendekatan yang dapat dilakukan dalam

mengidentifikasi kebutuhan informasi. Pendekatan yang dilakukan tentunya

berdasarkan kebutuhan informasi, sehingga lebih muda dalam proses pemenuhan

kebutuhan informasi

2.7 Identifikasi Kebutuhan Informasi

Menurut Muchyidin yang dikutip oleh Koswara (1998:139), informasi memiliki enam komponen yang masing-masing memiliki sifat, karakteristik, dan

kekhasannya masing-masing. Adapun keenam komponen atau jenis informasi

tersebut adalah:

1. Absolute information, merupakan pohonnya informasi, yaitu jenis

informasi yang disajikan dengan suatu jaminan dan tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

2. Substitutional information, yaitu jenis informasi yang merujuk kepada

kasus dimana konsep informasi digunakan untuk sejumlah informasi. Dalam pengertian ini, informasi kadangkala digantikan dengan istilah komunikasi.

3. Philosophic information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan

konsep-konsep yang menghubungkan informasi pada pengetahuan dan kebijakan.

4. Subjective information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan

perasaan dan emosi manusia. Kehadiran informasi ini bergantung pada orang yang menyajikannya.

5. Objective information, yaitu jenis informasi yang merujuk pada karakter

logis informasi-informasi tertentu.

6. Cultural information, yaitu informasi yang memberikan tekanan pada

dimensi kultural.

Sedangkan Davis (1991:32), menyebutkan bahwa ada 4 jenis informasi,

yaitu :

1. Monitoring information, yaitu jenis informasi dimana informasi berfungsi

untuk mengkonfirmasi tindakan yang akan diambil.

2. Problem finding information, informasi harus mewakili atau menjawab

(23)

3. Action information, informasi yang menggambarkan bahwa akan diambil

sebuah tindakan.

4. Decision support, hasil dari tindakan yang telah diambil, akan dijadikan

bahan untuk mengambil keputusan.

Dari dua perbedaan pendapat diatas maka kita dapat mengetahui berbagai

jenis atau komponen informasi lengkap dengan defenisinya, bahwa sesungguhnya

informasi memiliki berbagai jenis yang ditentukan oleh kebutuhan informasinya

sendiri.

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Katz yang dikutip oleh Yusuf (1995:4), menemukan dalam penelitiannya

bahwa ”orang yang tingkat pendidikannya tinggi lebih banyak mempunyai

kebutuhan dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah”.

Ini berarti bahwa orang yang mempunyai pendidikan relatif tinggi, seperti

guru, dosen, dan peneliti, misalnya, lebih banyak mempunyai kebutuhan akan

sesuatu yang bisa memuaskannya, dan lebih banyak mempunyai tujuan yang

berkaitan dengan permasalahan kehidupannya dari pada orang-orang pada

umumnya. Hal ini terjadi karena pada umumnya orang lebih senang berpikir

simpleks dari pada orang-orang yang berpendidkan tinggi yang lebih banyak

menggunakan pola berpikir multipleks. Konsep multipleksitas dalam berpikir ini

diusulkan oleh Krech dkk dalam Yusuf (1995:5), untuk menjelaskan adanya

perbedaan dalam cara orang mengalami perubahan kognisi yang di antaranya

dipengaruhi oleh sistem kognisi yang sudah dipunyai oleh orang yang

bersangkutan sebelumnya. Semua informasi yang menerpa orang yang berpikiran

multipleks akan dikelolanya, dikaitkan dengan informasi lain yang sudah dimiliki

untuk kemudian dicari pola kaitannya guna menghasilkan pengetahuan baru atau

informasi baru.

Menurut Sulistiyo-Basuki (2004:396), kebutuhan informasi ditentukan

oleh:

1. Kisaran informasi yang tersedia

(24)

3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing- masing pemakai

4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada dan 5. Konsekuensi penggunaan informasi.

Sedangkan menurut Guinchat dalam Chowdhury (1999:180), kebutuhan

informasi ditentukan berdasarkan kategori pengguna yaitu :

1. Users not yet engaged in active life, such as student

2. User with a job and whose information needs are related to their work 3. The ordinary citizen requiring general information for social purpose

Dilihat dari dua pendapat diatas dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi

pengguna disebabkan oleh dua faktor, yaitu

1. Faktor eksternal

Faktor eksternal misalnya pada pengguna yang mencari informasi karena

lingkungan yang mengharuskan mencari informasi, hal ini biasa terjadi

pada mahasiswa yang mencari informasi karena kebutuhan tugas.

2. Faktor internal

Faktor internal seperti motivasi dalam diri yang harus memenuhi

kebutuhan informasinya sendiri.

2.9 Karakteristik Kebutuhan Informasi

Setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda, kebutuhan

informasi tersebut dipengarui oleh beberapa hal seperti yang telah dijelaskan

diatas. Begitupun dengan karakteristik informasi, beberapa tokoh mengemukakan

tentang karakteristik kebutuhan informasi. Menurut Nicholas yang dikutip oleh

Ishak (2006:94), ia menyatakan bahwa ada sebelas karakteristik kebutuhan

informasi yaitu :

1. Pokok Masalah (Subject)

Subject atau pokok masalah yang ada dalam informasi merupakan hal yang

paling mudah untuk dilihat. Dalam menguraikan pokok masalah dalam

kebutuhan informasi ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu :

(25)

jauh kedalam pokok masalahnya, dan apakah terdapat masalah dalam

menetukan subjek yang lebih rinci.

2. Fungsi (Function)

Pengguna informasi memiliki fungsi yang berbeda dalam memanfaatkan

setiap informasi yang didapatkannya.Pada dasarnya pengguna membutuhkan

informasi dengan tujuan untuk memenuhi lima fungsi pokok, yaitu : fungsi

temuan, fungsi aktualisasi informasi, fungsi penelitian, fungsi penyegaran dan

fungsi pendorong.

3. Sifat (Nature)

Sifat informasi yang dimaksudkan seperti informasi berubah pada periode

tertentu, informasi juga akan merubah pemikiran orang.

4. Tingkat Intelektual (Intellectual Level)

Tingkat intelektual orang berbeda-beda, inilah salah satu hal yang

menyebabkan bahwa kebutuhan informasi setiap orang juga berbeda. Dalam

pemahaman setiap informasi yang diterima, pengguna juga memerlukan

tingkat intelektualitas.

5. Titik Pandang (View Point)

Informasi dalam setiap bidang dilihat dengan titik pandang atau view point

yang berbeda. Oleh karena itu untuk memudahkannya dibuat kategori

berdasarkan pada pemikiran dan bidangnya masing-masing.

6. Kuantitas (Quantity)

Setiap pengguna informasi tentu membutuhkan jumlah informasi yang

berbeda dalam memenuhi kebutuhan informasi. Jumlah informasi ditentukan

oleh setiap individu artinya, setiap pengguna mampu untuk menentukan

batasan informasinya masing-masing.

7. Kualitas (Quality)

Untuk dapat melakukan pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas

secara tepat, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap

(26)

8. Batas Waktu Pengiriman (Date)

Informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada akan memiliki umur

penyimpanan berkas informasi yang berbeda – beda.

9. Kecepatan pengiriman (Speed of Delivery)

Kecepatan pengiriman merupakan salah satu hal yang mempengarui kua litas

informasi. Jika waktu pengiriman lama, maka informasi yang datang juga

lama ini akan mengakibatkan sulit untuk mengambil keputusan.

10.Tempat Asal Publikasi (Place)

Bagi pengguna informasi tempat asal publikasi merupakan faktor yang dapat

membantu dalam mencari pokok permasalahan.

11.Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and packaging)

Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian dari pokok masalah hingga riset,

sedangkan pemrosesan misalnya disajikan dalam bentuk cetak atau elektronik.

Sedangkan menurut Leckie dkk (1996:161), kebutuhan informasi

memiliki enam karateristik yang dapat menunjukan wujud dari kebutuhan

informasi yaitu :

1. Demografis seseorang (Demography)

2. Konteks (context)

3. Frekuensi (Frequency)

4. Kemungkinan (Probability)

5. Kepentingan (Importance)

6. Kerumitan (difficulty)

Dari dua pendapat diatas yang mengemukakan tentang karakteristik

kebutuhan informasi, maka secara jelas terdapat beberapa perbedaan diantaranya

yaitu demografis seseorang, kemungkinan dan kepentingan. Pada pendapat kedua

demografis seorang berkaitan dengan tingkat pendidikan yang berujung pada

intelektualitas seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Sedangkan

kemungkinan dan kepentingan merupakan dua hal yang berbeda pada pendapat

sebelumnya. Oleh karena itu pada dasarnya setiap pengguna informasi memiliki

kebutuhan dan karakteristik kebutuhan informasi yang berbeda, yang salah

(27)

2.10 Kriteria Pemilihan Sumber Informasi

Banjir informasi yang dikarenakan oleh keberadaan internet memunculkan

sebuah gejala yang disebut information explode yaitu ledakan informasi. Ledakan

informasi yang terjadi membuat pengguna merasa bingung dalam memilih

sumber informasi mana yang harus digunakan dalam proses pemenuhan

kebutuhan informasi mereka. Seperti yang telah diketahui sumber-sumber

informasi dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis

dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran, dll). Oleh

karena itu hendaknya para pengguna mengidentifikasi sumber informasi terlebih

dahulu.

Dalam artikelnya Adam (2009:1), menyebutkan ada beberapa kriteria

dalam memilih sumber informasi yaitu :

1. Relevansi

Relevansi, mengacu pada sejauh mana informasi yang ingin dicari sesuai dengan

masalah yang akan dibahas. Ketika tidak memperhatikan aspek relevansi ini,

maka akan membuang-buang waktu dan tenaga dalam mencari informasi.

2. Kredibilitas

Sebuah informasi yang kredibel adalah informasi yang berkualitas dan dapat

dipercaya. Kredibilitas informasi biasanya berhubungan dengan kredibilitas

penulisnya, lembaganya, pemanfaatannya dan proses pembuatannya

3. Pemanfaatannya

Semakin banyak tulisan seorang dalam sebuah jurnal disitir orang maka semaking

kredibel dan bermanfaatlah informasi tersebut.

4. Proses penciptaan

Informasi yang telah tersedia akan dievaluasi, hingga memiliki mutu yang lebih

baik.

5. Kemutakhiran sumber informasi

Kemutakhiran sebuah buku ataupun karya tulis dapat dilihat dari tahun publikasi

(28)

6. Obyektifitas

Sebuah tulisan dikatakan obyektif jika tulisan tersebut tidak dipengaruhi oleh

emosi atau pendapat pribadi penciptanya. Sebaliknya karya dikatakan obyektif

jika karya tersebut didasarkan pada fakta atau fenomena yang dapat diamati.

7. Kedalaman informasinya

Penulis menggunakan sebuah pendekatan dalam penyajian karyanya dan ia

mencantumkan kelebihan dan kekurangannya, maka informasi itu dapat dikatakan

dalam.

Pendapat yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Hadi (2004:67), ia

mengatakan bahwa ada tiga pedoman untuk memilih sumber informasi, yaitu

relevansi, kemutakhiran dan adekuasi.

Dari dua pendapat diatas yang berbeda, maka dapat dilihat bahwa ada

hal-hal yang harus dilihat dalam memilih sumber informasi. Kriteria sumber

informasi paling tidak harus mencakup :

1. Relevansi

Relevansi merupakan hal yang mengacu pada sejauh mana informasi yang

ingin disesuaikan dengan masalah yang akan dibahas. Pada relevansi ada

beberapa hal pula yang harus diperhatikan yaitu nilai guna, Informasi yang

dicari harus memiliki nilai guna. Kedalaman tentang informasi, sebuah topik

akan lebih mendalam dibahas pada artikel ilmiah yang ada dalam jurnal dari

pada tulisan yang ada di Blog.

2. Kredibilitas

Kredibilitas adalah kualitas dan kepercayaan. Sebuah informasi yang kredibel

adalah informasi yang berkualitas dan dapat dipercaya. Kredibilitas informasi

biasanya berhubungan dengan kredibilitas penulisnya, lembaganya,

pemanfaatannya dan proses pembuatannya.

3. Kemutakhiran

Kemutakhiran sebuah sumber informasi baik berupa buku, jurnal maupun

lainnya, dapat dilihat dari tahun publikasi tulisan tersebut. Pengetahuan tentang

kemutakhiran sumber informasi ini penting. Jika tidak memperhatikan kriteria

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif deskriptif. Menggunakan penelitian kualitatif karena penelitian kualitatif

merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati (Bogdan dan

Taylor,1992: 21-22). Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan

adanya kenyataan, gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif yang ditemukan

pada latar alamiah, penelitian ini juga berusaha menggali kemampuan mahasiswa

dalam menilai informasi dalam proses pemenuhan kebutuhan informasinya.

Menurut Glaser dan Strauss dalam Pendit (2003: 297), “data kualitatif

dapat mengungkapkan elemen-elemen yang diperlukan untuk membentuk teori

tentang hubungan antar manusia, yaitu kondisi, norma, penyimpangan, proses,

pola dan sistem sosial yang ada di sebuah masyarakat, sesuai dengan apa yang

selama ini dialami dan dirasakan oleh orang-orang di masyarakat itu”.

Bentuk penelitian kualitatif merupakan bentuk penelitian yang didasarkan

pada keadaan alamiah atau naturalisme, yaitu kenyataan yang muncul dan

didasarkan pada peristiwa-peristiwa nyata yang menjadi bahan kajian penelitian.

Fakta yang diperoleh menjadi data yang dikomunikasikan dalam bentuk informasi

yang dilaporkan secara narasi yang berisi ketajaman analisis penelitian.

3.2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penentuan lokasi merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam

penelitian. Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan

penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif untuk melihat

apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan (Moleong,

2000:86).

Secara substantif lokasi penelitian ini dilakukan di Kampus Pascasarjana

(30)

Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan keterbatasan geografis dan praktis seperti

waktu dan tenaga. Sedangkan waktu pengambilan data dilakukan pada bulan

April-Mei 2010.

3.3 Proses Penelitian

Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

3.3.1 Mengidentifikasi Informan

Pengertian informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik

terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada

peneliti. Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat penting, sebagai

individu yang sangat penting”. Informan merupakan tumpuan pengumpulan data

bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian (Sutopo, 2002:50).

Informan penelitian ini yaitu mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas

Sumatera Utara angkatan Tahun 2008-2009, khususnya mahasiswa yang sedang

menyusun tugas akhirnya berupa tesis. Hal ini dilakukan dengan melakukan

survei secara langsung pada Bagian Tata Usaha di Program Studi Magister Ilmu

Hukum Universitas Sumatera Utara.

3.3.2 Menentukan Informan

Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara yang

menjadi informan dan yang melakukan penilaian terhadap dokumen. Penelitian

ini hanya memilih informan yang dinggap mengetahui masalahnya. Teknik

pengambilan informan dilakukan secara purposif. Purposive sampling adalah

“teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:61)”.

Sedangkan penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik

snowball sampling (bergulir seperti bola salju). Snowball sampling merupakan

teknik penentuan informan yang digunakan dengan cara menentukan satu

informan kemudian dicari dan digali informasi menganai masalah penelitian.

Selanjutnya dari informan tersebut dicari keterangan mengenai informan

(31)

Gambar 1. Rangkaian Rujukan Informan

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dari informan pertama merujuk ke

informan selanjutnya. Seperti Informan pertama yang disimbolkan dengan I1

merujuk pada informan kedua (I2). Begitu juga dari informan kedua yang diminta

keterangannya untuk informan selenjutnya, hingga informan kelima (I5).

Penelitian ini tidak menentukan jumlah informan untuk diwawancarai

guna memperoleh informasi tentang pembahasan topik. Malainkan lebih

ditekankan pada kualitas pemahannya pada permasalahan yang diteliti. Penentuan

informan didasarkan pada karakteristik-karakteristik tertentu yang dimiliki sesuai

dengan tujuan penelitian, karena informan tidak dimasukkan dalam generalisasi..

Pemilihan informan yang pertama (Entry Point) diwawancarai berdasarkan

kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitan.

3.3.3 Mengumpulkan dan Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari informan melalui wawancara

mendalam (depth interview), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder

dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah

hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbal. Data

yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau

hasil yang telah di dapatkan.

I1 I2 I3

(32)

3.3.4 Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada

orang lain. Adapun untuk meningkatkan pemahaman itu ada beberapa

tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :

1. Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian

yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar dengan apa

yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara,

peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman

dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali

membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan

data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode

dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan

berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.

Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap

hal-hal diungkapkan oleh informan. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh

peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting

serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman,

permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.

2. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada Terhadap Data

Setelah kategori dan pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data

tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap

ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan

landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokkan

apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai.

3. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti

(33)

dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternative atau

penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian

kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil

analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi

atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan

alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat

berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran (Marshall dan

Rosman dalam liliana, 2009).

3.3.5 Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data informan yang telah berhasil dikumpulkan merupakan

suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan

yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang digunakan adalah

presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian

berdasarkan wawancara mendalam dan observasi. Proses dimulai dari data-data

yang diperoleh dari informan yang dibaca berulang kali sehinggga penulis

mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran

mengenai penghayatan pengalaman dari subjek atau informan. Selanjutnya

dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup

keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.3.6 Menarik Kesimpulan

Pada dasarnya kesimpulan awal sudah dapat ditarik pada saat matriks terisi,

tetapi hal tersebut belum begitu jelas, dalam hal ini dapat menggiring pada

pengambilan keputusan untuk menentukan langkah-langkah berikutnya yang

harus dilakukan. Kesimpulan akhir merupakan keadaan yang belum jelas

kemudian meningkat sampai pada pernyataan yang telah memiliki landasan yang

kuat dari proses analisis terhadap gejala yang ada atau dari beberapa

permasalahan didiskusikan dengan berbagai pihak yang relevan yang akhirnya

(34)

akan merubah kesimpulan sementara segera melakukan perbaikan melalui data

yang diperoleh selanjutnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan :

1. Wawancara Mendalam (depth interview), wawancara adalah percakapan yang

dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara (interviuwer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviuwe) yang memberikan jawaban pertanyaan itu” (Moleong, 2002:135).

Maka dapat diketahui bahwa untuk memperoleh data utama adalah melalui

wawancara kepada informan guna memperoleh data yang akurat dan relevan.

Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara ini adalah dengan mengajukan

pertanyaan kepada informan untuk mendapat data mengenai permasalahan yang

sedang diteliti. Pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu telah disiapkan serta

dibuat kerangkanya secara sistematis sebelum berada dilokasi penelitian.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkembang bahkan dapat diluar dari daftar

pertanyaan dengan maksud untuk lebih mengetahui secara jelas jawaban yang

dibutuhkan, namun tetap mengacu pada pokok permasalahannya. Wawancara

mendalam di lakukan secara langsung dengan mahasiswa pascasarjana Ilmu

Hukum. Menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur.

2. Observasi, Arikunto (2002:146) mendefinisikan bahwa observasi adalah

“kegiatan yang meliputi pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh

aspek indera”. Dari pengertian ini dapat diambil suatu pengertian bahwa,

Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas di lapangan.

Adapun caranya adalah peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk

mengambil data yang ada di lapangan. Observasi dilakukan sebelum dan selama

penelitian ini diberlangsung yang meliputi gambaran umum, suasana kehidupan

sosial, kondisi fisik, dan kondisi sosial yang terjadi.

3. Studi Dokumentasi, data yang diperlukan dalam penelitian ini juga diperoleh dari

(35)

terhadap buku literatur, majalah, jurnal, hasil seminar, artikel baik yang tersedia

dalam media on-line (internet) maupun yang ada dalam perpustakaan.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini juga digunakan instrumen penelitian yang dapat

membantu dalam pengumpulan data, yaitu berupa:

1) Pedoman wawancara, pedoman wawancara ini berisi hal – hal pokok yang

akan ditanyakan sebagai pemancing percakapan. Pedoman ini bersifat

fleksibel, tidak mengikat, hanya sebagai pembuka dan mengarah pada

pembicaraan.

2) Perekam Suara, selain alat tulis sebagai alat bantu peneliti juga menggunakan

perekam suara karena pada dasarnya pengamatan dan ingatan manusia sangat

terbatas.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Untuk sumber dan jenis data yang diperlukan adalah data primer dan

sekunder:

1. Data Primer

Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara dan pengamatan penulis

berupa kata-kata,, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar

utama melakukan interpretasi data.

2. Data Sekunder

Berbagai sumber tertulis yang memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam

penelitian ini dan akan digunakan semaksimal mungkin demi mendorong

keberhasilan penelitian ini, diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah

(36)

3.7 Keabsahan Data (Validity)

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan

meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih

dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini

adlaah adalah :

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan hasil

observasi.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang

dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah

dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data

tersebut.

3. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

(37)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Hukum USU Tahun

2008-2009. Tepatnya mahasiswa yang sedang menyusun tesis. Dari hasil

wawancara diperoleh informan sebanyak 5 orang, Pada proses wawancara

bersama informan keempat, mulai ditemukan data yang selalu sama dan

berulang-ulang. Namun penulis masih meneruskan penggalian data kepada informan lain

dengan harapan akan menemukan data baru. Berikut adalah daftar karakteristik

informan :

Tabel 1 : Daftar Karakteristik Informan

No. Kode Informan

Judul Tesis Lokasi

Wawancara 1. I1 Analisis hukum terhadap penerbitan surat

berharga syariah negara (sukuk) berdasarkan

UU No.19 tahun 2008 tentang surat berharga

syariah negara

Kampus

Pascasarjana

Ilmu Hukum

USU

2. I2 Analisis yuridis rehabilitasi terhadap pengguna narkotika dalam perspektif pembaharuan

hukum pidana nasional

Layanan Digital

Perpustakaan

USU

3. I3 Tanggung jawab dewan komisaris dalam hal

kepailitan berdasarkan Undang-Undang RI

No.37 tahun 2004 tentang kepailitan

Kampus

Pascasarjana

Ilmu Hukum

(38)

Dari keempat judul tesis di atas, dapat dilihat bahwa keempat informan

melakukan analisis terhadap Undang-Undang, baik mengenai hukum pidana

maupun hukum perdata. Mereka melakukan pemeriksaan kembali (recheck)

terhadap Undang-Undang sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk perbandingan

terhadap sebuah kebijakan hukum yang baru diterapkan dengan Undang-Undang

yang telah disahkan. Apakah telah sesuai dengan butir-butir hukumnya atau tidak.

Informan pertama (I1) adalah informan yang berhasil diwawancarai

dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, begitu juga dengan I2, I3, I4 dan I5.

Kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan

terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukan wawancara tersebut. I1

diwawancarai bertempat di kampus Pascasarjana Ilmu Hukum USU (lihat

lampiran II). Proses bertemunya penulis dengan I1 adalah dimulai pada tahap

pengamatan di Pascasarjana Ilmu Hukum USU terlebih dahulu, lalu bertanya pada

bagian tata usaha, biasanya pada saat kapan mahasiwa datang. Dikarenakan

mereka sedang menyususn tesis, sehingga tidak ada jadwal kuliah lagi. Dari

bagian tata usaha didapatkan jawaban yang tidak pasti, karena memang

mahasiswa yang tidak memiliki jadwal kuliah tidak dapat dipastikan

kehadirannya. Namun, penulis tetap berusaha datang pada hari-hari berikutnya.

Hingga akhirnya ketika penulis duduk pada bagian belakang Departemen

Pascasarjana Ilmu Hukum USU, datang mahasiswa yang hendak beristirahat,

dengan selang waktu penulis pun berusaha menghampiri dan bertanya mengenai

keperluannya datang ke kampus Pascasarjana Ilmu Hukum USU. Dengan

pertemuan itu, penulis berusaha untuk meminta kesediaan mahasiswa untuk

diwawancarai, karena mahasiswa tersebut adalah mahasiswa yang sesuai dengan

karakteristik informan dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa yang sedang

menyusun tesis dan angkatan 2008- 2009.

Untuk informan selanjutnya, penulis berusaha terus untuk mencari tahu

waktu mahasiswa datang ke kampus, dengan melihat jadwal mahasiswa yang

(39)

pelaksanaan wawancara dilakukan dengan membuat janji terlebih dahulu. Karena

sebagian mahasiwa ada yang bekerja, sehingga memiliki rutinitas yang padat.

Wawancara berlangsung secara informal, wawancara dilakukan dengan pedoman

wawancara dan dengan wawancara mendalam (depth interview). Pelaksanaan

wawancara dilakukan secara substantif, artinya tidak diharuskan pada suatu

tempat. Pelaksanaan wawancara lebih dominan dilakukan pada sore dan siang

hari tepatnya berada di Ruang Layanan Digital (S2) Perpustakaan USU dan di

Departemen Pascasarjana Ilmu Hukum USU. Suasana dan kondisi wawancara

bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa adanya, yang tidak

diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.

Begitu juga dengan bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan

selama percakapan adalah bahasa informal. Meskipun terkadang penulis

menggunakan istilah bidang Ilmu Perpustakaan. Bahasa informal juga digunakan

untuk memancing percakapan awal kepada informan, kemudian menggunakan

pedoman wawancara. Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang

diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika penulis merasa masih

ada yang perlu ditambahi atau kurang jelas dari wawancara sebelumnya

4.2 Kategori

Setelah mengkaji keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul dengan apa

yang ingin digali. Berdasarkan hasil wawancara dan pedoman wawancara, penulis

menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam

melakukan coding. Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca

transkrip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang

relevan dengan pokok pembicaraan dan menunjukan hubungan antar

bagian-bagian yang diteliti sehingga menghasilkan beberapa kategori. Penulis dapat

menurunkan delapan kategori yang berkaitan dengan nilai informasi. Adapun

(40)

4.2.1 Kemutakhiran

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara dengan

kelima informan adalah kemutakhiran. Kemutakhiran merupakan bagian dari

sumber informasi yang merupakan salah satu bagian dalam nilai informasi.

Kemutakhiran sebuah sumber informasi baik berupa buku, jurnal maupun

lainnya, dapat dilihat dari tahun publikasi atau tahun terbit dari tulisan tersebut.

Pengetahuan tentang kemutakhiran sumber informasi ini penting. Jika

tidak memperhatikan kriteria atau aspek ini seringkali akan mendapatkan

informasi yang kadaluwarsa. Informasi yang kadaluwarsa akan menyebabkan

kesalahan untuk mengambil sebuah tindakan, baik keputusan maupun yang

lainnya. Oleh karena itu kemutakhiran informasi salah satunya ditentukan oleh

tahun terbit sumber informasi itu sendiri.

Tahun terbit atau tahun publikasi merupakan hal penting dalam

kemutakhiran sebuah sumber informasi. Seperti apa yang telah dijelaskan pada

bab sebelumya (lihat bab II), bahwa dalam menentukan sumber informasi ada hal

yang harus diperhatikan, salah satunya adalah kemutakhiran sumber informasi itu

sendiri. Kemutakhiran sebuah buku ataupun karya tulis dapat dilihat dari tahun

terbit dari tulisan tersebut. Dalam menentukan jenis sumber informasi apa yang

akan digunakan, sebagian informan menyatakan bahwa tahun terbit dari sebuah

sumber informasi merupakan hal yang diperhatikan dalam menentukan nilai

informasi. Informasi akan semakin bernilai jika informasi yang diterima tidak

kadaluwarsa (out of date). Hal ini sesuai dengan pernyataan I2, I3 dan I5 sebagai

berikut :

“...biasanya yang baru – baru sih”

“..paling utama ya harus uptodate...”

”...ya salah satu kriterianya ya buku itu baru, jika dilihat dari tahun terbitnya...”

Dari pernyataan di atas menunjukan bahwa informasi yang baru adalah

informasi yang mereka butuhkan, meskipun tidak menjamin bahwa informasi

(41)

dapat menjadi masukan dalam mengambil sebuah keputusan. Keputusan yang

diambil dalam hal ini adalah keputusan dalam menggunakan jenis sumber

informasi tersebut. Karena jika menggunakan informasi yang ada dalam sebuah

sumber informasi yang sifatnya kadaluwarsa, maka tidak menutup kemungkinan

akan terjadi kesalahpahaman, bahkan bisa mengakibatkan kesalahan dalam proses

pengambilan kebijakan. Namun, dalam menentukan jenis sumber informasi yang

akan digunakan berdasarkan tahun terbit, tidak dilakukan secara keseluruhan

pada mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum USU. Hal ini dikarenakan

perkembangan ilmu hukum yang cukup lama untuk melahirkan sebuah hukum

baru. Pada dasarnya perkembangan hukum disesuaikan dengan keadaan dan

kondisi zaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan I4 dan I5 yang

menyatakan bahwa :

“...dengan berkembangnya zaman pasti ada hukum-hukum baru yang timbul, disesuaikan dengan keadaan zamannya...”

”...hukum itu kan sifatnya gak selalu baru, tapi dinamis artinya mengikuti perkembangan, baik situasi maupun kondisi yang ada. Contohnya aja, hukum perbankan, kan karena suatu hal bisa aja diterbitkan undang-undang atau hukum yang baru kan...”

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pada dasarnya hukum yang

sekarang akan mengalami pembaharuan atau revisi. Hal ini disebabkan ada

beberapa bagian dalam hukum itu sendiri yang dianggap telah tidak sesuai dengan

perkembangan yang ada, sehingga harus disesuaikan. Berkaitan dengan

kemutkahiran yang dilihat dari tahun publikasi atau tahun terbit, ada alasan lain

dari penggunaan jenis sumber informasi yang tidak didasarkan pada tahun terbit

melainkan didasarkan pada topik yang sedang dikaji atau diteliti. Beberapa

informan mengkaji mengenai perkembangan hukum, hal ini menunjukan bahwa

sumber informasi yang dibutuhkan adalah sumber informasi yang tahun terbitnya

mulai dari awal hingga sekarang karena ingin melihat perkembangannya, artinya

mulai dari penerbitan hukum yang lama hingga pembaharuan hukum yang

(42)

“...karena tesis saya mengenai pembaharuan, jadi mulai yang lama sampai yang baru..”

“...tahun terbit gak gitu memperhatikan karena kan hukum tentang money laundring termasuk hukum yang baru, dibangdingkan Undang-undang yang lain.. jadi buku nya juga buku yang beberapa tahun terakhir ney aja...”

Berdasarkan pernyataan I2 dan I4 tahun terbit bukanlah satu-satunya hal

yang menentukan kemutakhiran sebuah informasi. Melainkan ada hal lain yang

dilihat dalam kemutakhiran adalah topik dari informasi yang dimaksud. Namun

demikian bukan berarti sumber informasi yang berisi mengenai hukum-hukum

lama tidak digunakan. Artinya hukum yang lama dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan perbandingan oleh mahasiswa dalam menyusun topik mengenai

tesisnya. Seperti pernyataan informan I1 sebagai berikut :

”... kalo ada yang buku terbaru pastinya yang baru la dipake tapi kalo gak ada ya yang lama juga gak apa-apa sih untuk mendukung, tapi kalo yang baru ada ...”

Seperti yang telah diungkapkan bahwa kemutakhiran tidak hanya dilihat

berdasarkan tahun terbit, melainkan dari topik dan jenis sumber informasinya.

Berbagai jenis sumber informasi yang telah tersedia baik berupa buku, jurnal,

majalah maupun hasil-hasil penelitian (berupa tesis dan disertasi) dan

sumber-sumber informasi lainnya yang dianggap sesuai (internet, koran, dll).

Untuk pemenuhan kebutuhan informasi mengenai perkuliahan seperti

penyelesaian tesis, informan lebih banyak menggunakan sumber informasi buku

dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau sejenisnya. Hal ini tercermin

dalam pernyataan informan I1, I4 dan I5, yang menyatakan bahwa :

“...ngumpulin buku buku, contoh tesis yang lain, yang nantinya digunakan sebagai bahan perbandingan...”

”...kayak KUHAP, KUHP Pidana dan Perdata, juga buku – buku yang

Gambar

Gambar 1. Rangkaian Rujukan Informan
Tabel 1 : Daftar Karakteristik Informan
Tabel 2 : Rangkuman Hasil Penelitian
Gambar 2. Peta Indikator Kategori Nilai Informasi

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data yang dimaksud baik dalam bentuk buku atau tulisan-1. tulisan lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian

Mengevaluasi alternatif, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi pengguna untuk mengambil keputusan.. Mengambil

Pada saat proses penanganan perkara tindak pidana Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya masih dalam tahap Penyidikan oleh Penyidik Kepolisian Daerah Jambi

“Prosedur Pelaksanaan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorism e” dilakukan pada tahap penerimaan dan identifikasi nasabah, permintaan informasi, permintaan dokum

Berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) setiap lulusan Program Magister Ilmu Hukum USU memiliki capain pembelajaran yaitu mampu mengembangkan

yang benar diantara pilihan jawaban tersebut adalah pilihan jawaban a, yaitu.. “ Google

Secure Socket Layer (SSL) adalah suatu mekanisme atau protokol yang digunakan untuk mengacak data sebagai bentuk layanan keamanan pada pengiriman pesan (informasi) melalui

Untuk mengetahui informasi apa yang dibutuhkan dalam penelitian suatu topik maka dapat dilakukan dengan merumuskan topik tersebut ke dalam bentuk pertanyaan penelitian