• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi, Analisis, dan Interprestasi Data

1. Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Dari data yang diperoleh, menggambarkan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan di SMP Dwiguna adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pada kegiatan ini kepala sekolah melakukan agenda kegiatan perencanaan terhadap pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar, agar tercapainya tujuan dari pendidikan itu sendiri. Hal ini juga diperkuat dari hasil angket yang menyatakan bahwa sekolah selalu menyusun/menganalisa kebutuhan akan sarana dan prasarana pendidikan dan para guru beserta karyawan ikut terlibat dalam menyusun kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan (tabel 4.2). Kegiatan perencanaan ini disusun sesuai dengan tahun anggaran. Untuk penyusunan perencanaan itu sendiri dilakukan melalui rapat perencanaan yang melibatkan seluruh sataf pengajar dan staf pimpinan.

Perencanaan itu meliputi:

a. Menambah/pengadaan ruang kelas baru (RKB). b. Menambah ruangan untuk tata usaha.

c. Mengganti bangku dan meja yang sudah tidak layak pakai. d. Mengganti papan tulis yang tidak layak pakai.

e. Memperbaiki bangku, meja, dan papan tulis yang rusak.

f. Menambah koleksi buku pelajaran dan koleksi buku bacaan lainnya. g. Mengadakan pengecatan ulang terhadap ruang kelas, laboraturium dan

kantor.

h. Menyediakan alat pendingin (AC) di ruang laboraturium, perpustakaan dan kantor.

i. Melakukan perawatan berkala.

j. Melengkapi bahan/alat peraga dan alat lainnya yang menunjang kegiatan proses belajar mengajar.1

1

Hasil wawancara dengan kepala SMP Dwiguna Depok Tanggal 5 April 2010 di Kantor Kepsek.

Di samping itu, dalam kegiatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu mempertimbangkan beberapa faktor sebagai beriktu:

a. Alokasi waktu, untuk itu pengadaan sarana dan prasarana harus dapat memperhatikan waktu pelaksanaannya, artinya tidak berbentrokan dengan atau pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Perlu diketahui bahwasannya perencanaan sarana dan prasarana yang baik itu tidak gegabah atau tergesa-gesa agar hasil akhirnya memuaskan.

b. Faktor kepentingan (urgensi) artinya menentukan skala prioritas tentang sarana apa yang dianggap paling penting untuk didahulukan kepentingannya.

c. Alokasi dana, pada pengadaan sarana dan prasarana juga perlu mempertimbangkan alokasi dana yang tersedia, artinya dana yang digunakan untuk membiayai suatu kegiatan perlu diperhitungkan kemabli apakah dana yang ada mencukupi atau tidak.

Adapun sumber dana yang dibutuhkan untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan diperoleh melalui:

a) Dana rutin sekolah

• Dikelola oleh bendahara rutin sekolah.

• Didistribusikan sesuai anggaran yang berlaku.

• Dipertanggung jawabkan kepada yayasan. b) Dana rutin dewan sekolah/komite sekolah

• Dijaring dalam bentuk iuran rutin komite sekolah.

• Dikelola oleh bendahara komite sekolah.

• Didistribusikan sesuai dengan bidang kegiatan yang telah disepakati.

• Dilaporkan secara rutin kepada yayasan dan wali murid. c) Dana sukarela/insidental

• Dijaring oleh komite sekolah dari orang tua murid melalui musyawarah dengan orang tua murid.

• Didistribusikan sesuai dengan program kegiatan yang telah disepakati.

d) Dana partisipasi/donatur

Dana dari para donatur ini digunakan langsung untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan yang masih kurang. Kegiatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana ini dilakukan pada setiap awal tahu ajaran baru dan diserahkan kepada bagian manajemen sarana dan prasarana pendidikan.

2). Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ini, sepenuhnya diberikan kepada bagian manajemen sarana dan prasarana, akan tetapi karena manajemen itu sendiri tidak berjalan dengan baik, maka kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ini dipegang langsung oleh kepala sekolah yang dibantu oleh wakil kepala sekolah dan bagain tata usaha sekolah. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana ini bertujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar2.

Agar sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat digunakan secara baik, maka kepala sekolah terlebih dahulu mengadakan pembinaan terhadap para guru dan karyawan mengenai penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada setiap tahunnya. Pembinaan yang dilakukan seperti mengadakan pelatihan khusus kepada para guru dengan mendatangkan seorang ahli dalam bidangnya demi mingkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam menggunakan atau mengoperasikan sarana dan prasrana yang ada agar pendidikan dapat berjalan efektif demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Disamping itu penggunaan sarana dan prasarana yang ada, guru-guru menyesuaikannya dengan jadwal pelajaran yang ada, artinya apabila materi pelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan psikomotor murid maka ruang laboraturium, alat peraga dan alat media lainnya dapat dipergunakan.

2

3). Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam kegiatan pemeliharaaan sarana dan prasarana pendidikan ini, kepala sekolah mengintruksikan kepada para guru, karyawan, dan siswa agar ikut bertanggung jawab memelihara sarana dan prasrana pendidikan yang ada, dengan memberikan kesadaran bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah seperti: laboraturium komputer, IPA, dan Bahasa merupakan tanggung jawab kia semua atau seluruh komponen yang ada di sekolah tersebut. Bahkan kepala sekolah pun sering mengintruksikan mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana kepada para murid, agar murid dapat disiplin dalam menggunakan dan menjaga sarana dan prasarana belajar sekolah dengan berhati-hati dalam menggunakannya mengingat pentingnya akan kebutuhan sarana dan prasarana dalam menunjang tercapainya proses belajar mengajar. Disamping itu sekolah juga memperhatikan hal-hal apa saja yang diperlukan dalam kegiatan pemeliharan sarana dan prasarana mulai dari pemeliharaan secara berkala yang dilakukan oleh petugas setiap hari, sebulan sekali, dan tiga bulan sekali. Dalam kegiatan pemeliharaan ini sekolah senantiasa melakukan pemantauan dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah.

4). Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam kegiatan penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan, sekolah telah menyediakan ruangan dan beberapa lemari besar untuk penyimpanan sarana dan prasarana tersebut. Akan tetapi ruangan untuk sarana dan prasarana ini masih kurang ini dapat dilihat dari masih adanya penumpukan barang-barang dan belum tersimpan sesuai dengan sifat dan bentuk barang tersebut atau pengklasifikasian barang. Oleh sebab itulah sekolah hendaknya menyediakan tempat atau fasilitas untuk kegiatan penyimpanan sarana dan prasarana yang ada, agar tidak terjadinya penumpukan barang/sarana, sehingga dapat terorganisir dengan baik demi berlangsungnya proses belajar mengajar sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

5). Penghapusan Sarana dan Prasaran Pendidikan

Kegiatan penghapusan sarana dan prasrana ini dilakukan jika terdapat atau adanya sarana dan prasrana sekolah yang tidak layak pakai lagi (rusak berat). Bentuk kongkrit dari kegiatan penghapusan ini seperti pembakaran buku-buku yang telah usang, kursi dan meja yang sudah rapuh dan rusak, dan pelelangan sarana dan prasarana yang sudah tidak produktif lagi seperti komputer dan lain sebagainya.

Dari data yang penulis peroleh, dapat dikatakan bahwa kepala SMP Dwiguna Depok telah melakukan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah secara baik berdasarkan fungsi-fungsi dari manajemen sarana dan prasarana itu sendiri mulai dari kegiatan perencanaa, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan sampai pada kegiatan penghapusan saana dan prasarana. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMP Dwiguna Depok, dapat penulis uraikan melalu temuan angket yang diberikan kepada guru-guru.

Dokumen terkait