• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di SMP Dwiguna Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di SMP Dwiguna Depok"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh: HERY KISWANTO

(105018200718)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Dwiguna Depok

Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur penunjang proses belajar mengajar dan diharapkan mampu mengantar peserta didik menuju kedewasaannya. Keterbatasan sarana pendidikan dan pengajaran di sekolah sudah barang tentu mempengaruhi hasil belajar siswa. Permasalahan pembelajaran bukan hanya dihadapi oleh guru itu sendiri tetapi juga didukung oleh keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana pendukungnya. Apalagi jika dilihat dalam kenyataan bahwa banyak sekolah yang tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga pendidikan dan pengajaran tidak dapat berjalan efektif sebagaimana mestinya. Disamping itu juga sarana dan prasarana belajar yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang maksimal, sarana dan prasarana sebagai salah satu penunjang keberhasilan pendidikan sering kali menjadi hambatan dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, masalah sarana pendidikan lainnya adalah tidak efisiennya penggunaan-penggunaan sarana yang mengakibatkan terhambatnya aktivitas pendidikan.

Sama halnya di sekolah pada umumnya, SMP Dwiguna memiliki manajemen tersendiri dalam menangani sarana dan prasarana pendidikan beserta permasalahannya yang meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan penghapusan. Akan tetapi manajemen tersebut tidak berjalan efektif dikarenakan ada beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya rasa peduli atau loyalnya pengurus terhadap sarana dan prasarana di SMP Dwiguna, dan juga dikarenakan tidak adanya dana yang memadai untuk memberikan honor kepada kepengurusan manajemen sarana dan prasarana tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan sekaligus untuk mengukur efektivitas pelaksanaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sedangkan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, penulis menyebarkan angket yang ditujukan kepada guru-guru SMP Dwiguna. Disamping itu juga penulis melakukan wawancara kepada kepala sekolah.

Setelah dilakukannya penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh SMP Dwiguna Depok sudah baik, sehingga sarana dan prasarana yang ada dapat dipergunakan untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan yang diingikan.

(3)

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II ACUAN TEORITIS A. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 7

1. Pengertian Prasarana dan Sarana Pendidikan ... 7

2. Fungsi Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 9

3. Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 11

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 12

1. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 12

2. Fungsi-fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana ... 14

a. Fungsi Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 15

b. Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 18

(4)

e. Fungsi Pengawasan Sarana dan Prasarana

Pendidikan ... 21

3. Kriteria Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 23

a. Kriteria Untuk Alat Pengajaran dan Media Pengajaran ... 23

b. Kriteria Untuk Gedung Sekolah ... 23

c. Kriteria Untuk Ruangan/Bangunan Sekolah ... 24

d. Kriteria Untuk Perabot Sekolah ... 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tujuan ... 26

B. Tempat dan Waktu ... 26

C. Metode ... 26

D. Populasi dan Sampel ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisa Data ... 27

G. Instrumen Pengumpulan Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 30

B. Deskripsi, Analisis, dan Interprestasi Data ... 35

1. Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 35

2. Efektivitas Pengelolaan Sarana dan Prasaran Pendidikan ... 39

(5)

ix

(6)

Tabel 4.2 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 39

Tabel 4.3 Perencanaan Sarana dan Prasarana ... 40

Tabel 4.4 Usulan Program Sarana dan Prasarana ... 41

Tabel 4.5 Keterlibatan Guru dan Karyawan Dalam Menyusun Kebutuhan Sarana dan Prasarana ... 41

Tabel 4.6 Penyusuna Perkiraan Biaya Sarana dan Prasarana ... 42

Tabel 4.7 Penyediaan Sarana dan Prasarana ... 43

Tabel 4.8 Pelibatan Guru Dalam Menyusun/Merencanakan Program Sarana dan Prasarana ... 43

Tabel 4.9 Pemakaian Sarana dan Prasarana Dengan Baik ... 44

Tabeel 4.10 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Dengan Baik ... 44

Tabel 4.11 Pembuatan Proposal Pengadaan Sarana dan Prasarana ... 45

Tabel 4.12 Sarana dan Prasarana Yang Ada Tersimpan Dengan Baik.. 45

Tabel 4.13 Peneguran Terhadap Menelantarkan Sarana dan Prasarana Dalam Proses Belajar Mengajar ... 46

Tabel 4.14 Pemeriksaan Pemeliharaan Barang Yang Dilaksanakan Oleh Guru dan Karyawan ... 47

Tabel 4.15 Pemeriksaan Penyimpanan Barang Yang Dilaksanakan Oleh Guru dan Karyawan ... 47

Tabel 4.16 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dengan Peminjaman atau Hibah ... 48

Tabel 4.17 Pengadaan Sarana dan Prasarana Dengan Pembelian ... 48

Tabel 4.18 Pengadaan Sarana dan Prasarana Dengan Membuat Sendiri ... 49

Tabel 4.19 Pencatatan/Pengkodean Sarana dan Prasarana ... 49

Tabel 4.20 Penyimpanan Sarana dan Prasarana ... 50

Tabel 4.21 Pembuatan Proposal Pengadaan Sarana dan Prasarana ... 51

(7)

xi

Tabel 4.26 Penjagaan atau Pencegahan Terhadapa Sarana

dan Prasarana ... 53

Tabel 4.27 Penghapusan Sarana dan Prasarana Yang Sudah Tidak

Berfungsi ... 54

Tabel 4.28 Pengecekan Sarana dan Prasarana Yang Sudah Tidak

Layak Pakai Untuk Dihapus/Dimusnahkan ... 54

Tabael 4.29 Pembuangan Sarana dan Prasarana Yang Tak Layak Pakai 55

Tabel 4.30 Penghapusan Sarana dan Prasarana Atas Persetujuan

Kepala Sekolah ... 55

Tabel 4.31 Pelaporan Sarana dan Prasarana Kepada Pihak Yayasan ... 56

Tabel 4.32 Skor Angket Efektifitas Pengelolaan Manajemen

Sarana dan Prasarana ... 58

(8)

yang berjudul “Pelaksanaan Manajemen Sarana dan Prasarana Di SMP Dwiguna

Depok” dapat terselesaikan guna memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar

sarjana dari Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W beserta

keluarga dan para sahabatnya.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam menghantarkan penyelesaian

skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan kesempatan, bimbingan,

dukungan, serta bantuan baik moril maupun materil kepada penulis. Untuk itu

sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya, penulis

menyampaikan penghargaan kepada semua pihak dan orang-orang yang telah

berjasa yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidyat, selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarata.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phill, selaku Ketua Jurusan

Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. H. Muarif SAM, M.Pd, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Drs. Syauki, M.Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik Jurusan

Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Agus Salim, M.M, selaku Dosesn Pembimbing I dalam penulisan

skripsi ini, beliau yang telah ikhlas dan sabar memberikan bimbingan serta

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya, sehingga dengan

ketulusan dan keikhlasannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. H. Muarif SAM, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II dalam

penulisan skripsi ini, beliau yang telah ikhlas dan sabar memberikan

(9)

Depok terutama bapak Drs. H. Muhammad Sufie Sidiq, M.M, selaku

kepala sekolah dan bapak Muhtar, S.Pd, selaku wakil kepala sekolah yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian di sekolah tersebut.

9. Kedua orang tuaku, yang tercinta Ibunda (Lisnizar) dan Ayahanda

(M. Zen, S.Pd), Adik, Kakak, dan seluruh keluarga besar yang selalu

mendoakan serta memberikan dukungan dan dorongan baik moril maupun

materil yang semuanya itu menjadi sumber semangat dan kekuatan bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Pamanku Ir. Iswanda dan Tanteku Rina Resminar, S.Pd yang selalu

memberikan dukungan dan dorongan baik moril maupun materil sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Bapak Muhtar dan Ibu Siti Aminah yang selalu memberikan dukungan dan

motivasinya baik moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12.Kekasihku tercinta Isroyati (vivie) yang selalu menemaniku baik dikala

duka dan senang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman KI-MP angkatan 2005 kelas A dan B, yang teleh

memberikan dukungan dan motivasinya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-temanku IMAJI dan HIMBOJA yang telah memberikan dukungan

dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

15.Kepada semua pihak yang penulis tidak bisa menyebutkannya satu

persatu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan dengan tulus baik

berupa moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

(10)

vi

memberikan saran dan usulan bagi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya

kepada Allah SWT jualah penulis memohon semoga penyusunan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Mei 2010

(11)

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah

pada tanggal 20 Agustus 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Manajemen

Pendidikan.

Jakarta, 20 Agustus 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Drs. Rusydi Zakaria, M. Ed, M. Phil ... ... NIP: 19560530 198503 1 002

Sekretaris (Ketua Prodi)

Drs. H. Mu’arif SAM, M. Pd ... ………

NIP: 19650717 199403 1 005

Penguji I

Drs. Syafril, M. Pd ... ... NIP: 150097592

Penguji II

Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd ... ... NIP: 150318723

Mengetahui Dekan,

(12)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Oleh:

Hery Kiswanto Nim: 105018200718

Di bawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Agus Salim, M.M Drs. H. Muarif SAM, M.Pd NIP. 131 874 776 NIP. 19650717 199403 1 005

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 M/1431 H

(13)

Tempat/Tgl Lahir : Pelayang, 9 Mei 1987

NIM : 105018200718

Jurusan/Prodi : Kependidikan Islam/Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : “Pelaksanaan Manajemen Sarana dan

Prasarana di SMP Dwiguna Depok”

Dosen Pembimbing : Agus Salim, M.M

Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya dan diajukan untuk memperoleh gelar

strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan karya asli saya atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan

undang-undang yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 7 Juni 2010

Hery Kiswanto 105018200718

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Melalui pendidikan manusia dapat mempelajari bagaimana cara

meningkatkan dan mengembangkan potensi berupa intelektual, mental, sosial,

emosional dan kemandirian dalam kehidupan sehingga menghasilkan manusia

yang berkualitas dan mampu menjawab tantang zaman. Saat ini, dunia pendidikan

harus diperlakukan dan dikelola secara professional, karena semakin ketatnya

persaingan lembaga pendidikan akan ditinggalkan konsumen atau masyarakat jika

dikelola seadanya.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka salah satu keberhasilan

kegiatan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantarnya seperti

kurikulum, metode belajar mengajar, guru, serta sarana dan prasarana pendidikan.

Untuk mempelancar proses pencapaiaan tujuan pendidikan perlu didukung

oleh beberapa sumber daya yang ada baik manusia maupun materil, sarana dan

prasarana sebagai salah satu sumber daya materil aktivitas pendidikan, di sekolah

menengah sering kali menjadi faktor hambatan dalam proses penyelenggaraan

pendidikan.

Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Hal ini tecermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, sarana dan prasarana yang minim, pengajar kurang profesional, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin

(15)

terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.1

Di samping itu sarana dan prasarana sekolah di sejumlah daerah masih jauh dari layak. Selain masalah kerusakan gedung sekolah yang parah, banyak fasilitas mendasar tak dimiliki sejumlah sekolah seperti perpustakaan, laboraturium dan lain sebagainya. Padahal, masalah kerusakan gedung sekolah ditargetkan pemerintah bisa selesai paling lambat tahun 2009. Pada kenyataannya dalam pantauan di beberapa wilayah di Banten dan Jawa Barat, masih ditemui persoalan gedung sekolah yang rusak parah sehingga terancam ambruk, sekolah kekurangan ruangan kelas, hingga sekolah yang tak memiliki fasilitas perpustakaan dan tempat buang air kecil. Contohnya ratusan siswa SDN Cikaret kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, sampai saat ini terpaksa belajar di gedung sekolah yang hampir roboh. Dinding bangunan sekolah yang terbuat dari papan dan bilik bambu sudah rusak sehingga ruangan kelas jadi menyambung.2

Sementara itu mengenai kerusakan fasilitas sekolah, Nanang Fattah pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengatakan, sekitar 60 persen bangunan sekolah di Indonesia rusak berat. Di wilayah Jabar, sekolah yang rusak mencapai 50 persen. Kerusakan bangunan sekolah tersebut berkaitan dengan usia bangunan yang sudah tua. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sejak tahun 2000-2005 telah dilaksankan proyek perbaikan infrastruktur sekolah oleh Bank Dunia, dengan mengucurkan dana Bank Dunia pada Komite Sekolah.3

Berbicara tentang anggaran pendidikan, permasalahan utama sebenarnya

bukan pada nilai anggaran saja. Hal ini terbukti bahwa meskipun anggaran kita

kurang dari angka 20 persen dari APBN. Tetapi dalam hal ini pemerintah

berusaha menaikkan anggaran pendidikan dari tahun ke tahun. Pertanyaannya

adalah bahwa, apakah kenaikan anggaran itu telah dapat mendongkrak pencapaian

hakikat penyelenggaran pendidikan itu sendiri? Belum lagi adanya berbagai

penyalahgunaan anggaran pendidikan, mulai dari masih maraknya pungutan liar

dari tingkat perguruan tinggi sampai dengan penyelewengan dana BOS.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara

terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya

menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan angaran

1

Wulan Agustin Herdiana, Permasalahan Pendidikan Sekarang Ini, Homepage Pendidikan Network

2

Kompas Cetak, www.Kompas.com 3

(16)

saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu

pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar

Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang

dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki

sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program

wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak

yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun.

Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit

bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi

bertahan pada kompetisi di era global.

Setiap lembaga pendidikan mengetahui bahwa proses pembelajaran di

sekolah tidak akan pernah statis, akan tetapi senantiasa dinamis mengikuti

kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat.

Untuk itu, sekolah dituntut lebih meningkatkan kualitas pendidikan dari segala

sisi, diantaranya dari segi sarana dan prasarana pendidikan. Sebagaimana

tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Pasal 45

Tentang Sistem Pendidikan Nasional Yaitu:4

1. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.

2. Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur penunjang proses belajar

mengajar dan diharapkan mampu mengantar peserta didik menuju

kedewasaannya. Keterbatasan sarana pendidikan dan pengajaran di sekolah sudah

barang tentu mempengaruhi hasil belajar siswa. Permasalahan pembelajaran

bukan hanya dihadapi oleh guru itu sendiri tetapi juga didukung oleh keberadaan

dan kelengkapan sarana dan prasarana pendukungnya. Apalagi jika dilihat dalam

kenyataan bahwa banyak sekolah yang tidak didukung oleh sarana dan prasarana

yang memadai sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan efektif.

4

(17)

Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana dan prasarana belajar yang baik akan

menghasilkan prestasi belajar yang maksimal, sarana dan prasarana sebagai salah

satu penunjang keberhasilan pendidikan sering kali menjadi hambatan dalam

proses penyelenggaraan pendidikan. Hal ini senada dengan apa yang

dikemukakan oleh Santoso S. Hamijoyo sebagai berikut:

Hambatan pertama dalam pendidikan kita dewasa ini adalah ledakan

penduduk yang tidak diimbangi oleh penyediaan fasilitas atau sarana

meningkatnya aspirasi dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan.5

Selain itu, masalah sarana pendidikan lainnya adalah tidak efisiennya

penggunaan-penggunaan sarana yang mengakibatkan terhambatnya aktivitas

pendidikan.

Sama halnya di sekolah pada umumnya, SMP Dwiguna memiliki

manajemen tersendiri dalam menangani sarana dan prasarana pendidikan beserta

permasalahannya yang meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, penyimpanan,

pemeliharaan, dan penghapusan. Akan tetapi manajemen tersebut tidak berjalan

baik dikarenakan adanya beberapa faktor, diantaranya adalah kurangnya rasa

peduli atau loyalnya pengurus terhadap sarana dan prasarana di SMP Dwiguna,

dan juga dikarenakan tidak adanya dana yang memadai untuk memberikan honor

kepada kepengurusan manajemen sarana dan prasarana tersebut.6

Oleh sebab itulah kepengurusan manajemen sarana dan prasarana di SMP

Dwiguna Depok ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Maka dari itulah

kepengurusan manajemen sarana dan prasarana tersebut dipegang langsung oleh

kepala sekolah baik dalam kegiatan perencanaan, pengadaan, penyimpanan,

pemeliharaan, penghapusan maupun evaluasi.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PELAKSANAAN MANAJEMEN SARANA DAN

PRASARANA DI SMP DWIGUNA DEPOK”

5

Santoso S. Hamijoyo, Beberapa Pemikiran Tentang Kebijaksanaan Strategi Pendidikan dalam Menunjang Pembangunan, (Jakarta: Pustaka Setia, 1973), h. 401

6

(18)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,

diketahui banyak masalah yang terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan.

Masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Sarana dan prasarana sekolah di sejumlah daerah masih jauh dari layak,

dikarenakan kerusakan gedung sekolah yang parah, dan banyak fasilitas

mendasar yang tidak dimiliki sejumlah sekolah.

2. Masih terdapat sekolah-sekolah yang tidak didukung dengan sarana dan

prasarana yang baik dikarenakan kurangnya biaya dan perhatian khusus

dari pemerintah.

3. Terdapat sekolah-sekolah yang memadai yang didukung oleh sarana dan

prasarana yang baik, akan tetapi tidak bisa mengelolanya dengan baik

sehingga banyak terdapat fasilitas yang rusak dan terbengkalai.

4. Tidak efisiennya penggunaan sarana prasarana yang mengakibatkan

terhambatnya aktivitas pendidikan dikarenakan ketakutan akan kerusakan

sarana tersebut, seperti alat-alat peraga dan laboraturim.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, diketahui banyak

masalah yang muncul terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan. Namun

mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu, biaya, dan kemampuan

akademik, masalah yang diangkat dalam penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan

manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMP Dwiguna Depok.

Adapun yang dimaksud dengan sarana dan prasarana pendidikan adalah

semua peralatan serta perlengkapan yang secara langsung maupun tidak langsung

digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.7

7

(19)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan

tersebut, maka permasalahan yang timbul adalah: Bagaimana pelaksanaan

manajemen sarana dan prasarana di SMP Dwiguna Depok?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengalaman

mengenai pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang

sebenarnya terjadi dilapangan.

2. Bagi sekolah, sebagai informasi dan bahan masukan dalam upaya lebih

meningkatkan pengelolaan dan pengembangan kualitas sarana dan

prasarana pendidikan. Disamping memberikan penjelasan yang bersifat

teori tentang pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di

(20)

BAB II

ACUAN TEORITIS

A. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Prasarana dan Sarana Pendidikan

Prasarana pendidikan merupakan semua komponen yang secara tidak

langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar di sekolah. Sebagai contoh:

jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan sebagainya.1

Menurut Tholib Kasan prasarana secara etimologi (arti kata) berarti alat

tidak langsung untuk mencapai tujuan. Prasarana pendidikan misalnya

lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah raga dan sebagainya.2

Adapun menurut E. Mulyasa prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.3 Sedangkan sarana pendidikan adalah semua peralatan serta perlengkapan

yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Contoh: gedung

sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain-lain.4

1

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan, (Malang: IKIP Malang, 1989), h. 135

2

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Press, 2000), h. 91

3

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 49

4

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan, ... h. 135

(21)

Menurut Tholib Kasan sarana pendidikan adalah alat langsung untuk

mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboraturium,

dan sebagainya.5

Menurut E. Mulyasa sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan

yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya

proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat

dan media pengajaran.6

Adapun yang dimaksud dengan sarana pendidikan di dalam sistem penyelenggaraan pendidikan adalah himpunan sarana yang diperlukan untuk menjalankan proses pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Himpunan sarana ini dikelompokkan dalam:

1. Sarana tenaga pengajar. 2. Sarana fisik.

3. Sarana administrasi, dan 4. Waktu.7

Sebagai sarana akademik, tenaga pengajar merupakan sarana yang perlu

mendapat perhatian. Karena sifat manusiawinya, maka sarana ini harus dikelola

secara manusiawi pula. Tenaga pengajar merupakan sarana yang mahal,

investasinya lama, kerusakannya mudah. Seorang tenaga akademik yang karena

sebab kecil kehilangan motivasi dapat dikatakan tidak berfungsi lagi, oleh karena

itu pembinaan sarana ini sangat penting.

Sarana fisik, tergantung bidang studi. Satu bidang studi memerlukan

jumlah dan variasi sarana yang berbeda dengan bidang studi lainnya, seperti

laboratorium jurusan.

Sarana administrasi merupakan sarana penunjang. Dalam penyelenggaraan

pendidikan sistem kredit semester, maka dukungan administrasi yang kuat, cepat

dan tepat sangat penting. Sampai saat ini perhatian sekolah terhadap administrasi

ini masih kecil. Hal ini perlu diperbaiki untuk berhasilnnya sisitem kredit

semester.

5

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, ... h. 91 6

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, ... h. 49 7

(22)

Waktu merupakan sarana yang paling unik, ini adalah abstrak dan paling

sukar diatur dalam arti perjalanannya tidak dapat dikendalikan. Oleh karena itu

terjadinya penyelenggaraan pendidikan memerlukan bertemunya program, sarana,

dan input pada suatu waktu, maka waktu sebagai sarana menjadi sangat penting

seperti sarana ayang lain. Uniknya waktu adalah bila telah berlalu tidak kembali

dan kalau tidak dipakai hilang begitu saja. Karenanya, suatu acara pendidikan

yang tepat penyelenggaraannya bila diukur dengan waktu yang sudah hilang tak

akan dapat diulangi lagi, melainkan hanya dapat dicarikan waktu penggantinya.

Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sarana dan

prasarana pendidikan adalah semua komponen yang sacara langsung maupun

tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan

dalam pendidikan itu sendiri. Secara umum sarana pendidikan terdiri atas 3 (tiga)

kelompok besar, yaitu:

• Bangunan dan perabot sekolah.

• Alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan dan alat-alat peraga dan

laboraturium.

• Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang

menggunakan alat terampil.

2. Fungsi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar, prasarana

pendidikan berfungsi tidak langsung. Yang termasuk di dalam prasarana

pendidikan adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah,

jaringan jalan, air, telepon, serta perabot/mebiler. Sedangkan sarana pendidikan

berfungsi langsung terhadap proses belajar mengajar, seperti alat pelajaran, alat

peraga dan media pendidikan.8

Ketiga macam golongan tersebut akan diuraikan satu persatu berdasarkan

klasifikasinya masing-masing:

8

(23)

1. Alat pelajaran adalah semya benda yang dapat digunakan secara langsung

oleh guru maupun murid dalam proses belajar mengajar, atau/alat benda

yang dipergunakan secara langsung oleh guru maupun murid dalam proses

belajar mengajar. Alat pelajaran dapat berupa buku tulis, gambar-gambar,

alat-alat tulis-menulis lain seperti kapur, penghapus, dan papan tulis

maupun alat-alat praktek, semuanya termasuk ke dalam lingkup alat

pelajaran.

2. Alat peraga adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, baik

berupa benda ataupun perbuatan dari yang tingkatnya paling kongkrit

sampai yang paling abstrak yang dapat memepermudah pemberian

pengertian (penyampaian konsep) kepada murid atau segala sesuatu yang

digunakan guru untuk memperagakan atau memperjelas pelajaran.

3. Media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai

perantara di dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi

efektivitas dan efisiensi, tetapi dapat pula sebagai pengganti peranan guru.

Biasanya klasifikasi media pendidikan didasarkan atas indera yang

digunakan untuk menangkap isi dari materi yang disampaikan dengan

media tersebut. Dengan cara pengklasifikasian ini dibedakan atas:

• Media audio atau media dengar, yaitu media untuk pendengaran.

• Media visual atau media tampak, yaitu media untuk penglihatan.

• Media audio visual atau media tampak-dengar, yaitu media untuk

pendengaran dan penglihatan.

Menurut Suharsimi Arikunto yang dikutif oleh Suryosubroto, ditinjau dari

fungsi atau perannya terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar, maka sarana

pendidikan (sarana material) dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Alat pelajaran.

2. Alat peraga.

3. Media pengajaran.9

9

(24)

Selain memberi makna penting bagi terciptanya dan terpeliharanya kondisi

sekolah yang optimal administrasi sarana dan prasarana sekolah berfungsi

sebagai:

1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang diperlukan

dalam proses belajar mengajar.

2. Memelihara agar tugas-tugas murid yang diberikan oleh guru dapat

terlaksana dengan lancar dan optimal.10

Jadi dapat disimpulkan bahwasannya sarana dan prasarana pendidikan

berfungsi secara langsung dan tidak langsung terhadap proses belajar mengajar

dan juga sebagai fasilitas untuk kebutuhan yang diperlukan dalam proses belajar

dan mengajar.

3. Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan

Ditinjau dari jenisnya, sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakan

menjadi fasilitas fisik dan fasilitas non fisik.11

Fasilitas fisik atau material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati

atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan

sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga,

media, dan sebagainya. Adapun fasilitas nonfisik yakni sesuatu yang bukan benda

mati yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu

usaha seperti manusia, jasa, uang.

Menurut Suharsimi Arikunto Fasilitas atau sarana secara garis besar dapat

dibedakan atas dua jenis, yaitu:

a. Fasilitas fisik.

b. Fasilitas uang.12

10

http://kuliahme.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan-1.html 11

Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, ………. h. 115 12

(25)

a). Fasilitas fisik, yakni segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat

dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan

sesuatu usaha. Fasilitas fisik juga disebut fasilitas materil. Contoh: kendaraan, alat

tulis-menulis, alat komunikasi, alat penampil atau praktek dan sebagainya.

b). Fasilitas uang, yakni segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu

kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang. Contohnya: penyewaan kendaraan,

dan berekreasi.

Adapun jenis sarana dan prasarana yang di perlukan di sekolah demi

kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah adalah:

• Ruang kelas : tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.

• Ruang perpustakaan : tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari sinilah siswa dapat menambah pengetahuan.

• Ruang laboratorium ( tempat praktek) : tempat siswa mengembangkan.

• pengetahuan sikap dan keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan.

• Ruang keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan mengenai keterampilan tertentu.

• Ruang kesenian : adalah tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni.

• Fasilitas olah raga : tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga.13 Jadi dapat disimpulkan bahwasannya sarana dan prasarana pendidikan

dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik

dimana keduanya mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan

sesuatu usaha dalam proses belajar mengajar, agar tujaun pendidikan yang

diharapkan dapat tercapai.

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik dan tidak

gegabah tentu diawali dengan suatu perencanaan yang matang dan baik

dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak

diinginkan.

13

(26)

Administrasi sarana sering juga disebut sebagai administrasi materil, atau

administrasi peralatan yaitu segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan

pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai

tujuan yang dietapkan secara efektif dan efisien.14

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses

kegiatan yang telah direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan

bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan, agar

senantiasa siap pakai dalam proses belajar mengajar.15 Manajemen ini dilaksanakan demi tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara

efektif dan efisien.

Menurut Soebagio Atmodiwirio, bahwasanya manajemen perlengkapan

atau manajemen logistik merupakan upaya untuk mengelola sarana dan prasarana

sedemikian rupa sehingga organisasi dapat melakukan tugasnya mencapai tujuan

sesuai yang direncanakan.16

Pengertian lain dari administrasi sarana dan prasarana adalah suatu usaha

yang di arahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan

menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai

dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada.17 Dengan demikian administrasi sarana dan prasarana itu merupakan usaha untuk mengupaya sarana

dan alat peraga yang dibutuhkan pada proses pembelajaran demi lancarnya dan

tercapainya tujuan pendidikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi sarana dan prasarana

pendidikan adalah suatu usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar

mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk

belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada.

14

Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, ………. h. 81

15

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 184

16

Soebgio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Ardadizya Jaya, 2005), h. 252

17

(27)

Sedangkan yang menjadi tujuan dari administrasi sarana dan prasarana ini adalah

agar tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana

Secara operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi:

1. Perencanaan pengadaan barang. 2. Prakualifikasi Rekanan.

3. Pengadaan sarana.

4. Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran. 5. Pemeliharaan, Rehabilitasi.

6. Penghapusan dan Penyingkiran. 7. Pengendalian.18

Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus merupakan satu kesatuan yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan timbulnya kesimpangsiuran dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan biaya, tenaga, dan waktu.

Menurut Subagyo MS. dalam bukunya Manajemen Logistik. Menyebutkan bahwa fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana terdiri dari:

1. Perencanaan kebutuhan barang. 2. Penganggaran.

3. Pengadaan.

4. Penyimpanan dan penyaluran. 5. Pemeliharaan.

6. Penghapusan. 7. Pengendalian.19

Adapun di lingkungan Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan manajemen (pengelolaan) sarana dan prasarana pendidikan dipandang sebagai suatu rantai. Rantai ini terdiri dari lima mata rantai itu terdapat suatu tonggak yang menghubungkan secara menyebar dengan tiap mata rantai yang bersifat 2 arah, yang juga bersifat cerminan dari fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan kebutuhan. 2. Proses pengadaan. 3. Proses pengiriman.

4. Penyempurnaan, pemeliharaan dan pendayagunaan. 5. Inventarisasi, monitoring, dan pengendalian.20

18

Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, ………. h. 116 19

Subagyo MS., Manajemen Logistik, (Jakarta: Haji Masaagung, 1990), h. 10 20

(28)

Dari fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana yang dikemukakan di

atas dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen sarana dan prasarana yang harus

dilakukan dalam lingkungan sekolah meliputi:

1. Fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.

2. Fungsi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.

3. Fungsi pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.

4. Fungsi penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan.

5. Fungsi pengawasan sarana dan prasarana pendidikan.

Jadi fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan tersebut di atas

dipakai sebagai indikator untuk mengukur tingkat manajemen/pengelolaan sarana

dan prasarana pendidikan di sekolah.

a. Fungsi Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Di dalam fungsi ini, fungsi perencanaan pengadaan barang, prakualifikasi

rekanan, perencanaan kebutuhan barang, dan penganggaran itu masuk ke dalam

fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Perencanaan

sarana dan prasarana pendidikan menurut Suharsimi Arikunto adalah:

“Perencanaan kebutuhan yang meliputi semua barang yang diperlukan, baik yang

bergerak atau yang tidak bergerak, sebagai pendukung pelaksanaan tugas”.21 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kata perencanaan berasal dari kata rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang. Menurut Terry (2005), perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang digariskan. Hal senada juga dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002) bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Selanjutnya, oleh Dwiantara dan Sumarto (2004) dikemukakan bahwa perencanaan adalah merupakan kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan, pengelolaan, penggunaan, pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan prasarana.22

21

Suharsimi Arikunto, Pengelola Materil, (Jakarta: Prima Karya, 1987), h. 7 22

(29)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat suatu rencana

pengadaan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan analisa terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan

alat atau media dalam penyampainnya dan analisa kebutuhan peralatan

lain untuk sekolah. Dari analisa ini dapat dibuat daftar kebutuhan alat-alat

media.

b. Mengadakan perhitungan taksiran biaya.

c. Apabila perhitungan jumlah taksiran biaya untuk pengadaan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan lebih besar dari anggaran yang tersedia, maka

perlu menyusun prioritas kebutuhan, atau pengurangan jumlah barang

sejenis yang akan dibeli.

d. Prioritas-prioritas kebutuhan yang ada pada urutan bawah, dapat ditunda

untuk perencanaan tahun berikutnya.

e. Menugaskan kepada staf tata usaha untuk melaksanakan pengadaan alat

tersebut.

Meskipun pada umumnya perencanaan dan pendirian bangunan bagi

sekolah negeri menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam kenyataannya dewasa

ini, sesuai dengan kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan dan pengajaran

di negara kita, banyak sekolah yang didirikan oleh masyarakat dan atau

pemerintah setempat dengan bekerja sama dengan para guru. Untuk itu sangat

diperlukan pengetahuan bagi para guru tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan perencanaan dan pendirian sekolah seperti pengetahuan dan kecakapan

mengenai:

1. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan.

2. Mengusahakan, merencanakan, dan menggunakan biaya pendirian gedung

sekolah.

3. Menetukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang,

asrama, lapangan olah raga, podium, kebun sekolah, dan sebagainya. Serta

komposisinya satu sama lain.

4. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang

(30)

5. Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan.

6. Apa yang tercantum pada nomor 1 s/d 5 di atas sangat erat hubungannya

dengan kurikulum, kondisi-kondisi, serta kemajuan masyarakat setempat

dan bertambahnya jumlah anak-anak setiap tahunnya yang memerlukan

sekolah tersebut.23

Berdasarkan pengertian di atas, pada dasarnya perencanaan merupakan

suatu proses kegiatan untuk menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan

dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

hal ini perencanaan yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian,

pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan

sesuai dengan kebutuhan.

Perencanaan merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan pada setiap

kegiatan, karena tanpa ada rencana maka kegiatan tidak dapat berjalan lancar.

Demikian halnya dengan sarana dan prasarana pendidikan perlu dibuat rencana

pengadaannya. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

merupakan kebutuhan yang meliputi semua barang yang diperlukan, baik yang

bergerak maupun yang tidak bergerak, atau baik langsung maupun yang tidak

langsung yang menunjang proses belajar mengajar agar tercapainya tujuan

pendidikan yang diharapkan.

Jadi dalam perencanaan sarana dan prasarana bangunan sekolah atau pendidikan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Perencanaan lokasi. 2. Perencanaan regional. 3. Perencanaan ekonomi. 4. Peserta didik.

5. Faktor-faktor sosial dan budaya. 6. Faktor transportasi.

7. Suplai (Pengadaan) personal. 8. Faktor-faktor administratif. 9. Fasilitas-fasilitas pendidikan. 10.Pembiayaan, dan

11.Lokasi (lahan). 24

23

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), h. 12

24

(31)

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan

sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, yaitu: (1) Dapat membantu dalam

menentukan tujuan, (2) Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah

yang akan dilakukan, (3) Menghilangkan ketidakpastian, dan (4) Dapat dijadikan

sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian

dan bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan

efisien.

b. Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua

jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan

kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks

persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara

menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan

dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara

efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama

dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada

hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan

prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan

dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan

sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pengadaan merupakan kegiatan untuk menyediakan perlengkapan dalam

usaha untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Ada beberapa

alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan.

Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembelian.

2. Pembuatan Sendiri.

3. Pengiriman Hibah atau Banatuan. 4. Penyewaan.

(32)

8. Perbaikan atau Rekondisi.25

c. Fungsi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Di dalam fungsi pemeliharaan ini, fungsi pendayagunaan termasuk di

dalamnya. Menurut Subagyo MS. Pemeliharaan adalah usaha atau proses kegiatan

untuk mempertahankan kondisi teknis dan daya guna suatu alat produksi fasilitas

kerja dengan jalan merawat, memperbaiki, merehabilitasi dan menyempurnakan.26 Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.27

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan perlu dilakukan agar

kondisi barang tetap dalam keadaan baik atau siap dipakai dan dapat bertahan

lama, sehingga dapat menghemat pengeluaran aggaran untuk pengadaan sarana

dan prasarana pendidikan. Menurut hukum waktunya pemeliharaan sarana dan

prasarana pendidikan dapat dibedakan dalam:

• Pemeliharaan sehari-hari. Dilakukan oleh pegawai yang menggunakan

barang-barang tersebut dan bertanggung jawab atas barang tersebut.

• Dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 2 bulan sekali, 3 bulan

sekali, dan sebagainya. Pelaksanaan pemeliharaan dapat dilakukan sendiri

dan dengan piahakl kedua.28

Adapun tujuan dan manfaat dari pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan adalah sebagai berikut:

25

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, ………. h. 14-17

26

Subagyo MS., Manajemen Logistik, ………. h. 87 27

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, ………. h.31

28

(33)

Tujuan pemeliharaan:

a. Untuk mengoptimalkan usia pakai perlatan. Hal ini sangat penting

terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli suatu

peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian

dari peralatan tersebut.

b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung

kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui

pencekkan secara rutin dan teratur.

d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat

tersebut.

Manfaat pemeliharaan:

a. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu

mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.

b. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang

berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.

c. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol

sehingga menghindar kehilangan.

d. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang.

e. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.

d. Fungsi Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Di dalam fungsi ini, fungsi inventarisasi dan penyaluran termasuk di

dalamnya. Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha melakukan

pengurusan penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam ruang

penyimpanan.

Penyimpanan ialah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil

pengadaan barang-barang yang keluar atau akan didistribusikan, dan disimpan

dalam gudang. Kegiatan penyimpanan meliputi: menerima, menyimpan, dan

mengeluarkan barang di/dari gudang. 29

29

(34)

Fungsi penyimpanan ini melliputi perencanaan/pengembangan

ruang-ruang penyimpanan (storage space), penyelenggaraan tatalaksana penyimpanan

(storage procedure) perencanaan/penyimpanan/pengoperasian alat-alat pembantu

pengatur barang (material handling equipment), tindakan-tindakan keamanan dan

keselamatan (security and safety).

e. Fungsi Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Di dalam fungsi ini, fungsi penghapusan, penyingkiran, pengendalian, dan

rehabilitasi masuk ke dalam fungsi pengawasan. Kegiatan pengawasan dapat

berupa melaksanakan pengamatan, evaluasi dan meminta laporan untuk

mendapatkan gambaran dan informasi tentang keadaan atau perlengkapan. Selain

itu pengawasan dapat pula berupa pemberian pengarahan dan bimbingan terhadap

pengelolaan sarana dan prasarana yang telah dilakukan dalam satu periode untuk

mencapai tertib administrasi dan tertib teknis.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian seperti disusun serangkaian

kegiatan sebagai berikut:

a. Mengikuti proses manajemen, dari perencanaan sampai penghapusan.

b. Mengadakan konsultasi dengan pihak pemimpin bila terjadi

penyimpangan dalam pelakasanaan.

c. Menyusun tata cara laporan baik lisan maupun tertulis.

d. Mengadakan konsultasi dengan pihak pelaksanaan fungsi masing-masing bila terjadi penyimpangan yang bersifat teknis.

e. Mengadakan koordinasi anatara fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi lainnya.

f. Menyusun laporan menyeluruh secara periodik tentang pelaksanaan proses manajemen yang terjadi dalam amsing-masing unit.30

Keseluruhan proses di atas dilakukan untuk mencegah adanya

penyelewengan dan kesalahan dalam pelaksanaan prosedur manajemen sarana dan

prasarana pendidikan. Maka dari itu diadakan kegiatan pengahapusan, setelah

kegiatan penghapusan selesai, proses selanjutnya menginformasikan kebutuhan

sarana dan prasarana yang bersangkutan untuk kemudian dilakukan kegiatan

perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.

30

(35)

Di samping itu kegiatan penyusutan terhadap barang atau sarana di dalam

fungsi pengawasan sangatlah perlu dilakukan, dikarenakan penyusustan barang

penting jika sekolah akan menambah pengadaan barang, yang sering terjadi

adalah kekurangan tempat penyimpanan. Penyusutan adalah kegiatan yang

bertujuan untuk memusnahkan barang yang sudah tidak dipakai lagi sehingga

tempatnya masih dapat dimanfaatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut kepala

sekolah perlu mempertimbangkan adanya tindakan penyusustan barang. Kegiatan

pengaturan, pemeliharaan dan penyusutan sarana pendidikan yang merupakan

bagian dari pengelolaan sarana dan prasarana haruslah selalau dilakukan dengan

cara yang baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar sarana pendidikan

dapat dimanfaatkan secara optimal.

Adapun penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk:

1. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan

biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk,

berlebihan atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi.

2. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.

3. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak

dipergunakan lagi.

4. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

Kegiatan penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan

pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan

sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk

mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena

sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang

diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan

(36)

dan prasarana pendidikan persekolahan harus mempertimbangkan alasan-alasan

normatif tertentu dalam pelaksanaannya.31

3. Kriteria Sarana dan Prasarana Pendidikan

Kriteria sarana dan prasarana pendidikan yang dapat penulis uraikan

sebagai berikut:

a. Kriteria untuk alat pengajaran dan media pengajaran

Bagi kriteria ini, tidak ada kriteria khusus yang menunjukan kepada

penilaian baik buruknya media dan alat pengajaran yang digunakan. Namun

demikian, menurut Roestiyah NK bahwa: “Media itu saling bertautan, erat

hubungannya dengan tujuan pendidikan, bahan pelajaran, metode pengajaran,

pribadi murid, minat, dan kemauan siswa”.32 Dengan kata lain kriteria media dan alat pengajaran yang baik adalah jika media itu:

1. Memperbesar/meningkatkan perhatian anak.

2. Mencegah verbalisme.

3. Membantu menumbuhkan pemikiran/pengertian yang teratur dan

sistematis.

4. dapat berorientasi langsung dengan lingkungan dan memberikan kesamaan

dalam pengamatan.

5. Membangkitkan motivasi kegiatan belajar serta memberikan pengalaman

yang menyeluruh.

b. Kriteria Untuk Gedung Sekolah

Untuk kriteria baik tidaknya gedung sekolah ini ditentukan oleh beberapa

faktor yaitu:

1. Peruntukan dan intensitas bangunan.

2. Arsitektur dan lingkungan.

3. Struktur bangunan gedung.

4. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran.

31

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, ………. h.52

32

(37)

5. sarana jalan masuk dan keluar.

6. Transfortasi dalam gedung.

7. Pencahayaan.

8. Instalasi listrik, penangkal petir dan komunikasi dalam gedung.

9. Instalasi gas.

10.Ventilasi dan pengkondisian udara.

11.Kebisingan dan getaran.

c. Kriteria Untuk Ruangan/Bangunan Sekolah

Untuk kriteria ruangan/bangunan ada empat macam tipe yaitu:

Tipe A : Mempunyai daya tampung maksimal 33 kelompok belajar,

masing-masing kelompok 40 murid dengan jumlah minimal 1200 dan

maksimal 1400 murid.

Tipe B : Mempunyai daya tampung maksimal 23 kelompok belajar,

masing-masing kelompok 40 murid dengan jumlah minimal 400 dan maksimal

900 murid.

Tipe C : Mempunyai daya tampung maksimal 12 kelompok belajar,

masing-masing kelompok 40 murid dengan jumlah minimal 400 dan maksimal

480 murid.

Tipe D : Mempunyai daya tampung 7 kelompok belajar, masing-masing

kelompok 40 murid dengan jumlah minimal 250 dan maksimal 280

murid.33

d. Kriteria Untuk Perabot Sekolah

Adapun untuk kriteria baik tidaknya perabot sekolah dapat dilihat melalui

indikator sebagai berikut:

1. Sekolah Dasar, 1 sampai 13 ruangan

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 1 samapai 17 ruangan

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, 1 sampai 19 ruangan.

33

(38)

Dari berbagai uraian teori tentang sarana dan prasarana pendidikan maka

yang dimaksud dengan manajemen sarana dan prasarana adalah seluruh proses

kegiatan yang telah direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan

bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan, agar

senantiasa siap pakai dalam proses belajar mengajar. Manajemen ini dilaksanakan

demi tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan

efisien.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan terbagi dalam tiga aspek.

Pertama, ditinjau dari fungsinya, ada barang berfungsi tidak langsung (seperti

pagar, tanaman, dan lain-lain) dan barang berfungsi langsung (seperti media

pembelajaran dan lain-lain). Kedua, ditinjau dari jenisnya, ada fasilitas fisik

(misalnya kendaraan, komputer dan lain-lain) dan fasilitas material (seperti

manusia, jasa dan lain-lain). Ketiga, ditinjau daro sifat barangnya, ada barang

bergerak dan barang tidak bergerak (seperti gedung, sumur dan lain-lain).

Efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana di sebuah sekolah dapat

diukur berdasarkan aspek (1) Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan, (2) Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, (3) Pemeliharaan

sarana dan prasarana pendidikan, (4) Penyimpanan sarana dan prasarana

(39)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sarana dan

prasarana pendidikan sekaligus untuk mengukur efektivitas pelaksanaannya.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dwiguna Depok, adapun waktu

penelitian dilaksanakan selama dua bulan, yaitu bulan Juli dan bulan Agustus

tahun 2009. Dalam dua bulan inilah penulis berupaya menggunakan waktu

seefektif mungkin untuk melakukan penelitian.

C. Metode

Mengingat penelititan ini tidak dimaksudkan menguji hipotesis, penulis

menggunakan metode deskriptif yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran

atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap

objek yang diteliti.

D. Populasi dan Sampel

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan

seluruh guru SMP Dwiguna Depok yang berjumlah 25 orang. Mengingat

keterbatasan populasi, maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian.

Dengan demikian penelitian ini menggunakan sampel jenuh atau sensus.

(40)

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu:

1. Observasi, digunakan untuk mengamati dan mencatat seluruh kegiatan

pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMP

Dwiguna Depok.

2. Wawancara, untuk mengetahui kebenaran secara langsung penulis

mengadakan wawancara kepada kepala sekolah. Hasil wawancara ini

dapat memberikan keterangan tentang keadaan sarana dan prasarana yuang

tersedia di SMP Dwiguna Depok.

3. Dokumentasi, yang digunakan untuk mendapatkan hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,

dan peraturan-peraturan. Dalam hal ini, penulis gunakan untuk

mendapatkan data-data yang berkenaan dengan latar belakang berdirinya

SMP Dwiguna Depok atau data-data yang berkenaan dengan dokumen

SMP Dwiguna.

4. Angket, yang digunakan adalah angket yang bersifat tertutup dengan

memberikan 4 pilihan jawaban bagi responden, yaitu selalu, sering,

kadang-kadang, dan tidak pernah.

F. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif.

Data yang telah dikumpulkan ditabulasikan dan dihitung persentase jawaban yang

diberikan responden. Perhitungan persentase jawaban responden dilakukan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:1 Persentase = f x 100%

N

Keterangan:

F = Frekuensi

N = Jumlah Responden

1

(41)

1. Mendeskripsikan data tersebut dan memberikan gambaran tentang

pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMP

Dwiguna Depok.

2. Menganalisis data tersebut dengan mendeskripsikan tentang pelaksanaan

manajemen sarana dan prasarana pendidikan.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Berdasarkan judul yang diangkat dan metode penelitian yang digunakan,

(42)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

NO ASPEK INDIKATOR JUML

AH

• Menyusun perkiraan biaya

• 2

• Menyediakan sarana dan

prasarana

• Penjagaan atau pencegahan

• Perbaikan sarana dan prasarana

• Pembersihan sarana dan

(43)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dipaparkan temuan-temuan penelitian

sebagai berikut:

Kegiatan atau pengelolaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di

SMP Dwiguna Depok dilakukan melalui:

1. Kegiatan perencanaan berupa pembelian/pengadaan sarana dan prasarana

yang baru maupun pembetulan sarana dan prasarana yang rusak dengan

mempertimbangkan skala prioritas, alokasi waktu, dan alokasi dana yang

tersedia. Pada kegiatan ini kepala sekolah melakukan agenda kegiatan

perencanaan terhadap pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang

proses belajar mengajar, agar tercapainya tujuan dari pendidikan itu

sendiri.

2. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan berupa pengadaan

barang yang dibutuhkan yang dapat menunjang proses belajar mengajar.

Dalam hal ini sepenuhnya diberikan kepada bagian manajemen sarana dan

prasarana, akan tetapi karena manajemen itu sendiri tidak berjalan dengan

baik, maka kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ini

dipegang langsung oleh kepala sekolah yang dibantu oleh wakil kepala

sekolah dan bagian tata usaha sekolah. Agar pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan di sekolah dapat digunakan secara efisien, maka

kepala sekolah terlebih dahulu mengadakan pembinaan terhadap para guru

(44)

dan karyawan mengenai penggunaan sarana dan prasarana pendidikan

yang ada setiap tahunnya.

3. Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan berupa

penyusunan dan peraturan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan

yang ada disekolah disamping itu kegiatan pemeliharaan ini berupa

perawatan secara berkala terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang

ada agar dapat dipergunakan lebih lama. Bahkan kepala sekolah pun sering

mengintruksikan mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana kepada

para murid, agar murid dapat disiplin dalam menggunakan dan menjaga

sarana dan prasarana belajar sekolah.

4. Dalam kegiatan penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di

sekolah, sekolah telah menyediakan ruangan dan beberapa lemari besar

untuk penyimpanan sarana dan prasarana tersebut. Akan tetapi ruangan

untuk sarana dan prasarana ini masih kurang memadai atau kurang

terorganisir dengan baik, ini dapat dilihat dari masih adanya penumpukan

barang-barang dan belum tersimpan sesuai dengan sifat dan bentuk barang

tersebut atau pengklasifikasian barang. Disamping itu kegiatan

penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan ini juga berupa

penggolongan atau pengelompokan barang sesuai dengan jenisnya

masing-masing.

5. Kegiatan penghapusan sarana dan prasarana ini dilakukan jika terdapat

atau adanya sarana dan prasrana sekolah yang tidak layak pakai lagi (rusak

berat). Bentuk kongkrit dari kegiatan penghapusan ini seperti pembakaran

buku-buku yang telah usang, kursi dan meja yang sudah rapuh, dan

pelelangan sarana dan prasarana yang sudah tidak produktif lagi seperti

komputer dan lain sebagainya.

Pada temuan-temuan tersebut, maka efektifitas pengelolaan manajemen

sarana dan prasarana pendidikan di SMP Dwiguna Depok cukup baik, seperti

keadaan ruang belajar yang telah dilengkapi dengan perlengkapan penunjang

lainnya yaitu seperti kursi siswa dan guru, meja siswa dan guru, serta satu buah

(45)

Keadaan sarana dan prasarana yang baik itu telah dipergunakan sebaik

mungkin, hal ini dapat diketahui melalui hasil observasi yang menunjukkan

bahwa proses belajar mengajar telah berjalan dengan baik melalui penggunaan

sarana dan prasarana yang ada, sehingga tercapainya tujuan dari pendidikan itu

sendiri. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan ini memudahkan para guru

dan siswa dalam melakukan aktifitas belajar mengajar sehinggga tercapainya

suatu tujuan dari pendidikan.

B. Saran

Dalam kegiatan perencanaan, pengadaan, dan penghapusan sarana dan

prasarana sudah baik itu dapat dilihat dari kegiatan pangadaan penambahan ruang

kelas dan kantor yang terus ditingkatkan. Untuk itu hendaknya sekolah dalam hal

kegiatan pemeliharaan dan penyimpanan sarana dan prasaran perlu ditingkatkan

sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan pemeliharaan, hendakanya sekolah menyusunan peraturan

terhadap penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah.

Di samping itu dalam kegiatan pemeliharaan ini hendaknya sekolah

melakukan perawatan secara berkala terhadap sarana dan prasarana

pendidikan yang ada, agar senantiasa dapat dipergunakan lebih lama.

Bahkan kepala sekolah diharapkan selalu mengintruksikan mengenai

pemeliharaan sarana dan prasarana kepada para murid, agar murid dapat

disiplin dalam menggunakan dan menjaga sarana dan prasarana belajar

sekolah.

2. Kegiatan penyimpanan sarana dan prasarana, hendaknya sekolah

menyediakan tempat yang memadai dengan memperhatikan beberapa

faktor pendukungnya seperti lokasi, konstruksi, bentuk, atau sifat/jenis

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dwiguna yang beralamat di Jl. H. Dul

No. 30 Pondok Terong Pancoran Mas Kota Depok berdiri pada tahun 2000 di

bawah kepemimpinan Drs. H. Muahammad Sufie Sidiq, M.M. SMP ini berada di

bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhlas.

Adapun visi dan misi SMP Dwiguna Depok adalah sebagai berikut:

Visi

Menjadikan sekolah unggulan yang menghasilkan tamatan berkualitas

serta melahirkan generasi muda yang kompeten dan mandiri melalaui

pengembangan IPTEK dan IMTAQ.

Misi

1. Melaksanakan layanan prima terhadap siswa dalam semua aspek sarana

dan prasarana untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan

mandiri.

2. Meningkatkan kualitas tamatan yang sesuai dengan standar kompetensi

nasional (SKN) dalam menghadapi era globalisasi.

3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalaui penerapan IPTEK dan

IMTAQ.

4. Melaksanakan KBM dan kegiatan extrakurikuler untuk mengembangkan

minat dan bakat siswa dalam meraih prestasi.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Perencanaan sarana dan prasarana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan tentang : 1) pengembangan pengadaan sarana prasarana; 2) pengembangan penggunaan sarana prasarana, dan 3) pengembangan perawatan

yang berolah raga itu sendiri. Sehingga disini kunci dan tujuan sarana prasarana adalah sehingga media olah raga yang diharapkan dengan adanya sarana penunjang

Kondisi MAPK MAN 1 Surakarta merupakan sekolah dengan sarana prasarana yang belum memadai secara optimal untuk kepentingan warga sekolah dalam kegiatan belajar

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan kerjasama dalam pengorganisasian atau pendayagunaan segala sarana dan prasarana yang

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang kedua adalah untuk meringankan beban kerja dan pencegahan keborosan, dengan penghapusan sarana dan prasarana yang tidak

SIMPULAN Hasil evaluasi sarana dan prasarana pariwisata di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang yang mencakup sarana pokok, penunjang, pelengkap, prasarana umum dan prasarana kebutuhan

Kendala-kendala dalam peningkatan sarana dan prasarana antara lain: keterbatasan biaya, kelebihan sarana dan prasarana yang sebenarnya tidak urgent dibutuhkan sekolah, ketersediaan