E. Instrumen Penelitian
6. Proses Pengembangan Instrumen
Rista Nurita, 2014
Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi Melalui Portofolio Dan PLPG di SMAN se-Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk melakukan pengukuran dari instrumen tersebut agar data yang diperlukan akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013:133) bahwa:
Skala pegukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukut terebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Untuk setiap alternatif jawaban setiap item menggunakan skor penilaian dari 1 sampai 5 dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Bobot
Selalu (SL) 5
Sering (SR) 4
Kadang-kadang (KD) 3
Hampir Tidak Pernah (HTP) 2
Tidak Pernah (TP) 1
Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan cara cheklist (√) pada alternatif jawaban yang sudah ditentukan atau dipilih. Instrumen ini berbentuk angket sebagai alat pengumpul data.
6. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen sebagai alat pengukur variabel penelitian sebelum disebarkan pada responden sebenarnya terlebih dahulu diujicobakan kepada responden yang memiliki karakteristik sama dengan responden sebenarnya. Suatu Instrumen harus memenuhi syarat utama valid dan reliabel sehingga
67
Rista Nurita, 2014
Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi Melalui Portofolio Dan PLPG di SMAN se-Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengukuran yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013:173) mengemukakan bahwa:
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Pengujian instrumen ini disebar di SMAN 2 Kota Cmahi dan SMAN 4 Kota Cimahi tepatnya pada tanggal 18-23 Agustus 2014. Setelah instrumen diujicobakan selanjutnya pengolahan uji coba angket dengan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reabilitas.
Dengan demikian untuk menentukan apakah instrumen tersebut layak atau tidak digunakan dalam penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitasnya. Pengujian validitas dan reabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan pengolah data statistik yaitu rumus untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrumen, baik secara keseluruhan maupun untuk masing-masing butir pertanyaan di dalam instrumen.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen . Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat sugiyono yang
menyatakan bahwa “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013:178) yang mengemukakan bahwa:
68
Rista Nurita, 2014
Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi Melalui Portofolio Dan PLPG di SMAN se-Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang kuat. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap korelasi, Masrun (dalam Sugiyono, 2013:188) berpendapat bahwa:
Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skot total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3”. Jadi korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen itu sendiri menggunakan rumus Pearson Product Moment (Riduan, 2010:80):
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi
∑X = Jumlah skor Item
∑Y = Jumlah skor Total ( Seluruh Item)
n = Jumlah responden
Selanjutnya untuk menentukan reabilitas tidaknya instrumen didasarkan pada keputusan sebagai berikut:
jika r hitung > rkritis , maka butir soal memiliki validitas konstruksi yang baik jika rhitung < rkritis, maka butir soal tidak memiliki konstruksi yang baik Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:
r
xy=
� ( )−( ) .( )69
Rista Nurita, 2014
Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi Melalui Portofolio Dan PLPG di SMAN se-Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Angket Kinerja Guru No.
Item Harga r hitung Harga rkritis Keputusan
1 0,488 0,3 Valid 2 0,204 0,3 Tidak valid 3 0,245 0,3 Tidak valid 4 0,325 0,3 Valid 5 0,475 0,3 Valid 6 0,550 0,3 Valid 7 0,590 0,3 Valid 8 0,189 0,3 Tidak valid 9 0,114 0,3 Tidak valid 10 0,371 0,3 Valid 11 0,448 0,3 Valid 12 0,358 0,3 Valid 13 0,522 0,3 Valid 14 0,391 0,3 Valid 15 0,318 0,3 Valid 16 0,538 0,3 Valid 17 0,633 0,3 Valid 18 0,206 0,3 Tidak valid 19 0,414 0,3 Valid
70
Rista Nurita, 2014
Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi Melalui Portofolio Dan PLPG di SMAN se-Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
20 0,401 0,3 Valid 21 0,477 0,3 Valid 22 0,380 0,3 Valid 23 0,014 0,3 Tidak valid 24 0,665 0,3 Valid 25 0,639 0,3 Valid 26 0,265 0,3 Tidak valid 27 0,422 0,3 Valid 28 0,620 0,3 Valid 29 0,366 0,3 Valid 30 0,388 0,3 Valid 31 0,394 0,3 Valid 32 0,348 0,3 Valid 33 0,348 0,3 Valid 34 0,348 0,3 Valid 35 0,433 0,3 Valid 36 0,287 0,3 Tidak valid 37 0,436 0,3 Valid 38 0,638 0,3 Valid 39 0,627 0,3 Valid 40 0,143 0,3 Tidak valid 41 0,524 0,3 Valid Keterangan Tabel :
Jumlah item yang valid sebanyak 32 item
Jumlah item yang tidak valid sebanyak 9 item
Berdasarkan hasil uji validitas angket tersebut menghasilkan 32 item pernyataan yang dinyatakan valid, 9 item pernyataan tidak valid (yaitu item nomor 2,3,8,9,18,23,26,36, dan 41) dari jumlah item yang tidak valid, maka keseluruhan item dihilangkan. Hal tersebut dilakukan karena setiap indikator telah terwakili.
71
Rista Nurita, 2014
Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi Melalui Portofolio Dan PLPG di SMAN se-Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Item yang dihilangkan
No. Pernyataan
2. Bapak/Ibu merumuskan tujuan pembelajaran memuat aspek-aspek kognitif, apektif, dan psikomotor
3. Bapak/Ibu mengkaji kebutuhan peserta didik setiap merumuskan tujuan pembelajaran
8. Bapak/Ibu merancang kegiatan pembelajaran yang memuat fakta keragaman nilai kehidupan sosial masyarakat
9. Bapak/Ibu menghubungkan unsur pengalaman pribadi dalam materi pembelajaran yang diberikan
18. Bapak/Ibu setiap mengawali pelajaran melakukan aksi tertentu untuk menarik perhatian peserta didik
23. Bapak/Ibu menjelaskan materi dengan menyisipkan bahasa asing setiap menyajikan pelajaran
26. Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran seperti infokus setiap menyajikan materi pembelajaran
36. Bapak/Ibu menerapkan teknik, bentuk, dan jenis penilaian baru setiap mata pelajaran
40. Bapak/Ibu rutin menyampaikan hasil pembelajaran peserta didik kepada orang tua
2. Uji Reabilitas
Selain harus memenuhi kriteria valid, instrumen penelitian pun harus reliabel. Reliabilitas menunjukkan bahwa isntrumen penelitian dapat
72
Rista Nurita, 2014
Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi Melalui Portofolio Dan PLPG di SMAN se-Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut dapat dikatakan sudah baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:154)
yang menyatakan “ reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik”.
Metode yang digunakan untuk menguji reabilitas instrumen pengumpul data yaitu metode Alpha Riduwan (2007:115) dengan rumus :
Dimana :
r = Nilai Reabilitas
∑S1 = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total
k = Jumlah item
Adapun langkah-langkah mencari nilai reabiltas dengan metode Alpha
sebagai berikut:
a. Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
Dimana:
Si = Varians skor tiap-tiap item
∑Xi = Jumlah kuadrat item Xi
r
11=
� �−11 −
1 1 Si = �2− � 2 � �73
Rista Nurita, 2014
Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi Melalui Portofolio Dan PLPG di SMAN se-Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden
b. Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:
∑Si = S1 + S2 + S3...Sn
Dimana:
∑Si = Jumlah Varians semua item
S1, S2, S3 =Varians item ke-1,2,3...n
c. Menghitung Varians total dengan rumus:
Dimana:
St = Varians total
∑Xt = Jumlah kuadrat X total (∑Xt)2 = Jumlah X totaldikuadratkan N = Jumlah responden
d. Masukkan nilai Alpha dengan rumus:
St
=
�2− � � 2 �r
11=
��−1