• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Proses Pengembangan Instrumen

Setelah instrumen disusun, tahap selanjutnya yaitu melakukan uji coba terhadap instrumen tersebut dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrumen

tersebut valid atau tepat terhadap aspek yang diukur (Arikunto, 2001 ; 144). Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Menurut Akdon (2008) Jika instrumen itu valid maka alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu dikatakan valid dan bisa digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Atas dasar tersebut, maka instrumen ini diuji cobakan untuk mengetahui tingkat validitas. Validitas instrumen diuji cobakan pada anak Kelompok B yang secara umum mempunyai tingkat yang sama tentang keterampilan berbicara dan keterampilan sosial dengan kelompok anak yang akan dijadikan kelompok dalam penelitian ini. Uji coba validitas instrumen dilakukan pada anak-anak kelompok B sebanyak 24 orang anak di TK PGRI Mekarsari yang beralamat di Dusun Cimuncang Desa Mulyamekar Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.

Suatu pernyataan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,300 (Kaplan &Saccuzo, 1993).

Uji validitas yang digunakan untuk instrumen berupa skor dikotomi yaitu bernilai 0 dan 1 digunakan korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

= − ∑

∑ − ∑ ∑ − ∑

Keterangan:

N = Jumlah peserta tes X = Skor item

Y = Skor total

r

xy = koefisien korelasi antara X dan Y

Selanjutnya interpretasi koefisien korelasi validitas yang diperoleh menggunakan klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990 : 147) seperti terlihat pada tabel 3.2.

Untuk mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir (X) dan skor total (Y), dengan kriteria:

1. Bila Rhitung≥ Rkritis maka butir instrumen valid 2. Bila Rhitung≤ Rkritis maka butir instrumen tidak valid (Sugiyono, 2009).

Setelah dilakukan uji coba terhadap instrumen penelitian untuk mengukur peningkatan keterampilan berbicara dan keterampilan sosial anak dapat kita lihat mana instrumen penelitian yang valid dan mana yang tidak valid (lihat lampiran E).

Persentase item pertanyaan keterampilan berbicara yang valid dan tidak valid berdasarkan hasil analisis validitas dapat dilihat dalam tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Persentase Instrumen Keterampilan Berbicara Tingkat

Validitas

Nomor Soal Total %

Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 1, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 29 25 83,33 Tidak Valid 5, 21, 25, 28, 30 5 16,67 Jumlah 30 100

Dari tabel 3.3 dapat diketahui bahwa dari 30 item pertanyaan yang diuji cobakan diperoleh soal yang valid sebanyak 25 soal atau sekitar 83,33 persen dari seluruh item pertanyaan yang diajukan. Sementara item pertanyaaan yang tidak valid sebanyak 5 soal atau 16,67 persen dari seluruh item pertanyaan.

Berdasarkan hasil uji validitas instrumen keterampilan berbicara dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang dapat digunakan sebagai alat pengumpul data adalah item pertanyaan yang valid sebanyak 25 item pertnyaan.

Instrumen penelitian keterampilan berbicara hasil uji coba tersebut disusun dalam tabel kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat dalam table 3.4 berikut.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Keterampilan Berbicara

SUB VARIABEL INDIKATOR TEKNIK

PULTA

BUTIR SOAL a. Mengucapkan

kata dengan lafal yang benar

1. Mengucap ulang kata-kata benda alat-alat pertanian yang diucapkan guru dengan lafal yang benar

a. Mengembangkan jumlah kosa kata

2. Menyebutkan minimal dua kata dari suku kata awal yang disediakan guru

3. Menyebutkan minimal dua kata dari suku kata akhir yang disediakan guru

4. Menyebutkan minimal dua kata yang hampir sama bunyinya dengan lafal yang benar

1. Menggunakan kosa kata umum (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan waktu, kata keterangan posisi) dalam percakapan

2. Menggunakan kosa kata khusus (kosa kata warna, kosa kata uang, kosa kata bilangan) dalam percakapan 3 8 21 2, 4, 10, 14, 22 7, 9, 23

b. Menggabungkan kata ke dalam kalimat yang tata bahasanya betul dan dapat dipahami oleh orang lain

1. Melengkapi kalimat-kalimat yang belum sempurna secara logis 2. Menyusun kalimat-kalimat

tunggal yang berpola (predikat, predikat-objek, subjek-predikat-keterangan) berdasarkan gambar yang disediakan guru.

3. Menggunakan kalimat kalimat permintaan dengan baik 4. Bertanya dengan

menggunakan variasi kata tanya: apa, kapan, berapa. 5. menceritakan kembali

cerita yang dibacakan oleh guru secara urut

6. Menyampaikan pendapatnya dengan kalimat yang dapat dipahami orang lain

17, 18 5, 11, 24 20 6, 15, 19 16 12,13,25

tentang suatu peristiwa yang dibacakan guru.

Sedangkan persentase item pertanyaan keterampilan sosial yang valid dan tidak valid berdasarkan hasil analisis validitas dapat dilihat dalam tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Persentase Instrumen Keterampilan Sosial Tingkat

Validitas

Nomor Soal Total %

Valid 1, 2, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 1, 20, 21,22, 23, 25,26, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41. 35 85,37 Tidak Valid 3, 11, 14, 19, 24, 27. 6 14,63 Jumlah 41 100

Dari tabel 3.5 dapat diketahui bahwa dari 41 item pertanyaan yang diuji cobakan diperoleh soal yang valid sebanyak 35 soal atau sekitar 85,37 persen dari seluruh item pertanyaan yang diajukan. Sementara item pertanyaaan yang tidak valid sebanyak 6 soal atau 14,63 persen dari seluruh item pertanyaan.

Berdasarkan hasil uji validitas instrumen keterampilan sosial dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang dapat digunakan sebagai alat pengumpul data adalah item pertanyaan yang valid sebanyak 35 item pertnyaan.

Instrumen penelitian keterampilan sosial hasil uji coba tersebut disusun dalam tabel kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Keterampilan Sosial

SUB VARIABEL INDIKATOR TEKNIK

PULTA BUTIR SOAL a. Perilaku terhadap lingkungan a. Perilaku terhadap orang lain 1. Peduli terhadap kebersihan lingkungan 2. Peduli terhadap keadaan bahaya 3. Perilaku saat makan

bersama 4. Gerak-gerik di sekitar lingkungan 1. Penerimaan terhadap orang lain 2. Sambutan terhadap teman dan guru ketika tiba di sekolah

3. Membantu teman yang mendapat kesulitan 4. Membuat percakapan

dengan teman saat istirahat 5. Mengorganisasikan permainan Obsevasi 4, 17 27 3,14,23 19, 28 1 25, 26 7 5, 9, 32 24

b. Perilaku berhubungan dengan diri c. Perilaku yang berhubungan dengan tugas 6. Bermain secara informal

7. Menjaga milik orang lain 1. Berperilaku etis, 2. Menyatakan perasaannya terhadap peristiwa yang dibacakan guru 3. Bersikap positif

terhadap diri sendiri 4. Sikap bertanggung

jawab dalam mengerjakan tugas sampai selesai 5. Mampu merawat diri

sendiri 1. Bertanya dan menjawab pertanyaan 2. Menunjukkan perilaku memperhatikan 3. Partisipasi dalam kegiatan kelompok 16 29, 30 18 31 2 20 10, 15, 33 34, 35 12, 22 8

4. Mengikuti petunjuk guru dalam mengerjakan tugas 5. Berpartisipasi dalam diskusi kelas 6. Menunjukkan perilaku aktif dalam mengerjakan tugas 7. Memperhatikan kualitas pekerjaan 13 21 11 6 2. Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari bahasa Inggris yaitu reliable yang artinya dapat dipercaya. Sebuah tes dikatakan reliabel jika hasil tes tersebut menunjukkan ketepatan apabila diteskan berkali-kali. Singarimbun (1995) menyatakan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat dipercaya atau diandalkan dalam kegiatan pengumpulan data. Jika suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dengan hasil pengukuran yang sama diperoleh relatif konsisten maka alat ukur atau instrumen tersebut reliabel.

Sekumpulan pernyataan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih besar atau sama dengan 0,700 (Kaplan, 1993).

Uji reliabilitas yamg digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half), rumusnya adalah sebagai berikut:

= 2

1 +

Keterangan:

=

reliabilitas seluruh instrumen

=

korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Selanjutnya dilakukan penginterpretasian nilai reliabilitas internal (

r

i) yang diperoleh, untuk mengetahui tinggi randahnya reliabilitas instrumen yang dibuat, menurut J.P Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990 : 117) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Klasifikasi Interpretasi Derajat Reliabilitas Nilai r11 Interpretasi r11 ≤ 0,20 0,20 < r11 ≤ 0,40 0,40< r11 ≤ 0,60 0,60 < r11 ≤ 0,80 0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Hasil perhitungan uji coba instrumen keterampilan berbicara diperoleh koefisien reliabilitas ri = 0,97 berarti berada pada tingkat reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E.

Hasil perhitungan uji coba insrumen keterampilan sosial diperoleh koefisien korelasi r1= 0,83, berarti berada pada tingkat reliabilitas sangat tinggi Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E.

Dokumen terkait