• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODEI PENELITIAN

E. Proses Pengembangan Instrumen 1.Validasi Isi (Conten Validity)

Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Dengan kata lain, validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya (Firman, 2000). Dalam penelitian ini, tes yang digunakan sebagai alat ukur mengukur keterampilan proses siswa, maka tes tersebut dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes benar-benar mampu mengukur keterampilan proses siswa. Validitas tes yang diterapkan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas empiris.

Validitas isi adalah validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi (content) bahan pembelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Suatu tes keterampilan proses mempunya validitas isi yang tinggi apabila tes itu mengukur hal-hal yang mewakili keterampilan proses siswa yang harus dikuasainya. Cara menilai atau menyelidi validitas isi suatu alat ukur ialah dengan mengundang judgement (timbangan) kelompok ahli dalam bidang yang diukur (Firman, 2000). Sebelum instrumen penilaian tertulis dan penilaian kinerja diuji cobakan terhadap siswa dilakukan terlebih dahulu validasi menggunakan CVR (Content Validity Ratio). Menurut Lawshe (1975), CVR merupakan sebuah pendekatan validitas isi untuk mengetahui kesesuaian item dengan domain yang diukur berdasarkan judgement para ahli. Pemberian skor pada jawaban item menggunakan metode CVR. Setelah semua item mendapat skor, kemudian skor tersebut diolah

49

R.Tiara Permatasari,2014

Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains siswa kelas XI pada materi hidrokarbon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ne : jumlah responden yang menyatakan Ya N : total respon

Ketentuan

Saat kurang dari ½ total reponden yang menyatakan Ya maka nilai CVR = - Saat ½ dari total responden yang menyatakan Ya maka nilai CVR = 0

Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).

Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0 - 0,99.

2. Validasi Empiris

Menurut Arikunto (2012), sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Validitas empiris dilakukan terhadap setiap butir soal. Semua pokok uji dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi atau disebut rumus korelasi product moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan

rxy = koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total N = jumlah siswa

50

R.Tiara Permatasari,2014

Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains siswa kelas XI pada materi hidrokarbon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y = skor total

Untuk mencari koefisien korelasi dapat menggunakan langsung data mentah dengan menggunakan rumus pearson pada microsoft excel (Suliyanto, 2012). Untuk mengetahui kriteria dari validitas butir soal dengan menggunakan rumus korelasi product moment, dapat menggunakan tabel interpretasi mengenai koefisien korelasi yang diberikan pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Tafsiran

0,80 ˂ rxy≤ 1,00 0,60 ˂ rxy≤ 0,80 0,40 ˂ rxy≤ 0,60 0,20 ˂ rxy≤ 0,40 0,00 ˂ rxy≤ 0,20 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah

Sangat Rendah (tidak berkorelasi) (Arifin, 2013)

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan kepada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin, 2013).

a. Uji Reliabilitas untuk Penilaian Tertulis

Untuk mengetahui reliabilitas digunakan rumus KR20 (Kuder-Richardson) sebagai berikut,

Keterangan:

51

R.Tiara Permatasari,2014

Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains siswa kelas XI pada materi hidrokarbon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu St = varians skor total

pi = proporsi jawaban benar pada butir tertentu qi = proporsi jawaban salah pada butir tertentu

Untuk mengetahui kriteria dari reliabilitas, dapat digunakan pedoman kriteria penafsiran reliabilitas yang disajikan pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6. Kriteria Reliabitas Soal

Koefisien korelasi Kriteria reliabilitas

0.81 – 1.00 Sangat tinggi 0.61 – 0.80 Tinggi 0.41 – 0.60 Cukup 0.21 – 0.40 Rendah 0.00 – 0.20 Sangat rendah (Arifin, 2013) b. Uji Reliabilitas untuk Penilaian Kinerja

Reliabilitas untuk instrumen penilaian kinerja menggunakan metode belah dua (Spilt-Half Method) . Metode ini digunakan karena task pada instrumen penilaian kinerja berjumlah genap. Cara membelah task ini dengan membelah

task-task genap dan task-task ganjil yang selanjutnya disebut belahan

ganjil-genap, selanjutnya digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:

Keterangan :

r1/2 ½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes, dimana nilainya sama dengan rxy (validitas empiris).

r11 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan.

(Arikunto, 2012) Untuk mengetahui kategori reliabilitas, dapat digunakan pedoman penafsiran koefisien reliabilitas berdasarkan tabel 3.7

52

R.Tiara Permatasari,2014

Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains siswa kelas XI pada materi hidrokarbon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koefisien Reliabilitas Tafsiran

0,8 – 100 0,6 – 0,79 0,4 -,0,59 0,2 – 0,39 < 0,2 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (Arifin, 2013) 4. Daya Pembeda (D)

Estimasi daya pembeda hanya dilakukan untuk instrumen penilaian tertulis. Daya pembeda (Discriminating Power) ialah selisi antara proporsi kelompok skor tinggi yang menjawab benar dengan proporsi kelompok skor rendah yang menjawab salah. Suatu pokok uji mempunya daya pembeda memadai untuk suatu tes jika mempunya harga D > 0,25. Daya pembeda untuk suatu tes dapat dihitung apabila siswa yang mengikuti tes paling sedikit 40 orang. Daya Pembeda dihitung menggunakan rumus :

Keterangan : D = Daya pembeda

nT = Jumlah siswa kelompok tinggi yang menjawab benar nr = Jumlah siswa kelompok rendah yang menjawab salah NT = Jumlah seluruh siswa kelompok tinggi

(Firman, 2000).

5. Taraf Kemudahan (F)

Taraf kemudahan suatu pokok uji (Facility level) ialah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada pokok uji tersebut. Pokok uji dengan F > 0,75 tergolong mudah, pokok uji dengan 0,25 < F < 0,75 tergolong sedang dan pokok uji dengan F < 0,25 tergolong sukar (Firman, 2000). Taraf kemudahan (F) dapat dicari menggunakan rumus :

53

R.Tiara Permatasari,2014

Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains siswa kelas XI pada materi hidrokarbon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F = Taraf kemudahan

nT = Jumlah siswa kelompok tinggi yang menjawab benar nr = Jumlah siswa kelompok rendah yang menjawab salah

N = Jumlah seluruh siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah

6. Keberfungsian Pengecoh

Analisis pengecoh (Analysis Distractor) bertujuan untuk menemukan pengecoh yang kurang berfungsi dengan baik. Menurut Firman (2000) pengecoh yang berfungsi baik memiliki ciri-ciri :

a. Ada yang memilih, khususnya dari kelompok rendah b. Dipilih lebih banyak dari kelompok rendah

c. Jumlah pemilih dari kelompok tinggi pada pengecoh itu lebih kecil dari jumlah kelompok tinggi yangmemilih kunci jawaban.

Arifin (2013) menjelaskan bahwa suatu opsi dikatakan efektif jika memenuhi syarat:

a. Untuk opsi kunci, jumlah pemilih dari kelompok atas dan bawah berada diantara 25% - 75%

b. Untuk opsi pengecoh, jumlah pemilih dari kelas atas dan bawah tidak boleh kurang dari 25% dikalikan dengan satu per dua kali jumlah pengecoh dikalikan dengan jumlah kelompok atas dan bawah (25% x

x jumlah kelomok atas dan bawah).

Dokumen terkait