BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Proses Pengembangan Modul Pembelajaran IPA
Salah satu penggiat PSL melihat bahwa segala tindakan manusia selalu
berhubungan dengan lingkungan, karena manusia merupakan bagian dari
lingkungan. Cara menjaga lingkungan agar tetap lestari menurut beliau melalui PSL
ini adalah dengan mengajarkan pada orang lain mengenai lingkungan. Misalnya
seperti kegiatan yang pernah dilakukan beliau, yaitu menanam pohon, mengadakan
pelatihan cara merawat tanaman, menyediakan lahan untuk berkebun, mengadakan
pasar legawa yang bertujuan untuk mengundang masyarakat sekitar untuk datang
ke PSL, dan melakukan penelitian pada kerusakan lingkungan. Selain itu, cara agar
lingkungan tetap terjaga dan tidak dirusak oleh manusia maka pihak negara juga
ikut andil dalam menjaga lingkungan, yaitu melalui peraturan perundang-
undangan. Sehingga melalui kegiatan tersebut secara sederhana dapat mengajak
masyarakat untuk cinta terhadap lingkungan, karena di dalamnya dikenalkan
tentang tumbuhan dan bagaimana cara merawatnya. Sehingga diibaratkan jika
seseorang semasa kecilnya sudah mengenal lingkungan yang asri dan sejuk, maka
ketika dewasa ia merasa bahwa lingkungan tidak seperti yang dulu lagi (asri dan
sejuk), maka ia akan mencoba untuk menjaganya agar bisa merasakan seperti yang
Proses pengembangan modul pembelajaran IPA kelas IV untuk
menumbuhkan sikap peduli lingkungan dimulai dengan menganalisis kebutuhan di
sekolah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru dan siswa
keals IV SD BOPKRI Gondolayu. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui
situasi dan kondisi pembelajaran di kelas khususnya pada pelajaran matematika.
Selain itu juga analisis kebutuhan berguna untuk mengetahui kebutuhan atau
permasalahan para guru dan siswa sehingga peneliti dapat mencari solusi yang
tepat.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi mengenai
situasi dan kondisi pembelajaran di sekolah yang menjadi subjek penelitian. Terkait
dengan situasi pembelajaran maka peneliti dapat menemukan permasalahan serta
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan di sekolah dasar. Dari hal tersebut, peneliti
menemukan solusi untuk mengembangkan modul yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang menjadi masalah di sekolah dasar.
1. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan didapatkan dengan observasi dan wawancara kepada
guru dan siswa. Observasi dan wawancara dilakukan untuk menentukan materi
pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang tepat bagi siswa. Peneiti juga
menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas IV.2 sebanyak 29 siswa. Kuesioner
digunakan untuk mengetahui apakah siswa memerlukan modul pembelajaran IPA
dalam pembelajaran. Data hasil observasi, wawancara dan kuesioner akan peneliti
a. Observasi
Peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas IV SD BOPKRI
Gondolayu saat guru melakukan proses pembelajaran. Peneliti menemukan
permasalahan Saat mengikuti pelajaran, guru pada waktu itu mengajar tidak dengan
modul melainkan dengan buku paket dan LKS, interaksi antara siswa dengan guru
sangat kurang, interasi hanya terjadi satu arah saja yaitu guru yang menjelaskan
materi di depan kelas. Kegiatan siswa cenderung pasif mereka hanya duduk
mendengarkan guru. Penampilan siswa ada yang sudah lusuh akibat bermain bola
pada waktu istirahat. Pada laci meja terdapat kertas dan buku buku yang ditinggal
sehingga mengakibatkan sarang nyamuk. Ruang kelas yang dipakai terdapat kertas
dan sampah tissu di lantai ruang kelas yang dibiarkan saja hingga akhir kegiatan
pembelajaran. Peneliti juga melakukan observasi di luar kelas pada saat kegiatan
jumat bersih, peneliti menemukan siswa yang tidak mau ikut melakukan kegiatan
bersih-bersih lingkungan sekolah pada saat jumat bersih. Siswa hanya duduk
melihat temannya melakukan kegiatan bersih-bersih. Setelah peneliti bertaya
dengan guru kelas ternyata siswa itu memang tidak mau karena takut kotor. Guru
kelas sudah pernah mengajaknya namun siswa tetap tidak mau ikut bersih bersih.
Di sisi lain peneliti juga menemukan siswa yang bermain air setelah melakukan
kegatan Jumat bersih.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV.2 SD BOPKRI
Gondolayu. Hasil dari wawancara guru menunjukkan bahwa untuk menumbuhkan
sikap peduli siswa terhadap lingkungan guru masih mengalami kesulitan. Guru
pembelajaran IPA yang menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan. Guru
mengatakan bahwa sikap peduli lingkungan siswa kelas IV.2 masih kurang dan
perlu ditingkatkan. Karena masih ada siswa yang tidak mau melaksanakan kegiatan
piket dan kegiatan membersihkan lingkungan sekolah.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada empat siswa kelas IV.2 pada
saat pulang sekolah sehabis melaksanakan piket. Dari empat siswa yang peneliti
wawancarai didapatkan hasil wawancara bahwa siswa kadang-kadang malas untuk
melaksanakan piket karena teman satu kelompok piketnya tidak mau melaksanakan
piket meskipun sudah diingatkan oleh temannya. Siswa lebih memilih untuk
bermain dibandingkan membantu temannya untuk piket kelas.
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Guru
No. Pertanyaan Jawaban guru 1 Jawaban guru 2
1 Bagaimana latar belakang siswa di keals IV ini?
Bermacam-macam mas latar belakangnya, ada yang orang tuanya jadi PNS, Dosen, Pedagang, swasta, dan guru.
Latar belakang siswa kebanyakan dari kalangan menengah ke atas.
Orangtuanya bekerja sebagai guru, PNS, Wiraswasta, Dosen, dan pedagang. 2 Bagaimana proses pembelajaran IPA di kelas? Untuk proses pembelajaran, kebanyakan dilakukan di kelas menggunakan buku dan LKS yang sudah ada.
Proses pembelajarannya biasanya di kelas
menggunakan buku dan LKS yang sudah ada.
3 Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk mengatasi kesulitan itu?
Saya mencoba untuk mendekati siswa dan memberi bimbingan khusus untuk siswa yang susah untuk memahami materi.
Untuk mengatasi kesulitan itu saya memberikan soal latihan agar siswa berlatih. Lalu saya dampingi siswa yang mas ih kurang memahami materi.
No. Pertanyaan Jawaban guru 1 Jawaban guru 2 4 Bagaimana penanaman sikap pada kegiatan belajar yang telah Bapak/Ibu lakukan?
Saya biasanya mengikuti indikator sikap yang telah ada di buku. Seperti kerjasama dan percaya diri.
Saya menanamkan sikap sesuai indikator yang ada di buku.
5 Menurut Bapak/Ibu penanaman sikap terhadap siswa itu bisa dilakukan melalui apa saja?
Banyak mas, bisa melalui keigatan pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas. Kalau
pembelajaran di dalam kelas bisa menggunakan buku paket, LKS dan modul. Kalau dengan praktik siswa bisa mengalami langsung dan dapat menyimpulkan sendiri kegiatan yang telah mereka lakukan.
Sikap bisa ditanamkan melalui pengalaman siswa itu sendiri mas, sehingga siswa tahu apa yang mereka lakukan.
Contohnya sikap percaya diri, siswa di ajak untuk maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas itu akan menjadi pengalaman yang menarik bagi siswa. 6 Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan modul pembelajaran untuk menanamkan sikap peduli?? Saya pernah menggunakan modul untuk kegiatan pembelajaran, namun saya belum pernah menemui modul yang dapat menanamkan sikap peduli siswa.
Saya pernah menggunakan modul. Namun kalau untuk penanaman sikap peduli lingkungan saya belum pernah menemukan modulnya. 7 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika ada modul pembelajaran yang dapat untuk menanamkan
Mnurut saya bagus, siswa dapat berperan aktif, siswa juga dapat belajar dengan
mengalami secara langsung.
Bagus mas, jadi siswa dapat belajar dan mengalami sendiri bagaimana peduli dengan lingkungan itu. Sehingga mereka tahu apa yang harus mereka lakukan
No. Pertanyaan Jawaban guru 1 Jawaban guru 2 sikap peduli siswa? untuk menjaga lingkungan. 8 Menurut Bapak/Ibu bagaimana sikap peduli lingkungan siswa kelas IV ini?
Menurut saya sikap peduli lingkungan di kelas IV ini masih kurang dan perlu di tingkatkan. Karena begini mas, pada waktu itu pernah ada siswa saat melaksanakan kegiatan membersihkan
lingkungan sekolah siswa itu hanya duduk melihat temannya melakukan kegiatan bersih-bersih. Saya sudah mencoba untuk mengajak siswa itu mengikuti kegiatan bersih-bersih namun siswa itu tetap tidak mau. Pada waktu piket kelas juga ada siswa yang tidak mau melaksanakan piket.
Menurut saya sikap peduli lingkungan di kelas IV ii masih perlu untuk di tingkatkan. Karena begini mas, masih ada siswa yang menyimpan sampah di laci dan banyak kertas yang tercecer di lantai hingga sepulang sekolah.
Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru, peneliti mengambil
beberapa poin penting yang akan digunakan untuk analisis kebutuhan. Poin hasil
wawancara dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Wawancara
No Topik Pertanyaan Hasil Wawancara
1 Latar belakang siswa kelas IV
Siswa berasal dari keluarga menengah keatas, orangtuanya bekerja sebagai PNS, Guru,
Wiraswasta, dosen dan ada juga yang berasal dari kalangan ekonomi bawah.
No Topik Pertanyaan Hasil Wawancara
2 Penanaman sikap pada kegiatan belajar
Guru dalam menanamkan sikap berdasarkan indikator sikap yang sudah tertulis pada buku. Penanaman sikap dapat dilakukan dengan kegiatan pembelajaran secara langsung dan tidak langsung. Pembelajaran secara sangsung siswa mengalami sendiri kegiatan tersebut, seperti kegiatan praktek. Pembelajaran secara tidak langsung siswa belajar dengan buku atau ilustrasi seperti gambar, bermain peran, dan melihat video. Untuk penanaman sikap peduli guru belum menemukan modulnya.
3 Pendapat bapak/ibu guru dalam penggunaan modul pembelajaran untuk penanaman sikap peduli.
Guru mengatakan bahwa dengan adanya modul pembelajaran untuk penanaman sikap peduli itu bagus. Modul pembelajaran bisa membuat siswa untuk belajar mandiri dan mengetahui bagaima peduli dengan lingkungan secara langsung melalui kegiatan praktek dan disertakan ilustrasi dan gambar untuk memantapkan pemahaman siswa.
4 Kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar.
Sikap peduli lingkungan di kelas IV masih perlu untuk ditigkatkan karena kesadaran siswa untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang. Masih ada siswa yang membuang sampah di laci meja, memilih untuk bermain dengan temannya dibandingkan piket membersihkan kelas dan pada waktu jumat bersih tidak mau membantu temannya meski sudah diajak gurunya.
Dari hasil wawancara pada tabel 4.2, diketahui bahwa latar belakang siswa
beragam. Penanaman sikap pada siswa bisa dilakukan dengan kegiatan langsung
dan tidak langsung. Kegiatan langsung siswa diajak untuk mengalami langsung
seperti kegiatan praktik. Kegiatan tidak langsung siswa belajar dengan buku atau
iustrasi seperti gambar, bermain peran, dan melihat video dengan modul
pembelajaran juga bagus untuk mengembangkan kemampuan siswa. Modul
pembelajaran dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri. Namun guru
belum menemukan modul yang bisa menumbuhkan sikap peduli lingkungan. Guru
ditingkatkan. Karena masih ada siswa yang tidak mau melaksanakan kegiatan piket
dan kegiatan membersihkan lingkungan sekolah.
Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Siswa
No Siswa Hasil Wawancara
1 A Siswa senang belajar dengan menggunakan media seperti mengamati bunga, dan bagian-bagian tumbuhan. Siswa selalu melaksanakan piket kelas sehabis sekolah, namun tidak berani untuk mengajak temannya yang tidak melaksanakan piket takut dimusuhi.
2 B Siswa senang belajar dengan jalan-jalan mengamati bentuk daun. Dalam kegiatan piket kelas siswa selalu melaksanakannya. Siswa juga pernah mengajak tenannya untuk melaksanakan piket namun temannya menolak dan memilih untuk bermain dengan temannya.
3 C Siswa senang belajar dengan perconaan karena asik. Dalam hal piket kelas siswa kadang-kadang melaksanakan piket karena ditunggui guru di kelas.
4 D Siswa senang belajar menggunaan media karena seru. Dalam hal piket kelas siswa jarang melaksanakan piket karena lebih suka bermain dengan temannya daripada melaksanakan piket.
Dari hasil wawancara empat siswa berpendapat bahwa pembelajaran yang
menarik itu dengan media dan percobaan. Dalam hal kepedulian siswa terhadap
lingkungan terutama lingkungan kelas siswa kelas IV perlu untuk ditumbuhkan
karena masih ada siswa yang malas untuk piket kelas meskipun sudah di ingatkan
temannya namun tetap saja memilih bermain. Dari permasalahan itu peneliti
kemudian mencari solusi untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan siswa. Hal
ini sependapat dengan (Desmita, 2009:35) bahwa pada usia SD anak senang
bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan
Peneliti juga menyebarkan kuesioner untuk mengetahui analisis kebutuhan
siswa. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
Responden Item Jumla h 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 3 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 8 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 5 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 8 6 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 7 7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 8 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 6 9 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 10 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 11 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 7 12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 14 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 15 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7 16 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 7 17 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 18 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 19 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9 20 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 8 21 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 5 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 23 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 24 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 8 25 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 27 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 8 28 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 29 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 Jumlah 29 24 16 12 24 22 17 21 18 29 Persentase (%) 10 0 82,7 6 55,1 7 41,3 8 82,7 6 75,8 6 58,6 2 72,4 1 62,0 7 10 0
Keterangan: 1= Ya atau jawaban positif 0 = tidak atau jawaban negatif
Berdasarkan hasil kuesioner peneliti mengambil beberapa poin penting yang
akan digunakan untuk analisis kebutuhan. Poin pertanyaan akan peneliti tuliskan
Tabel 4.5 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Siswa
No Pertanyaan Persentase Jawaban
1 Saya senang belajar dengan cara praktik langsung 100%
2 Saya senang belajar dengan menggunakan media. 82,76%
7 Saya menjadi lebih mandiri dalam belajar menggunakan modul.
58,62%
8 Dengan modul pembelajaran saya menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
72,41%
10 Saya perlu mempelajari materi tentang menjaga lingkungan agar menjadi lebih baik.
100%
Berdasarkan hasil kuesioner dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa SD
BOPKRI Gondolayu khususnya kelas IV.2 senang belajarn dengan cara praktik
langsung, senang belajar menggunakan media , selain itu siswa juga pernah
menggunakan modul pembelajaran, dengan modul pembelajaran siswa menjadi
lebih akti, dan mandiri, dan siswa perlu mempelajari materi tentang menjaga
lingkugan agar menjadi lebih baik.
2. Desain modul
Dalam mendesain modul pembelajaran IPA dilakukan beberapa tahapan
yaitu, menentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang bisa
menumbuhkan sikap peduli lingkungan. Kompetensi Inti yang dipiih adalah KI 5.
Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Kompetensi Dasar (KD) 5.2 Mendeskripsikan hubungan antara
makhuk hidup dengan lingkungannya. Pengumpulan materi dilakukan dengan
yang berkaitan dengan materi. Peneliti kemudian membuat indikator yang
disesuaikan nilai-nilai Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Pada Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) terdapat tiga nilai yaitu: Cempetence, Conscience, dan
Compassion.
Indikator yang peneliti buat sesuai dengan nilai-nilai tersebut adalah:
Mengidentifikasi lingkungan sekolah, Menyebutkan 3 jenis pencemaran
lingkungan dengan benar melalui pengamatan, Menjelaskan kondisi lingkungan di
sekolah, Menjelaskan dampak negatif pencemaran lingkugan, Menganalisis cara
menanggulangi pencemaran lingkungan, Melaporkan hasil pengamatan kondisi
lingkungan di sekitar siswa dengan, Melakukan eksperimen pencemaran air
indikator tersebut termasuk dalam Competence. Memilih tindakan yang benar
untuk lingkungan yang baik dan sehat, Menunjukkan rasa tanggung jawab dalam
kerja kelompokterasuk dalam Conscience, Sedangkan indikator Compassion adalah
Menunjukkan kerjasama dalam kelompok, Menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan, Melibatkan diri secara nyata dalam aksi peduli lingkungan.
Berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang telah dibuat kemudian
peneliti mulai untuk membuat modul pembelajaran. Desain modul pembeajaran
IPA dibuat dengan desain yang menarik dan kegiatan-kegiatan yang menarik
seperti pengamatan, diskusi kelompok, dan percobaan. Dalam membuat modul
pembelajaran peneliti menggunakan kriteria modul dari Tomlinsson. Kriteria
tersebut diantaranya:
Kriteria yang pertama materi pembelajaran semestinya memiliki pengaruh
yang kuat kepada peserta didik. modul pembelajaran dikemas untuk menciptakan
Pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 berikut ini adalah bukti bahwa Modul
pembelajaran IPA memiliki pengaruh bagi siswa.
Gambar 4.1 Eksperimen
Kriteria kedua yaitu materi pembelajaran harus membantu peserta didik
merasa mudah belajar. Materi pembeajaran dikemas dengan bahasa yang sederhana
dan mudah untuk dipahami. Hal ini dibuktikan pada saat siswa melakukan
eksperimen dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ada. siswa mengikuti
langkah-langkah eksperimen dengan lancar dan setelah melakukan eksperimen
siswa dapat mengerjakan lembar hasil pengamatan eksperimen.
Kriteria ketiga yaitu materi pembelajaran harus membantu peserta didik
untuk berkembang dengan penuh percaya diri. materi pembelajaran dikemas dalam
berbagai kegiatan yang melibatkan peserta didik secara langsung. Seperti kegiatan
pengamatan lingungan dan percobaan. Dari kegiatan-kegiatan tersebut peserta didik
dilatih untuk percaaya diri lihat gambar 4.3
Gambar 4.3 Siswa melakukan eksperimen
Kriteria keempat yaitu materi pembelajaran harus menyediakan dan
memfasilitasi peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri. Materi pembelajaran
dikemas dengan petunjuk pada setiap kegiatan. Hal itu bertujuan untuk membantu
siswa memahami langkah kegiatan yang harus mereka lakukan dengan mandiri. Hal
ini dibuktikan dengan adanya petunjuk pada setiap kegiatan dan eksperimen lihat
Kriteria kelima yaitu materi pembelajaran semestinya tersedia sesuai
dengan fokus pembelajaran yang diajarkan. Materi pembelajaran dalam bentuk
modul pembelajaran juga terdapat materi untuk memperkuat pemahaman peserta
didik sehingga peserta didik yakin dengan jawabannya.
Gambar 4.4 uraian materi
Kriteria keenam yaitu materi pembelajaran harus memperhitungkan bahwa
peserta didik berbeda dalam gaya belajar. Materi pembelajaran disesuaikan dengan
siswa kelas IV SD BOPKRI Gondolayu. Sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran
dengan baik.
Keriteria ketujuh yaitu materi pembelajaran harus memaksimalkan potensi
belajar dengan mendorong intelektual, estetika dan keterlibatan emosional yang
kegiatan praktik langsung, membandingkan gambar dan menceritakan gambar
tersebut. Sehingga peserta didik dapat melatih emosional otak kanan dan otak kiri.
Hal ini dapat di lihat pada gambar 4.5
Kriteria kedelapan yaitu materi pembelajaran harus menyediakan
kesempatan untuk pemberian umpan balik. Materi pembelajaran juga dilengkapi
denga soal latihan, refleksi, evaluasi dan aksi untuk mengetahui umpan balik yang
diberikan oleh siswa. Hal ini dibuktikan bahwa di dalam modul yang di buat
terdapat soal latihan, lembar pengamatan, refleksi, evaluasi lihat gambar 4.5 dan
gambar 4.6.
Gambar 4.6 Lembar evaluasi siswa
4.1.2 Kualitas Pengembangan Modul Pembelajaran