• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. Pabrik Afdeling VII Pabrik 16+16=32 8 Pabrik Kebun Aek Nauli Pabrik 45+45=

2.5. Proses Produks

2.5.2. Proses Pengolahan Inti Sawit

Proses pengolahan inti sawit adalah sebagai berikut : 1. Cake Breaker Conveyor (CBC)

Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan, oleh sebab itu perlu dipecah dengan alat pemecah ampas yang disebut dengan Cake Breaker Conveyor (CBC). Alat ini berperan memecah gumpalan ampas dan mengangkutnya ke kolom fibre cyclone. Untuk mempermudah pemecahan

gumpalan dan mempersiapkan ampas yang sesuai dengan persyaratan bahan bakar maka dilakukan pemanasan CBC sehingga kadar air ampas menurun dan mudah diproses lebih lanjut.

Pemecahan gumpalan ampas pres yang sempurna dapat mendukung proses pemisahan serat dengan biji dalam depericarper yang merupakan penentu dalam efisiensi pemecahan biji dalam alat pemecah biji. Untuk mempercepat penguapan air pada CBC dilakukan pemanasan ampas di sepanjang mantel CBC, akan tetapi pengeringan ini kurang sempurna karena panjang CBC terlalu pendek dan hisapan fibre cyclone kurang kuat sehingga kelembaban udara di atas permukaan ampas tetap tinggi yang tidak mendukung terhadap proses evaporasi uap, dan akan menghasilkan serap basah yang dapat menurunkan kalor bakar serat.

2. Polishing Drum

Ampas presan yang terdiri dari serat, biji dan inti dipecah oleh cekbreaker sehingga lebih mudah blower untuk memisahakan fraksi ringan dan fraksi berat. Fraksi ringan terdiri dari serat, inti pecah halus, pecahan tempurung tipis dan debu. Fraksi berat adalah biji utuh, biji pecah, inti utuh dan inti pecah. Pemisahan fraksi ini bergantung dari efisiensi penggunaan blower. Fraksi berat diolah oleh dalam depericarper, yang bertujuan untuk menghilangkan serat-serat yang masih melekat pada biji dan menggangu jalannya proses pemecahan biji pada nut cracker, yaitu daya pentalnya berkurang yang berakibat pada proses pemecahan biji lebih lama, yang sekaligus mengurangi kapasitas olah unit.

3. Fermentasi Biji

Biji mengandung pektin, yang terdapat antara tempurung dengan inti. Untuk mempermudah pemecahan biji dalam cracker, maka pektin yang berfungsi sebagai perekat inti pada tempurung perlu dirombak dengan proses kimia seperti fermentasi. Fermentasi adalah salah satu proses biokimia yang dikembangkan pada pegolahan biji sawit. Pemeraman biji sering dialiri dengan udara panas hingga suhu silo berkisar antara 40-600C. Pemanasan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu proses hidrolisa, bila suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan pektin mengering dan sulit dihidrolisa, sehingga pemecahan biji di cracker kurang berhasil yaitu meningkatnya inti pecah, inti lekat dalam tempurung yang dapat menurunkan kualitas.

4. Nut Grading

Alat pemecah biji disebut dengan nut cracker. Biji yang telah diperam dalam nut silo akan dipecahakan dalam nut cracker. Sebelum pemecahan biji terlebih dahulu dilakukan seleksi berdasarkan ukuran biji dengan menggunakan alat Nut grading yaitu drum berputar terdiri dari ukuran lobang yang berbeda- beda. Biji yang telah diseleksi terdiri dari 3 fraksi kecil yaitu kecil (8 - 14 mm), sedang (15 - 17 mm), dan besar (18 mm).

5. Pemecahan biji

Mekanisme pemecahan biji adalah dengan menggunakan Ripple Mil, yaitu dengan cara menekan biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji. Ripple Mil terdiri dari 2 unit yaitu Pengolahan Fraksi Tenera dan Fraksi Dura, Fraksi Dura merupakan fraksi yang memiliki

tempurung yang tebal sedangkan tenera merupakan hasil persilangan Dura dengan Psifera menghasilkan buah bertumpurung tipis dan inti yang besar. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi kecepatan putaran rotor sebagai resultan gaya, jarak antara rotor dengan pilar bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan sebagai penahan dan pemecah. Biji yang berada dalam alat mengalami frekuensi benturan yang cukup tinggi baik dengan plat bergerigi maupun antar rotor. Sehingga frekuensi pukulan ini dapat menembakkan biji lebih mudah lekang. Untuk mempermudah kontiniutas biji yang masuk dan tetap seimbang dengan kapasitas olah maka alat ini dilengkapi dengan penangkap logam. Alat ini dapat memecah biji tanpa melalui pemeramam dengan nut silo asalkan dalam proses perebusan dilakukan dengan sempurna yaitu tekanan rebusan 3 kg/cm2 dengan sistem 3 puncak selama 90 menit, yang setara dengan kadar air 15%.

6. Pemisahan inti dengan tempurung

Hasil olahan cracker sebelum memasuki hidrosiklon mengalami pemisahan fraksi halus oleh winnowing. Sampah halus akan terpisah dan fraksi berat akan dicampur dengan air yang kemudian inti dipisahkan dari tempurung berdasarkan berat jenis. Untuk memperbesar selisih berat jenis inti dengan tempurung maka campuran dilewatkan melalui siklon, sehingga inti akan keluar dari atas permukaan cyclone dan tempurung dari bagian bawah yang kemudian masing-masing fraksi diangkut ke pengolahan yang lebih lanjut.

7. Pengeringan Inti

Air merupakan media untuk proses reaksi biokimia seperti pembentukan asam lemak bebas, pemecahan protein dan hidrolisa karbohidrat yang cukup banyak terkandung terutama dalam inti sawit yang dihasilkan dengan pemisah secara basah alat pengeringan inti yang dipakai adalah tipe rectangular. Alat ini mengeringkan inti dengan udara panas, yaitu mengalirkan udara melalui heater yang terdiri dari spiral berisi uap panas dengan suhu 1300C (heater panas), 850C (heater tengah), dan 600C heater bawah. Udara panas dihembuskan dan keluar dari lobang yang sudah ada, sehingga pengeringan inti setiap lapisan dapat terjadi dengan baik. Masa pengeringan tergantung dari kadar air dalam inti, yang dipengaruhi oleh sistem perebusan buah, fermentasi biji dan sistem pemisahan inti dengan cangkang.

8. Pola Pengolahan Inti

Efisiensi pengutipan inti ditinjau dari segi teknis dan ekonomis pengutipan inti yang tinggi jika rendeman inti yang diperoleh mendekati rendeman teoritis umumnya lebih besar dari 90%. Oleh sebab itu, pengolahan biji sawit dilakukan dengan pola sistem basah. Pada pola ini pemeraman biji dengan silo biji yag dialiri dengan udara panas diatur suhu silo berkisar antara 50 – 700C. Suhu Nut Silo bagian atas 700C, bagian tengah 600C, dan bagian bawah 500C. Pemanasan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu proses hidrolisis, bila suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan pektin mengering dan sulit dihidrolisa, sehingga pemecahan di cracker kurang berhasil, yaitu

meningkatkan inti pecah, inti lekat dalam tempurung yang dapat menurunkan kualitas.

K.D. Tanaman B K.D. Tanaman A K.D. Teknik Asisten Afdeling I Keterangan: ______ Hubungan lini --- Hubungan Fungsional K.D. Administrasi K.D. Pengolahan Pengamanan Asisten Afdeling II Asisten Afdeling IV Asisten Afdeling V Asisten Afdeling III Asisten Afdeling VI Asisten Afdeling VII Asisten Pembibitan Asisten Bengkel & Umum Asisten Teknik Asisten Teknik Sipil Asisten Pengolahan Asisten SDM & Umum K.S. Bahan Baku K.S.

Perebusan K.S. Penebah K.S. Kempa

K.S. Pemurnian K.S. Kualitas K.S. Bahan Jadi

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN IV Pabatu

Dokumen terkait