• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

Pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dimulai dari pengangkutan TBS ke pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil-hasil sampingnya. Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama pengolahan TBS di pabrik, yaitu:

1. Minyak sawit merupakan hasil pengolahan daging buah 2. Minyak inti sawit dihasilkan dari ekstraksi inti sawit

Secara ringkas akan diuraikan tahap-tahap proses pengolahan TBS sampai dihasilkan minyak.(Naibaho,1996)

2.7.1 Pengangkutan TBS ke Pabrik

Tandan buah segar (TBS) hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah. Jika buah tidak segera diolah maka kandungan ALB nya semakin meningkat, dan asam lemak yang terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah lemak/minyak menjadi asam lemak dan gliserol. Kerja enzim tersebut semakin aktif bila struktur sel buah matang mengalami kerusakan.

2.7.2 Perebusan Tandan Buah Segar (TBS)

Buah beserta lorinya kemudian direbus dalam suatu tempat perebusan (Sterilizer). Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama satu jam atau tergantung

pada besarnya tekanan uap. Besarnya tekanan uap yang digunkan adalah 2,5 atm dengan suhu uap 1250C. Adapun tujuan dari perebusan adalah

1. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB 2. Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang 3. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan 4. Untuk mendapatkan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak

2.7.3 Stasiun Pemipilan (Stripper)

TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan ke alat pemipil atau thresher dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage. Proses pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-banting TBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya.

Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh sebuah conveyor untuk dikirim ke bagian digesting dan pressing. Sementara, tandan (janjang) kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh elevator. Kemudian, hasil tersebut dikirim ke hopper untuk dijadikan pupuk janjang kosong dan jika masih berlebih diteruskan incinerator untuk dibakar dan dijadikan pupuk abu janjang.

2.7.4 Stasiun Pencacahan (digester) dan Pengepaan (presser)

Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian pengadukan atau pencacahan (digester). Alat yang digunakan untuk pengadukan atau pencacahan berupa sebuah tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan pencach di bagian dalamnya. Lengan-lengan pencacah ini diputar oleh motor listrik yang dipasang dibagian atas alat pencacahan (digester). Tujuan utama dari proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaan (Pressing) sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil-kecilnya.

Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah digester sudah berupa bubur. Hasil pencacahan tersebut langsung masuk ke alat pengempaan yang berada persis dibagian bawah digester. Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya berlubang-lubang diseluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang tersedak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cage. Selama peruses pengepaan berlangsung, air panas ditambahkan kedalam screw press bertujuan untuk mengencerkan (dillution),sehingga massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jumlah penambahan air berkisar 10-15% dari berat TBS yang diolah dari temperatur air sekitar 900C. Proses pengepaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak, 42% air dan 8% zat padat.

2.7.5 Stasiun Pemurnian (Clarifier)

Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan (solid), lumpur (Sludge),maupun air. Tujuan dari pembersihan atau pemurnian minyak kasar yaitu gar diperoleh minyak dengan kualita sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan dialirkan menuju saringan getar (vibrating screen) untuk disaring agar kotoran berupa serabut kasar tersebut dialirkan ke tangki penampung minyak kasar (Crude Oil Tank). Minyak kasar yang terkumpul di crude oil tank dipanaskan hingga mencapai temperatur 95-1000C. Menaikkan temperatur minyak kasar sangat penting, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis antara minyak, air dan sludge sehingga sangat membantu dalam prose pengendapan. Selanjutnya, minyak dari COT dikirim ke tangki pengendap.

Di clarifier tank, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena proses pengendapan. Minyak dari clarifier tank selanjutnya dikirim ke oil tank, sedangkan sludge dikirim ke sludge tank. Sludge merupakan fasa campuran yang masih mengandung minyak. Pengolahan sludge umumnya menggunakan alat yang disebut decanter yang menghasilkan tiga fase yaitu light phase, heavy phase, dan solid. Light phase merupakan fase cairan dengan kandungan minyak yang cukup tinggi. Oleh Karen itu fase ini harus segera dikembalikan ke COT dan siap untuk diproses kembali. Heavy phase merupakan fase cairan dengan sedikit kandungan minyak sehingga fase ini dikirim ke bak fat pit untuk kemudian diteruskan ke kolam limbah. Akumulasi dari heavy phase yang tertampung pada fat pit juga masih menghasilkan minyak. Minyak ini pun dikirim ke COT untuk diproses kembali. Solid

merupakan padatan dengan kadar minyak maksimum 3,5% dari berat sampel. Solid yang dihasilkan ini selanjutnya diaplikasikan ke kebun.

2.8 Penyimpanan Dan Penimbunan Minyak Kelapa Sawit

Minyak sawit sebelum dikirim ke pasar harus disimpan terlebih dahulu dalam tangki timbun. Temperatur penyimpanan yang tidak terkontrol dan melebihi 550C menyebabkan terjadinya oksidasi dan hidrolisis. Akibatnya, kualitas minyak akan menurun. Pembersihan tangki dilakukan secara teratur agar air atau kotoran tidak terikut saat pengiriman.

CPO (Crude Palm Oil) yang ditimbun ditempat yang tidak sesuai dengan persyaratan perdagangan dapat menimbulkan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan terjadinya proses fermentsi sehingga dapat menurunkan kualitas minyak yang terkandung dalam CPO. (Pahan, 2006)

Penyimpanan dan penanganan minyak sawit yang kurang baik dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi baik oleh logam maupun bahan lain sehingga menurunkan kualitas minyak sawit. Pengawasan mutu minyak sawit selama penyimpanan perlu dilakukan dengan ketat untuk mencegah terjadinya penurunan mutu minyak sawit.

Untuk mencegah terjadinya kristalisasi minyak sawit serta untuk menyeragamkan minyak pada waktu pengiriman, tangki penyimpanan perlu dilengkapi dengan tangki pemanas, pemanasan dapat dilakukan dengan berbagai

metode dengan berpedoman pada minimalisasi penurunan mutu minyak yang diakibatkan oleh pemanasan tersebut.

Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat standart prosedur penyimpanan, baik dalam transportasi dan penimbunan minyak sawit. Hal ini untuk mencegah sengketa baik antara produsen, transporter, pembeli maupun konsumen sendiri.

Minyak yang terdapat dalam tangki angkut akan dipompakan kedalam tangki timbun, sebelumnya dituang kedalam bak pindah agar pemompaan dapat berlangsung dengan baik. Bak pindah terbuat dari plat besi yang dilapisi dengan epoksi dan berada di bawah permukaan tanah, yang dilengkapi oleh pipa pemanas. Bak tersebut harus terlindung dari sinar matahri dan hujan sehingga pengoperasiannya dapat dilakukan setiap saat. Pada stasiun pembongkaran disediakan pipa penghibung sumber uap dengan tangki angkut yang muda dioperasikan.

Suhu minyak pada waktu pemuatan atau pembongkaran adalah 50-550C. Untuk menjaga suhu, disarankan tangki memiliki sistem pengatur suhu (thermostat) yang dapat menjaga fluktuasi suhu sebesar 10C serta pencatatan suhu (recorder). Suhu adalah salah satu faktor menjaga kualitas minyak sawit. Pemanasan yang berlebihan akan merusak mutu minyak sawit. Suhu yang dianjurkan untuk minyak sawit dan produk-produk minyak sawit pada waktu dimuat adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5 Suhu Minyak Kelapa Sawit

Produk Minimal 0C Maksimal 0C

Minyak sawit (CPO) 50 55

Stearin 55 70

Olein 30 35

Dokumen terkait