5/1999 KARENA PERUBAHAN STRATEGI PENJUALAN DIDASARI OLEH PERTIMBANGAN EFISIENSI DAN
II.2 PROSES PENUNJUKAN MITRA WHOLESALER TELAH DILAKUKAN SECARA TERBUKA, TRANSPARAN DAN
- 52 -
S A L I N A N
17.25.7. mengurangi potensi kerugian Terlapor serta agar Rute MEA dapat membantu menyelamatkan keberlangsungan usaha Terlapor. --- 17.26. Bahwa berdasarkan seluruh penjelasan di atas terlihat bahwa
alasan atau latar belakang diubahnya Sistem Penjualan Tiket Terbuka menjadi Program Wholesaler dapat dibenarkan atau memiliki justifikasi secara ekonomi, teknis dan hukum, sesuai dengan dan berdasarkan ketentuan Pasal 3 UU No. 5/1999 dan halaman 15 Perkom No. 3/2011, sebagai berikut: --- Pasal 3 UU No. 5/1999: ---
“Tujuan pembentukan undang-undang ini adalah untuk:
a. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;
…
d. terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.”
Halaman 15 Perkom No. 3/2011:
“Motif perbedaan perlakuan tersebut tidak memiliki justifikasi yang wajar dari sisi legal, social, ekonomi, teknis dan alasan lain yang dapat diterima. Tidak semua praktek diskriminasi melanggar prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat.
Diskriminasi non-harga tidak jarang mempunyai motif yang dapat dipahami selama dilaksanakan secara transparan…”
17.27. Bahwa oleh karena itu sudah sepatutnya Majelis Komisi menyatakan bahwa Terlapor tidak melanggar Pasal 19 huruf d UU No. 5/1999. ---
II.2 PROSES PENUNJUKAN MITRA WHOLESALER TELAH DILAKUKAN SECARA TERBUKA, TRANSPARAN DAN TIDAK EKSKLUSIF SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UU NO. 5/1999 SERTA TELAH DISUSUN DENGAN MEMPERHATIKAN PRINSIP-PRINSIP PERSAINGAN SEHAT DALAM UU NO. 5/1999
17.28. Bahwa Program Wholesaler digagas di tengah-tengah berjalannya periode umroh dan oleh karena kesibukan saat itu,
- 53 -
S A L I N A N
Program Wholesaler dalam prosesnya dilakukan secara bertahap. --- 17.29. Bahwa di awal Program Wholesaler, Terlapor melakukan
pendekatan melalui sales call kepada agen-agen dengan tingkat loyalitas, kredibiltas atas kontribusi signifikasn di pasar Middle East Area (“MEA”), baik berdasarkan database Terlapor atas agen-agen yang telah bekerjasama dengan Terlapor pada periode sebelumnya, maupun yang belum bekerjasama namun memiliki pangsa pasar besar di MEA sebagai target agen baru dengan tujuan memperluas pasar. Terlapor pertama-tama menawarkan Program Wholesaler secara terbuka dan tidak eksklusif sesuai dengan prinsip persaingan sehat pertama-tama kepada PT Kanomas Arci Wisata, PT Nur Rima Al-Waali dan PT Makassar Toraja Tour (Maktour).--- 17.30. Bahwa secara khusus pertimbangan yang menjadi dasar untuk
penawaran pertama kepada 3 (tiga) perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: --- 17.30.1. PT Kanomas Arci Wisata terhitung baru menjadi agen
Terlapor namun termasuk agen besar yang memiliki cakupan pasar yang luas dan baik yang sebelumnya belum menjadi target pasar Terlapor, sehingga Terlapor berharap dapat memperluas area pemasaran di cakupan area pemasaran PT Kanomas Arci Wisata.
17.30.2. PT Nur Rima Al-Waali adalah agen loyal dari Terlapor yang dari tahun ke tahun bekerjasama dengan sangat baik dengan Terlapor dan selalu dapat membuktikan serta menjaga kredibilitasnya dalam menjalankan usahanya. PT Nur Rima Al-Waali juga merupakan agen terbesar Terlapor dari sisi penjualan. --- 17.30.3. PT Makassar Toraja Tour (Maktour) adalah agen
loyaldari Terlapor yang dari tahun ke tahun bekerjasama dengan sangat baik dengan Terlapor dan selalu dapat membuktikan serta menjaga
- 54 -
S A L I N A N
kredibilitasnya dalam menjalankan usahanya. PT Makassar Toraja Tour (Maktour) juga memiliki segmentasi pasar yang unik yang dapat mendukung reputasi Terlapor. PT Makassar Toraja Tour (Maktour) juga termasuk agen dengan catatan penjualan yang sangat baik di Terlapor. --- 17.31. Bahwa pada akhir Februari 2019, tercapai kesepakatan antara
Terlapor dengan PT Kanomas Arci Wisata (kemudian menggunakan merk dagang Al-Shafwah Wisata Mandiri), PT Nur Rima Al-Waali dan PT Makassar Toraja Tour (Maktour).---- 17.32. Bahwa PT Kanomas Arci Wisata kemudian mengusulkan PT
Wahana Mitra Usaha yang merupakan sub dari PT Kanomas Arci Wisata untuk turut menjadi Wholesaler. Terlapor kemudian mempertimbangkan rekomendasi tersebut dan juga fakta bahwa PT Wahan Mitra Usaha merupakan anggota dari HIMPUH sebagai asosiasi PPIU terbesar kedua di Indonesia, sehingga diharapkan dapat menjadi perwakilan Wholesaler yang memberikan kemudahan akses bagi para PPIU anggota HIMPUH. --- 17.33. Bahwa untuk mengimplementasikan Program Wholesaler ini,
maka Terlapor selanjutnya mengeluarkan GA Info Nomor 001/GA/NH/III/19 tertanggal 13 Maret 2019 (“GA Info”) dengan mengumumkan 4 (empat) nama agen tersebut di atas dalam Program Wholesaler (untuk selanjutnya disebut Wholesaler”), serta menginformasikan secara terbuka bahwa Program Wholesaler ini berlaku efektifitas sejak 1 Maret 2019, sehingga sales office Terlapor sudah tidak melayani reservasi langsung setelah 1 Maret 2019 dan bahwa proses reservasi sejak tanggal 1 Maret 2019 akan dilakukan secara langsung oleh Wholesaler. --- 17.34. Bahwa dalam GA Info, Terlapor juga memperhatikan mitra
usaha lain (PPIU lainnya) dengan memberikan informasi secara jelas bahwa mitra usaha lain diluar Wholesaler dapat
- 55 -
S A L I N A N
menentukan secara mandiri sesuai preferensinya untuk bekerjasama dengan Wholesaler mana yang dikehendaki (sesuai tanggal keberangkatan yang diinginkan, harga yang ditawarkan dan ketersediaan seats). --- Butir 2 Halaman 3 GA Info: ---
“Mitra usaha/customer akan menentukan mitra Wholesaler SESUAI DENGAN PREFERENSI MASING-MASING (tanggal keberangkatan, HARGA YANG DITAWARKAN, dan ketersediaan seat.”
Hal di atas merupakan jaminan Terlapor bahwa keberadaan tiket Terlapor di pasar tidak akan menjadi langka, tetap tersedia dengan baik dan bahwa tetap akan ada persaingan yang sehat di antara para Wholesaler, termasuk persaingan service dan harga yang pada akhirnya diharapkan akan membawa keuntungan bagi mitra usaha lain di luar Wholesaler. --- 17.35. Bahwa seperti telah dijelaskan sebelumnya, tidak ada motif
dari Terlapor untuk menjadikan Program Wholesaler ini sebagai program diskriminatif, namun justru telah disusun sebagai program terbuka dan tidak eksklusif sesuai dengan prinsip persaingan sehat. --- Terlapor justru menghendaki agar jumlah Wholesaler tidak hanya 4 (empat) PPIU saja dan oleh karena itu tetap berusaha untuk menggandeng mitra usaha loyalnya yang juga memiliki reputasi, kredibilitas, kerjasama dan penjualan yang baik dengan Terlapor. --- 17.36. Bahwa oleh karena itu, bahkan setelah dikeluarkan GA Info pun Terlapor tetap mengundang 11 (sebelas) contributor-kontributor lainnya dalam pertemuan tertanggal 15 Maret 2019 yang terdiri dari Maktour, Malika, Aero Hajj, Armina Reka, NRA, Al Amin, Maghfiroh, Air Marindo, ESQ, Al Anshor dan Tazkiya Travel, untuk menjelaskan serta menawarkan Program Wholesaler dimaksud. Para contributor terundang tersebut
- 56 -
S A L I N A N
memiliki kehendak bebas untuk ikut serta atau tidak ikut serta dalam Program Wholesaler. --- 17.37. Bahwa lebih lanjut, dalam perkembangannya, terdapat
kontributor lain yang ikut serta dalam Program Wholesaler di luar kontributor-kontributor yang pernah diundang oleh Terlapor, seperti PT Aero Globe Indonesia, PT Pesona Mozaik dan PT Kaltrabu Indah Tours yang menawarkan dirinya untuk menjadi Wholesaler dan diterima oleh Terlapor, yang membuktikan bahwa Program Wholesaler adalah benar bersifat terbuka dan transparan bagi agen manapun dan sama sekali tidak bersifat ekslusif. --- 17.38. Bahwa dengan demikian terbukti bahwa proses penunjukan
mitra Wholesaler dalam Program Wholesaler telah dilakukan secara terbuka, transparan dan tidak eksklusif sebagaimana diatur dalam UU No. 5/1999 serta telah disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip persaingan sehat dan sejalan dengan halaman 15 Perkom No. 3/2011 yang menyebutkan sebagai berikut: --- Halaman 15 Perkom No. 3/2011: ---
“…Tidak semua praktek diskriminasi melanggar prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat. Diskriminasi non-harga tidak jarang mempunyai motif yang dapat dipahami SELAMA DILAKSANAKAN SECARA TRANSPARAN…”
17.39. Bahwa oleh karena itu sudah sepatutnya Majelis Komisi menyatakan bahwa Terlapor tidak melanggar Pasal 19 huruf d UU No. 5/1999. ---
II.3 PROGRAM WHOLESALER TERBUKTI MEMBERIKAN