• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Persidangan

Acara Pemeriksaan Acara Pemeriksaan

Jawab menjawab

Gugatan

Eksepsi/Jawaban

Pembuktian

Konklusi/Kesimpulan

Putusan

Replik

Duplik Persidangan



 Pada hari sidang yang telah ditetapkan, ketua Pada hari sidang yang telah ditetapkan, ketua Majelis Hakim yang didampingi panitera

Majelis Hakim yang didampingi panitera membuka sidang dan menyatakan sidang membuka sidang dan menyatakan sidang

terbuka untuk umum (vide ps. 17 ayat 1 dan 2 terbuka untuk umum (vide ps. 17 ayat 1 dan 2 UU No. 14/1970).

UU No. 14/1970).



 Apabila Putusan diucapkan dalam sidang yang Apabila Putusan diucapkan dalam sidang yang tidak dinyatakan terbuka untuk umum, maka tidak dinyatakan terbuka untuk umum, maka tidak dinyatakan terbuka untuk umum, maka tidak dinyatakan terbuka untuk umum, maka putusan tersebut tidak sah dan tidak

putusan tersebut tidak sah dan tidak

mempunyai kekuatan hukum dan dengan mempunyai kekuatan hukum dan dengan demikian mengakibatkan batalnya putusan demikian mengakibatkan batalnya putusan

(vide ps. 18 UU No. 14/1970), tetapi bila dalam (vide ps. 18 UU No. 14/1970), tetapi bila dalam berita acara disebutkan sidang dinyatakan

berita acara disebutkan sidang dinyatakan

terbuka untuk umum, maka putusan tetap sah.

terbuka untuk umum, maka putusan tetap sah.



 Pembatasan terhadap asas terbukanya Pembatasan terhadap asas terbukanya

persidangan untuk umum dapat dilakukan persidangan untuk umum dapat dilakukan apabila undang

apabila undang--undang menentukan lain atau undang menentukan lain atau berdasarkan alasan

berdasarkan alasan--alasan penting menurut alasan penting menurut hakim dan dimuat dalam berita acara sidang hakim dan dimuat dalam berita acara sidang (vide ps. 17 ayat 1 UU No. 14/1970; ps. 29 (vide ps. 17 ayat 1 UU No. 14/1970; ps. 29 RO).

RO).

RO).

RO).



 Sidang ditunda apabila hanya satu pihak yang Sidang ditunda apabila hanya satu pihak yang hadir, hal ini dilakukan untuk memenuhi asas hadir, hal ini dilakukan untuk memenuhi asas audi et alteram partem,

audi et alteram partem, karena keterangan karena keterangan satu pihak saja bukanlah merupakan

satu pihak saja bukanlah merupakan

keterangan “Eines Mannes Rade, ist keines keterangan “Eines Mannes Rade, ist keines Mannes Rade, man soll sie horen beide”.

Mannes Rade, man soll sie horen beide”.



 Bila dalam pemeriksaan pertama kedua pihak yang Bila dalam pemeriksaan pertama kedua pihak yang berperkara hadir, maka hakim harus mengusahakan berperkara hadir, maka hakim harus mengusahakan mendamaikan kedua belah pihak (vide ps. 130 HIR;

mendamaikan kedua belah pihak (vide ps. 130 HIR;

ps. 154 Rbg).

ps. 154 Rbg).



 Putusan perdamaian (acte van vergelijk) dijatuhkan Putusan perdamaian (acte van vergelijk) dijatuhkan apabila mereka berhasil berdamai dan menghukum apabila mereka berhasil berdamai dan menghukum

kedua pihak untuk memenuhi isi perdamain yang yang kedua pihak untuk memenuhi isi perdamain yang yang telah dicapai.

telah dicapai.

telah dicapai.

telah dicapai.



 Terhadap putusan perdamaian tidak dapat dimintakan Terhadap putusan perdamaian tidak dapat dimintakan banding (ps. 130 ayat 3 HIR; ps. 154 ayat 3 Rbg).

banding (ps. 130 ayat 3 HIR; ps. 154 ayat 3 Rbg).



 Bila perdamaian tidak berhasil, hal tersebut dimuat Bila perdamaian tidak berhasil, hal tersebut dimuat dalam berita acara sidang dan pemeriksaan

dalam berita acara sidang dan pemeriksaan

dilanjutkan (ps. 131 ayat 1 HIR; 154ayat 1 Rbg).

dilanjutkan (ps. 131 ayat 1 HIR; 154ayat 1 Rbg).



 Rv menganut sistem, hakim adalah pasif. Rv menganut sistem, hakim adalah pasif.

Sedangkan HIR menganut sistem, hakim aktif.

Sedangkan HIR menganut sistem, hakim aktif.

Dalam hal ini hakim berwenang memberi Dalam hal ini hakim berwenang memberi nasehat kepada kedua belah pihak serta nasehat kepada kedua belah pihak serta

menunjukan upaya hukum (ps. 132 HIR;156 menunjukan upaya hukum (ps. 132 HIR;156 Rbg). Selain itu hakim wajib mencari

Rbg). Selain itu hakim wajib mencari keterangan

keterangan--keterangan yang bertentangan satu keterangan yang bertentangan satu sama lain untuk menetapkan pokok sengketa.

sama lain untuk menetapkan pokok sengketa.

sama lain untuk menetapkan pokok sengketa.

sama lain untuk menetapkan pokok sengketa.



 Bilamana perdamaian tidak tercapai, maka Bilamana perdamaian tidak tercapai, maka sidang dilanjutkan dengan acara pembacaan sidang dilanjutkan dengan acara pembacaan gugatan.

gugatan.



 Tergugat diberi kesempatan untuk memberi Tergugat diberi kesempatan untuk memberi

tanggapan/jawaban atas gugatan, hal ini dapat tanggapan/jawaban atas gugatan, hal ini dapat dijawab secara lisan maupun tertulis (ps. 121 dijawab secara lisan maupun tertulis (ps. 121 ayat 2 HIR; 145 ayat 2 Rbg).

ayat 2 HIR; 145 ayat 2 Rbg).



 BilamaBilamanana tergugattergugat memandangmemandang perluperlu, , makamaka tergugat

tergugat dapatdapat mengajukanmengajukan eksepsieksepsi sebelumsebelum memberikan

memberikan jawabanjawaban atauatau diajukandiajukan bersamaanbersamaan dengan

dengan jawabanjawaban..

Prosesuil

declinetoir

Eksepsi

Prosesuil

Materiil

disqualifictoir

peremptoir dilatoir



 Eksepsi prosesuil adalah tangkisan yang bersifat Eksepsi prosesuil adalah tangkisan yang bersifat mengelak yang menuju pada tuntutan tidak

mengelak yang menuju pada tuntutan tidak diterimanya gugatan berdasarkan alasan

diterimanya gugatan berdasarkan alasan--alasan di alasan di luar pokok perkara; meliputi :

luar pokok perkara; meliputi :

-- eksepsi deklaratoir seperti eksepsi tentang tidak eksepsi deklaratoir seperti eksepsi tentang tidak berkuasanya hakim, eksepsi bahwa gugatan batal berkuasanya hakim, eksepsi bahwa gugatan batal dan;

dan;

-- eksepsi disqualificatoir seperti, eksepsi perkara telah eksepsi disqualificatoir seperti, eksepsi perkara telah diputus dan pihak penggugat tidak berkapasita.

diputus dan pihak penggugat tidak berkapasita.

Eksepsi materiil merupakan bantahan lainnya yang Eksepsi materiil merupakan bantahan lainnya yang



 Eksepsi materiil merupakan bantahan lainnya yang Eksepsi materiil merupakan bantahan lainnya yang didasarkan ketentuan hukum materiil; meliputi :

didasarkan ketentuan hukum materiil; meliputi :

-- eksepsi dilatoir seperti tuntutan penggugat belum eksepsi dilatoir seperti tuntutan penggugat belum dapat dikabulkan karena penggugat memberi

dapat dikabulkan karena penggugat memberi penundaan pembayaran.

penundaan pembayaran.

-- eksepsi peremptoir yang sudah mengenai pokok eksepsi peremptoir yang sudah mengenai pokok perkara seperti eksekusi karena lampaunya waktu perkara seperti eksekusi karena lampaunya waktu (kadaluarsa) atau karena tergugat dibebaskan dari (kadaluarsa) atau karena tergugat dibebaskan dari membayar.

membayar.



 Penggugat diberi kesempatan untuk memberi Penggugat diberi kesempatan untuk memberi tanggapan terhadap eksepsi/jawaban tergugat, tanggapan terhadap eksepsi/jawaban tergugat, biasa disebut replik.

biasa disebut replik.



 Terakhir tergugat diberi kesempatan untuk Terakhir tergugat diberi kesempatan untuk memberi tanggapan atas replik penggugat, memberi tanggapan atas replik penggugat, biasa disebut duplik

biasa disebut duplik



 Hukum pembuktian positif diatur dalam HIR Hukum pembuktian positif diatur dalam HIR



 Hukum pembuktian positif diatur dalam HIR Hukum pembuktian positif diatur dalam HIR dan Rbg serta BW. Selain itu masi diatur juga dan Rbg serta BW. Selain itu masi diatur juga dalam Rv.

dalam Rv.

Pembuktian Pembuktian



 Dengan berakhirnya proses jawab menjawab, Dengan berakhirnya proses jawab menjawab, maka acara selanjutnya adalah pembuktian.

maka acara selanjutnya adalah pembuktian.



 Dalam pemeriksaan Pembuktian, para pihak Dalam pemeriksaan Pembuktian, para pihak diberi kesempatan untuk membuktikan dalil diberi kesempatan untuk membuktikan dalil--dalil yang telah disampaikan dan kesempatan dalil yang telah disampaikan dan kesempatan dalil yang telah disampaikan dan kesempatan dalil yang telah disampaikan dan kesempatan

pertama diberikan kepada Pengugat, setelah itu pertama diberikan kepada Pengugat, setelah itu Tergugat.

Tergugat.



 Hukum pembuktian terdiri dari dua unsur, yaitu Hukum pembuktian terdiri dari dua unsur, yaitu unsur materiil/hukum pembuktian materiil dan unsur materiil/hukum pembuktian materiil dan formil/hukum pembuktian formil.

formil/hukum pembuktian formil.



 Hukum pembuktian materiil mengatur tentang Hukum pembuktian materiil mengatur tentang dapat tidaknya diterima pembuktian dengan dapat tidaknya diterima pembuktian dengan alat

alat--alat bukti tertentu di persidangan serta alat bukti tertentu di persidangan serta alat

alat--alat bukti tertentu di persidangan serta alat bukti tertentu di persidangan serta ketentuan pembuktiannya.

ketentuan pembuktiannya.



 Hukum pembuktian formil mengatur tentang Hukum pembuktian formil mengatur tentang caranya mengadakan pembuktian.

caranya mengadakan pembuktian.



 Yang harus dibuktikan dalam persidangan Yang harus dibuktikan dalam persidangan

adalah peristiwa hukum yang penting/relevant adalah peristiwa hukum yang penting/relevant bagi hukum agar diperoleh suatu kebenaran, bagi hukum agar diperoleh suatu kebenaran, misalnya yang harus dibuktikan adalah adanya misalnya yang harus dibuktikan adalah adanya perjanjian hutang piutang antara penggugat perjanjian hutang piutang antara penggugat dan tergugat.

dan tergugat.



 Selain peristiwa hukum, dalam hukum Selain peristiwa hukum, dalam hukum



 Selain peristiwa hukum, dalam hukum Selain peristiwa hukum, dalam hukum

pembuktian, hak pun harus dibuktikan karena pembuktian, hak pun harus dibuktikan karena dari ps. 163 HIR; 283 Rbg dan 1865 BW,

dari ps. 163 HIR; 283 Rbg dan 1865 BW,

disebutkan bahwa siapa mengaku mempunyai disebutkan bahwa siapa mengaku mempunyai hak harus membuktikannya.

hak harus membuktikannya.



 Kebanaran yang dicari oleh hakim dalam Kebanaran yang dicari oleh hakim dalam perkara perdata adalah kebenaran formil.

perkara perdata adalah kebenaran formil.



 Mencari kebenaran formil berarti hakim tidak Mencari kebenaran formil berarti hakim tidak boleh melampaui batas

boleh melampaui batas--batas yang diajukan batas yang diajukan oleh para pihak yang berperkara.

oleh para pihak yang berperkara.



 Hal ini relevant dengan ketentuan ps. 178 ayat Hal ini relevant dengan ketentuan ps. 178 ayat 3 HIR; ps. 189 ayat 3 Rbg dan ps. 50 ayat 3 Rv 3 HIR; ps. 189 ayat 3 Rbg dan ps. 50 ayat 3 Rv yang melarang hakim untuk menjatuhkan

yang melarang hakim untuk menjatuhkan

putusan atas perkara yang tidak dituntut atau putusan atas perkara yang tidak dituntut atau putusan atas perkara yang tidak dituntut atau putusan atas perkara yang tidak dituntut atau akan meluluskan lebih dari yang dituntut.

akan meluluskan lebih dari yang dituntut.



 Dalam perkara perdata, pihak yang Dalam perkara perdata, pihak yang

berkepentingan cq. Penggugat dan Tergugat berkepentingan cq. Penggugat dan Tergugat yang berkepentingan yang wajib membuktikan yang berkepentingan yang wajib membuktikan peristiwa yang disengketakan dan atau

peristiwa yang disengketakan dan atau mengajukan alat

mengajukan alat--alat bukti.alat bukti.



 Ps. 163 HIR; 283 Rbg dan 1865 BW, pada Ps. 163 HIR; 283 Rbg dan 1865 BW, pada

pokoknya menyebutkan bahwa “Barangsiapa pokoknya menyebutkan bahwa “Barangsiapa yang mengaku mempunyai hak, … harus

yang mengaku mempunyai hak, … harus

membuktikan adanya hak atau peristiwa itu”.

membuktikan adanya hak atau peristiwa itu”.



 Suatu bukti dinilai lengkap atau sempurna, Suatu bukti dinilai lengkap atau sempurna, apabila hakim berpendapat bahwabukti yang apabila hakim berpendapat bahwabukti yang telah diajukan/peristiwa yang harus dibuktikan telah diajukan/peristiwa yang harus dibuktikan itu harus dianggap sudah pasti atau benar.

itu harus dianggap sudah pasti atau benar.

itu harus dianggap sudah pasti atau benar.

itu harus dianggap sudah pasti atau benar.



 Teori pembuktian:Teori pembuktian:

1. Pemuktian bebas, menghendaki adanya 1. Pemuktian bebas, menghendaki adanya ketentuan

ketentuan--ketentuan yang mengikat hakim, ketentuan yang mengikat hakim,

sehingga penilaian pembuktian seberapa dapat sehingga penilaian pembuktian seberapa dapat diserahkan kepadanya.

diserahkan kepadanya.

2. ...

2. ...

2. Pembuktian negatif, menurut teori ini harus ada 2. Pembuktian negatif, menurut teori ini harus ada ketentuan

ketentuan--ketentuan yang mengikat yang bersifat ketentuan yang mengikat yang bersifat negatif, yaitu bahwa ketentuan ini harus membatasi negatif, yaitu bahwa ketentuan ini harus membatasi pada larangan kepada hakim untuk melakukan

pada larangan kepada hakim untuk melakukan

sesuatu yang berhubungan dengan pembuktian. Jadi sesuatu yang berhubungan dengan pembuktian. Jadi hakim dilarang dengan pengecualian (ps. 169 HIR, hakim dilarang dengan pengecualian (ps. 169 HIR, 306 Rbg, 1905 BW).

306 Rbg, 1905 BW).

3. Pembuktian positif, teori ini menghendaki adanya 3. Pembuktian positif, teori ini menghendaki adanya 3. Pembuktian positif, teori ini menghendaki adanya 3. Pembuktian positif, teori ini menghendaki adanya

perintah kepada hakim. Di sini hakim diwajibkan tetapi perintah kepada hakim. Di sini hakim diwajibkan tetapi dengan syarat (ps. 165 HIR, 285 Hbg, 1870 BW).

dengan syarat (ps. 165 HIR, 285 Hbg, 1870 BW).



 Pendapat umum menghendaki adanya pembuktian Pendapat umum menghendaki adanya pembuktian bebas, hal ini dimaksudkan agar dapat memberi

bebas, hal ini dimaksudkan agar dapat memberi kelonggaran bagi hakim dalam mencari kebenaran.

kelonggaran bagi hakim dalam mencari kebenaran.

BebanPembuktian BebanPembuktian



 Hakim yang memerintahkan kepada para pihak Hakim yang memerintahkan kepada para pihak untuk mengajukan alat

untuk mengajukan alat--alat buktinya.alat buktinya.



 Asas beban pembuktian ini diatur dalam ps. Asas beban pembuktian ini diatur dalam ps.

163 HIR, 283 Rbg, 1865 BW) yang berbunyi: “ 163 HIR, 283 Rbg, 1865 BW) yang berbunyi: “ Barangsiapa yang mengaku mempunyai hak Barangsiapa yang mengaku mempunyai hak atau yang mendasarkan pada suatu peristiwa atau yang mendasarkan pada suatu peristiwa atau yang mendasarkan pada suatu peristiwa atau yang mendasarkan pada suatu peristiwa untuk menguatkan haknya itu atau untuk

untuk menguatkan haknya itu atau untuk menyangkal hak orang lain, harus

menyangkal hak orang lain, harus

membuktikan adanya hak atau peristiwa itu.

membuktikan adanya hak atau peristiwa itu.



 Selain ketenuan tersebut, ada beberapa Selain ketenuan tersebut, ada beberapa

ketentuan khusus, yaitu ps. 533 BW, ps. 535 ketentuan khusus, yaitu ps. 533 BW, ps. 535 BW, ps. 1244 BW.

BW, ps. 1244 BW.

Alat Bukti Alat Bukti



 AlatAlat--alat bukti dalam acara perdata adalah alat bukti alat bukti dalam acara perdata adalah alat bukti tertulis/surat, pembuktian dengan saksi, persangkaan tertulis/surat, pembuktian dengan saksi, persangkaan--persangkaan, pengakuan dan sumpah (ps. 164 HIR, persangkaan, pengakuan dan sumpah (ps. 164 HIR, 284 Rbg, 1866 BW).

284 Rbg, 1866 BW).



 Alat bukti tertulis/surat, yaitu segala sesuatu yang Alat bukti tertulis/surat, yaitu segala sesuatu yang memuat tanda

memuat tanda--tanda bacaan yang dimaksudkan untuk tanda bacaan yang dimaksudkan untuk mencurahkan isishati atau untuk menyampaikan buah mencurahkan isishati atau untuk menyampaikan buah mencurahkan isishati atau untuk menyampaikan buah mencurahkan isishati atau untuk menyampaikan buah pikiran seseorang dan dipergunakan sebagai

pikiran seseorang dan dipergunakan sebagai pembuktian.

pembuktian.



 Alat bukti surat dibagi menjadi akta dan bukan akta.Alat bukti surat dibagi menjadi akta dan bukan akta.



 Akta terdiri dari, akta otentik (ps. 165 HIR, 285 Rbg, Akta terdiri dari, akta otentik (ps. 165 HIR, 285 Rbg, 1868 BW) dan akta di bawah tangan (S 1867 No. 29 1868 BW) dan akta di bawah tangan (S 1867 No. 29 untuk Jawa dan Madura, luar Jawa dan Madura diatur untuk Jawa dan Madura, luar Jawa dan Madura diatur dalam ps. 286

dalam ps. 286--305 Rbg, ps 1874305 Rbg, ps 1874-- 1880 Bw).1880 Bw).

Alat Bukti Saksi Alat Bukti Saksi



 Alat bukti ini diatur dalam ps. 139 Alat bukti ini diatur dalam ps. 139 –– 152, 168 152, 168 –– 172 HIR, ps. 165

172 HIR, ps. 165 –– 179 Rbg, 1895 dan 1902 179 Rbg, 1895 dan 1902 –– 1912 BW.

1912 BW.

Alat Bukti Persangkaan Alat Bukti Persangkaan



 Alat bukti ini diatur dalam ps. 164 HIR, ps 284 Alat bukti ini diatur dalam ps. 164 HIR, ps 284 Rbg, 1866 BW.

Rbg, 1866 BW.

Alat Bukti Pengakuan Alat Bukti Pengakuan



 Alat bukti ini diatur dalam ps 174, 175, 176 Alat bukti ini diatur dalam ps 174, 175, 176 HIR, 311, 312, 313 Rbg, 1923

HIR, 311, 312, 313 Rbg, 1923 –– 1928 BW.1928 BW.

Alat Bukti Sumpah Alat Bukti Sumpah



 Alat Bukti Sumpah diatur dalam ps 155Alat Bukti Sumpah diatur dalam ps 155--158, 158, 177 HIR, 182

177 HIR, 182--185, 314 Rbg, 1929185, 314 Rbg, 1929--145 BW.145 BW.



 PemeriksaanPemeriksaan SetempatSetempat



 KesimpulanKesimpulan



 PutusanPutusan



 UpayaUpaya HukumHukum BiasaBiasa



 EksekusiEksekusi



 PerlawananPerlawanan TerhadapTerhadap PenetapanPenetapan EksekusiEksekusi



 PerlawananPerlawanan TerhadapTerhadap PenetapanPenetapan EksekusiEksekusi



 UpayaUpaya HukumHukum LuarLuar BiasaBiasa

Dokumen terkait