• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.5. Fasilitas dan Peralatan Produksi

Pada galangan kapal fibreglass terdapat beberapa fasilitas produksi pada galangan. Fasilitas pada galangan yang menerapkan metode hand lay up dan metode laminasi laintidak terdapat perbedaan. Fasilitas yang tersedia di galangan memiliki standar yang sama. Sehingga pada bab ini hanya akan membahas tentang peralatan produksi. Peralatan produksi merupakan alat yang digunakan pada proses produksi dan dapat digunakan kembali pada produksi berikutnya. Peralatan produksi yang digunakan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi hand lay up lebih sederhana dibandingkan dengan metode yang lain. Berikut merupakan data kebutuhan peralatan produksi pada metode laminasi hand lay up:

Tabel IV.14 Peralatan Produksi Metode Hand Lay Up

No. Nama Peralatan

Hand Lay Up Jumlah Satuan

1 Gayung 24 buah 2 Mesin Bor Listrik dan Manual 2 set 3 Gergaji Ukir 6 buah 4 Mesin Gerinda 4 buah 5 Gergaji Besi 2 buah 6 Gergaji Kayu 1 buah 7 Pita Pengukur 2 buah 8 Palu Karet 2 buah 9 Sikat dan Sapu logam 4 buah 10 Palu Baja 2 buah

Tabel IV.14 menjelaskan tentang peralatan yang dibutuhkan pada proses produksi. Dimana peralatan yang digunakan masih menggunakan material yang sederhana.

4.6. Proses Produksi

Proses produksi kapal berbahan Fibre Reinforced Plastic (FRP) berbeda dengan pembangunan kapal berbahan kayu, baja, ataupun aluminium. Pada proses pembangunan kapal Fibre Reinforced Plastic (FRP) memiliki tingkat kesulitan yang lebih kecil dibandingkan dengan proses pembangunan kapal baja dan aluminium. Waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan kapal berbahan Fibre Reinforced Plastic (FRP) juga lebuh singkat. Proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP terbagi dalam beberapa tahapan. Berikut merupakan tahapan pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP, diantaranya adalah :

44

4.6.1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan laminasi hand lay up terbagi dalam beberapa proses. Dimana proses tersebut diantaranya adalah owner requirement.perhitungan dan penyediaan material. Tahap persiapan dilakukan sebelum pembangunan kapal atau tender penyediaan kapal hingga tanda tangan kontrak. Hal ini dikarenakan kapal yang dibangun merupakan kapal yang dipesan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dalam program pengadaan kapal Inka Mina.

4.6.2. Tahap Pembuatan Cetakan

Tahap pembuatan cetakan diawali dengan proses lofting. Dimana pada proses ini dilakukan pembuatan kerangka cetakan. Pembuatan kerangka cetakan diawali dengan menggambar bentuk kerangka cetakan dengan skala 1:1. Kerangka cetakan dapat dibentuk dengan menggunakan kayu. Setelah kerangka cetakan sudah terbentuk, selanjutnya pada proses selanjutnya yaitu pembuatan cetakan. Cetakan kapal dapat menggunakan material kayu dan triplek atau bahan fibreglass. Penggunaan material kayu dan triplek pada cetakan yang hanya digunakan untuk 1(satu) kali proses pembangunan kapal. Sedangkan penggunaan material fibreglass pada cetakan digunakan untuk pembangunan kapal yang nantinya dapat dipergunakan kembali. Dalam tugas akhir ini dibahas tentang penggunaan cetakan dengan bahan kayu dan triplek. Proses pembuatan cetakan biasanya menjadi 1(satu) tahapan dengan proses lofting yang membutuhkan waktu 1 minggu. (lihat Gambar IV.5)

Gambar IV.5 Cetakan FRP Kapal Ikan 30GT

4.6.3. Tahap Laminasi

Proses produksi kapal berbahan Fibre Reinforced Plastic (FRP) berbeda dengan pembangunan kapal berbahan kayu, baja, ataupun aluminium. Pada proses pembangunan kapal Fibre Reinforced Plastic (FRP) memiliki tingkat kesulitan yang lebih kecil

45 dibandingkan dengan proses pembangunan kapal baja dan aluminium. Waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan kapal berbahan Fibre Reinforced Plastic (FRP) juga lebuh singkat. Berikut adalah tata cara laminasi kapal berbahan fibreglass (FRP) menggunakan metode laminasi hand lay up yang telah dilakukan observasi di lapangan:

a. Mempersiapkan mold/cetakan.

b. Cetakan diberikan wax dan dipoles untuk mempermudah menggunakan mold kembali. (lihat Gambar IV.6)

Gambar IV.6 Proses Pemberian Wax pada Cetakan Geladak

c. Barrier coat atau PVA juga digunakan untuk menghindari terjadinya tercetak serat melalui permukaan gelcoat

d. Gelcoat dipoles pada permukaan cetakan dan dibiarkan sebelum memasang lapisan

fibreglass.(lihat Gambar IV.7)

Gambar IV.7 Pemberian Gelcoat pada Cetakan Geladak

e. Fibreglass kemudian dipasang sesuai dengan mengikuti pola mold atau cetakan dimana CSM 300 terlebih dahulu pada lapisan terluar selanjutnya woven roving. (lihat Gambar IV.8)

46

Gambar IV.8 Proses Laminasi Hand Lay Up pada Cetakan Bangunan Atas

f. Resin dicampur dengan katalis dengan perbandingan 100 : 1 dan cobalt8% dengan perbandingan 100:0.5. Kemudian diaduk sampai rata kemudian ditampung dalam tangki penampungan

g. Resin yang telah dicampur dengan katalis lalu dipoles pada fibreglass.

h. Kemudian menggunakan kuas atau roller untuk memadatkan serat yang sudah diberikan resin untuk menghasilkan permukaan yang halus dan menghilangkan udara yang terperangkap

i. Menunggu hingga proses resin kering

j. Selanjutnya proses tersebut dilakukan kembali pada proses pembuatan geladak dan bangunan atas.

k. Setelah bagian lambung, geladak, dan bangunan atas telah kering. Maka dapat dilanjutkan dengan proses lepas cetakan. Dimana pada proses ini, bagian lambung, geladak, dan bangunan atas dilepaskan dari cetakan.

l. Setelah proses pelepasan cetakan, maka dilanjutkan dengan proses pembuatan konstruksi. Konstruksi kapal berbahan fibreglass dapat berupa single skin atau double skin. Dimana pada double skin maka didalam konstruksi akan diberikan penguat tambahan. Penguat tersebut dapat berupa kayu, foam, atau material lain yang dapat digunakan untuk mengisi ruang didalam konstruksi. Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang pembuatan konstruksi single skin.

4.6.4. Tahap Assembly

Tahap assembly dilakukan setelah proses pembuatan konstruksi selesai. Pada tahap ini maka bagian kapal seperti bagian lambung, geladak, dan bangunan atas akan disatukan. Pada proses ini maka disatukan dengan membuat fender kapal menggunakan metode hand lay up. Selanjutnya dilakukan pemasangan tangki-tangki pada kapal yang terdiri dari tangki bahan

Dokumen terkait