• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebelum memproduksi biskuit, hal pertama yang dilakukan yaitu menghitung peramalan penjualan. PT XYZ dibagi kedalam dua divisi besar,

operational yang melakukan produksi dan commercial yang menjual produk. Peramalan penjualan baik lokal maupun ekspor dilakukan oleh divisi commercial

untuk kemudian dikomunikasikan kepada divisi operational. Peramalan penjualan tersebut diolah kembali oleh departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) untuk kemudian dibuatkan jadwal produksi (MPS – Master Production Schedule).

Setelah MPS dibuat, barulah departemen PPIC mendistribusikan tugas. Mulai dari persediaan bahan baku, menyetel mesin, menyediakan tenaga kerja sampai dengan memproses biskuit. Hal pertama yang dilakukan yaitu menyediakan bahan baku. Bahan baku yang digunakan untuk produksi biskuit di PT XYZ dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Bahan baku utama, berupa bubuk cokelat dan gula

2. Bahan baku tambahan, berupa sirup fruktosa, minyak sayur, shortening, tepung terigu

3. Bahan penolong, berupa butter flavor, vanilla flavor, whey powder, dough salt, ammonium bicarbonate, sodium bicarbonate, air, vanillin crystal, lecithin.

kemudian diproses menjadi PO (Purchase Order) oleh departemen Purchasing. Setelah Purchasing menghubungi pemasok, pemasok akan berhubungan dengan

Vendor Scheduler untuk menentukan tanggal pengiriman bahan baku.

Sebelum bahan baku dimuat di gudang, bagian Quality akan melakukan

sampling atas bahan baku tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengecek apakah bahan baku yang dikirim sesuai dengan spesifikasi dan kriteria yang diinginkan perusahaan. Setelah Quality menyatakan rilis, maka material tersebut siap untuk di bongkar dan dimuat kedalam gudang.

Gambar 3. Material yang sudah ditimbang untuk produksi di PT XYZ

Sumber: PT XYZ, 2011

Stock keeper kemudian menghitung kebutuhan material sesuai dengan rencana produksi. Secara garis besar, proses produksi dapat dibagi ke dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

5.7.1 Pencampuran

Pada tahapan ini, bahan-bahan mentah yang telah ditentukan takarannya akan dicampur dan diaduk dalam sebuah wadah bernama mixer.

5.7.2. Pembentukan

Bahan mentah yang telah diaduk tersebut akan menjadi adonan yang siap dibentuk. Adonan ini akan dibentuk pada tahapan forming dengan menggunakan alat bernama rotary moulder yang telah diberi cetakan sesuai dengan jenis produk. Pada beberapa produk, adonan dibentuk terlebih dahulu menjadi lembaran- lembaran adonan dengan menggunakan laminator yang kemudian akan dipadatkan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kegurihan produk.

Adonan yang sudah berbentuk produk akan dimasukkan ke dalam oven. Oven yang digunakan PT XYZ menggunakan conveyor sebagai tempat produk.

Baking time produk berkisar 3,5 sampai 6 menit, dapat disesuaikan dengan perencanaan kecepatan produksi.

5.7.4. Pendinginan

Produk yang baru keluar dari oven harus didinginkan terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut. Pendinginan dilakukan dengan menggunakan

conveyor. Produk yang baru keluar dari oven akan dibawa conveyor agar panasnya berpindah ke udara.

5.7.5. Pemberian Krim

Tahap pemberian krim (sandwiching) tidak dialami oleh semua produk, terbatas pada produk biskuit sandwich. Proses sandwiching sendiri terdiri dari dua tahap, yaitu pembuatan krim dan penempelan dua keping biskuit dengan krim ditengahnya.

5.7.6. Pendinginan

Setelah tahap sandwiching, produk akan didinginkan sekali lagi. Proses pendinginan dilakukan dengan melewatkan produk pada cooling tunnel, sebuah

conveyor tertutup dengan suhu 5-70C. Proses ini dilakukan untuk memadatkan krim yang melekat pada biskuit.

5.7.7. Pengemasan

Selepasnya dari cooling tunnel, produk siap untuk dikemas ke dalam berbagai ukuran kemasan. Proses pengemasan produk pada PT XYZ masih banyak menggunakan tenaga manusia, walaupun pada beberapa elemen kegiatan telah dilakukan secara otomatis.

5.7.8. Penyimpanan

Produk yang sudah dikemas akan disimpan di warehouse untuk dikirimkan sesuai dengan permintaan. PT XYZ tidak menangani proses distribusi produk, sehingga setelah produk selesai dikemas, tidak ada penanganan produk jadi di pabrik. Produk yang sudah jadi langsung dibawa ke National Distribution

Di PT XYZ, satu line produksi tidak menghasilkan satu produk yang spesifik. Satu line produksi bisa saja menghasilkan beberapa jenis produk. Proses penggantian produk di setiap line membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hal ini dikarenakan terjadinya proses penyetelan mesin dan proses pembersihan yang harus dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat industri makanan sangat peka terhadap isu kontaminasi.

Normalnya, produksi dilakukan lima hari dalam seminggu (Senin sampai

dengan Jum’at), namun seringkali produksi juga dilakukan di hari Sabtu dan

Minggu. Penambahan waktu produksi ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan produk jadi atau jika target produksi belum terpenuhi. Jadwal produksi (Master Production Schedule) disosialisasikan pada setiap hari Jum’at,

untuk produksi satu minggu ke depan (periode Jum’at – Kamis).

Gambar 4. Proses Produksi Biskuit di PT XYZ tahun 2011

Sumber: PT XYZ, 2011

5.8 Indikator Kinerja

Dalam proses produksi, seringkali hal-hal yang tidak diperkirakan yang dapat menghambat proses produksi itu sendiri. Salah satunya adalah kegagalan mesin. PT XYZ menggambarkan dua jenis kegagalan mesin tersebut sebagai

down time (dt) dan speed losses (sl). Down time adalah kegagalan pada salah satu mesin yang menyebabkan satu line produksi tidak dapat dijalankan. Contohnya adalah kerusakan rotary moulder yang digunakan untuk mencetak adonan biskuit. Jika mesin ini rusak, seluruh produk yang berada di alur belakangnya tidak dapat

Raw Material Mixing Forming Baking Cooling Conveyor Sandwiching Cooling Tunnel Storage Packing Packing Packing Packing Sandwiching ng

dilanjutkan prosesnya dan terjadi kekosongan untuk alur di depannya. Sementara

speed losses adalah kegagalan pada salah satu mesin yang dampaknya tidak sampai menghentikan kegiatan satu line produksi tetapi dapat mengurangi laju produksi atau menumpuknya produk di satu line (work in process). Contoh kegagalan jenis ini adalah rusaknya mesin sandwiching. Pada line 1, terdapat dua mesin sandwiching saat satu mesin rusak, proses produksi masih dapat berjalan, tetapi kecepatannya berkurang.

Atas dua jenis kegagalan mesin tersebut, PT XYZ menggunakan tiga jenis indikator yang dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan proses produksi, yaitu: 1. GE (Global Efficiency)

GE merupakan perbandingan antara durasi mesin dengan kecepatan normal terhadap waktu yang tersedia untuk operasional produksi. GE ini akan menjadi indikator terhadap kemampuan seluruh departemen untuk mendukung berjalannya proses produksi dengan mengurangi aktivitas yang tidak memberi nilai tambah.

2. OEE (Overall Equipment Effectiveness)

OEE merupakan perbandingan antara durasi operasi mesin dengan kecepatan normal terhadap waktu yang dialokasikan untuk melakukan proses produksi. Komponen yang digunakan untuk menghitung OEE hanya unpredictable downtime. Unpredictable downtime yaitu kehilangan waktu yang seharusnya digunakan untuk produksi dikarenakan hal-hal yang tidak disangka. OEE menjadi indikator yang sangat spesifik dalam menggambarkan kapabilitas dari tim produksi dalam memproduksi biskuit.

3. Yield

Yield merupakan perbandingan antara produk akhir yang bisa dihasilkan terhadap produk akhir yang seharusnya bisa dihasilkan dari bahan mentah yang diolah. Yield merupakan indikator terhadap ketepatan setting mesin dan keterampilan para operator dalam menjalankan pekerjaannya.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam supply chain management, bisa saja terjadi ketidak pastian. Baik dalam hal perencanaan maupun aktualisasi dari perencanaan itu sendiri. Untuk meminimalkan dampak yang timbul akibat ketidak pastian tersebut, dilakukanlah proses persediaan. Persediaan yang akan dibahas adalah persediaan bahan baku produksi biskuit. Persediaan yang dimaksud yaitu sejumlah barang yang disediakan dan disimpan oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi baik yang dibutuhkan dalam proses internal berupa bahan baku produksi dan untuk pemenuhan kebutuhan eksternal berupa produk jadi.

Dokumen terkait