PT. Kusumahadi Santosa pada kegiatan produksinya mempunyai beberapa alur produksi. Kegiatan produksi itu meliputi kegiaatan pemintalan (Spinning), tenun (Weaving), cetak (Printing), celup (Dying), penyelesaian (Finishing). Pada tahun 1990 pada bagian pemintalan (Spinning) PT. Kusumahadi Santosa mengalami perluasan perusahaan, hal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya PT. Kusumaputra Santosa. Dengan spesialisasi produksinya berupa benang, yang merupakan bahan baku kain sebagai produk utama PT. Kusumahadi Santosa.
commit to user
Produk-produk yang dihasilkan pada PT. Kusumahadi Santosa dan PT. Kusumaputra Santosa antara lain adalah:
a. Benang; b. Kain Rayon; c. Kain katun; d. Kain Grey; e. Kain Cambrics f. Kain dying; dan g. Kain printing.
1. Pemintalan (Spinning)
Spinning adalah kegiatan memproses bahan baku, berupa kapas (cotton) menjadi
benang. Bahan baku pembuatan benang dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Bahan Alami
Bahan alami yang dimaksud disini adalah bahan yang berasal dari alam sendiri bukan buatan manusia. Salah satunya dari tumbuhan kapas dengan memanfaatkan bunga kapasnya sebgai bahan baku benang. Benang yang dihasilkan dari pemintalan kapas adalah jenis barang yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kain katun (cotton). Bahan alami, berupa kapas yang biasanya digunakan sebagai bahan baku pemintalan ini didatangkan dari luar negeri (import).
commit to user
Bahan sintetis yang dimaksud disini adalah bahan yang bukan berasal dari alam atau dapat dikatakan bahan buatan. Bahan sintetis berasal dari serat rayon, yakni serat yang terbuat dari bahan sintetik. Benang yang dihasilkan dari pemintalan serat rayon adalah jenis benang yang biasa digunakan untuk pembuatan kain rayon.
Pada tahun 1990 pada bagian pemintalan (Spinnng) PT Kusumahadi Santosa mengalami perluasan usaha, hal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya PT. Kusumaputra Santosa. Dengan spesialisasi produksinya berupa benang, yang merupakan bahan baku kain sebagai produk utama PT. Kusumahadi Santosa. Total produksi bagian pemintalan (Spinning) mencapai 24.000 ball per tahun, meliputi variasi benang cotton dan rayon.
2. Tenun (Weaving)
Weaving adalah kegiatan yang akan dilakukan setelah proses
pemintalan telah selesai dilakukan. Kegiatan ini berupa memproses benang menjadi kain. Departemen Weaving memiliki area kerja yang paling luas diantara departemen-departemen lainnya. Pada departemen weaving masih dibagi lagi menjadi dua departemen, yaitu departemen weaving 1 dan departemen weaving 2. Kedua departemen tersebut merupakan penghasil kain mentah. Kemudian kain mentah tersebut nantinya akan diproses lebih lanjut. Namun demikian kain mentah tersebut dapat pula dijual tanpa diproses lebih lanjut lagi, hal tersebut tergantung dari permintaan buyer. Perbedaan dari kedua departemen di weaving adalah dari mesin yang digunakan untuk menghasilkan kain
commit to user
Pada departemen weaving 1 mesinnya menggunakan mesin Airjet
Suthle Loom. Sedangkan pada departemen weaving 2 menggunakan mesin Airjet
dalam memproduksi kain. Perbedaan dari kedua mesin tenun tadi terletak pada tenaga penggeraknya. Pada mesin Suthle Loom digerakkan tanpa dynamo serta memiliki kecepatan dibawah mesin Airjet, sedangkan pada mesin Airjet meneggunakan tenaga kompresor dalam mengerakan mesinnya. Teknologi modern tersebut berasal dari Jerman dan Jepang dengan kontrol kualitas yang memiliki standart tinggi. Departemen weaving memiliki 570 buah mesin meliputi kedua jenis mesin tersebut, dengan kualitas dan kualifikasi kain yang dihasilkan sebagai berikut
commit to user Tabel 1.1
Nama Mesin Weaving PT. Kusumahadi Santosa
Sumber : Administrasi PT. Kusumahadi Santosa tahun 2010
Kegiatan weaving tersebut dapat dihasilkan varian kain yang
bermacam-macam, mulai dari kain yang berbahan 100% cotton, 100% rayon, atau kombinasi dari kedua bahan kain tersebut. Kombinasi kain tersebut akan menghasilkan varian kain baru yang kualitasnya tergantung pada kapasitas kombinasi bahan kain tersebut.
Kapasitas departemen weaving dapat mencapai 2.000.000 meter per bulan. Dari kapasitas yang dihasilkan inilah PT. Kusumahadi Santosa dapat
Tipe Mesin Lebar Kain Motif Kain Jumlah Mesin WEAVING 1 TOYODA GH-9 65” DOBBY 65 TOYODA GH-9 65” TAPPET 95 TOYODA GH-9 56” DOBBY 144 TOYODA GH-9 56” TAPPET 120 JUMLAH 424 WEAVING II
TSUDAKOMA AIRJET ZA 205i 75” CAM 96
TSUDAKOMA AIRJET ZA 209i 75” CAM 32
TSUDAKOMA AIRJET ZA 209i 75” DOBBY 18
commit to user
memenuhi dan mencukupi kebutuhan konsumennya. Bahkan pada musim-musim tertentu, PT. Kusumahadi Santosa mengalami overload pesanan. Hal ini dikarenakan para konsumen atau buyer sedang mengalami masa ramai untuk pasar tekstil, biasanya masa ini terjadi ketika musim panas tiba. Kain hasil produksi tekstil PT. Kusumahadi santosa memiliki kualitas yang baik dan dirasa cocok dengan kondisi kulit konsumen, karena banyak tekstil produksi dari perusahaan lain terkadang membuat kulit iritasi atau membuat konsumen mengalami alergi karena bahan yang digunakan tidak cocok dengan kulit konsumen.
3. Cetak (Printing) dan Celup (Dying)
Cetak dan celup yaitu kegiatan memproses kain mentah menjadi kain bermotif ataupun polos berwarna. Proses ini menggunakan teknologi komputerisasi yang dijalankan oleh seorang teknisi. Prosesnya mulai dari pembuatan motif, menentukan detail serat yang akan diwarnai sampai proses cetak dan celup, kain dikeringkan dengan mesin tertentu sesuai dengan kebutuhan hingga kain benar-benar kering. Setelah itu, kain disimpan di dalam gudang printing dan dying dan siap untuk dipasarkan.
4. Penyelesaian (Finishing)
Penyelesaian (Finishing) adalah kegiatan memproses kain mentah menjadi kain jadi. Kegiatan ini meliputi pengolahankain mentah (grey) menjadi kain putih (cambrics) dengan menggunakan bahan kimia. Pada departemen
finishing ini tidak hanya memproses pemutihan kain PT. Kusumahadi Santosa
commit to user
lain. Akan tetapi dengan catatan seluruh biaya pemutihan ditanggung penuh oleh perusahaaan yang membutuhkan jasa pemutihan tersebut. Biasanya untuk jasa pemutihan kain telah diatur dalam surat kontrak yang tekah disepakati antar kedua belah pihak perusahaan yang bersangkutan.
Pada dasarnya proses yang dilakukan pada semua jenis kain adalah sama yaitu proses utama baru kemudian dibedakan berdasarkan jenis kain masing-masing.
Berikut ini beberapa tahap dalam penyelesaian (finishimg) kain dalam departemen finishing:
a) Proses bahan baku, yaitu proses membakar bulu-bulu pada kedua permukaan untuk mendapatkan permukaan kain.
b) Proses penghilangan kanji, yaitu proses menghilangkan kanji dan minyak yang sebelumnya ada pada kain.
c) Proses pemutihan dan pemasakan, yaitu proses penghilangan kotoran (malam, lemak, protein, kadar abu dan pectin) yangdisebabkan oleh pemintalan pertenunan dan bagi zat-zat warna harus dibuang untuk mendapatkan warna putih murni yang menghasilkan efek pencelupan yang lebih tinggi.
d) Proses pencucian, proses ini berfungsi untuk menghilangkan kadar air dalam bahan dengan pemasakan.
e) Proses pencelupan warna, proses iniuntuk menghendaki warna yang diinginkan dengan jalan mencelupakan kain putih dengan warna yang dikehendaki.
commit to user
f) Proses backing, proses ini adalah proses menlewatkan kain celup pada ruang-ruang panas agar terjafi ikatanwarna yang kuat dan baik dengan kain-kainnya.
g) Proses pad resin, tujuan proses ini untuk mendapatkan sifat-sifat kain dengan menggunakan mesin stenser.
h) Proses garing, tujuan dari proses ini adalah untuk mematangkan dan membangkitkan warna.
Setelah proses utama berubah dibagi menjadi atau menurut jenis kainnya yaitu:
a) Jenis Prima atau primasima printing, setelah proses utama kemudian dikembalikan dengan menggunakan mesin stenser baru diproses dengan mesin printing.
b) TC putih atau rayon, setelah proses utama kain langsung dimasukkan mesin
stenser untuk melakukan proses finishing.
c) Polyster 100% celup, kain ini setelah proses utama langsung dicelupkan pada mesin jet drying kemudian dimasukkan ke dalam mesin stenser untuk melakukan finishing.
d) Cotton atau rayon celup jingger, kain ini setelah melalui proses utama kemudian dicelupkan pada mesin jingger, baru dikeringkan. Setelah itu dilakukan proses finishing pada mesin stenser.
e) Primasima atau alkali shock, proses dengan alkali shock ini untuk membangkitkan warna serta memperbaiki kondisi kain secara kimia,
commit to user
kemudian baru dikeringkan dengan mesin pengering yang sebelumnya sudah dicuci lebih dahulu sebagai finishing dimasukkan mesin stenser.