Tembakau, sebagai bahan baku utama rokok pada umumnya akan lebih baik jika digunakan setelah 2-3 tahun disimpan. Proses selanjutnya adalah mencampur bahan baku tembakau dengan cengkih dan aroma yang disebut saos. Cengkih untuk menjadi bahan siap pakai melalui proses tersediri yaitu perendaman dan perajangan. Saos, adalah campuran berbagai bahan kimia dan alami yang menghasilkan aroma sebagai cita rasa rokok yang khas sesuai dengan selera konsumen.
Rokok Kretek, memiliki dua tipe cita-rasa, yaitu: tipe berdasarkan penggunaan flavour dan tipe berdasarkan kandungan tar dan nicotine. Tipe Berdasarkan penggunaan flavour terdiri dari yang
High Flavour : tipe sweet spicy; tipe nutty fruity, dan Low Flavour: tipe natural. Tipe berdasarkan kandungan tar dan nicotine, terdiri dari
Low Tar & Nic (< 15 mg tar/cig. & < 1,1 mg nic./cig. M edium Tar & Nic (15 < mg tar/cig. < 20 & 1,1 < mg nic/cig. < 1,5). Untuk yang regular selain yang tersebut di atas.
Rokok Putih, memiliki dua tipe cita-rasa, yaitu: American Blend: sweet aromatic anissed & typical acid fruit, chocolate & fermented. Virginia Blend: typical virginia smoke taste & fermented acid taste termasuk English type dan Asia type (Japan Tob., China Tob., lainnya).
Proses produksi Rokok Kretek, menggunakan raw material
terdiri atas empat bagian yang masing-masing bagian merupakan
compound, yaitu: blend tembakau; blend Clove; Casing Flavour; dan
Top Flavour. Blend Tembakau, merupakan campuran dari berbagai macam jenis tembakau bentuk rajangan dengan perbandingan tertentu sedemikian rupa sehingga diperoleh cita-rasa tembakau yang
diinginkan. Blend Clove, merupakan campuran dari beberapa jenis
clove (cengkih) bentuk rajangan dengan perbandingan tertentu sedemikian rupa sehingga diperoleh cita-rasa cengkih yang diinginkan.
Tobacco Flavour, atau dengan istilah umum di kalangan pelaku industri rokok disebut dengan saos rokok. Saos ini digunakan pada tembakau sebagai bahan baku utama rokok untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Saos rokok pada umumnya hampir sama dengan essen yang digunakan di industri makanan. Bedanya hanya di metode penggunaan. Essen rokok atau saos rokok agar bisa digunakan pada tembakau harus dilarutkan dulu dengan Ethyl Alkohol.
Tobacco flavour terdiri atas dua bagian yang masing-masing berbeda peranannya terhadap rokok kretek yang dihasilkan. Kedua bagian tersebut adalah: Casing Flavour dan Top Flavour. Casing Flavour merupakan larutan compound dari berbagai macam raw
material yang terlarut dalam air, yang berperan memperbaiki, meningkatkan dan menyempurnakan cita-rasa blend tembakau. Raw
material yang digunakan dalam membentuk casing umumnya berupa ekstrak, konsentrat, resinoid, dan bentuk lain yang larut dalam air.
Secara umum compound casing terdiri atas beberapa block
(Penta Aromindo):
“Humectant (PG, Gliceryn, Madu); Sweet block; Tobacco;
acid (Sour Plum, PlumCasing); Brownblock (Coffee Extrac,
cocoa, Mapple, Anis Casing); Spicy block (Keningar/Kayu
M anis); Fermented block; Tobacco softener/smoothener (Licorice); Tobacco enhancer/ improver (Tabac-Tabac); Burning & Preservative agent; Body replacer (Cocoa); Fixative Solvent (water)”.
Top flavour merupakan larutan compound dari berbagai macam flavour yang terlarut dalam alkohol, yang berperan memberi arah citarasa rokok kretek yang dihasilkan. Raw material yang digunakan dalam membentuk Top flavour umumnya berupa oil, oleoresin, absolute, dan aroma chemical yang larut dalam alkohol.
Secara umum compound Top Flavour terdiri atas beberapa
block (Penta Aromindo), adalah : “Pack aroma; Sweet block (Tabac Sweet, Vanilla, Sweet Alami, Anis dll); Fresh block (Havana, M anila); Fermented block (Rhum, Cognag, Jamaica); Fruity block (Nangka, Strawberry, Fruity); Brown block (Gurih FC, Coffee, M apple); Spicy block (Cassia, Clove Oil, Nut M eg, Ginger dll = Spicy TF); Tobacco Top block (M adura, Virginia, Kentucky); Sour agent (Plum); Green block (Strawberry, Rashberry); Floral block (Jasmine, Rose Oil); Fixative (Tabac Fixative, Labdanum, Benzoin, Peru Balsamic); Solvent (alcohol, PG)”.
Selanjutnya dijelaskan oleh Penta Aromindo perusahaan yang memiliki kompetensi dalam hal Casing dan Top flavour , bahwa : “casing dan topflavor merupakan larutan yang jauh berbeda, terutama
polaritasnya, walaupun kadang-kadang raw material top flavour
masuk dalam compound casing itu semata-mata strategi kreasi. Tetapi
raw material untuk Casing selalu tidak mungkin masuk dalam
compound Top flavour.
Di kalangan PR kecil cenderung tidak menggunakan seluruh bahan. Seringkali disadari sulitnya mengikuti selera konsumen yang minta dibuatkan rokok yang sama dengan rokok merk yang contohnya ditunjukkan konsumen. Biasanya dapat merupakan rokok yang paling laris di pasar dan produk pabrik besar atau kombinasi beberapa merk rokok yang disukai.
Pengusaha rokok kecil tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang bahan kimia yang digunakan, jikapun memiliki untuk mendapatkan cita rasa dan aroma yang diinginkan tidak dapat membuat dan membeli bahan dalam skala kecil (sedikit). Apabila membuat dalam jumlah besar tidak memiliki biaya, apalagi dengan jumlah produksi rokok terbatas. Sedangkan bahan kimia sisa tidak dapat disimpan untuk dipakai produksi lain waktu.
Solusinya antara lain membeli tornette, yaitu limbah rokok yang berasal dari rokok yang diretur dari pasar. Atau jengkok, limbah/ sampah atau debu tembakau dari PR besar yang merupakan campuran berbagai tembakau bermutu baik, sangat menguntungkan untuk menujang kualitas produk dari bahan baku tembakaunya.
Pabrik rokok kecil, sebagian golongan II dan I II memiliki alur yang berbeda karena tidak menyiapkan tembakau sendiri. Bahan yang diperlukan terdiri dari tembakau siap giling atau tembakau setelan yang sudah siap beli. Kelengkapan lainnya seperti papir (kertas pembungkus rokok), lem, kertas untuk selongsong, plastik (OPP) baik luar maupun dalam, aluminium foil, bungkus pak, bungkus pres, bandrol dan karton.
Urutan pengerjaan nya, mulai dari tembakau siap giling. Setelan digiling, dirapikan ujung dan pangkal rokoknya (bathil) kemudian diikat per sepuluh atau limapuluh batang (nyelop) untuk memudahkan menghitung. Kemudian disortir (dicek) oleh mandor apakah sudah baik/rapi dan masuk gudang kalau pabrik besar. Tetapi untuk pabrik kecil biasanya langsung dikerjakan dengan proses selanjutnya, yaitu proses pengemasan. Pengemasan dimulai dengan
nyonthong, di bungkus per pak dengan isi tergantung pada kemasan rokok apakah sepuluh, dua belas, limabelas dsb. Kemudian kemasan pres berisi 10 pak rokok, lalu dikemas untuk setiap bal berisi 20 press rokok.
Gambar 24