• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KAJIAN ASPEK SOSIAL BUDAYA MUSIK POPULER BATAK TOBA

3.2 Perkembangan Musik Populer Batak Toba

3.2.2 Proses produksi musik populer batak toba

Lagu daerah dewasa ini menunjukkan perkembangan yang sangat baik di kancah industri musik tanah air. Sejumlah production house berdiri dan sengaja mengkhususkan produksinya pada bidang atau segmen lagu daerah. Hal ini diambil

mengingat penjualan album lagu daerah cukup menjanjikan dan terhitung laris di pasaran lokal maupun pada distribusi antar pulau. Berikut ini penulis akan menuliskan tahapan - tahapan proses produksi sebuah musik populer30

Akhirnya setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan, proses rekaman pun selesai. Proses mixing menentukan enak tidaknya suatu lagu terdengar di telinga. Misalnya, apakah suara gitarnya pas, tidak terlalu keras dibanding vokal. Atau apakah suara bas sudah hendak ditebalkan atau ditipiskan, dan masih banyak lagi pertimbangan yang rumit. Di sinilah keterampilan dan pengalaman sound engineer diperlukan. Proses mixing bisa memakan waktu berminggu - minggu hingga

.

Tahapan paling awal adalah menyiapkan materi. Dan ini berarti ada proses penciptaan lagu termasuk proses pembuatan aransemen musik. Dalam bidang seni proses penciptaan bisa jadi lebih kompleks, dibutuhkan suasana hati yang sesuai, bahkan karya seni indah yang baru tercipta setelah sang pencipta mengalami dan merasakan penderitaan akibat suatu tragedi. Semakin banyak lagu yang tercipta, semakin banyak pilihan dalam menentukan mana yang terbaik untuk masuk ke dalam album. Untuk tahapan ini, waktu yang diperlukan bisa sangat lama dari jangka berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun.

Akhirnya setelah sekian lama berkutat di proses penciptaan, materi pun telah siap. Proses dimulai dengan persiapan partitur dan menentukan tempo yang tepat. Lalu penyetingan suara untuk instrumen musik (seperti check sound di panggung) setelah itu baru mulai satu per satu. Hasil rekam suara per instrumen biasa sebut dengan satu track.

30

berbulan-bulan karena setiap track harus diolah dengan hati-hati dengan mempertimbangkan aspek-aspek keindahan.

Setelah proses mixing selesai, hasil rekaman maju ke tahap berikut yang disebut mastering. Di sini hasil mixing master diperindah dan disesuaikan kualitas audionya untuk format, kaset, CD, ataupun yang lainnya. Proses mastering memakan waktu 2 sampai 5 hari karena dilakukan per lagu. Sementara proses mixing dan mastering berlangsung, umumnya penyanyi bisa melakukan sesi foto untuk keperluan sampul atau kemasan album. Bisa dari foto simpel di depan kelurahan atau menyewa fotografer terkenal. Proses ini biasanya cukup menyenangkan. Desain untuk cover album mestinya sudah dirampungkan di tahap ini. Bersamaan dengan selesainya mastering, siaplah master rekaman dibawa ke pabrik penggandaan. Album rekaman pun akhirnya siap.

Sampai di sini, tim marketing mulai beraksi menerapkan strategi promosi. Kegiatannya antara lain menyiapkan materi promosi, mengirimkannya ke media massa, menjalin hubungan dengan jaringan distributor dan toko. Jika memang dananya ada, bisa juga dilakukan acara launching. Dana untuk pemasaran dan promosi biasanya sangat besar. Misalnya saja untuk memasang iklan di berbagai media massa cetak dan elektronik, konser promo keliling berbagai kota.

Tanpa dukungan marketing dan jaringan distribusi, tentu produk yang dihasilkan tidak akan sampai ke penjual. Tanggung jawab tim marketing adalah memastikan agar semakin banyak orang yang membeli album kita. Jika tidak ada yang beli, tentunya pengorbanan waktu, pikiran, dan energi yang telah dicurahkan dalam menghasilkan album rekaman akan jadi tidak berarti.

Akhirnya, setelah berjuang sekian lama, siap sudah musik beredar di jagat pasar musik. Bila album sukses secara komersial, tentu ini menjadi kabar baik. Bagi perusahaan rekaman, keuntungan ini menjamin perusahaan tetap berdiri dan bisa terus menggarap album-album berikut. Bagi seniman, haknya mendapat nafkah dari bermain musik pun terpenuhi. Hal ini dapat mendorongnya terus berkarya. Namun bila angka penjualan album minim, maka kerugianlah yang didapat produser dan seniman. Yang lebih menyedihkan adalah bila kecilnya angka penjualan ini bukan disebabkan tidak adanya pembeli, tapi karena pembajakan. Jika kabar buruk seperti ini yang terus terjadi, maka tidak mustahil sang produser enggan berproduksi lagi dan seniman pun kehilangan salah satu sumber periuk nasinya.

BAB IV

ANALISIS TEKSTUAL LAGU POPULER BATAK TOBA

Bagian ini akan membahas mengenai nilai budaya hubungan anak dengan orangtua yang terdapat pada lirik lagu populer Batak Toba yang bertemakan hubungan anak dengan orangtua. Pembahasan pun akan dibatasi hanya pada lagu Batak populer yang jelas siapa penciptanya.Dalam uraian bab ini akan dibahas bahwa nilai adalah sesuatu abstrak, sesuatu yang dibangun dan berada di dalam pikiran, tidak dapat diraba dan dilihat secara langsung dengan pancaindera. Nilai hanya dapat disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan, dan materi yang dibuat manusia.

NILAI HUBUNGAN ANAK DENGAN ORANGTUA DALAM LAGU POPULER BATAK TOBA

Mempelajari berbagai tekstual lagu-lagu musik populer Batak Toba dapat dijelaskan bahwa nilai hubungan anak dengan orangtua adalah salah satu penekanan yang sangat penting di dalam lagu populer Batak Toba. Nilai ini bisa muncul dalam berbagai nilai konsep budaya31. Berikut ini adalah beberapa nilai konsep budaya yang dapat penulis identifikasi dari materi teks lagu populer Batak Toba yang penulis teliti.

31

Kerangka berpikir yang penulis gunakan untuk menganalisis nilai budaya yang terdapat pada lagu populer Batak Toba

4.1.Nilai Pendidikan

Dari berbagai lagu populer Batak Toba yang ada (lampiran), ada beberapa nilai yang dapat diidentifikasi sebagai nilai kultural yang diekspresikan atau yang dikomunikasikan lewat lagu diantaranya adalah nilai pendidikan. Pendidikan untuk kehidupan, dan kehidupan itu sendiri merupakan sumber pendidikan. Hanya dengan pendidikan, masyarakat dapat mempertahankan kehidupan dan perkembangan yang telah dicapai. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat,

Teks Lagu Musik Populer Batak Toba

Analisis Denotatif/Konotatif /Metafora Nilai Pendidikan Nilai Ekonomi Nilai Psikologis Nilai Religius Nilai Seni Hamoraon Hagabeon Hasangapon Nilai Metafora Nilai Hagabeon

pendidikan sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena itu pendidikan bersifat fungsional dalam kehidupan masyarakat. Nilai ini muncul di berbagai lagu dengan format/ekspresi yang berbeda-beda.

4.1.1. Anak Harus Sekolah

Sekolah adalah usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi yaitu agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Sekolah diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.

Sekola/pendidikan bagi orang Batak merupakan kebutuhan utama bahkan lebih penting dari segalanya. Ini merupakan kesadaran bangsa Batak setelah berabad-abad terpuruk dalam peradaban tradisionalis. Bagi suku Batak Toba, jalan menuju tercapainya kekayaan dan kehormatan adalah melalui pendidikan anak. Masyarakat Batak Toba meletakkan pendidikan sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya hidup orang Batak Toba, Hamoraon: kekayaan merupakan keberhasilan yang diukur dari aspek materi dan pengetahuan.

Bagi orang Batak, anak merupakan harta yang paling berharga, kehormatan, sekaligus kekayaan bagi orangtuanya. Pemahaman ini yang mendorong orang Batak Toba mendidik dan berupaya agar anaknya bisa memperoleh pendidikan setinggi mungkin. Hal ini dilandasi oleh nilai-nilai filsafat hidup orang Batak Toba, bahwa

salah satu jalan menuju tercapainya kekayaan (hamoraon) dan kehormatan (hasangapon) adalah melalui pendidikan.

Pandangan tradisional tentang kehidupan manusia oleh masyarakat Batak Toba pada umumnya antara lain bahwa anak haruslah berguna bagi dirinya, lingkungannya, dan bagi kehidupan manusia pada umumnya. Karena itu anak bersekolah setinggi-tingginya, agar kelak dapat mencapai cita-cita dan tujuannya. Serta dapat merencanakan hal yang berkaitan dengan kehidupan bersama lingkungannya secara benar dan baik dan juga pendidikan dipilih untuk pendewasaan diri yaitu bagaimana kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga diri, sikap dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian diri. Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu tanpa melihat orang lain.

Untuk mencapai pandangan tradisional yang bernilai luhur itu, maka orang tua pada umumnya selalu berusaha mencari, bekerja dan membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya secara maksimal dan sekuat tenaga. Dengan pendidikan, tentu arah keluarnya adalah kekayaan. Sebab dari pendidikan yang tinggi tercipta suatu teknik baru yang menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan tinggi. Untuk itu yang dilakukan untuk menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan baik adalah dengan cara proses pendidikan yang baik.

Makin tinggi pendidikan anak, maka makin besar harapannya memperoleh pekerjaan serta jabatan yang lebih baik. Menyekolahkan anak-anak sampai ke jenjang pendidikan yang setinggi-tingginya, merupakan dambaan setiap orangtua agar kelak mereka dapat memperoleh nasib yang lebih baik, meski dengan berbagai pengorbanan. Orangtua banyak yang berpendirian, lebih baik memberikan bekal

pengetahuan/pendidikan yang tidak ada habisnya, daripada memberikan bekal uang yang mudah dan cepat habis. Orangtua rela mengeluarkan biaya besar untuk kepentingan sekolah anak dengan harapan anak-anaknya akan menjadi anak yang sukses dan berguna beranggapan bahwa dengan pendidikan maka anak-anak mereka yang memperoleh pendidikan mampu mengubah status sosial kehidupan.

Dalam lagu populer Batak Toba penulis lagu banyak yang mengekspresikannya ke dalam lirik lagu. Berikut ini adalah lirik lagu yang mempertegas pentingnya pendidikan, dapat kita lihat pada lagu materi A, C, G, I, J, L, dan terjemahannya (lihat lampiran).

A2

Hugogo pe mansari, arian nang botari, lao pasingkolahon gellenghi

Aku akan dengan sekuat tenaga mencari rejeki demi menyekolahkan anakku

Lirik lagu di atas mengungkapkan anak harus sekolah, menggambarkan pandangan penulisnya tentang semangat masyarakat desa ketika itu dimana pendidikan adalah cara meningkatkan harkat dan martabat mereka. Pendidikan adalah pra-syarat agar mampu mengikuti perkembangan zaman, tidak ketinggalan dengan anak-anak yang lain, dan tidak terlindas oleh kemajuan. Karena itu, seluruh jiwa, raga dan harta dikorbankan demi biaya pendidikan anak-anak. Orangtua akan melakukan apa saja, mengerahkan semua tenaga dan upaya mencari penghidupan untuk anaknya. Anak bisa sekolah adalah hal yang utama bagi orangtua.

C3

Martaon ombun, didadang ari, ditinggang udan, do hami da amang di baliani, holan asa boi pasingkolahon ho

Kami merasakan dingin, panas, dilanda hujan orangtuamu ini anakku di ladang itu, demi hanya untuk menyekolahkan engkau

Bagian ini adalah pengorbanan orangtua mencari uang agar bisa menyekolahkan anaknya. Lirik lagu diatas juga menggambarkan orangtua Batak yang pekerja keras. Semua rintangan dihadapi demi bisa menyekolahkan anak.

G2

“Burjuhon damang na marsingkola i Ido na boi tarbahen au, na lao bohalmi

Baik-baiklah sekolah anakku, Hanya itulah yang bisa kuperbuat untuk bekalmu”

Pada penggalan lirik lagu diatas digambarkan orangtua hanya bisa memberikan bekal masa depan anaknya hanya dengan sekolah. Orangtua tidak ada memberikan limpahan materi untuk masa depan anaknya. Melalui sekolah, orangtua berharap anaknya bisa berhasil.

I1

Ho do boruku tampuk ni pusupusuki Burju burju maho na marsingkola i Asa dapot ho na sininta ni rohami Engkaulah anak jantung jiwaku Baik-baiklah engkau sekolah Semoga cita-citamu tercapai

Anak perempuan juga mendapatkan hak yang sama seperti anak laki-laki. Anak perempuan tetap disekolahkan orangtua. Tidak ada pembedaan antara anak laki-laki dengan anak perempuan.

J1

Dung hupaborhat ho, namarsikkolai, tu luat na daoi amang

Setelah engkau kuberangkatkan bersekolah ke perantauan

Disini terlihat bahwa orang Batak suka merantau termasuk merantau untuk bersekolah. Orangtua menyekolahkan anak hingga ke perantauan. Pemahaman orang Batak, “pergi merantau untuk mencari sesuatu yang baru”, meskipun dalam hal ini tidak semua orang Batak di perantauan bisa berhasil.

L2

i ale anak hasianku Tung burjuhon ma amang na singkola i Bereng angka na haseai, Na sinuan tubu do ni dapot nai

Anakku tersayang baik-baiklah yang sekolah Lihat orang-orang yang sukses, karena apa yang kita tanam itu yang kita tuai

Kembali pada penggalan lirik lagu diatas digambarkan anak harus sekolah. Hanya sekolah yang orangtua bisa berikan untuk mengejar kemajuan dari ketertinggalan. Melalui lirik lagu diatas diekspresikan sifat masyarakat Batak Toba yang mau mengakui kelebihan orang lain dan itu dijadikan motivasi untuk berbuat lebih dari yang orang bisa perbuat.

Pewarisan ilmu yang ditandai dengan keharusan menyekolahkan anak setinggi-tingginya menjadi tradisi bagi keluarga orang Batak. Rela bersakit-sakit bekerja, hidup penuh prihatin dan bekerja siang malam, demi untuk memastikan kelanjutan pendidikan putra-putranya diluar kota dan bahkan di luar negeri untuk mencapai cita-cita tertingginya.

Dalam lirik lagu di atas ditekankan begitu pentingnya pengaruh orang tua dan lingkungan dalam menstimulus, memotivasi bagi kesuksesan seorang anak. Lama-kelamaan dukungan tersebut akan memprogram pikiran anak sehingga tumbuh motivasi untuk berprestasi dan menjadi kebanggan bagi diri dan lingkungannya.

Nasehat merupakan suatu didikan dan peringatan yang diberikan berdasarkan kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang dengan tujuan yang baik. Nasehat selalu bersifat mendidik. Anak adalah kekayaan bagi masyarakat Batak Toba, dan berkat yang harus disyukuri. Anak tidak hanya diberi kebutuhan fisik, tapi kebutuhan spritual juga harus diberikan. Kebutuhan spritual anak salah satunya adalah nasehat.

Di dalam menasehati anak, berisi beragam makna, diantaranya adalah cinta dan kesabaran. Menasehati anak berarti orangtua mencintai anaknya. Orangtua menasehati agar anaknya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Menasehati anak, orangtua berarti sabar mengarahkan anak/mengajarkan anak segala yang baik. Nasehat yang diberikan merupakan suatu didikan dengan maksud menegur dan membangun sifat anak ke arah yang lebih baik. Orang tua Batak Toba sebagai pengajar pertama dan utama, penerus tradisi bagi anak-anaknya.

Pesan-pesan orangtua kepada anaknya terkhusus dapat kita lihat dalam lagu Poda (lihat lampiran materi E). Dalam lagu tersebut banyak nasehat yang disampaikan orangtua kepada anaknya, diantaranya adalah

• Nama anak akan masyur jika berperilaku yang baik (Angur do goarmi

anakhonhu Molo marparange na denggan)

• Menjadikan doa sebagai kekuatan hidup (tangiang ido parhiteanmi) • Tidak menyimpan iri dan dengki di dalam hati (unang mian jat ni roha) • Berlapang dada (ingkon benget marroha)

• Hormat kepada yang lebih tua (pantun maradophon natua-tua)

• Anak yang menjadi teladan buat adik-adiknya (silehon dalan, di anggi

Poda atau nasihat dalam lagu ini disampaikan orang tua sebagai petuah pergi merantau kepada putranya. Pesan nasihatnya agar senantiasa berdoa, berperilaku baik, sopan, jangan berniat jahat jika di rantau, agar selamat dan berhasil. Sebagai anak tertua, harapan orang tua kepadanya kelak menjadi generasi penerus yang akan mengayomi adik-adiknya.

Bukan hanya pada lagu “poda” yang ditemukan nasehat, pada lagu lain juga ditemuka n banyak nasehat orangtua kepada anaknya. Pada lagu “uju dingolukkon” (lihat lampiran materi N), secara keseluruhan merupakan nasehat kepada anak. Pada lagu tersebut, orangtua mengingatkan kepada keturunannya untuk berbuat yang baik kepada orangtua selagi masih hidup.

Uju di ngolukkon ma nian Tupama bahen akka nadenggan, Asa tarida sasude Holong ni rohami, marnatua-tua i

Semasa hidupkulah semestinya kamu melakukan yang baik, agar terlihat semua kasihmu terhadap orangtua

Lagu ini sekaligus menjadi tamparan sekaligus kritik bagi masyarakat Batak Toba secara umum. Sekarang masyarakat Batak Toba secara umum gemar melakukan adat kematian orangtuanya secara besar-besaran padahal semasa hidup orangtua, sangat minim perhatian yang diberikan keturunannya kepada orangtua. Fenomena ini kemudian diprotes oleh seniman/pengamat sosial yang memperhatikan hal ini kemudian menuangkannya ke dalam bentuk lagu.

Lagu ini berisi jeritan hati orangtua yang dalam kondisi yang sudah tua dan sakit-sakitan. Harapan orangtua di akhir hidupnya, anak-anaknya melakukan hal yang baik. Hal-hal baik itu tentu bukanlah materi yang diharapkannya, hal baik yang menopang hidupnya disaat masa tuanya yang telah lemah, bahkan untuk berdiri, makan, dan mandi-pun tidak lagi mampu dilakukannya. Jika anaknya sudah

melakukan itu maka akan tampak semua kasih sayang anak-anak pada orang tuanya. Bukan kasih sayang dalam kata atau ucapan, tapi kasih dan sayang yang diwujudkan dalam sikap hidupnya, saat orangtuanya masih hidup, saat orang tuanya masih bisa dilihat fisiknya, hidup di alam semesta yang sama.

Lagu diatas hampir serupa dengan lagu “unang jaishon” (lihat lampiran U) marisuang do i molo dung mate au

marembas-embas ho, mambaen boan horbo ho hape jais dingolukon, pajong-jong tambak pe, lao

pasangappon au lao patimbohon au, marisuang doi molo jais dingolukkon

Semua akan sia-sia jika aku sudah meninggal, engkau menari-nari, daging kerbau yang engkau sediakan di pestaku, tugu yang engkau dirikan, untuk menghormati aku, semua itu sia-sia jika dalam hidupku penuh kesombongan

4.2.Nilai Ekonomi

Anak sebagai jaminan hari tua, keberadaan anak menimbulkan rasa tentram di hari tua, karena anak merupakan jaminan bagi orang tua pada saat orang tua tidak dapat bekerja lagi. Anak dapat memberikan suatu ketentraman bagi orang tua kelak ketika anak tersebut telah bekerja. Anak membalas budi kebaikan orang tua dalam hal ini adalah bahwa anak mau memberikan bantuan ekonomi, merawat dan membantu pekerjaan orang tua baik itu semasih orang tuanya masih mampu bekerja maupun tidak sanggup lagi untuk bekerja mencari nafkahnya sendiri. Orang tua akan mendapat atau memperoleh bantuan ekonomi maupun bantuan hanya merawat setelah usianya telah lanjut usia. Keberadaan anak dalam keluarga dapat membantu melakukan kegiatan rumah tangga yang dapat menambah penghasilan.

Dengan memiliki anak, orang tua akan memperoleh hal-hal yang menguntungkan. Nilai anak yang menguntungkan (manfaat) diantaranya adalah manfaat ekonomi. Nilai anak dari segi ekonomis yaitu anak di anggap sebagai benda

investasi, sumber tenaga kerja dan sebagai sumber penghasilan rumah tangga. Nilai investasi yang dimaksud disini adalah bagaimana seorang anak dapat membahagiakan orang tua kelak apabila mereka sudah tua. Bantuan tenaga kerja anak mempunyai arti penting dalam hal anak sebagai tenaga kerja keluarga dalam usaha keluarga. Hal ini kita temukan dalam masayarakat yang bermata pencaharian bertani. Bantuan ekonomi anak dalam bentuk materi, oleh para orang tua diakui sangat penting artinya dalam meringankan beban ekonomi rumah tangga.

Anak sebagai jaminan sosial atau sumber keselamatan orang tua dimana seorang anak berkewajiban dan bertangungjawab untuk memperhatikan, mengurus dan merawat orang tuannya, apabila orang tuanya sudah tua dan sakit-sakitan serta tidak mampu lagi untuk mengurus dirinya sendiri. Seorang anak akan melindungi orang tuanya ketika sudah berusia lanjut. Fenomena yang terjadi, kebanyakan orangtua menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses dalam pendidikan maupun karirnya, sehingga di masa yang akan datang mereka dapat memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Nilai ini juga ditemukan dalam lirik lagu populer Batak Toba. Diantaranya adalah dapat dilihat pada materi I, dan materi L

I2

molo matua sogot au ho do manarihon au

Molo matinggang au inang ho do na manogu nogu au

Jika aku tua nanti engkaulah yang merawatku, Jika aku terjatuh engkaulah yang menopangku

Pada lagu ini dijelaskan, anak menjadi harapan orangtua jika kondisi orangtua yang sudah lanjut umur, sehingga tidak mampu lagi untuk berbuat banyak. Anak diharapkan merawat orangtua, membantu dalam kesulitan ekonomi juga.

L3

Paima so suda gogoki. Sae sungkaonhu do pasingkolahon ho, Molo hasea ho muse anggiat boi ho pangkusadeanhi

selagi aku masih mampu akan kuusahakan untuk menyekolahkanmu, jika engkau berhasil nanti semoga engkau bisa jadi tempatku bersandar

Orangtua yang digambarkan pada lagu yang diatas menggambarkan orangtua yang mempersiapkan anaknya sekolah tinggi-tinggi. Harapan orangtua, anak bisa menjadi tempat sandaran pada hari tua orangtua. Kata “semoga” pada lagu diatas menjelaskan bahwa tidak selamanya anak yang disekolahkan diharapkan sebagai investasi balas budi.

4.2.Nilai Psikologis

4.2.1. Hidup Tegar, Pekerja Keras

Nilai ini menjadi salah satu nilai yang selalu menjadi motivasi bagi orang Toba. Nilai ini juga diarahkan pada cita-cita masyarakat Batak Toba, yaitu 3H. Orang Toba terkenal dengan sifat pekerja keras, berani menghadapi tantangan. Bekerja keras untuk mendapatkan kekayaan yang tujuan akhirnya digunakan untuk bisa menyekolahkan anak. Masyarakat Batak Toba bekerja keras bukan hanya untuk mendapatkan kekayaan tetapi juga untuk meraih cita-citanya menjadi orang yang berhasil dalam studinya.

Dokumen terkait