• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1.4 Proses Produksi

Proses produksi dapat diartiakan sebagai cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana.

4.1.4.1. Bahan baku dan Bahan Penolong 1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan yang digunakan langsung sebagai bahan utama dalam produksi. Kebutuhan bahan baku perusahaan pada saat ini didatangkan dari hasil tambak udang lokal. Bahan baku utama yang digunakan dalam pengalengan hasil laut, misalnya udang adalah :

- Udang merupakan bahan pokok yang digunakan dalam pengalengan hasil laut. - Air berfungsi sebagai kuah dalam kaleng untuk menjaga agar produk tidak kering , sebagai bahan pelarut bumbu serta mengontrol suhu dalam kaleng.

- Bumbu berfungsi untuk memudahkan konsumen untuk mengkonsumsinya. Konsumen tidak perlu lagi menambah bumbu - bumbu lainnya.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan pada bahan baku produksi untuk melengkapi hasil pengalengan, sebagai berikut :

telah selesai direbus.

- kaleng berfungsi sebagai pembungkus bahan baku yang akan diproduksi dan sebagai pengenal produk. Pengadaan kaleng untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dilakukan melalui pembelian dari luar negeri seperti Negara Malaysia dan Thailand.

- kertas merek yang melekat pada kaleng berguna untuk mengetahui perusahaan mana yang memproduksi produk tersebut, sebagai kode produksi dan menjelaskan cara penyajian makanan kaleng serta menunjukkan bahwa produk trersebut telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan.

- lem berfungsi untuk melekatkan kertas merek dengan kaleng. 4.1.4.2. Uraian Proses Produksi

1. Persiapan Bahan Baku (Receiving and Preparing Raw Materials)

Bahan baku yang masuk dalam pabrik harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bahan-bahan yang akan diolah akan ditimbang terlebih dahulu untuk keperluan proses produksi.

2. Pembersihan dan Pengupasan Kulit ( Peeling )

Bahan baku dibawa ke unit pengupasan dan pembersihan untuk dilakukan pembersihan sampah dan pengupasan kulit. Jenis sampah yang dibersihkan berupa lumpur-lumpur dan ikan-ikan kecil. Setelah bahan baku dalam keadaan bersih , maka dilakukan pengupasan kulit, pemotongan kepala, dan ekor sehingga bagian yang tertinggal hanya dagingnya saja.

3. Perendaman, Pembersihan , dan Penimbangan (Washing and Keep in Insulated boxes)

Dalam setiap tingkatan proses pengendalian kualitas, bahan baku harus dicuci dengan larutan klorine untuk menjamin kebersihan bahan baku. Bahan baku yang

telah dikuliti kemudian direndam beberapa saat dalam larutan tersebut guna membersihkannya dari sisa kotoran yang tertinggal. Setelah bahan baku direndam, bahan dimasukkan ke dalam baskom yang berlubang – lubang untuk membersihkannya dari air rendaman. Bahan baku dalam baskom disiram dengan air bersih untuk menjamin kebersihannya. Selanjutnya, bahan baku ditimbang kembali mengetahui persentase yang hilang disebabkan oleh pembuangan kulit. 4. Memasak dan Mendinginkan Bahan Baku ( Cooking and Cooling)

Bahan baku yang telah dibagi kelasnya dimasak setengah matang agar menjadi sedikit mengeras. Setelah dimasak hingga setengah matang, bahan baku kemudian didinginkan di rak.

5. Memilih Bahan Baku Sesuai Dengan Kelasnya ( Sorting )

Bahan baku yang telah selesai dikupas kulitnya dibawa ke bagian pemilihan kelas. Bahan baku yang telah bersih kemudian dipilih atau disortir kembali untuk menentukan kualitasnya. Bila warnanya sudah mulai berubah dan membusuk sampah tersebut akan dipisahkan dari bahan bermutu baik untuk selanjutnya dibuang. Fungsi pemilihan kelas yaitu untuk membedakan harga, ukuran, dan isinya.

6. Pengecekan Kelayakan Kaleng ( Checking Can / Lid Incoming)

Kaleng yang telah dipersiapkan dipilih dengan ukuran bahan baku yang akan dimasukkan serta kelayakan kaleng. Ukuran kaleng bervariasi antara lain :

-Kaleng dengan diameter 603 x 408 dengan berat isi 725 gram. - Kaleng dengan diameter 300 x 407 dengan berat isi 425 gram. - Kaleng dengan diameter 201 x 400 dengan berat isi 250 gram.

7. Memasukkan Bahan Baku ke Dalam Kaleng ( Filling and Weighing) Bahan baku yang telah mengalami proses pemasakan dimasukkan ke dalam kaleng yang sudah ditentukan jumlah dan isinya. Bahan ditimbang sesuai dengan berat bersihnya dan keterangan pada bagian luar kaleng.

8. Penambahan Air dan Bumbu Penyedap ( Media Incoming)

Proses selanjutnya adalah memasukkan air sebagai kuah guna menjaga bahan baku tetap dalam kondisi basah. Bumbu penyedap kemudian dimasukkan ke dalam kaleng, untuk memudahkan konsumen dalam penyajiannya.

9. Menutup Kaleng ( Seaming )

Apabila kaleng sudah berisi bahan baku, air, beserta bumbu penyedap, produk dengan menggunakan conveyor dibawa ke mesin penutup kaleng (seamer).

10. Memasukkan ke Dalam Keranjang Penampung

Kaleng-kaleng yang telah ditutup selanjutnya disusun dengan cepat ke dalam keranjang (box) yang memiliki lubang – lubang kecil dengan kapasitas keranjang tersebut :

-200 kaleng / unit untuk ukuran kaleng kecil -150 kaleng / unit untuk ukuran kaleng sedang -100 kaleng / unit untuk ukuran kaleng besar

11. Perebusan ( Sterilization )

Keranjang-keranjang yang berisi kaleng udang lalu dimasukkan ke dalam bejana perebusan. Lamanya perebusan tergantung ukuran kaleng yang direbus :

- Kaleng berukuran besar lamanya perebusan 90 menit, dengan temperatur 1200C -Kaleng berukuran sedang lamanya perebusan 80 menit, dengan temperatur 1150C

- Kaleng berukuran kecil lamanya perebusan 70 menit, dengan temperatur 1000C Apabila perebusan temperatur tidak sesuai yang ditetapkan maka kaleng akan menggelembung.

12. Pendinginan ( Cooling )

Temperatur yang panas setelah proses perebusan perlu diturunkan ke temperatur normal. Pendinginan dilakukan dengan menyiramkan air dingin dan angin dari

conveyor.

13. Pemasangan Merek dan Nomor Kode ( Labelling and Final Check )

Proses selanjutnya adalah pemasangan merek yang dilakukan dengan menggunakan mesin. Setelah itu dilakukan pemasangan nomor kode dengan menggunakan mesin pencetak kode. Pelabelan ini dilakukan sesuai dengan ukuran, berat bersih, tanggal produksi, dan tujuan ekspor.

14. Penggudangan ( Stuffing )

Aktivitas selanjutnya adalah produk-produk tersebut ada yang langsung disusun ke dalam kotak-kotak besar dan ada juga yang harus dibungkus terlebih dahulu ke kotak kecil satu persatu sebelum akhirnya dibungkus dalam kotak besar, sekaligus dilakukan pengambilan sampel untuk tes laboratorium dan kemudian digudangkan sebelum akhirnya dipasarkan.

Dokumen terkait