• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan bentuk baik secara fisik dan kimia yang mengubah menjadi output sehingga memiliki nilai tambah. Skema proses produksi produk A, B, C dan AMDK serta layout masing- masing lini dapat dilihat pada Lampiran 7.

3.6.1 Proses Produksi Produk A 3.6.1.1 Bahan yang Digunakan

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama dalam proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan sampai dihasilkan barang jadi. Bahan baku yang digunakan adalah:

a. Air merupakan bahan baku utama serta bahan pendukung proses seperti sanitasi tangki, boiler, mesin washer dan sanitasi filter.

b. Teh yang digunakan adalah teh melati (jasmine tea) yang terbuat dari teh hijau yang dicampur dengan bunga melati yang baru mekar. c. Gula dengan standar yang digunakan adalah lebih besar dari 9°brix

(°brix merupakan persentase sukrosa yang terkandung pada gula). 2. Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang tidak termasuk dalam proses pembuatan produk tetapi merupakan bagian dalam produk akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah:

a. Botol merupakan kemasan untuk menyimpan teh cair manis dan merupakan brand image dengan ukuran botol 220 ml.

b. Crown Cork adalah penutup botol kemasan agar tidak tumpah. c. Crate (krat) adalah kemasan akhir produk dengan kapasitas 24 botol. d. Ink (tinta) digunakan untuk mencetak kode produksi setiap botol. 3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan tidak termasuk ke produk jadi tetapi berfungsi memperlancar proses produksi. Bahan yang digunakan adalah:

a. Filter Aid (Celaton) digunakan untuk menyaring teh dan sirup agar bersih dan bening.

b. Chorine digunakan pada proses pengolahan air untuk membunuh bakteri, membilas botol dan sanitasi peralatan.

c. Pasir silika sebagai media penyaring pada proses pengolahan air untuk menyaring benda asing yang terlarut dalam air yang diolah.

d. Kaustik Soda (NaOH) sebagai deterjen pada proses pencucian botol.

3.6.1.2 Proses Produksi Produk A

Uraian proses produksi untuk menghasilkan produk A pada lini 2 ataupun lini 3 adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan Air (Water Treatment)

Water treatment adalah proses pemurnian agar diperoleh air yang jernih, tanpa rasa, warna dan memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan melalui beberapa tahapan yaitu:

a. Persiapan dilakukan dengan memompa air dari sumur bor menuju bak reservoir kemudian dilakukan penambahan chlorine untuk menghilangkan kuman.

b. Penyaringan bahan berat dilakukan menggunakan pasir silica untuk memisahkan lumpur, batuan kecil dan partikel kasar yang terlarut dalam air.

c. Penghilangan bau air tanah dengan menyaring air menggunakan arang karbon untuk menghilangkan bau, warna, rasa, gas, dan chlorine.

d. Penyaringan kapur menggunakan resin untuk menghilangkan sisa kapur agar tidak mengendap di dalam botol.

2. Proses Pembuatan Teh Cair Pahit (TCP)

Teh melati (Jasmine Tea) dimasukkan ke dalam extract tea tank kemudian air dari buffer tank III dialirkan melalui plateheat exchanger yang akan dididihkan sampai 105ºC. Penyeduhan dilakukan selama 60 menit pada suhu 90ºC dengan tujuan untuk mengextract kandungan tanin dalam teh. Tanin merupakan komponen mempengaruhi warna, aroma, dan rasa pada teh. Teh cair pahit disaring dengan Niagara Filter. Kemudian dilanjutkan ke penyaringan tahap kedua dengan filtrox filter dengan lapisan 0.4 mikron dialirkan ke Mix Tank.

3. Proses Pembuatan Sirup

Gula dimasukkan kedalam sugar dissolver tank lalu dicampur air panas dengan suhu 105ºC. Air yang digunakan adalah air softener yang dilewatkan melalui Plat Heat Exchanger (PHE) dengan temperatur keluar 70-800C. Proses pemasakan gula dilakukan di dalam hopper lalu dipompakan ke dissolver tank yang berfungsi sebagai tempat pelarutan dan pengadukan gula. Proses berlangsung selama 30 menit dengan suhu sekitar 60-80ºC kemudian larutan dialirkan ke Niagara filter untuk penyaringan tahap awal untuk menjernihkan sirup. Sirup yang telah jernih dialirkan ke buffer syrup.

4. Proses Pembuatan Teh Cair Manis (TCM)

Pencampuran sirup gula dan Teh Cair Pahit (TCP) dilakukan di mix tank dalam keadaan panas dengan temperatur 90-950C. Campuran sirup dan TCP filtrate diaduk sekitar 45-60 menit agar homogen. Kemudian dilakukan pengendalian kualitas standar untuk kadar kemanisan dan warna teh cair di laboratorium Quality Control. Tingkatan warna yang merupakan standar perusahaan adalah warna A, B, dan C. Standar A berwarna pucat, B sedikit gelap, dan C gelap. Standar warna teh yang digunakan adalah B+ yaitu antara warna B dan C. Bila tingkat warna dan kemanisan teh sesuai dengan standar, maka TCM ditransfer ke bottling line dengan lama waktu berkisar 90 menit. Kemudian dilakukan penyaringan di bak filter untuk memastikan tidak ada benda asing yang masuk ke TCM pada saat sirkulasi yang dapat mempengaruhi produk akhir.

5. Pembotolan

TCM yang dihasilkan dikemas dalam botol kaca. Botol yang digunakan akan dikembalikan ke perusahaan untuk proses produksi berikutnya (returnable bottle). Proses yang terjadi adalah sebagai berikut:

a. Pensortiran botol

Krat berisi botol kosong dibawa dari gudang dan dipisahkan (krat dan botol) dengan mesin autz packer. Mesin mengambil botol kosong

dari peti dan meletakkannya pada chain conveyor. Operator akan mensortir botol kotor berat, kena cat, pecah, berjamur untuk dibersihkan secara manual.

b. Pencucian botol

Botol yang telah disortir dibawa ke mesin washer dengan chain conveyor. Proses pencucian botol pada mesin washer terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Preposition Spraying merupakan tahap dimana botol kosong disemprot dengan air untuk menghilangkan kotoran yang mudah lepas.

2. Preposition Soaking merupakan tahap dimana botol dicelupkan di air panas untuk melunakkan kotoran yang sulit terlepas.

3. LYE I merupakan tahap penyabunan dengan NaOH. Botol dicelupkan dan disemprot dengan air yang berkekuatan tinggi. 4. LYE II merupakan tahap dimana botol dibersihkan dari kotoran

yang masih melekat pada permukaan botol.

5. Hot Water I merupakan tahap pembilasan sisa NaOH dengan menyemprotkan air panas di bagian luar dan dalam.

6. Hot Water II merupakan tahap penyemprotan ulang dengan air panas sehingga botol benar-benar bersih dari larutan sabun dan mikroba.

c. Light Inspection I

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan botol bersih secara visual setelah dicuci pada mesin bottle washer, meliputi botol kusam, botol somplak, bergores, dll. Botol yang lolos dari penyortiran dibawa ke mesin filler untuk diisi dengan TCM.

d. Pengisian Teh Cair Manis (TCM) ke botol

Teh manis di dalam mix tank yang telah memenuhi standar dialirkan ke mesin filler dengan terlebih dahulu dilakukan penyaringan di bagian filter. Kemudian dialirkan ke Pasteurizer untuk menaikkan suhu teh. Pada saat pengisian, TCM dan botol dalam suhu tinggi untuk mematikan bakteri yang terdapat di udara bebas, agar produk yang dihasilkan tahan selama setahun meskipun tidak digunakan zat pengawet.

e. Pemberian tutup botol (Crown Cork)

Pemasangan tutup botol dilakukan menggunakan mesin crowner yang berfungsi mensterilkan crown cork dengan sistem UV. Botol yang berisi TCM panas langsung ditutup dengan crown cork yang sudah steril dengan mesin crowner.

f. Light Inspection II

Tahap ini proses yang terjadi sama seperti proses light inspection I, hanya berbeda pada kriteria pemeriksaannya saja. Light Inspection

botol isi dimaksudkan untuk memeriksa volume produk, crown cork yang tidak terpasang dengan baik dan benar, botol retak dan benda asing di dalam botol. Operator yang bertugas sebagai Selector akan memeriksa botol secara visual.

g. Pencetakan kode produksi botol

Botol yang berisi TCM dibawa ke ink jet untuk mencetak kode produksi dan tanggal kadaluarsa. Tujuannya adalah untuk memudahkan proses penelusuran produk jika kemudian hari terdapat masalah.

h. Pencucian peti botol (krat)

Peti botol yang telah kosong dibawa ke mesin crate washer untuk dilakukan pencucian krat dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi.

i. Crater

Setelah pengkodean selesai, botol akan dimasukkan ke dalam krat menggunakan mesin crater.

j. Penyimpanan dalam masa inkubasi

Setelah kode produksi dicetak, produk dimasukkan ke dalam krat menggunakan mesin crater. Setiap krat diletakkan pada pallet yang berkapasitas 60 krat. Kemudian pallet disusun berdasarkan batch produksi dan diberi nomor, nama supervisor serta tanggal dimulai

inkubasi selama 2-3 hari. Inkubasi bertujuan untuk memeriksa kembali apakah ada terjadi perubahan pada produk yang meliputi: basi, bau, perubahan warna dan rasa. Jika produk tidak mengalami perubahan warna dan rasa melalui pemeriksaan sample, maka produk tersebut siap untuk dipasarkan.

3.6.2 Proses Produksi Produk B dan C

Produk B dan C hanya berbeda pada kemasannya saja, produk B dengan kemasan Botol dan Produk C dengan kemasan kotak. Bahan yang digunakan untuk produk B adalah:

1. Bahan baku yang digunakan adalah teh hitam, gula industri, air, dan konsentrat sari buah.

2. Bahan penolong yang digunakan adalah pasir kuarsa, karbon, dan softener pada saat proses water treatment.

3. Bahan tambahan yang digunakan adalah botol kaca, kemasan tetrapack, krat untuk pengepakan produk B, kardus untuk pengepakan produk C (kemasan tetrapack), tutup botol, dan sedotan.

Uraian proses produksi untuk produk B dan C dimulai dari air tanah yang diambil dari kedalaman ±200 meter kemudian disterilkan melalui proses water treatment, kemudian dimasukkan ke tanki 2 yang berisi karbon, setelah itu ke tanki 3 yang berisi softener. Kemudian air dipanaskan hingga 1000C. Air panas tersebut dialirkan ke tanki

bersamaan air panas tersebut juga dialirkan ke tanki gula industri untuk melarutkan gula menjadi sirup gula. Sirup gula ditambahkan dengan konsentrat sari buah sesuai dengan jenis rasa produk yang hendak diproduksi. Setelah diseduh, teh dialirkan ke tanki filtrox untuk memisahkan ekstrak teh dari ampas. Dari tanki filtrox ekstrak teh dialirkan ke tanki pencampuran. Sirup gula juga kemudian dialirkan ke tanki pencampuran sehingga menjadi teh manis cair. Kemudian teh manis cair dialirkan ke mesin filler.

Botol yang telah selesai dicuci dan disterilkan serta telah diperiksa oleh mesin EBI (optiscan) dan operator, dibawa ke mesin filler dengan belt conveyor. Kemudian teh manis cair diisi ke dalam botol dengan standar volume ± 3 ml dari head botol. Botol yang telah diisi langsung ditutup dengan crown cock yang telah disterilkan dengan penyinaran ultra violet. Setelah ditutup, botol dipindahkan ke dalam crate dan dipindahkan ke kamar karantina. Setelah selesai proses karantina produk siap dipasarkan.

3.6.3 Proses Produksi Produk D

Bahan-bahan yang digunakan pada proses produksi untuk menghasilkan produk D adalah:

1. Bahan baku yang digunakan adalah air.

2. Bahan penolong yang digunakan adalah pasir kuarsa, karbon, NaOH (sebagai deterjen), dan softener.

3. Bahan tambahan yang digunakan adalah galon, tutup galon, plastik sebagai segel penutup galon.

Uraian proses produksi produk D dimulai dengan proses pembersihan galon bagian luar dengan mesin filling kemudian dimasukkan ke ruang pencucian galon bagian dalam. Selanjutnya air diproses untuk disterilkan dengan dimasukkan ke tanki 1 yang berisi pasir kuarsa, kemudian tanki 2 yang berisi karbon, kemudian tanki 3 yang berisi softener. Pada tanki 4 merupakan tanki buffer 1 yang berisi air karbon. Pada tanki 5 merupakan buffer 2 dimana air mengalami demineralisasi.

Tanki 6 merupakan buffer 3 yang berisi karbon dan softener. Setelah selesai air dimasukkan ke mesin ozonator untuk menambah ozon ke dalam air. Kemudian dimasukkan ke final filler tank dan air diisi ke dalam galon. Galon yang telah berisi ditutup dan operator letakkan segel ke atas tutup botol. Kemudian mesin mengepres segel sehingga segel menempel rapat pada tutup botol. Setelah itu galon disusun ke rak galon kemudian diperiksa apakah terdapat kebocoran pada galon. Produk yang lulus dari uji kebocoran dinyatakan siap untuk dipasarkan.

Dokumen terkait