• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

II.4.2 Teori Proses

1. Teori Keadilan (oleh J Stacy Adam)6

Menurut teori ini, manusia di tempat kerja menilai tentang inputnya dalam hubungannya dengan pekerjaan dibandingkan dengan hasil yang ia peroleh. Input meliputi tingkat pendidikannya, keahliannya, upaya, masa kerja, kepangkatan dan produktivitas, sedangkan hasil (outcomes) adalah semua imbalan yang dihasilkan dari pekerjaan seseorang, seperti gaji, promosi, penghargaan, prestasi dan status.

2. Teori Pengharapan (oleh Kurt Levin dan Edward Tolman, serta Victor Vroom)7 Menurut teori ini, motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya. Teori ini juga menyatakan bahwa orang akan termotivasi untuk bekerja dengan baik bila ada peluang untuk mendapatkan insentif (imbalan). Besar kecilnya motivasi kerja tergantung pada nilai insentif itu pada masing-masing individu.

3. Teori Penguatan

Menurut teori ini, perilaku merupakan fungsi dari akibat yang berhubungan dengan perilaku tersebut. Suatu kondisi kerja tertentu yang dibentuk oleh sebuah organisasi (sebagai stimulus), kemudian karyawan bertindak seperti yang diinginkan organisasi (tanggapan), seterusnya organisasi memberi imbalan yang sesuai dengan tindakan atau perilakunya (konsekuensi dari perilaku). Dari sudut pandang motivasi, melalui penggunaan stimulus dan konsekuensi atau imbalan, karyawan termotivasi untuk melakukan perilaku yang diinginkan organisasi.

6 Indriyo Gitosudarmo & I Nyoman Sudita, op cit., hal 40-41 7

Beberapa jenis penguatan yang dapat digunakan manajer untuk memotivasi karyawan, yaitu penguatan positif, penguatan negatif dan hukuman. Penguatan positif dilakukan dengan memberikan penguat atas perilaku yang diinginkan sehingga perilaku tersebut akan diulangi kembali, dengan kata lain, pimpinan tidak hanya memberikan penghargaan tetapi juga kenaikan imbalan. Penguatan negatif adalah mencegah atau menghilangkan akibat yang tidak diharapkan. Hukuman diterapkan untuk menghilangkan kemungkinan perulangan kembali perilaku yg tidak diinginkan. 4. Teori Penetapan Tujuan (oleh Edwin Locke)

Menurut teori ini, bahwa karyawan yang memahami tujuan atau apa yang diharapkan organisasi terhadapnya akan mempengaruhi perilaku kerjanya. Tujuan yang jelas akan menghasilkan prestasi yang lebih tinggi dari pada tujuan yang abstrak. II.5. Public Relations (PR)

Gejala PR sudah dirasakan sejak manusia pertama ada, tetapi istilah Public Relations sendiri ada sejak awal abad 20 dan diperkenalkan oleh Ivy Ledbetter Lee pada tahun 1906. Ivy Lee menampilkan gagasan Declarations of Principles, yang memuat asas bahwa khalayak tidak dapat diabaikan oleh pihak manajemen dan dianggap bodoh oleh pers. Khalayak berhak mengetahui kebenaran informasi melalui pers tanpa harus disembunyikan oleh pihak manajemen (Effendy, 1989 : 106).

Istilah Public Relations terdiri dari dua kata, yakni public (sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula) dan relations (hubungan-hubungan). Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang definisi Public Relations diantaranya sebagai berikut (Abdurrachman, 1995 : 42-45) :

a) Menurut J.C. Seidel, Public Relations Director, Division of Housing, State of New York, Public Relations adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha

manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari para langganannya, pegawainya dan publik pada umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan.

b) Menurut W.Emerson Reck, Public Relations Director, Colgate University, Public Relations adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan

pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan good will dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.

c) Menurut Howard Bonham, Vice Chairman, American National Red Cross, Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik,

yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau suatu organisasi atau badan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam Public Relations terdapat suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good-will, kepercayaan, penghargaan pada dan dari publik suatu organisasi khususnya

dan masyarakat umumnya. Dalam Public Relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan dengan publiknya, usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup organisasi itu.

Manajemen organisasi melakukan fungsi public relations untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pelaksanaan public relations bertumpu pada ketrampilan membina hubungan antar manusia di dalam dan di luar organisasi. Ini dapat dilaksanakan dengan menunjukkan hal-hal yang positif tentang apa yang

telah dilaksanakan dan direncanakan. Memberikan keterangan-keterangan/penjelasan- penjelasan kepada publik dengan jujur sehingga publik merasa well-informed dan diikutsertakan dalam usaha suatu organisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan Public Relations harus dikerahkan ke dalam, disebut Internal Public Relations dan keluar, disebut External Public Relations.

Internal Public Relations bertujuan membina hubungan yang harmonis antara

publik yang ada di dalam organisasi/perusahaan, yaitu dengan cara membina komunikasi dua arah yang bersifat persuasif dan informatif, yang dapat dilaksanakan dengan cara tertulis, yakni menggunakan surat-surat, papers, bulletin, brosur; dengan cara lisan, yakni mengadakan briefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah; dan dengan cara conseling, yakni dengan menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapat

latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada para karyawan, turut memecahkan masalah-masalah pribadi mereka, atau mendiskusikannya bersama- sama.

External Public Relations bertujuan membina hubungan yang harmonis antara

publik yang ada di luar organisasi/perusahaan, yaitu dengan cara membina komunikasi efektif yang bersifat timbal balik, persuasif dan informative. Komunikasi dengan pihak eksternal dapat dilakukan dengan cara Personal Contact, Press Releases, Press Relations, Press conference & press briefings, Publicity, Radio dan

televisi, film, media komunikasi dan informasi lainnya, misalnya kartu pos bergambar, kalender, telepon, dan sebagainya.

BAB III

Dokumen terkait