• Tidak ada hasil yang ditemukan

Internal Public Relations Dan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada HO PT. Wilmar Group Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Internal Public Relations Dan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada HO PT. Wilmar Group Medan)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

(Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada HO PT. Wilmar Group Medan)

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan Oleh : IKA RASIDINA DAYA

(080922019)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kegiatan internal public relations (PR) dengan motivasi kerja karyawan di Head Office (HO) PT Wilmar Group Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan internal PR yang ada di PT Wilmar Group Medan, untuk mengetahui sejauh mana feedback yang diberikan oleh karyawan HO PT Wilmar Group Medan terhadap semua kegiatan internal PR yang dilakukan perusahaan, dan untuk mengetahui hubungan antara kegiatan internal PR dengan motivasi kerja karyawan.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel dan bagaimana variasai oada salah satu faktor berkaitan dengan faktor yang lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan golongan 3,4, dan 5 yang bekerja di HO PT Wilmar Group Medan, dengan jumlah populasi sebanyak 700 orang. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% dan diperoleh sampel sebanyak 88 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel random atau sampel acak.

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literatur, buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung sesrta peneliatian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan bentuk analisa analisa tabel tunggal dan pengujian hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order Correlation Coefficient) oleh Spearman. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi kedua variabel digunakan skala Guilford. Kemudian untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan Uji Determinan Korelasi (Kp).

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur, peneliti berikan pada Tuhan Yesus Kristus atas kebaikan dan penyertaan yang diberikanNya. Bukan karena kuat, gagah dan kemampuan yang dimiliki, tetapi oleh karena kasih karunia Tuhan, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih buat pemeliharaan dan rancangan damai sejahtera yang Dia telah berikan.

Ucapan terima kasih yang terdalam peneliti persembahkan kepada kedua orang tua, ayah saya B. Daya dan ibu saya R.Saragih yang telah memberikan banyak nasehat, dukungan moral, dukungan materil serta doa yang tidak putus-putusnya. Ucapan terima kasih juga peneliti persembahkan kepada adik-adik saya Ronny Daya dan Daniel E. Daya yang selalu memberikan semangat dan juga dukungan dalam doa kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

Dalam skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, nasehat serta dukungan dari banyak pihak. Maka dalam kesempatan ini peneliti ingin ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Amir Purba, MA sebagai Dosen Pembimbing dan Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membimbing peneliti hingga rampungnya skripsi ini. Terima kasih banyak buat waktu yang diberikan, terima kasih buat keramahan yang peneliti terima, terima kasih banyak buat perhatiannya yang membuat peneliti dapat mengerjakannya skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution , MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(4)

4. Terima kasih buat Staf Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Buat sahabat-sahabatku : Bastanta Kembaren, Ezwar, Ingrid, Isma, Yessi dan semua teman-teman ekstensi yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas kepeduliannya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Tiada seorang pun pribadi yang sempurna, demikian juga peneliti. Peneliti masih menyadari skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Peneliti juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.

Medan, Juni 2010

(5)

DAFTAR ISI

(6)

III.1.1 Sejarah Perusahaan ... Error! Bookmark not defined. III.1.2 Visi & Misi Perusahaan ... Error! Bookmark not defined. III.1.3 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. III.1.4 Program Public Relations (PR) ... Error! Bookmark not defined. III.2. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. III.3. Populasi Dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. III.4. Teknik Penarikan Sampel ... Error! Bookmark not defined. III.5. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. III.6. Teknik Analisa Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. IV.1.1 Tahap Persiapan ... Error! Bookmark not defined. IV.1.2 Pengumpulan Data di Lapangan ... Error! Bookmark not defined. IV.2. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. IV.3. Analisis Tabel Tunggal ... Error! Bookmark not defined. IV.3.1 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined. IV.3.1.1 Jenis Kelamin Responden ... Error! Bookmark not defined. IV.3.1.2 Lama Bekerja ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2 Kegiatan Internal PR ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.1 Efektivitas Pengumuman ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.2 Buku Pegangan Pegawai ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.3 Majalah Jendela ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.4 Kegiatan Training ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.5 Kegiatan Hiburan Darmawisata . Error! Bookmark not defined. IV.3.2.6 Kegiatan Olahraga ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.7 Penghargaan ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.8 Penyampaian Informasi ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.9 Kemampuan Perusahaan ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.10 Informasi Sesuai Realita ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.11 Pemahaman Terhadap Informasi ... Error! Bookmark not defined.

IV.3.2.12 Kejelasan Informasi ... Error! Bookmark not defined. IV.3.2.13 Konsistensi Dalam Memberikan Informasi Error! Bookmark not defined.

IV.3.2.14 Kemampuan mencerna informasi ... Error! Bookmark not defined.

IV.3.2.15 Kegiatan Internal PR ... Error! Bookmark not defined. IV.3.3 Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined. IV.3.3.1 Memperhatikan perusahaan ... Error! Bookmark not defined. IV.3.3.2 Kebutuhan Karyawan ... Error! Bookmark not defined. IV.3.3.3 Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Informasi ... Error! Bookmark not defined.

IV.3.3.4 Perhatian Terhadap Kemajuan PerusahaanError! Bookmark not defined.

IV.3.3.5 Tingkat Pemahaman Terhadap Kebijakan Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.

(7)

IV.3.3.8 Sikap Responden Terhadap Kebijakan Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.

IV.3.4 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. IV.3.5 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V ... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. V.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. V.2. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ...74

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Variabel Operasional ... 16

Tabel 1. 2 Distribusi Golongan 3, 4 dan 5 ... 20

Tabel 3. 1 Sejarah Perusahaan ... 45

Tabel 3. 2 Distribusi Golongan 3,4 dan 5 ... 49

Tabel 4. 1 Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4. 2 Lama Bekerja ... 54

Tabel 4. 3 Membaca Pengumuman Tentang Kegiatan Perusahaan ... 55

Tabel 4. 4 Memperoleh Buku Pegangan Pegawai Dari Perusahaan ... 55

Tabel 4. 5 Membaca Majalah Jendela ... 56

Tabel 4. 6 Mengikuti Kegiatan Training ... 56

Tabel 4. 7 Mengikuti Kegiatan Hiburan Darmawisata ... 57

Tabel 4. 8 Mengikuti Kegiatan Olahraga ... 58

Tabel 4. 9 Menerima Penghargaan ... 58

Tabel 4. 10 Informasi Dari Perusahaan Disampaikan Dengan Cara Komunikatif ... 59

Tabel 4. 11 Percaya Perusahaan Mampu Memenuhi Kebutuhan Karyawan ... 59

Tabel 4. 12 Informasi Dari Perusahaan Sesuai Realita ... 60

Tabel 4. 13 Tingkat Pemahaman Informasi Dari Perusahaan ... 61

Tabel 4. 14 Tingkat Kejelasan Informasi Dari Perusahaan ... 61

Tabel 4. 15 Perusahaan Konsisten Memberikan Informasi Kemajuan Perusahaan ... 62

Tabel 4. 16 Kemampuan Mencerna Informasi Dari Perusahaan ... 62

Tabel 4. 17 Kegiatan Internal PR Perlu Ditambah ... 63

Tabel 4. 18 Menaruh Perhatian Terhadap Perkembangan Perusahaan ... 64

Tabel 4. 19 Kebutuhan Karyawan Dimengerti Perusahaan ... 64

Tabel 4. 20 Mempercayai Semua Informasi Dari Perusahaan ... 65

Tabel 4. 21 Mengetahui Setiap Kemajuan Perusahaan ... 65

Tabel 4. 22 Memahami Setiap Kebijakan Yang Diberikan Perusahaan ... 66

Tabel 4. 23 Senang Bekerja ... 67

Tabel 4. 24 Puas Dengan Bentuk Perhatian Perusahaan Selama Ini ... 67

Tabel 4. 25 Setuju Dengan Semua Kebijakan Perusahaan ... 68

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Model Teori S-O-R ... 6

Gambar 1. 2 Hubungan antar variabel ... 15

Gambar 2. 1 Unsur-Unsur Komunikasi ... 24

Gambar 2. 2 Model Teori S-O-R ... 28

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

KUISIONER PENELITIAN ... 76

FORTRAN COBOL ... 81

SKOR DATA MENTAH ... 85

SK IZIN PENELITIAN DARI FISIP USU ... 87

SK IZIN PENELITIAN DARI PT. WILMAR GROUP ... 88

(11)

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kegiatan internal public relations (PR) dengan motivasi kerja karyawan di Head Office (HO) PT Wilmar Group Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan internal PR yang ada di PT Wilmar Group Medan, untuk mengetahui sejauh mana feedback yang diberikan oleh karyawan HO PT Wilmar Group Medan terhadap semua kegiatan internal PR yang dilakukan perusahaan, dan untuk mengetahui hubungan antara kegiatan internal PR dengan motivasi kerja karyawan.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel dan bagaimana variasai oada salah satu faktor berkaitan dengan faktor yang lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan golongan 3,4, dan 5 yang bekerja di HO PT Wilmar Group Medan, dengan jumlah populasi sebanyak 700 orang. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% dan diperoleh sampel sebanyak 88 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel random atau sampel acak.

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literatur, buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung sesrta peneliatian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan bentuk analisa analisa tabel tunggal dan pengujian hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order Correlation Coefficient) oleh Spearman. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi kedua variabel digunakan skala Guilford. Kemudian untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan Uji Determinan Korelasi (Kp).

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap perusahaan selalu berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai pihak. Baik itu anggota atau karyawan (internal), maupun pihak di luar perusahaan (eksternal) yang memiliki kepentingan dengan perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang senantiasa berhubungan dengan perusahaan disebut publik. Interaksi yang terjalin antara perusahaan dengan publik harus selalu dipelihara agar selalu dalam posisi yang baik, karena hal itu akan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan.

Untuk memelihara interaksi tersebut adalah salah satu fungsi Public Relations. Sesuai dengan salah satu kesimpulan tentang “Apa itu sebenarnya Public Relations” menurut Roberto Simeos, seorang ahli Public Relations di dalam (Rumanti, 2002:7) bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal, karena hal ini merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen untuk pencapaian tujuan organisasinya.

(13)

Salah satu langkah menuju keberhasilan pencapaian target sebuah perusahaan adalah adanya motivasi kerja yang tinggi dari setiap karyawannya. Motivasi kerja adalah dorongan atau keinginan bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. Bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja karyawan? Salah satunya adalah dengan cara melakukan pendekatan dan komunikasi dengan mereka. Jika pendekatan yang dilakukan berhasil, maka akan diperoleh pengertian, itikad baik, kepercayaan dan penghargaan dari karyawan kepada perusahaan.

Komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘communicatio’, bersumber dari kata ‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan

(Suprapto, 2009:7). Ketika komunikasi antara perusahaan dan karyawan berjalan efektif, maka akan tercipta kesamaan pengertian mengenai informasi, ide, pemikiran dan sikap. Perusahaan akan mengerti apa yang menjadi keinginan karyawan dan karyawan juga mengerti apa yang diinginkan perusahaan dari dirinya. Dengan sendirinya, karyawan akan makin termotivasi bekerja ketika mengetahui bahwa perusahaan mau mengerti mereka.

Adalah merupakan salah satu fungsi kegiatan Internal Public Relations untuk menjalin komunikasi dengan karyawan. Perusahaan PT. Wilmar Group sebagai profit-based organization, berusaha untuk meningkatkan motivasi kerja para karyawannya

melalui kegiatan internal PR. Beberapa jenis kegiatan Internal Public Relations yang ada di perusahaan ini antara lain :

• Pengumuman-pengumuman

• Buku pegangan pegawai, memuat tujuan perusahaan, visi dan misi perusahaan, peraturan perusahaan, serta hak dan kewajiban pimpinan dan karyawan

(14)

Training/pelatihan karyawan

• Penerbitan majalah internal perusahaan, majalah Jendela

Perusahaan PT Wilmar Group tidak memiliki departemen PR yang secara khusus berfungsi menangani fungsi Public Relations. Fungsi Public Relations dijalankan oleh departemen HRGA. Pengumuman kepada karyawan dilakukan dengan menggunakan papan pengumuman dan email. Informasi yang biasanya diumumkan dengan menggunakan papan pengumuman adalah daftar claim kesehatan karyawan yang sudah dibayarkan, karyawan menikah, karyawan/keluarga karyawan yang meninggal dunia dan kegiatan bakti sosial. Pengumuman yang diberikan melalui email biasanya tentang kebijakan baru perusahaan dan berita karyawan (atau keluarga terdekat karyawan) meninggal dunia. Setiap pegawai diberikan buku pegangan yang memuat tujuan perusahaan, visi dan misi perusahaan, peraturan perusahaan, serta hak dan kewajiban pimpinan dan karyawan. Setiap tahunnya perusahaan memberikan fasilitas hiburan dan darmawisata untuk karyawan dan keluarganya, selain berfungsi sebagai sarana hiburan, juga berfungsi sebagai wadah silaturahmi antara keluarga sesama karyawan. Selain itu secara rutin, perusahaan juga memberikan training/pelatihan bagi setiap pegawai PT. Wilmar Group yang ada di Indonesia. Sekali dalam empat bulan, perusahaan juga menerbitkan majalah Jendela. Majalah ini memuat berita seputar kegiatan dan perkembangan dari setiap unit Wilmar yang ada di Indonesia.

Banyak manfaat yang diperoleh melalui kegiatan internal PR, antara lain : 1. Penyebaran informasi dari manajemen perusahaan kepada karyawan lebih

terstruktur.

(15)

3. Buku pegangan yang diberikan membuat karyawan mengetahui visi dan misi perusahaan, peraturan perusahaan, hak dan kewajibannya, serta masih banyak manfaat lainnya.

Dari beberapa manfaat kegiatan internal PR yang ada, melalui penelitian yang dilakukan, ingin diketahui apakah ada hubungan antara kegiatan internal PR dengan motivasi kerja karyawan. Penelitian ini dikhususkan kepada karyawan PT. Wilmar Group yang berada di Head Office Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu sampai sejauh mana hubungan kegiatan Internal Public Relations yang dilakukan PT. Wilmar Group dengan motivasi kerja karyawan yang bekerja di Head Office Medan. I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian, yaitu “Sejauh mana hubungan antara kegiatan Internal Public Relations dengan motivasi kerja karyawan pada HO PT. Wilmar Group Medan”.

I.3. Ruang Lingkup

Beberapa batasan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Penelitian ini terbatas pada kegiatan Internal Public Relations di Head Office Wilmar Group Medan.

2. Penelitian ini bersifat korelasi yang mencari hubungan dan membuat hipotesa. 3. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kegiatan Internal Public

Relations dengan motivasi kerja karyawan.

(16)

I.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui jenis kegiatan Internal Public Relations yang ada di PT. Wilmar Group.

b. Untuk mengetahui sejauh mana feed back yg diberikan oleh karyawan Head Office PT. Wilmar Group terhadap semua kegiatan Internal Public Relations yang

dilakukan perusahaan.

c. Untuk mengetahui hubungan antara kegiatan internal Public Relations dengan motivasi kerja karyawan Head Office PT. Wilmar Group.

I.5. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang ingin diperoleh melalui penelitian ini, antara lain :

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian.

b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan penelitian ini. c. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah

penelitian ilmu komunikasi. I.6. Kerangka Teori

(17)

1. Teori S-O-R

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Model teori ini dipengaruhi oleh disiplin ilmu psikologi. Menurut teori ini efek yang dihasilkan adalah reaksi atas stimulasi khusus sehingga dapat diharapkan dan diperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Stimulus (rangsangan) yang diberikan kepada komunikan (organism) dapat diterima atau mungkin juga ditolak (Effendy, 2003: 254).

Unsur-unsur dalam model teori ini adalah :

Pesan (Stimulus, S) adalah kegiatan Internal Public Relations

• Komunikan (Organism, O) adalah karyawan yang bekerja di HO Medan • Efek (Response, R) adalah pengaruh (dalam hal motivasi kerja) yang

ditimbulkan melalui kegiatan Internal Public Relations. Teori S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. 1 Model Teori S-O-R

2. Organisasi

Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo S.H (Abdurrachman, 1995:45-46) mengatakan bahwa organisasi itu dapat diartikan :

a) Dalam arti dinamis. Organisasi terdiri atas kegiatan-kegiatan memperinci tugas-tugas dan tanggung jawab secara terperinci, membagi-bagi pekerjaan menjadi bidang-bidang atau kotak-kotak tertentu dan membagikan kepada pejabat-pejabat, memerinci hubungan antara bagian-bagian dan menentukan cara-caranya untuk menempati jabatan-jabatan yang telah ditentukan.

b) Dalam arti statis. Organisasi adalah wadah, rangka dasar daripada manajemen. Organism :

• Perhatian • Pengertian • Penerimaan

(18)

Tinjauan Prof. Dr. Abdurrachman terhadap organisasi adalah sebagai berikut :

a) Sebagai perkumpulan atau perhimpunan, ikatan atau badan, seperti organisasi politik, organisasi tani, organisasi buruh dan sebagainya.

b) Sebagai rangka strukturil dalam mana pekerjaan dari banyak orang dilakukan untuk merealisasi tujuan bersama. Dengan demikian, organisasi merupakan suatu sistem pembagian pekerjaan, pembagian tugas dan kewajiban antara orang-orang atau groups.

Banyak definisi organisasi yang diutarakan oleh para ahli, dan dari semuanya itu, terdapat unsur-unsur di dalam pengertian organisasi, antara lain :

a) Adanya kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. b) Adanya persekutuan yang lebih dari dua orang.

c) Adanya pembagian tugas pekerjaan dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang sama.

d) Adanya rangka strukturil untuk meletakkan wewenang dan tanggung jawab. Di dalam sebuah organisasi terdapat pembagian tugas antara orang-orang yang ada di dalamnya, yang secara garis besarnya terdiri dari pimpinan dan orang-orang yang dipimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, pihak manajemen tidak perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh karyawan/anggota yang dipimpinnya. Mereka hanya perlu membagi karyawan/anggota ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan pekerjaannya, dan mengangkat pemimpin yang bertanggung jawab untuk setiap kelompok yang dibentuk. Sehingga pihak manajemen cukup berkomunikasi dengan penanggung jawab kelompok.

(19)

1. Komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen) (Effendy:2006:122).

Komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal (Rumanti, 2002 : 89-93).

a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi

dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Dan di sisi lain, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan dan sebagainya kepada pemimpin.

b. Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya atau komunikasi antara orang-orang yang memiliki hirarkhi yang sama. (Gitosudarmo, 2006 : 213)

Komunikasi internal terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi persona (Personal Communication) dan komunikasi kelompok (Group Communication). (Rumanti,

2002:89-90)

(20)

2. Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi ekternal terdiri dari komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi. (Effendy:2006:122).

Kegiatan Internal public relations tergolong dalam komunikasi internal. Sesuai dengan tujuan internal public relations yakni membina hubungan yang harmonis antara publik yang ada di dalam organisasi/perusahaan, yaitu dengan cara membina komunikasi dua arah (antara pimpinan dan karyawan atau antara sesama karyawan) yang bersifat persuasif dan informatif, yang dapat dilaksanakan dengan cara tertulis, yakni menggunakan surat-surat, papers, bulletin, brosur; dengan cara lisan, yakni mengadakan briefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah; dan dengan cara conseling, yakni dengan menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapat latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada para karyawan, turut memecahkan masalah-masalah pribadi mereka, atau mendiskusikannya bersama-sama.

3. Public Relations (PR)

Public Relations (PR) telah dirasakan gejalanya sejak manusia pertama ada di

bumi. Tetapi, istilah Public Relations mulai diperkenalkan sekitar awal abad 20 oleh Ivy LedBetter Lee.

(21)

dari para publik internal dan eksternalnya.1 Selain itu juga, public relations merupakan suatu kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan penentuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan publik baik itu eksternal maupun internal.2 Sebagai sebuah seni, Public Relations dianggap mampu menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu organisasi atau badan.3

Dapat disimpulkan bahwa di dalam Public Relations terdapat suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good-will, kepercayaan, penghargaan pada dan dari publik suatu organisasi khususnya dan masyarakat umumnya. Dalam Public Relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan dengan publiknya, usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup organisasi itu.

Hal ini dapat dilaksanakan oleh Public Relations dengan menunjukkan hal-hal yang positif tentang apa yang telah dilaksanakan dan direncanakan. Memberikan keterangan-keterangan/penjelasan-penjelasan kepada publik dengan jujur sehingga publik merasa well-informed dan diikutsertakan dalam usaha suatu organisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan Public Relations harus dikerahkan ke dalam, disebut Internal Public Relations dan keluar, disebut External Public Relations.

Internal Public Relations bertujuan membina hubungan yang harmonis antara

publik yang ada di dalam organisasi/perusahaan, yaitu dengan cara membina komunikasi dua arah yang bersifat persuasif dan informatif, yang dapat dilaksanakan

1

J.C. Seidel, Public Relations Director, Division of Housing, State of New York, dalam Oemi Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, Indonesia, 1995,hal.25

2

W.Emersin Reck, Public Relations Director, Colgate University, dalam Oemi Abdurrachman,

Dasar-Dasar Public Relations, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, Indonesia, 1995,hal.25

3 Howard Bonham, Vice Chairman, American National Red Cross, dalam Oemi Abdurrachman,

(22)

dengan cara tertulis, yakni menggunakan surat-surat, papers, bulletin, brosur; dengan cara lisan, yakni mengadakan briefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah; dan dengan cara conseling, yakni dengan menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapat

latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada para karyawan, turut memecahkan masalah-masalah pribadi mereka, atau mendiskusikannya bersama-sama.

External Public Relations bertujuan membina hubungan yang harmonis antara

publik yang ada di luar organisasi/perusahaan, yaitu dengan cara membina komunikasi efektif yang bersifat timbal balik, persuasif dan informative. Komunikasi dengan pihak eksternal dapat dilakukan dengan cara Personal Contact, Press Releases, Press Relations, Press conference & press briefings, Publicity, Radio dan

televisi, film, media komunikasi dan informasi lainnya, misalnya kartu pos bergambar, kalender, telepon, dan sebagainya.

4. Pesan

Pesan adalah informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan disampaikan melalui dengan menggunakan lambang dan simbol. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan secara verbal (misalnya dengan lisan dan tulisan) dan secara non-verbal (misalnya melalui mimik wajah, gerak-gerik tubuh).

(23)

Untuk dapat dipahami oleh komunikan, maka pesan menurut Cutlip & Center meliputi hal-hal di bawah ini, yang disebut juga The Seven C Communication.4

a. Credibility, antara komunikator dan komunikan memulai komunikasi membangun kepercayaan. Ketika sudah terdapat saling kepercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator akan mudah diterima oleh komunikan.

b. Content, setiap isi pesan memiliki bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat. c. Context, suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan

hidup atau keadaan sosial yang bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperhatikan sikap partisipatif.

d. Clearity, menyusun pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mempunyai persamaan arti antara komunikator dan komunikan.

e. Continuity and Consistence, komunikasi merupakan proses yang tiada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan isi atau makna pesan harus konsisten serta tidak membingungkan audiens f. Capability of Audience, kemampuan khalayak terhadap pesan, yaitu

melibatkan berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya.

g. Channels of Distribution, menggunakan saluran komunikasi yang sudah umum dan sudah biasa dipergunakan agar komunikasi berhasil.

4 Cutlip & Center, dalam Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, PT Raja Grafindo Persada,

(24)

5. Efek

Yang dimaksud dengan efek adalah segala semua jenis perubahan yang terjadi pada seseorang setelah menerima suatu pesan komunikasi dari suatu sumber. Efek juga dapat diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga jenis pengaruh pada diri komunikan, yaitu pengaruh/ efek kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu), pengaruh (efek) afektif (sikap seseorang terbentuk), dan pengaruh (efek) konatif (dalam hal tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).5

Ketika sebuah media berhasil memberikan efek kepada khalayak/individu (khususnya efek kognitif dan afektif), maka media tersebut akan menjadi suatu kebutuhan bagi khalayak/individu. Selanjutnya jika kebutuhan ini mulai muncul pada diri seseorang, maka mereka akan terdorong untuk berbuat atau bertingkah laku agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Dorongan atau keinginan inilah yang disebut dengan motivasi.

Definisi lain dari motivasi adalah faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaannya, secara lebih bersemangat sehingga akan memperoleh prestasi yang lebih baik. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor intrinsik, yaitu faktor-faktor yang memuaskan dan timbul dari dirinya sendiri. Indikator intrinsik yaitu keinginan untuk berprestasi, untuk maju, memiliki kehidupan pribadi.

2. Faktor ekstrinsik, yaitu faktor-faktor dari luar diri seseorang yang mempengaruhi semangat seseorang dalam bekerja. Indikator ekstrinsik yaitu pekerjaan itu sendiri, status kerja, tempat pekerjaan, keamanan pekerjaan, gaji, atau penghasilan yang

5

(25)

layak, pengakuan dan penghargaan kepercayaan melakukan pekerjaan, kepemimpinan yang baik dan adil, dan kebijaksanaan administrasi.

Motif adalah daya gerak yang mencakup dorongan, alasan dan kemauan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Dalam motivasi, motif bersifat internal karena dorongan atau daya gerak itu muncul dari dalam diri seseorang, tanpa ada perangsang . Beberapa hal yang mempengaruhi motif antara lain adalah pendidikan, pengalaman serta sifat pribadi yang dimiliki seseorang.

Masing-masing orang dalam suatu organisasi mempunyai tujuan individu. Antara tujuan individu dan tujuan organisasi harus ada kesinambungan. Sehingga aktivitas yang dilakukan oleh individu dalam suatu organisasi tidak jauh menyimpang dari aktivitas organisasi. Sebaliknya, jika terjadi kesenjangan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi, maka hal ini tidak akan memberikan keuntungan bagi organisasi.

Di dalam dunia kerja, peranan motivasi sangat penting, orang akan bekerja dengan lebih giat dan tekun apabila memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya. Seorang pekerja merupakan bagian komponen yang berperan penting dalam suatu organisasi kerjanya. Organisasi kerja memberi pengaruh tinggi terhadap tinggi rendahnya motivasi seorang karyawan.

I.7. Kerangka Konsep

(26)

a. Variabel bebas (X )

Merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabelnya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan dengan suatu gejala yang diteliti. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan internal PR. b. Variabel terikat (Y)

Merupakan variabel yang diakibatkan oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah motivasi kerja karyawan.

c. Variabel Antara (Z)

Merupakan gejala yang tidak dapat dikendalikan, tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas.

I.8. Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep yang ada, maka akan dibentuk model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1. 2 Hubungan antar variabel

Keterangan : X : variabel kegiatan Internal Public Relations Y : variabel motivasi kerja karyawan

Z : variabel karakterisik responden I.9. Variabel Operasional

Berdasarkan model teoritis di atas, maka disusun variabel operasional seperti di bawah ini :

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden Variabel Bebas (X)

Kegiatan Internal PR

(27)

Tabel 1. 1

Variabel Operasional

Variabel Teori Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

Kegiatan Internal Public Relations

Pesan yang disampaikan a. Faktor Bentuk :

• Pengumuman

• Buku pegangan karyawan

• Penerbitan majalah JENDELA

Training

• Hiburan

• Kegiatan olahraga

• Pemberian penghargaan b. Komunikatif

Continuity and Consistency

Capability of Audience

Channels of Distribution

Variabel Terikat

I.10. Definisi Variabel Operasional

Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Kegiatan Internal Public Relations)

a. Faktor Bentuk

1. Pengumuman-pengumuman, mengumumkan setiap kegiatan-kegiatan atau kebijakan baru dari manajemen perusahaan.

(28)

3. Penerbitan majalah internal perusahaan, majalah Jendela, memuat berita tentang kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan dengan frekuensi penerbitan sekali dalam 4 bulan.

4. Training/pelatihan bagi karyawan yang dilakukan secara rutin oleh perusahaan.

5. Hiburan. Perusahaan mengadakan kegiatan hiburan dan darmawisata untuk meredakan ketegangan selama bekerja dan memupuk keakraban sesama karyawan.

6. Olahraga, penyaluran minat dan bakat karyawan dalam bidang olahraga. 7. Pemberian penghargaan, setiap karyawan yang memperoleh penilaian

yang bagus akan mendapat penghargaan dari perusahaan.

b. Komunikatif, perusahaan menyampaikan informasi kepada karyawan dengan cara yang komunikatif.

c. Faktor Isi :

Credibility, ialah komunikasi dimulai dengan membangun kepercayaan

karyawan terhadap perusahaan.

Context, ialah pesan/informasi yang disampaikan oleh perusahaan harus

sesuai dengan kenyataan.

Content, ialah makna dan arti yang ada pada pesan harus dapat dipahami

oleh komunikan.

Clearity, ialah terdapat kejelasan dari semua pesan yang disampaikan,

tidak menimbulkan makna ambigu bagi komunikan.

Continuity and Consistency, ialah perusahaan menyampaikan kepada

(29)

Capability of Audience, ialah kemampuan karyawan dalam mencerna

informasi yang diberikan perusahaan.

Channels of Distribution, ialah media yang digunakan dalam proses

komunikasi antara perusahaan dan karyawan. 2. Variabel Terikat (Motivasi kerja karyawan).

a. Kognitif

• Perhatian, yaitu menaruh perhatian terhadap perkembangan perusahaan • Dimengerti, yaitu kebutuhan karyawan dimengerti oleh perusahaan

• Kepercayaan, yaitu kepercayaan karyawan terhadap kebenaran informasi yang diberikan perusahaan.

• Pengetahuan, yaitu sampai sejauh mana pengetahuan karyawan terhadap kemajuan, kebijakan, tujuan, visi dan misi perusahaan serta perkembangan perusahaan.

• Pemahaman, yaitu karyawan mampu memahami kebijakan perusahaan. b. Afektif

• Senang, yaitu perasaan senang yang dirasakan karyawan selama bekerja di perusahaan PT Wilmar Group.

• Puas, yaitu rasa puas yang dirasakan oleh karyawan terhadap bentuk perhatian yang diberikan oleh perusahaan.

• Setuju, yaitu karyawan menyetujui setiap kebijakan yang diberikan perusahaan

3. Variabel Antara (Karakteristik Responden)

(30)

I.11. Hipotesis

Menurut Bungin (Bungin, 2005:75), hipotesis adalah suatu kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Pembuktian hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis di lapangan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara kegiatan Internal Public Relations dengan motivasi kerja karyawan.

Ha : Terdapat hubungan antara kegiatan Internal Public Relations dengan motivasi kerja karyawan.

I.12. Metodologi Penelitian I.12.1 Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang meneliti hubungan antara variable X (kegiatan internal PR) dengan variabel Y (motivasi kerja karyawan). Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan hubungan antara kegiatan internal public relations dengan motivasi kerja karyawan.

I.12.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor pusat (Head Office) PT. Wilmar Group Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan No. 10 Medan.

I.12.3 Populasi dan Sampel a. Populasi

(31)

golongan 3,4 dan 5 PT. Wilmar Group yang ada di Head Office Medan. Tabel berikut memperlihatkan distribusi jumlah populasi settiap golongan.

Tabel 1. 2

Distribusi Populasi Golongan 3,4 dan 5

No Gol Populasi

Sampel merupakan sejumlah bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili dari seluruh populasi. Banyaknya sampel diambil dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Rumus tersebut adalah :

1

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah :

1

Jadi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 orang karyawan HO Medan. I.12.4 Teknik Penarikan Sampel

(32)

I.12.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data selama penyusunan skripsi ini adalah:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), dilakukan dengan memanfaatkan berbagai macam pustaka yang relevan dan mendukung penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research), Pengumpulan data dari responden dilakukan di lapangan dengan menggunakan angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab responden, pertanyaan-pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap.

I.13. Teknik Analisa Data 1. Analisa Tabel Tunggal

Analisa tabel tunggal dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Rumus yang digunakan untuk menguji hubungan di antara kedua variabel yang dikorelasikan adalah Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order Correlation Coefficient) oleh Spearman (Arikunto, 2002:247).

)

Keterangan : rs : koefisien korelasi

(33)

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rs < 0 , maka hipotesa ditolak Jika rs > 0 , maka hipotesa diterima

Kemudian untuk melihat tinggi rendahnya korelasi tersebut digunakan skala Guilford (Rakhmat 2007:29).

< 0,20 : hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40 : hubungan rendah tapi pasti 0,41 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi;kuat

> 0,90 : hubungan sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan

(34)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi

Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan sosial manusia. Komunikasi memungkinkan terbentuknya suatu tatanan kehidupan sosial yang disebut dengan masyarakat. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin, communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama makna. Jadi, kalau ada dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.

Beberapa definisi komunikasi menurut para ahli (Suprapto, 2009:5-6), antara lain: a) Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan

cara apa, kepada siapa dan dengan efek apa (Lasswell).

b) Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal berupa simbol-simbol berdasarkan perjanjian manusia) verbal atau non verbal yang disadari atau tidak disadari yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap orang lain.

c) Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol (Theodorson dan Thedorson)

Ada tiga pengertian utama komunikasi menurut Suprapto (2009:7), yaitu pengertian secara etimologis, terminologis, dan paradigmatis.

(35)

bersumber dari kata ‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.

2. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

3. Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa fungsi komunikasi antara lain :

• Fungsi informatif. Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.

• Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.

• Fungsi persuasif. Hal ini berkaitan dengan kewenangan dan kekuasaan pimpinan dalam mempersuasi bawahan.

• Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. II.1.1 Unsur –Unsur Komunikasi

Menurut Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc (Cangara, 2008 : 24-27), komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek yang disebut dengan unsur-unsur atau komponen komunikasi. Unsur-unsur dalam komunikasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2. 1 Unsur-Unsur Komunikasi

SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK

(36)

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.

2. Pesan

Pesan adalah informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda. Pesan disampaikan dengan menggunakan lambang dan simbol. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan secara verbal (misalnya dengan lisan dan tulisan) dan secara non-verbal (misalnya melalui mimik wajah, gerak-gerik tubuh).

Pesan yang disampaikan haruslah bersifat umum, dengan kata lain mengandung hal-hal yang dimengerti oleh audience. Pesan yang bentuknya informatif ialah pesan yang berisi keterangan-keterangan dan informasi. Pesan yang persuasif adalah pesan yang sifatnya mengajak audience nya untuk melakukan sesuatu. Penyampaian pesan dilakukan dengan cara yang jelas (gamblang) dan dengan bahasa yang jelas, bahasa yang dapat dimengerti oleh audience, sehingga tidak menimbulkan kebingungan bagi audience dalam menafsirkan makna dari pesan tersebut.

Untuk dapat dipahami oleh komunikan, maka pesan menurut Cutlip & Center meliputi hal-hal di bawah ini, yang disebut juga The Seven C Communication.1

a. Credibility, antara komunikator dan komunikan memulai komunikasi dengan membangun kepercayaan. Ketika sudah terdapat saling kepercayaan, maka

1 Cutlip & Center, dalam Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, PT Raja Grafindo Persada,

(37)

pesan yang disampaikan oleh komunikator akan mudah diterima oleh komunikan.

b. Content, setiap isi pesan memiliki arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat.

c. Context, suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup atau keadaan sosial yang bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperhatikan sikap partisipatif.

d. Clearity, menyusun pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mempunyai persamaan arti antara komunikator dan komunikan.

e. Continuity and Consistence, komunikasi merupakan proses yang tiada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan isi atau makna pesan harus konsisten serta tidak membingungkan audiens f. Capability of Audience, kemampuan khalayak terhadap pesan, yaitu

melibatkan berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya.

g. Channels of Distribution, menggunakan saluran komunikasi yang sudah umum dan sudah biasa dipergunakan agar komunikasi berhasil.

3. Media

Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.

4. Penerima

(38)

khalayak, sasaran, komunikan atau dalam bahasa inggris disebut audience atau receiver.

Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran.

5. Pengaruh / Efek

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dilakukan oleh penerima sebelum dan setelah menerima pesan.Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

Efek dapat diklasifikasikan menjadi tiga teori (Effendy, 2007:318) yaitu :

1. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi

2. Efek afektif timbul bila perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai.

3. Efek konatif yang sering disebut efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.

6. Umpan Balik

(39)

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengarhui jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi. Dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi.

II.2. Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response semula berasal dari psikologi. Tetapi kemudian selanjutnya teori ini menjadi teori ilmu komunikasi adalah karena objek materil dari dua bidang ilmu pengetahuan ini sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003:254). Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu.

Proses komunikasi menurut teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 2 Model Teori S-O-R

Unsur-unsur dalam model teori ini adalah : Organism : • Perhatian • Pengertian • Penerimaan

(40)

Pesan (Stimulus, S) adalah kegiatan Internal Public Relations

• Komunikan (Organism, O) adalah karyawan yang bekerja di HO Medan • Efek (Response, R) adalah pengaruh (dalam hal motivasi kerja) yang

ditimbulkan melalui kegiatan Internal Public Relations.

Ketika komunikan menaruh perhatian terhadap stimulus atau pesan yang diterimanya, ini berarti bahwa proses komunikasi sedang berlangsung. Jika komunikan mampu mengerti stimulus atau pesan tersebut dan kemudian menerima dan mengolahnya, maka akan terjadi kesediaan untuk mengubah sikap.

II.3. Organisasi

Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo S.H (Abdurrachman, 1995:45-46) mengatakan bahwa organisasi itu dapat diartikan :

a) Dalam arti dinamis. Organisasi terdiri atas kegiatan-kegiatan memperinci tugas-tugas dan tanggung jawab secara terperinci, membagi-bagi pekerjaan menjadi bidang-bidang atau kotak-kotak tertentu dan membagikan kepada pejabat-pejabat, memerinci hubungan antara bagian-bagian dan menentukan cara-caranya untuk menempati jabatan-jabatan yang telah ditentukan.

b) Dalam arti statis. Organisasi adalah wadah, rangka dasar daripada manajemen.

Tinjauan Prof. Dr. Abdurrachman terhadap organisasi adalah sebagai berikut : a) Sebagai perkumpulan atau perhimpunan, ikatan atau badan, seperti organisasi

politik, organisasi tani, organisasi buruh dan sebagainya.

(41)

Banyak definisi organisasi yang diutarakan oleh para ahli, dan dari semuanya itu, terdapat unsur-unsur di dalam pengertian organisasi, antara lain :

a) Adanya kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. b) Adanya persekutuan yang lebih dari dua orang.

c) Adanya pembagian tugas pekerjaan dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang sama.

d) Adanya rangka strukturil untuk meletakkan wewenang dan tanggung jawab. Menurut Goldhear (Wiryanto, 2005:55), yang namanya organisasi sekurang-kurangnya meliputi empat pendekatan, yaitu pendekatan ilmiah, pendekatan hubungan antarmanusia, pendekatan sistem dan pendekatan budaya.

1. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah menganggap bahwa organisasi harus menggunakan metode-metode ilmiah dalam meningkatkan produktivitas. Studi pengendalian secara ilmiah akan memungkinkan manajemen mengidentifikasi cara-cara atau alat untuk meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan.

2. Pendekatan Hubungan antarmanusia

Pendekatan hubungan antarmanusia berkembang sebagai reaksi terhadap perhatian eksklusif faktor fisik dalam mengukur keberhasilan organisasi. Salah satu asumsi dasar dari pendekatan hubungan antarmanusia adalah kenaikan kepuasan kerja akan mengakibatkan kenaikan produktivitas. Seorang karyawan yang bahagia adalah karyawan yang produktif. Oleh karena itu, fungsi manajemen adalah menjaga agar karyawan terus merasa puas.

(42)

gilirannya mempengaruhi pekerja, sehingga mereka merasa senang dan akan menjadi produktif. Pendekatan hubungan antarmanusia sangat menghargai pemimpin demokratis. Pemimpin tipe ini mendorong anggotanya untuk berpartisipasi dalam menjalankan organisasi dengan memberikan saran-saran, umpan balik, dan menyelesaikan masalah dan keluhan mereka sendiri. Semua anggota organisasi harus berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, yang pada akhirnya mempengaruhi mereka. Komunikasi merupakan salah satu alat penting manajemen dalam usaha mencapai hasil tersebut. Pendekatan hubungan antarmanusia, mengakui pentingnya kelompok sosial, informal di dalam organisasi dan memberikan pertimbangan khusus kepada komunikasi antarpribadi di dalam sub-kelompok organisasi itu.

3. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem mengkombinasikan unsur-unsur terbaik dari pendekatan ilmiah dengan pendekatan hubungan antarmanusia. Pendekatan ini memandang manusia sebagai suatu sistem, dimana semua bagian berinteraksi dan setiap bagian mempengaruhi bagian lainnya. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang terbuka terhadap informasi baru, responsive terhadap lingkungan, bersifat dinamis dan selalu berubah.

(43)

Komunikasi akan menghubungkan berbagai bagian lainnya dan menghasilkan ide-ide baru.

4. Pendekatan Budaya

Pendekatan budaya adalah pendekatan kontemporer tentang organisasi. Pendekatan budaya beranggapan bahwa perusahaan harus dipandang sebagai suatu kesatuan sosial atau budaya.

Pada umumnya suatu kelompok atau kultur sosial selalu memiliki peraturan, seperti : perilaku, peran dan nilai-nilai. Demikian pula halnya suatu organisasi. Oleh karena itu organisasi harus mengidentifikasi jenis kultur, norma-norma, atau nilai-nilai yang dianutnya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memahami bagaimana organisasi berfungsi, bagaiman organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh anggotanya dalam budaya organisasi tersebut.

Perspektif budaya memandang organisasi dan para pekerjanya memiliki seperangkat nilai-nilai dan tujuan yang sama. Seperti halnya warga Negara di dalam sebuah Negara. Demikian pula halnya para pekerja menyumbangkan pertumbuhan dan kemakmuran organisasi. Bagaimana pun juga para pekerja akan menikmati pertumbuhan dan kemakmuran tersebut. Moral dan produktivitas pekerja berkaitan erat satu sama lain. Keduanya tidak merupakan tujuan yang terpisah, tetapi secara integral berkaitan.

Perusahaan sebagai sebuah organisasi yang berhasil harus memiliki delapan persyaratan, sebagai berikut :

1. Mereka memiliki bias untuk bertindak

Perusahaan membiasakan diri melakukan tindakan yang sudah lama diteliti, dilaporkan, dan dirapatkan dalam suatu komite.

(44)

Perusahaan membiasakan diri mendengarkan para pelanggannya dan mencoba untuk menyuguhkan kualitas dan pelayanan yang diinginkan pelanggannya.

3. Mereka mendorong pemimpin yang mandiri dan berjiwa wirausaha

Perusahaan mendorong para pekerjanya mengambil risiko dan kreatif dalam bekerja. 4. Mereka mencapai produktivitas melalui orang

Perusahaan harus menganggap bahwa para anggotanya sebagai sumber produktivitas. Perbedaan tajam antara manajemen dengan pekerja sangat dihindari.

5. Mereka mendorong manajemen yang transparan

Di dalam perusahaan, manajemen mengetahui apa yang sedang terjadi, sebab manajemen tetap dekat dengan kegiatan operasi perusahaan, seperti mengunjungi bagian-bagian dan melakukan inspeksi ke pabrik.

6. Mereka tetap berpegang pada apa yang mereka ketahui

Perusahaan mengetahui apa bisnis yang digelutinya, tidak berusaha untuk terlibat dalam kegiatan dimana mereka tidak ahli.

7. Mereka memiliki struktur organisasi yang sederhana dan bersandar pada puncaknya.

Perusahaan dibentuk dengan struktur yang sederhana, tanpa struktur organisasi yang rumit, dengan staf yang relatif sedikit pada puncak hierarkinya.

8. Mereka bersifat desentralisasi (longgar) dan sentralisasi (ketat)

Perusahaan pada umumnya terdesentralisasi, dalam arti pekerjanya relatif memiliki otonomi, tetapi sangat tersentralisasi dalam arti tujuan dan nilai-nilainya. II.3.1 Komunikasi Dalam Organisasi

(45)

pesan-pesan mengenai pekerjaan, pemeliharaan, motivasi, integrasi dan inovasi. Komunikasi organisasi dapat dilihat sebagai “proses mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi berfungsi.”

Terdapat dua dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi perusahaan, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal.

1. Komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen) (Effendy, 2006:122).

Komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi

dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Dan di sisi lain, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan dan sebagainya kepada pemimpin.

b. Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya.

Komunikasi internal terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi persona (Personal Communication) dan komunikasi kelompok (Group Communication). (Rumanti,

(46)

Komunikasi persona ialah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan cara tatap muka (face to face communication) dan dengan menggunakan media (mediated communication). Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.

2. Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi ekternal terdiri dari komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi.

Kegiatan Internal public relations tergolong dalam komunikasi internal. Sesuai dengan tujuan internal public relations yakni membina hubungan yang harmonis antara publik yang ada di dalam organisasi/perusahaan, yaitu dengan cara membina komunikasi dua arah (antara pimpinan dan karyawan atau antara sesama karyawan) yang bersifat persuasif dan informatif, yang dapat dilaksanakan dengan cara tertulis, yakni menggunakan surat-surat, papers, bulletin, brosur; dengan cara lisan, yakni mengadakan briefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah; dan dengan cara conseling, yakni dengan menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapat latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada para karyawan, turut memecahkan masalah-masalah pribadi mereka, atau mendiskusikannya bersama-sama.

(47)

II.3.2 Arus Komunikasi Dalam Organisasi 1. Komunikasi Ke Atas

Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi (Wiryanto, 2005: 56).. Jenis komunikasi ini mencakup :

• Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, yang berarti bahwa apa yang sedang terjadi dalam pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan masalah lain yang serupa.

• Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab.

• Berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan.

• Perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerja lainnya dan masalah lain yang serupa.

Komunikasi ke atas sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan organisasi. Komunikasi memberikan umpan balik kepada manajemen. Umpan balik diperlukan untuk mengetahui semangat kerja para pekerjanya dan berbagai ketidakpuasan yang terjadi. Komunikasi penting untuk membuat bawahan merasa memiliki dan sebagai bagian dari organisasi. Di samping itu juga memungkinkan manajemen memiliki kesempatan untuk memperoleh berbagai gagasan baru dari para pekerjanya.

(48)

didengar atau ditanggapi oleh manajemen, karena bisa menganggu produktivitas. Apabila pesan itu diabaikan, para karyawan pun merasa tidak perlu mengirim pesan ke atas.

Ketidakpuasan yang semakin memburuk akan menimbulkan masalah besar bagi organisasi. Kadang kala pesan itu tidak sampai karena para penjaga gerbang mungkin menyaring pesan-pesan tertentu. Apabila masalahnya menyangkut kejelasan penugasan pekerjaan, kebanyakan karyawan lebih menyukai untuk menghubungi rekan lainnya daripada menghubungi manajemen, karena mereka khawatir dianggap tidak mampu.

Masalah lain menyangkut komunikasi ke atas adalah manajemen telah menjejali arus pesan ke bawah, sehingga kehilangan kapasitas untuk menerima pesan. Para manajer terlalu banyak menjadi sumber pesan, mengakibatkan pekerja menjadi pendengar yang kurang baik. Hambatan lain adalah hambatan fisik. Manajemen biasanya secara fisik terpisah dari para pekerjanya. Dengan demikian, situasinya menjadi sulit bagi manajemen untuk mengetahui masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang memerlukan perhatian segera.

2. Komunikasi Ke Bawah

(49)

3. Komunikasi Lateral

Komunikasi lateral adalah pesan antara sesama, yakni manajer ke manajer, karyawan ke karyawan. Pesan semacam ini biasa bergerak di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan masalah lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan pekerja. Hubungan yang baik dan komunikasi yang bermakna di antara para pekerja merupakan sumber utama kepuasan. Komunikasi lateral dapat membantu mengkoordinasikan berbagai kegiatan di dalam organisasi dan memungkinkan berbagai divisi untuk mengumpulkan pengalaman serta keahliannya. Komunikasi lateral efektif sebagai pertukaran dalam mengumpulkan pengalaman dan sumberdaya, tempat kita bekerja di organisasi yang kompetitif. Apabila hanya terdapat satu tempat promosi, dan promosi itu didasarkan pada kualitas pekerjaan yang dicapai, maka sulit bagi para pekerja untuk berbagi pengalaman satu dengan yang lainnya.

II.4. Motivasi

Motivasi adalah dorongan atau keinginan untuk mencapai tujuan tertentu atau faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaannya, secara lebih bersemangat sehingga akan memperoleh prestasi yang lebih baik (Gitosudarmo, 2006:28 ). Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor intrinsik, yaitu faktor-faktor yang memuaskan dan timbul dari dirinya sendiri. Indikator intrinsik yaitu keinginan untuk berprestasi, untuk maju, memiliki kehidupan pribadi.

(50)

status kerja, tempat pekerjaan, keamanan pekerjaan, gaji, atau penghasilan yang layak, pengakuan dan penghargaan kepercayaan melakukan pekerjaan, kepemimpinan yang baik dan adil, dan kebijaksanaan administrasi.

Masing-masing orang dalam suatu organisasi mempunyai tujuan individu. Antara tujuan individu dan tujuan organisasi harus ada kesinambungan. Sehingga aktivitas yang dilakukan oleh individu dalam suatu organisasi tidak jauh menyimpang dari aktivitas organisasi. Sebaliknya, jika terjadi kesenjangan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi, maka hal ini tidak akan memberikan keuntungan bagi organisasi.

Teori motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu teori kepuasan dan teori proses. Teori kepuasan berhubungan dengan faktor yang ada dalam diri seseorang yang memotivasinya, sedangkan teori proses adalah bagaimana motivasi itu terjadi. Drs. Indriyo Gitosudarmo (2006) dalam bukunya yang berjudul “Perilaku Keorganisasian” memberikan penjelasan tentang beberapa teori motivasi.

II.4.1 Teori Kepuasan

1. Teori Hierarki Kebutuhan (oleh Maslow)2 dan teori ERG (oleh Clayton Alderfer)3 Menurut teori ini, manusia di tempat kerjanya di motivasi oleh suatu keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang ada dalam dirinya. Teori ini juga mengatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki dimulai dari kebutuhan paling dasar sampai ke kebutuhan yang komplek atau paling tinggi tingkatannya. Selain itu, menurut teori ini, kebutuhan yang belum terpuaskan dapat mendorong seseorang untuk berperilaku. Ketika kebutuhan yang awal sudah terpenuhi, maka seseorang akan berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi lagi hierarkinya.

2

Indriyo Gitosudarmo & I Nyoman Sudita, Perilaku Keorganisasian, BPFE Yogyakarta. Yogyakarta, 2006, hal 30-34

3

(51)

Tingkatan atau hierarki kebutuhan manusia pada umumnya sebagai berikut : 1) Kebutuhan Fisiologis / Kebutuhan Eksistensi, yakni kebutuhan untuk dapat hidup

seperti makanan, minuman, perumahan, oksigen, tidur, dan lain sebagainya.

2) Kebutuhan Rasa Aman / Kebutuhan Eksistensi, yakni keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya, dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja 3) Kebutuhan Sosial / Kebutuhan Akan Keterikatan, yakni kebutuhan akan adanya

kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.

4) Kebutuhan Penghargaan / Kebutuhan Pertumbuhan, yakni kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektivitas kerja seseorang

5) Kebutuhan Aktualisasi Diri / Kebutuhan Pertumbuhan, yakni kebutuhan yang berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang.

2. Teori Dua Faktor (oleh Herzberg)

Teori ini menyatakan ada dua faktor yang mempengaruhi karyawan dalam bekerja.

1) Terdapat sejumlah kondisi ekstrinsik pekerjaan, yang apabila kondisi itu tidak ada, menyebabkan ketidakpuasan di antara para karyawan.4

2) Terdapat sejumlah kondisi intrinsik pekerjaan yang apabila kondisi tersebut ada, dapat berfungsi sebagai motivator, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik.5 Tetapi jika kondisi atau faktor-faktor tersebut tidak ada, tidak akan menyebabkan adanya ketidakpuasan. Faktor tersebut antara lain prestasi,

4 ibid, hal 35 5

(52)

pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan-kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

II.4.2 Teori Proses

1. Teori Keadilan (oleh J Stacy Adam)6

Menurut teori ini, manusia di tempat kerja menilai tentang inputnya dalam hubungannya dengan pekerjaan dibandingkan dengan hasil yang ia peroleh. Input meliputi tingkat pendidikannya, keahliannya, upaya, masa kerja, kepangkatan dan produktivitas, sedangkan hasil (outcomes) adalah semua imbalan yang dihasilkan dari pekerjaan seseorang, seperti gaji, promosi, penghargaan, prestasi dan status.

2. Teori Pengharapan (oleh Kurt Levin dan Edward Tolman, serta Victor Vroom)7 Menurut teori ini, motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya. Teori ini juga menyatakan bahwa orang akan termotivasi untuk bekerja dengan baik bila ada peluang untuk mendapatkan insentif (imbalan). Besar kecilnya motivasi kerja tergantung pada nilai insentif itu pada masing-masing individu.

3. Teori Penguatan

Menurut teori ini, perilaku merupakan fungsi dari akibat yang berhubungan dengan perilaku tersebut. Suatu kondisi kerja tertentu yang dibentuk oleh sebuah organisasi (sebagai stimulus), kemudian karyawan bertindak seperti yang diinginkan organisasi (tanggapan), seterusnya organisasi memberi imbalan yang sesuai dengan tindakan atau perilakunya (konsekuensi dari perilaku). Dari sudut pandang motivasi, melalui penggunaan stimulus dan konsekuensi atau imbalan, karyawan termotivasi untuk melakukan perilaku yang diinginkan organisasi.

6 Indriyo Gitosudarmo & I Nyoman Sudita, op cit., hal 40-41 7

(53)

Beberapa jenis penguatan yang dapat digunakan manajer untuk memotivasi karyawan, yaitu penguatan positif, penguatan negatif dan hukuman. Penguatan positif dilakukan dengan memberikan penguat atas perilaku yang diinginkan sehingga perilaku tersebut akan diulangi kembali, dengan kata lain, pimpinan tidak hanya memberikan penghargaan tetapi juga kenaikan imbalan. Penguatan negatif adalah mencegah atau menghilangkan akibat yang tidak diharapkan. Hukuman diterapkan untuk menghilangkan kemungkinan perulangan kembali perilaku yg tidak diinginkan. 4. Teori Penetapan Tujuan (oleh Edwin Locke)

Menurut teori ini, bahwa karyawan yang memahami tujuan atau apa yang diharapkan organisasi terhadapnya akan mempengaruhi perilaku kerjanya. Tujuan yang jelas akan menghasilkan prestasi yang lebih tinggi dari pada tujuan yang abstrak. II.5. Public Relations (PR)

Gejala PR sudah dirasakan sejak manusia pertama ada, tetapi istilah Public Relations sendiri ada sejak awal abad 20 dan diperkenalkan oleh Ivy Ledbetter Lee pada tahun 1906. Ivy Lee menampilkan gagasan Declarations of Principles, yang memuat asas bahwa khalayak tidak dapat diabaikan oleh pihak manajemen dan dianggap bodoh oleh pers. Khalayak berhak mengetahui kebenaran informasi melalui pers tanpa harus disembunyikan oleh pihak manajemen (Effendy, 1989 : 106).

Istilah Public Relations terdiri dari dua kata, yakni public (sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula) dan relations (hubungan-hubungan). Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang definisi Public Relations diantaranya sebagai berikut (Abdurrachman, 1995 : 42-45) :

Gambar

Tabel 1. 2
Gambar 2. 1 Unsur-Unsur Komunikasi
Gambar 2. 2 Model Teori S-O-R
Tabel 3. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perhitungan harga t hitung = 4,15 kemudiaan dikonsultasikan t (0,05) (n 1 + n2 – 2) pada ɑ = 0,05 maka secara interpolasi di peroleh harga thitung &gt; ttabel =

Studi Tentang Perpindahan Panas pada Logam dengan Variasi Nilai Batas Awal Menggunakan Metode Iterasi Over Relaksasi Gauss-Seidel. Pembimbing

Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada (1) Ketua Komite Madrasah yang dengan sabar dan telaten berperan serta tanpa lelah dalam memberikan masukan dan

 Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada padanya, menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan

Dengan kata lain, proyeksi pertumbuhan ekonomi 6,5 persen pada 2024 atau rata-rata 6,0 persen per tahun selama 2020-2024 lebih merupakan sasaran yang perlu dicapai

Proses pada kata kunci untuk diubah menjadi sebuah query pada sistem temu-kembali informasi juga memiliki beberapa tahapan yang hampir sama dengan pemrosesan teks pada

Penyelanggaraan penerangan umum yang meliputi pengelolaan dan penyampaian informasi termasuk kerjasama dan atau kemitraan dengan media massa dalam rangaka pembentukan opini

&#34;Tujuan kita adalah mendorong pelaksanaan Inpres Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Moratorium Hutan Alam dan Gambut dapat ditindaklanjuti dengan peraturan teknis yang mengikat dan