• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Internal Public Relations Dan Motivasi Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Internal Public Relations dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan PT. BTN Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Internal Public Relations Dan Motivasi Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Internal Public Relations dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan PT. BTN Medan)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN INTERNAL PUBLIC RELATIONS DAN MOTIVASI

KARYAWAN

DIAJUKAN OLEH

RINAL KURNIA

070922050

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skrispi ini disetujui dan dipertahankan oleh :

Nama : Rinal Kurnia

NIM : 070922050

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : PERANAN INTERNAL PUBLIC RELATIONS

DAN MOTIVASI KARYAWAN

(Studi Korelasional Tentang Peranan Internal Public Relations dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan PT. BTN Medan)

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

Dra. Dewi Kurniawati,M.Si

NIP.196505241989032001 NIP. 19510219 198701 1 001 Drs. Amir Purba,M.A

Dekan FISIP USU

NIP.19680525 199203 1 002

Prof. Dr. Badaruddin Rangkuti,M.Si

(3)

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kegiatan internal Public Relations (PR) dengan motivasi kerja karyawan di Head Office (HO) PT. BTN Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan internal Public Relations yang ada di PT. BTN Medan, untuk mengetahui sejauh mana

feedback yang diberikan oleh karyawan HO PT. BTN Medan terhadap semua kegiatan internal Public Relations yang dilakukan perusahaan, dan untuk mengetahui hubungan antara kegiatan internal PR dengan motivasi kerja karyawan.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode Korelasional bertujuan untuk meneiliti hubungan diantar variabel- variabel dan bagaimana variasi ada salah satu faktor berkaitan dengan faktor yang lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap yang tidak bekerja dilapangan yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 154 orang karyawan. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 25% dan tingkat kepercayaan 75% dan diperoleh sampel sebanyak 38 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel random atau sampel acak.

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literatur, buku- buku, serta sumber yang relevan dan mendukung sertaian penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui bentuk kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal dan pengujian hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order Correlation Coeficient) oleh Spearman. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi kedua variabel digunakan skala Guilford. Kemudian untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan Uji Determinan Korelasi (Kp).

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan yang tinggi; kuat antara kegiatan internal Public Relations dan motivasi kerja karyawan yakni sebesar 0.746 pada skala Guilford. Sedangkan besar pengaruh yang kegiatan internal Public Relations terhadap motivasi kerja karyawan diperoleh dengan menggunakan rumus Kp = (rs)2 x

100% sebesar 56%. Ini berarti bahwa 565 dari motivasi kerja karyawan dipengaruhi oleh kegiatan internal Public Relations yang dilakukan oleh perusahaan.

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Sang

Maha Pemilik Ilmu Yang Sempurna dan memberi setitik ilmu- Nya pada umat manusia

(4)

jasadiyah, ruhaniyah dan fikriyah untuk mengambil pelajaran dan memmikirkan ilmu-

Nya yang tersebar di alam semesta. Shalawat beriring salam penulis ucapkan kepada

manusia paling sempurna di muka bumi ini, yaitu Rasulullah SAW, yang dengan

perjuangannya, kita bisa menikmati nikmatnya iman dan Islam.

Penulisan skripsi yang berjudul “PERANAN INTRENAL PUBLIC

REALATIONS DAN MOTIVASI KARYAWAN (Studi Korelasional tentang Peranan

Internal Public Relations dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan PT.BTN Medan)” ,

ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dilengkapi dalam

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.

Merupakan proses yang panjang yang dialami oleh penulis, hingga akhirnya

skripsi ini dapat diselesaaikan dengan baik. Secara khusus, penulis mengucapkan terima

kasih kepada orang tua yang tidak pernah hentinya mendo’akan penulis, ayahanda dan

ibunda. Diam- diam selalu terselip do’a kecil dalam hati penulis, kiranya ALLAH SWT

memberikan usia yang panjang pada keduanya hingga nanti bisa menyaksikan putranya

ini menjadi seorang sarjana. Penulis ingin mempersembahkan setetes kebahagiaan ini

yang tidak pernah cukup untuk membalas samudera pengorbanan yang telah diberikan

keduanya selama ini. Dan juga buat kakak dan abang penulis. Penulis juga mengucapkan

terima kasih sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin Rangkuti,M.Si Selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. Amir Purba,M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP

(5)

3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati,M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi

FISP USU dan sebagai Dosen Pembimbing yang selalu memberi ilmu dan bersedia

membimbing penulis selama kuliah.

4. Bapak Drs. Zakariai,M.A selaku Pembantu Dekan I FISIP USU.

5. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah

membagi ilmunya kepada penulis sebagai mahasiswanya.

6. Pegawai dan staf Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yakni kak

Cut dan kak Ros.

7. Pimpinan PT. BTN Medan.

8. Teman- teman penulis ekstensi stambuk 2007.

9. Kepada semua orang yang telah berbuat baik, “ semoga Allah SWT membalas

kebaikan kalian semua. Karena sesungguhnya Allah SWT akan membalas setiap

perbuatan manusia dengan seadil- adilnya.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Seperti yang sering

kita dengar, “ Tidak ada yang sempurna, kecuali Allah SWT”. Kepada Allah, penulis

mohon ampun. Dan kepada pihak- pihak yang terkait, penulis minta maaf. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi

kebaikan dan kesempuranaan tulisan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap mata

yang membacanya.

Medan, November 2010

Rinal Kurnia

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... .……….ii

DAFTAR ISI ...iii

1.3 Pembatasan Masalah ...4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Teori ...5

1.5.1 Komunikasi ...6

1.5.2 Komunikasi Organisasi ...7

1.5.2.1 Komunikasi Vertikal... 8

1.5.2.2 Komunikasi Horizontal... 9

1.5.3 Public Relations ... 9

1.5.4 Motivasi ...10

1.6 Kerangka Konsep ...12

1.7 Model Teoritis ...13

1.8 Operasional Variabel ...14

1.9 Definisi Variabel Operasional ...15

1.10 Metodologi Penelitian ...18

1.10.1 Metode Penelitian ...18

1.10.2 Lokasi Penelitian ...18

1.10.3 Populasi ...19

1.10.4 Sampel ...19.

1.10.5 Teknik Pengambilan Sampel ... …….. 20

1.10.6 Teknik Pengumpulan Data ... 20

1.10.7 Teknik Analisa Data ...21

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi ... 23

II.2 Komunikasi Organisasi...33

II.3 Public Relations...44

II.4. Internal Public Relations...57

II.5 Teori Motivasi ...61

BAB III METODE PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian...64

III.2 Metode Penelitian ...68

(7)

III.4 Populasi dan Sampel ...69

III.4.1 Populasi ...69

III.4.2 Sampel ...69

III.5 Teknik Pengumpulan Data ...70

III.6 Teknik Analisa Data ...71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV. 1 Analisis Tabel Tunggal...74

IV.2 Uji Hipotesis………....93

IV.3 Pembahasan……….95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ...98

V.2 Saran ...99

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kegiatan internal Public Relations (PR) dengan motivasi kerja karyawan di Head Office (HO) PT. BTN Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan internal Public Relations yang ada di PT. BTN Medan, untuk mengetahui sejauh mana

feedback yang diberikan oleh karyawan HO PT. BTN Medan terhadap semua kegiatan internal Public Relations yang dilakukan perusahaan, dan untuk mengetahui hubungan antara kegiatan internal PR dengan motivasi kerja karyawan.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode Korelasional bertujuan untuk meneiliti hubungan diantar variabel- variabel dan bagaimana variasi ada salah satu faktor berkaitan dengan faktor yang lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap yang tidak bekerja dilapangan yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 154 orang karyawan. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 25% dan tingkat kepercayaan 75% dan diperoleh sampel sebanyak 38 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel random atau sampel acak.

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literatur, buku- buku, serta sumber yang relevan dan mendukung sertaian penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui bentuk kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal dan pengujian hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order Correlation Coeficient) oleh Spearman. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi kedua variabel digunakan skala Guilford. Kemudian untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan Uji Determinan Korelasi (Kp).

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan yang tinggi; kuat antara kegiatan internal Public Relations dan motivasi kerja karyawan yakni sebesar 0.746 pada skala Guilford. Sedangkan besar pengaruh yang kegiatan internal Public Relations terhadap motivasi kerja karyawan diperoleh dengan menggunakan rumus Kp = (rs)2 x

100% sebesar 56%. Ini berarti bahwa 565 dari motivasi kerja karyawan dipengaruhi oleh kegiatan internal Public Relations yang dilakukan oleh perusahaan.

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Sang

Maha Pemilik Ilmu Yang Sempurna dan memberi setitik ilmu- Nya pada umat manusia

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Public Relations (PR) pada saat ini sangat berkembang, semakin banyaknya

organisasi atau perusahaan, lembaga swadaya masyarakat hingga perbankan semakin

pesat kemajuan PR dalam memajukan perusahaan maupun organisasi. Diterima maupun

tidak diterimanya suatu produksi tergantung hasil karya PR dari perusahaan tersebut.

Peran komunikasi timbal balik dalam perusahaan masa kini adalah hal yang mutlak.

Peran tersebut biasanya diserahkan pada pihak public relations, hal tersebut yang

membuat public relation/PR adalah mengemban fungsi dan tugasnya dalam melakukan

hubungan komunikasi ke dalam dan keluar. Melakukan pembinaan hubungan yang

harmonis antara pemimpin manajemen dengan para karyawan dan antara pimpinan

dengan pemilik perusahaan atau sebaliknya. Ini juga menentukan hasil hidup matinya

sebuah perusahaan.

Peran PR bukan hanya sekedar menjalin hubungan yang harmonis dengan

masyarakat luas, namun juga menjalin komunikasi yang sangat baik dengan seluruh

karyawan di dalam perusahaan. Perusahaan yang mampu mendapatkan keberhasilan

adalah perusahaan yang didalamnya terdapat hubungan kerja yang baik antara sesama

karyawan dengan atasan. Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relation

hubungan publik internal sama pentingnya dengan hubungan publik eksternal, karena

kedua bentuk hubungan tersebut diumpamakan bagai kedua sisi mata uang yang

(10)

Hubungan internal menurut Cutlip & Center adalah hubungan masyarakat internal

atau kepegawaian yang mempuai arti sebagai kelompok orang-orang yang sedang bekerja

disuatu perusahaan atau organisasi yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun

bidang teknis dan jenis pekerjaan yang dihadapinya. (Ruslan, 14:2003).

Objek pada penelitian ini adalah karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara

Cabang Medan. Dimana pada setiap perusahaan akan memiliki cakupan permasalah dan

keberhasilan dalam mengatasi dan menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada pada

perusahaan. Maka dalam hal ini sebagai peneliti memahami begitu pentingnya

komunikasi yang dilakukan internal PR dalam penyelesaian dan mengatasi permasalahan

yang terjadi. PR internal merupakan salah satu fasilitator komunikasi dan penasehat ahli

dalam pemecahan masalah maupun kesalah fahaman komunikasi ataupun kebiasan dari

internal perusahaan.

Tidak jelasnya informasi yang didapat oleh karyawan, seringkali menjadi

penyebab timbulnya ketidak harmonisan dalam system kerja di Bank Tabungan Negara.

Banyaknya variasi kerja, bermacamnya latar belakang pendidikan, adanya spesialisasi

kerja dan bermacamnya tingkat ataupun level kerja karyawan menciptakan besarnya

kesalah fahaman di dalam diri karyawan yang berbeda padahal pesan yang diterima

tersebut merupakan pesan yang sama.

Sebagai sebuah bank dengan label BUMN (Badan Usaha Milik Negara), tentulah

menuntut kesigapan yang tinggi dari semua karyawan dalam semua divisi. Pencapaian

target yang tinggi dalam hal layanan maupun produk perbankan yang ditawarkan,

merupakan prioritas yang harus dikejar oleh semua karyawan. Untuk mencapai tingkat

(11)

disepakati bersama sebagai Visi dan Misi perusahaan. Visi dan misi perusahaan

merupakan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai secara kolektif diantara anggota-

anggotanya. Semua gerak langkah kerja para karyawan diarahkan demi pencapaian

sasaran dan tujuan tersebut.

Pencapaian Visi dan misi perusahaan agar sesuai dengan yang diharapkan, perlu

menciptakan gerak langkah bersama dalam rangka mewujudkannya. Gerak langkah ini

tertuang dalam bentuk SOP (Stantard Operasional and Procedure), peraturan- peraturan

kerja (Role Of Game) dan juga berbagai macam ide dan gagasan yang menuntun pada

pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.

Adanya bentuk peraturan kerja dan standart operasional kerja dalam perusahaan

terkadang memiliki makna yang berbeda di dalam benak karyawan itu sendiri. Seturut

dengan pendidikan, pengalaman, bahkan juga usia dari karyawan tersebut. Selain itu,

adanya spesialisasi pekerjaan sperti marketing, front office, back office, supervisor, dan

lain- lainya, menimbulkan penafsiran yang berbeda akan pesan yang sama di masing-

masing departemen. Tegantung dari budaya kerja yang ada di masing- masing bagian.

Banyaknya kemungkinan terjadinya penafsiaran informasi yang berbeda dalam

anggota perusahaan, menunjukkan pentingnya peranan Internal Public Relations. Internal

PR di Bank BTN harus dapat melihat hambatan-hambatan komunikasi ang terjadi dan

dapat memberikan solusi terhadap efektifnya pesan yang disampaikan manajerial pada

karyawan. Sehingga pesan dapat dilakukan dengan baik untuk pencapaian sasaran dan

(12)

Selain itu, tingkat kejenuhan dan stress yang tinggi diantara karywan, beredarnya

informasi yang belum tentu kebenarannya yang menyangkut kenyamanan dan keamanan

karyawan, harus bias dikendalikan oleh Internal PR.

Maka dari itu, penelitian ini ingin melihat sejauhmana peranan Internal PR dalam

meningkatkan motivasi kerja pada perusahaan PT. Bank Tabungan Negara Tbk di kota

Medan.

I.2 Perumusan Masalah

Bagaimana peranan Internal Public Relation di PT. BTN dalam meningkatkan

motivasi kerja karyawan?

I.3 Pembatasan Masalah

Memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dan untuk menghasilkan

uraian yang jelas diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Penelitian ini terbatas pada peranan dan kegiatan internal PR dalam meningkatkan

motivasi kerja karyawan di PT. BTN Medan.

2. Objek penelitian ini adalah karyawan tetap pada PT. BTN Medan.

(13)

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1) Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh gambaran tentang efektifitas PR pada PT. BTN Medan.

2. Untuk melihat kegiatan internal PR dalam memotivasi karyawan pada PT. BTN

Medan.

3. Untuk mengetahui peranan Internal PR dalam meningkatkan motivasi kerja

karyawan pada PT. BTN Medan.

I.4.2) Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

mengenai cara memotivasi karyawan melalui internal PR.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kontribusi dan

masukan dalam kinerja internal PR.

3. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan peneliti mengenai

komunikasi PR.

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan

antara satu teori dengan teori lainnya. Hingga masalah yang diteliti menjadi jelas

penyelesaiannya. Untuk memecahkan suatu masalah dengan jelas dan sistematis serta

(14)

menghasilkan pembahasan yang jelas. Dalam penelitian ini teori yang digunakan

adalah : komunikasi, komunikasi organisasi, public relation, internal public relation,

dan motivasi karyawan.

1.5.1 Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication, berasal dari kata Latin

communication, dan bersumber dari kata communis yang artinya sama. Sama disini

dimaksudkan adalah sama makna. Komunikasi merupakan pelengkap bagi kebutuhan

tiap individu, dimana memiliki peranan yang penting dalam memahami dan melanjutkan

sebuah hubungan. Dengan hanya berkomunikasi kita juga mampu menentukan kualitas

hubungan dengan seseorang. Menurut Sir Geral Barry komunikasi adalah berunding.

Bahwa dengan komunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi, dan pengalaman.

Karena itu saling mengerti percakapan, keyakinan, kepercayaan, dan control sangat

diperlukan. (Widjaja, 2000: 15).

Lain halnya dengan para ahli komunikasi. Menurut Babcock, 1952 dari gambaran

nilai komunikasi, kejadian mungkin diamati melalui simbol, dibawah keadaan yang

spesifik, oleh individu atau kelompok dengan menggunakan media yang diseleksi untuk

mencapai tujuan. (Ardianto, 2007:18).

Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian

informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat

berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak dapat

(15)

Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang

kepada orang lain.komunikasi akan berhasil jika adanya pengertian serta kedua belah

pihak saling memahaminya. Dimana dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat

penting sama halnya dengan bernafas. Tanpa komunikasi tidak ada hubungan dan

kesepian dalam menjalani aktivitas. Kualitas komunikasi menentukan keharmonisasian

hubungan dengan sesama individu.

Disini dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini, komunikasi PR dalam

memotivasi sangat mempengaruhi kualitas, image dan keharmonisan karyawan.

1.5.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi secara sederhana dapat diuraikan sebagai komunikasi

antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi. Menurut

Goldhader, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai atus pesan dalam suatu jaringan

yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of message within a

network of independent relationships) (Sendjaja:1994). Menurut Redding & Sandborn

mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi

yang kompleks. Sedangkan Goldheber memberikan defenisi komunikasi organisasi

adalah suatu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan

hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak

pasti atau yang saling berubah-ubah. (Muhammad : 1995).

Dalam komunikasi organisasi tindakan yang perlu dipahami didalamnya seperti

apa instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau bagaimana

cara karyawan menyampaikan keluhan atau saran kepada pimpinan dan kemungkinan

(16)

1.5.2.1. Komunikasi Vertikal

Arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi Vertikal dan Horizontal.

Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat

tegas. Ronald Adler & George Fodman dalam buku Understanding Human

Communication, menguraikan masing-masing fungsi dari kedua arus komunikasi dalam

organisasi tersebut (Sendjaja : 1994) :

a. Downward Communication (Arus komunikasi dari atasan kepada bawahan).

Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran

manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari

atas kebawah ini adalah :

1. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja (job instruction)

2. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk

dilaksanakan (job rationale)

3. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku

(procedures & practices)

4. Pemberian motivasi kepada karyawan utuk bekerja lebih baik.

b. Upward communication (arus komunikasi dari bawah keatas)

Komunikasi ini berlangsung ketika bawahan atau (subordinate) mengirim pesan

kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah :

1. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah

(17)

2. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas

yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan.

3. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.

4. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaan

nya.

I.5.2.2. Komunikasi Horizontal

Arus komunikasi ini berlangsung diantara para karyawan ataupun bagian yang

memiliki kedudukan setara. Fungsi arus komunikasi arus horizontal ini adalah :

1. Memperbaiki koordinasi tugas.

2. Upaya pemecahan masalah.

3. Saling berbagi informasi.

4. Membina hubungan melalui kegiatan bersama

1.5.3 Public Relations (PR)

Public Relation menurut Cutlip & Center adalah suatu kegiatan komunikasi dan

penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga

kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan-gagasan, serta pendapat

dari publiknya itu kepada lembaga tadi dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan

kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari

lembaga itu dengan masyarakatnya. (Suhandang : 2004).

Aktivitas PR biasanya di desain untuk membangun atau menjaga citra positif

(18)

seperti pemegang saham, karyawan, buruh dan juga pihak eksteral perusahaan seperti

konsumen, prospek, warga setempat, maupun pemerintah.

Kegiatan PR yang baik dapat tercapai dengan memberikan sumbangsih nyata

pada kegiatan- kegitan yang berkaitan dengan kemanusiaan, berpartisipasi dalam

kegiatan sosisal, mensponsori aktivitas olah raga atau pementasan kesenian,

menyelenggarakan pameran dan sebagainya.

1.5.4 Motivasi

Setiap organisasi bisnis harus mampu menyusun sebuah kerangka yang tepat

bagaimana sebaiknya motivasi itu diberlakukan pada setiap individu yang terlibat di

dalamnya. Secara skematik, motivasi lalu menjadi tugas kepemimpinan dimana jajaran

pemimpin mengkonsep-tualisasi dan sekaligus mengimplementasi motivasi itu untuk

seluruh jajaran karyawan, pegawai dan terhadap sumber daya manusia (SDM) yang

bertugas di berbagai lini.

Perkataan motivasi berasal dari akar kata “motive” atau “motivum” yang berarti

a moving cause’ yang berhubungan dengan ‘inner drive, impulse, intension’. Kata

“motive” atau “motif” ini bila berkembang menjadi motivasi, artinya menjadi ‘sedang

digerakkan atau telah digerakkan oleh sesuatu, dan apa yang mnggerakkan itu terwujud

dalam tindakan’. Menyoroti istilah motivasi dari sumber yang memberikan dorongan,

maka dapat ditemukan bahwa sumber dorongan itu bias datang dari dalam atau dari

sesuatu yang menggerakkan keinginan dari luar. Sumber penggerak motivasi yang

(19)

secara kompleks), sedangakn motivasi yang sumber penggerakannya datang dari luar

selalu disertai oleh persetujuan,kemauan, dan kehendak individu.

Orang dapat termotivasi karena kepercayaan, nilai, minat, rasa takut, dan sebagainya.

Diantaranya adalah faktor internal seperti kebutuhan,minat, dan kepercayaan. Faktor

lainnya adalah faktor eksternal, misalnya bahaya, lingkungan, atau tekanan dari orang

yang dikasihi. Tak ada proses yang mudah dalam motivasi, kita harus selalu terbuka

dalam memandang orang lain

Secara umum diketahui Frederick Herbertg berteori dua situasi yang

mempengaruhi tenaga kerja saat bekerja. Situasi pertama yaitu, pemuasan yang berarti

sumber kepuasan kerja seperti : prestasi, pengukuhan hasil kerja, daya tarik pekerjaan dan

tanggung jawab serta kemajuan. Situasi kedua tidak lain ketidakpuasan yang bersumber

dari : kebijakan, supervisi, uang, status, rasa aman, hubungan antar manusia dan kondisi

kerja (www.shvoong.com) .

Sebagai sebuah perspektif motivasi kerja dapat dihubungkan secara kuat dengan

dinamika kepemimpinan pada sebuah organisasi. Mustahil membicarakan tentang adanya

motivasi kerja tanpa terlebih dahulu memperhatikan kuatnya posisi kepemimpinan.

Disatu sisi jajaran kepemimpinan dalam organisasi merupakan pihak yang paling

otoritatif dalam menyusun dan melaksanakan motivasi itu. Disisi lain, motivasi kerja

merupakan kebutuhan yang selalu hidup dalam diri para karyawan, pegawai dan pada

jajaran SDM organisasi. Sedangkan sumber motivasi (sources of motivation) menurut

Cultip & Center (dalam Ruslan : 2003) adalah bahwa setiap orang saling berbeda dalam

lingkungan tekanan sosial yang sama dan menerima bujukan itu memiliki perbedaan

(20)

motivasi (motivational predispotition) dalam menanggapi suatu situasi atau permasalahan

tertentu yang dihadapinya. Motivasi tersebut dibagi dua jenis, yaitu motivasi personal dan

motivasi kelompok. Motivasi personal berkaitan dengan pemeliharaan atau

mempertahankan diri seperti lapar, sex, dan rasa aman. Sedangkan motivasi kelompok

adalah yang mempengaruhi perilaku manusia sebagai anggota masyarakat yaitu berkaitan

dengan organizational membership (keangggotaan organisasi sosial tertentu), work rules

(aturan tata kerja), reference group (referensi kelompok), cultural norm (norma-norma

budaya), primary groups norms (norma-norma kelompok yang dianut).

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat

kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat

menghantarkan penelitian pada perumusan hipotesa.

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk

dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari

pengamatan. Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan raian yang

bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat

mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis. (Nawawi, 1995:40)

Konsep yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara

abstrak: kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu

sosial. (Singarimbun, 1995:57).

Dalam menyusun kerangka konsep diperlukan hasil pemikiran rasional yang

(21)

Kerangka konsep adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan antara

satu teori dengan teori lainnya. Sehingga masalah yang diteliti menjadi jelas

penyelesaiannya.(Ginting, 2008:97). Berdasaran kerangka teori yang telah dipaparkan,

makaada beberapa konsep yang harus digeneralisasikan :

1.6.1 Variabel Bebas

Adalah variabel stimulus atau variabel yang memepengaruhi yang menjadi sebab

berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Dalam variabel bebas ini adalah Internal PR

pada Bank BTN Medan.

1.6.2 Variabel Terikat

Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya pengaruh

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pada motivasi karyawan pada

Bank BTN Medan.

1.7 Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep yang sudah disusun untuk memudahkan penelitian,

maka peneliti membuat model teoritis dengan memasukkan ke dalam skema sebagai

berikut:

Gambar 2. Skema Model Teori

Variabel X

(Peranan Internal PR)

Variabel Y

(Motivasi karyawan Bank BTN Medan)

(22)

1.8

Op

era

sio

nal

Va

ria

bel

Ber

das

ark

an

ker

ang

ka teori dan kerangka konsep yang ada di atas maka dibuat operasional variabel untuk

membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian :

Variabel Operasional

• Variabel Bebas ( X)

Internal PR

1. Program pendidian dan pelatihan

2. Program motivasi kerja berprestasi.

(23)

1.9

inisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur

suatu komponen. Definisi operasional suatu informasi ilmiah yang membantu penelitian

yang ingin menggunakan komponen yang sama. Defenisi operasional variabel dalam

penelitian ini adalah :

I.9.1) Variabel Bebas

1. Program pendidian dan pelatihan

Program pendidikan dan pelatihan dilaksankaan oleh perusahaan, dalam upaya

meningkatkan kinerja dan ketrampilan (skill) karyawan, dan kualitas maupun

kuantitas pemberian jasa pelayanan dan lain sebagainya

4. Program acara khusus (Special

Events)

5. Program Media Komunikasi Internal

• Vaiabel Terikat ( Y )

Motivasi kepada Karyawan

1. Pemahaman

2. Kegiatan social perusahaan

3. Hubungan antar karyawan

4. Hubungan dengan atasan

5. Reward

6. Kebijakan perusahaan

7. Aspirasi karyawan

8. Suasana kerja

• Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin

(24)

2. Program motivasi kerja berprestasi.

Program tersebut dikenal dengan istilah Achievement Motivation Training (AMT), di

mana dalam pelatihan tersebut diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi

dan prestasi (etos) kerja serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan atau

keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitasyang tinggi.

3. Program penghargaan

Program penghargaan yang dimaksudkan di sini adalah upaya pihak perusahaan

(pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada para karyawan, baik yang

berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdian pekerjaan. Dalam hal ini,

penghargaan yang diberikan itu akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki

(sense of belonging) yang tinggi terhadap perusahaan.

4. Program acara khusus (Special Events)

Yakni merupakan program khusus yang sengaja dirancang di luar bidang pekerjaan

sehari-hari, misalnya dalam rangka luar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya

dalam rangka event ulang tahun perusahaan, diadakan berpiknik bersama agamaan,

olahraga, lomba dan hingga berpiknik bersama agamaan, olahraga, lomba dan hingga

berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpnan dan semua para karyawannya.

Kegiatan dan program tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa keakraban

bersama di antara sesame karyawan dan pimpinan.

(25)

Membentuk media komunikasi internal melalui bulletin, news release (majalah

dinding) dan majalah perusahaan/PR yang berisikan pesan, informasi dan berita yang

berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan dan pimpinan.

I.9.2) Variabel Terikat

1. Pemahaman

Merupakan pemahaman karyawan atas semua pesan- pesan yang diterima oleh

karyawan melalui media- media komunikasi yang tersedia dari pihak perusahaan.

2. Kegiatan sosial perusahaan

Merupakan kegiatan- kegiatan sosial perusahaan yang ditujukan untuk membangun

citra positif perusahaan. Kegiatan ini bias berupa kegiatan keagamaan, kegiatan

rekreasi, kegiatan olahraga, maupun kegiatan-kegiatan social yang ditujukan untuk

masyarakat umum seperti bakti sosial.

3. Hubungan antar karyawan

Merupakan komunikasi sesama karyawan (Komunikasi Horizontal)

4. Hubungan dengan atasan

Hubungan komunikasi yang baik dimana komunikasi dari atasan pada bawahan

maupun dari bawahan kepada atasan bias berlangsung dengan baik.(Komunikasi

vertikal)

5. Reward

Merupakan bentuk perhatian dari perusahaan dengan bentuk memberikan gaji

lembur dan lain sebagainya atau penghargaan dan hadiah - hadiah yang diberikan

pihak perusahaan atas upaya kerja karyawan yang maksimal.

(26)

Peraturan atau kebijakan perusahaan yang membuat karyawan merasa nyaman untuk

bekerja.

7. Aspirasi karyawan

Msukan- masukan dari karyawan pada pihak management perusahaan melalui media

aspirasi yang ada. Seperti kotak saran, diskusi dengan pihak perusahaan, dll

8. Suasana kerja

Meliputi rasa aman, kondisi kerja, beban kerja yang semuanya mendukung pada

terciptanya motivasi karyawan untuk menghasilkan kerja maksimal.

I.9.3 Karateristik Responden

1. Jenis kelamin adalah merupakan pembagian pria atau wanita dari responden yang

akan diajukan.

2. Usia adalah menunjukkan kondisi dari responden yang akan diajukan, dimana

terdapat batasan umur untuk para responden tersebut.

I.10. Hipotesis

Hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kesimpulan yang bersifat tentative

(sementara), yang hanya akan berlaku apabila setelah terbukti kebenarannya (Nawawi,

2001). Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara internal public relation terhadap

menumbuhkan motivasi kerja karyawan PT.BTN.

Ha : Terdapat hubungan antara internal public relation terhadap menumbuhkan

(27)

I.11. Metodologi Penelitian

I.11.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha untuk meneliti sejauh

mana variasi pada suatu variabel yang berhubungan dengan variasi-variasi pada variabel

lain (Rakhmad, 2004;7). Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

hubungan dan apabila ada, seberapa besar erat nya hubungan serta berarti atau tidak nya

hubungan tersebut.

I.11.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor

Cabang Medan Jl. Pemuda No. 10A Kota Medan.

I.11.3. Populasi dan Sampel

I.11.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang didapat dari manusia, benda,

hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995). Penelitian

populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada didalam

populasi. Oleh karena subjek nya meliputi semua unsur yang terdapat dalam populasi

maka disebut juga dengan sensus. Objek yang ada pada populasi akan di teliti, hasilnya di

analisis, disimpulkan dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi.

Yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah ada tidaknya pengaruh PR dalam

(28)

kantor cabang Medan adalah berjumlah 154 orang (bukan pekerja lapangan) yang akan

dijadikan sampel.

I.11.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara

tertentu (Nawawi, 1995). Berdasarkan data populasi yang ada, maka untuk menghitung

jumlah sampel digunakan rumus Arikunto yang apabila jumlah populasi lebih dari 100

orang maka jumlah sampel dapat diambil sebanyak 20-25% dari jumlah populasi. Maka

25% dari 152 orang adalah 38 sampel.

Dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh PR

dalam menumbuhkan motivasi karyawan, maka teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah teknik sampel acak sederhana (Random Sampling). Random sampling

adalah salah satu cara yang diambil peneliti karena pengambilan sampel anggota populasi

dengan peluang sama dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi

yang dianggap heterogen (Ruslan, 2006).

I.11.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua teknik sebagai berikut :

I.11.4.1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data

melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal

ini kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, jurnal internet dan lain sebagainya.

(29)

Penelitian ini merupakan bentuk pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey

dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui kuesioner.

I.11.5. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995). Dalam penelitian ini teknik

analisa data yang digunakan adalah :

I.11.5.1. Analisa Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel

penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekwensi. Table tunggal

merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu

sejumlah frekwensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995)

I.11.5.2. Analisa Tabel Silang

Merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui

variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui

apakah variable tersebut bersifat positif atau negative (Singarimbun, 1995).

I.11.5.3. Uji Hipotesa

Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian

hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak hipotesis

tersebut (Arikunto, 2002). Uji hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui

apakah data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengukur tingkat

hubungan diantara dua variabel maka peneliti menggunakan Rank Spearman atau

(30)

kedua variabel yang tidak diketahui sebaran datanya atau sebaran tidak normal (Siegel,

1997).

rs =

Keterangan :

rs = Koefisien korelasi Spearman

N = Jumlah Sampel

x = Skor mentah Variabel X

y = Skor mentah Variabel Y

d = xi – yi (Siegel, 1988 : 239)

Selanjutnya untuk mengukur kuat lemahnya korelasi digunakan skala Guilford

(Rakhmad, 2002) sebagai berikut :

Kurang dari 0,20 = hubungan rendah sekali

0,20 – 0,40 = hubungan rendah tapi pasti

0,41 – 0,70 = hubungan cukup berarti

0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi

Lebih dari 0,90 = hubungan kuat sekali, sangat tinggi dan bisa diandalkan.

Spearman” Rho Koefisien adalah metode analisa data untuk melihat hubungan antara

dua variabel dengan menggunakan skala ordinal.

Jika rs < 0, hipotesis ditolak.

Jika rs > 0, hipotesis diterima.

∑ x2

+ ∑ y2 - ∑ d2

(31)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi

II.1.1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi apabila diaplikasikan dengan benar akan mampu mencegah dan

memperbaiki hubungan sekaligus menciptakan suasana yang menyenangkan dan

menciptakan hubungan yang harmonis baik antarpribadi, antarkelompok, antarbangsa dan

(32)

menghasilkan image positif. Disinilah terlihat begitu pentingnya komunikasi dalam

kehidupan sehari-hari, baik untuk melanjutkan hubungan maupun melepaskan hubungan.

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin

communication, dan bersumber dari kata communis yang artinya sama. Sama disini

dimaksudkan adalah sama makna. Komunikasi merupakan pelengkap bagi kebutuhan

tiap individu, dimana memiliki peranan yang penting dalam memahami dan melanjutkan

sebuah hubungan. Menurut Goyer,1970 (dalam Ardianto,2007:19) komunikasi adalah

berbagi pengalaman, dapat diamati sebagai penelitian dimana respon penggerak dan

penerima berhubungan secara sistematis untuk referensi stimulus. Dalam pengertian ini

komunikasi memberikan ruang pada individu-individu untuk memahami dan merespon

apa yang disampaikan, jika penyampaian dipahami dan dimengerti, maka komunikasi

berjalan dengan baik dan sehat. Adapun menurut Hovland, Janis dan Kelley (dalam

Ardianto,2007:18) bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana individu

(komunikator) menyampaikan pesan untuk mengubah perilaku individu lain (khalayak).

Banyaknya definisi komunikasi melahirkan bahwa begitu berguna dan pentingnya

komunikasi dalam interaksi dengan sesama, memiliki prosedur untuk mempengaruhi

orang lain.

Carl I. Hovland (dalam Widjaja, 2000: 26-27) mendefinisikan komunikasi sebagai

suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang

kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jadi, dengan demikian komunikasi itu

adalah persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu maka orang harus mempengaruhi

orang lain dahulu sebelum orang lain itu berpendapat, bersikap dan bertingkah laku yang

sama dengan kita.

(33)

Para peminat komunikasi juga sering kali mengutip paradigma Laswell ”Who

Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” yang menunjukkan bahwa

komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:

1. Komunikator (communicator, source, sender) adalah orang yang menyampaikan

pesan atau informasi.

2. Pesan (message) adalah pernyataan yang didukung oleh lambang, bahasa, gambar

dan sebagainya.

3. Media (channel, media) adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila

komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya, maka diperlukan media

sebagai penyampai pesan.

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) adalah orang yang

menerima pesan atau informasi yang disampaikan komunikator.

5. Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2004: 10).

Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian

informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat

berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak dapat

memahaminya. (Widjaja, 2000: 15).

Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang

kepada orang lain.komunikasi akan berhasil jika adanya pengertian serta kedua belah

(34)

penting sama halnya dengan bernafas. Tanpa komunikasi tidak ada hubungan dan

kesepian dalam menjalani aktivitas. Kualitas komunikasi menentukan keharmonisasian

hubungan dengan sesama individu. Adapun bentuk dari komunikasi dalam (Effendy,

2004:7), yaitu :

Komunikasi Personal (personal communication)

Terdiri dari komunikasi intra personal (intrapersonal communication) dan

komunikasi antar personal (interpersonal communication).

Komunikasi Kelompok

1. Komunikasi kelompok kecil (small group communication), terdiri dari

ceramah, forum, diskusi dan seminar.

2. Komunikasi kelompok besar (large group communication), terdiri dari

kampanye :

a. Komunikasi Organisasi (organization communication)

b. Komunikasi Massa (mass communication)

Komunikasi menjadi salah satu hal terpenting dalam proses apapun, maka dalam

harmonisasi hubungan ini terbentuk dalam komunikasi antarpribadi dan komunikasi

kelompok. Hal ini membutuhkan proses di dalamnya, adapun proses komunikasi menurut

Onong terbagi atas dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. (Effendy:

2004:11).

a. Proses Komunikasi Secara Primer

Adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

(35)

dalam situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang digunakan dapat berupa

gerak tubuh, gambar, warna dan sebagainya.

b. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai

media pertama. Proses ini termasuk sambungan dari proses primer untuk menembus

dimensi ruang dan waktu, dalam prosesnya komunikasi sekunder ini akan semakin

efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin

canggih,yang ditopang oleh teknologi-teknologi lainnya.

Dalam keseluruhan komunikasi menjadi akan memberikan manfaat yang

mendalam, jika komunikasi berlangsung dengan baik mampu memberi keuntungan dan

mampu mencapai tujuan yang baik, jika komunikasi menjadi efektif. Pentingnya

komunikasi untuk membina hubungan yang baik, bahwa kebutuhan utama manusia dan

untuk menjadi maunsia yang sehat secara rohaniah adalah kebutuhan akan hubungan

social yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik

dengan orang-orang lain. Menurut Abraham Maslow (dalam Rakhmat, 2005:9)

menyebutkan bahwa satu di antara keempat kebutuhan utama manusia adalah keutuhan

social untuk memperoleh rasa aman lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa

diterima, memberi dan menerima persahabatan.

Dalam komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok tidak perlu ditarik

garis pemisah, karena dua bidang tersebut bertumpang tindih dan banyak situasi tatap

muka dapat diungkapkan dalam berbagai cara sesuai dengan perhatian dan tujuan si

(36)

kriteria pembeda di dalamnya, yaitu dalam komunikasi antarpribadi terjadi secara

spontan dan tidak terstruktur. Sedangkan komunikasi kelompok terjadi lebih terstruktur

dan mempunyai kesadaran tinggi dan identitas diri. (Goldberg, 1985:8-9).

II.1.2. Fungsi Komunikasi

Komunikasi sebagai ilmu dan seni, sudah tentu memiliki fungsi yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam terjadinya

komunikasi tidak terlepas dari bentuk dan fungsi komunikasi, dimana komunikasi yang

baik, tidak jauh dari fungsi yang mendukung keefektifan komunikasi. Adapun

fungsi-fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut :

a. Menyampaikan Informasi (To Inform)

Komunikasi berfungsi dalam menyampaikan informasi, tidak hanya informasi

tetapi juga pesan, ide, gagasan, opini maupun komentar. Sehingga masyarakat bisa

mengetahui keadaan yang terjadi dimana pun. Baik yang terjadi diluar, lingkungan

daerah, nasional maupun internasional. Dengan menerima informasi yang benar

masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian

masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara

mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah

perkembangan ilmu pengetahuan

b. Mendidik (To Educate)

Komunikasi sebagai sarana informasi yang mendidik, menyebarluaskan

kreativitas, tidak hanya sekedar memberi hiburan, tetapi juga memberi pendidikan untuk

(37)

untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar sekolah dan meningkatkan

kualitas penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan serta memberikan

berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih

berkembang

c. Menghibur (To Entertain)

Komunikasi juga memberikan warna dalam kehidupan, tidak hanya informasi

tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan dalam

bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan

bahasa. Membawa setiap orang pada situasi menikmati hiburan, menerima informasi

selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada

masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.

d. Mempengaruhi (To Influence)

Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi

motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang dilihat,

dibaca dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan

perilaku ke arah yang baik dan modernisasi. memberikan berbagai informasi pada

masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah

perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan.

Mengenai fungsi komunikasi, Mc Bride (Widjaja, 2000: 64-66) menjelaskan

dalam arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan

tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan

ide. Maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

(38)

Pengumpulan, penyampaian, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan

pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi

secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan dan orang lain, kemudian agar

dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi (pemasyarakatan)

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan

bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan

fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

c. Motivasi

Menjelaskan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong

untuk menetukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan

kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikerjakan.

d. Perdebatan dan Diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan

persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik dan

pendidikan. Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan

intelektual, pembentukan watak, pendidikan, keterampilan serta kemahiran yang

diperlukan dalam semua bidang kehidupan.

(39)

Penyebarluasan hasil budaya dan seni dengan melestarikan warisan masa lalu,

membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetika.

f. Hiburan

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, citra (image) dari drama, tari, kesenian,

kesusasteraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi

dan kesenangan kelompok dan individu.

g. Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan memperoleh berbagai

pesan yang diperlukan agar mereka dapat saling kenal, mengerti, dan menghargai

kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

II.1.3. Tujuan Komunikasi

Dalam berkomunikasi tidak hanya untuk memahami dan mengerti satu dengan

yang lainnya tetapi juga memiliki tujuan dalam bekomunikasi. Dan tujuan komunikasi

memiliki 4 jenis (dalam Effendy, 2004: 8), yaitu :

1. Perubahan sikap (attitude change), memberikan berbagai informasi pada

masyarakat dengan tujuan agar masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya

memberikan informasi mengenai bahaya menggunakan obat-obatan terlarang dan

(40)

mengembangkan pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap

pola hidup sehat.

2. Perubahan pendapat (opinion change), memberikan berbagai informasi pada

masyarakat dengan tujuan akhir supaya masyarakat mau berubah pendapat dan

persepsinya terhadap tujuan informasi yang disampaikan, misalnya dalam

informasi mengenai pemilu. Terutama informasi mengenai kebijakan pemerintah

yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai

penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat

terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.

3. Perubahan perilaku (behaviour change), memberikan berbagai informasi pada

masyarakat dengan tujuan agar masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya

kegiatan tawuran yang mampu merusak kegiatan sekolah dan merugikan

masyarakat umum. Maka pada akhirnya bertujuan agar masyarakat maupun siswa

dan mahasiswa tidaklah ikut dalam kegiatan tawuran.

4. Perubahan sosial (social change), memberikan berbagai informasi pada

masyarakat, yang pada akhirnya bertujuan agar masyarakat mau mendukung dan

ikut serta terhadap tujuan informasi yang disampaikan.

II.1.4. Proses Komunikasi

Pada pengertian sebelumnya telah dijelaskan pengertian dan fungsi komunikasi,

maka dalam hal ini adapun proses komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Komunikator (communicator, source, sender) adalah orang yang menyampaikan

(41)

2. Pesan (message) adalah pernyataan yang didukung oleh lambang, bahasa, gambar

dan sebagainya.

3. Media (channel, media) adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila

komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya, maka diperlukan media

sebagai penyampai pesan.

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) adalah orang yang

menerima pesan atau informasi yang disampaikan komunikator.

5. Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

II.2. Komunikasi Organisasi

Kehidupan masyarakat modern membawa konsekuensi dan implikasi akan adanya

sebuah fenomena masyarakat organisasional. Fenomena ini, telah ada saat ini dan akan

terus mewabah dikalangan masyarakat modern.

Dalam sejarah peradaban manusia, manusia berusaha memenuhi dan memuaskan

kebutuhan dengan menciptakan dan mengembangkan berbagai metode, teknik, sarana/

prasarana baik fisik maupun non fisik dalam menunjang kehidupannya. Sejarah

perembangan meradaban mansia menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam arti luas, baik dalam hal kualitas

maupun kuantitas, maka semakin besar pula kebutuhan manusia itu dalam hal kehidupan

ber organisasi. Semakin modernnya kehidupan manusia, juga menunjang semakin

beragamnya organisasi yang diikuti manusia tersebut.

(42)

Pada dasarnya, organisasi merupakan suatu sarana yang secara struktural

menggabungkan sejumlah wumberdaya potensial maupun aktual, yang secara garis besar

berisikan dua jenis sumberdaya, yakni sumberdaya manusia dan sumber daya teknis.

Sumberdaya manusia meliputi tenaga otot, pendidikan, ketrampilan, keahlian,

pengalaman, gagasan, ide, harapan- harapan, spiritual bahkan harapan- harapan. Sumber

daya teknis meliputi bahan baku, peralatan serta modal. Secara keseuruhan segala hal ini

dapat memberikan atau menjadi dasar dorongan dan arah bago aktifitas yang

bersangkutan.

Semua organisasi baik dalam skala besar maupun skala kecil, mendefenisikan

organisasi paling tidak memiliki tiga karakteristik yakni:

a. Orang-orang/ Manusia

b. Tujuan

c. Keterbatasan perilaku anggota

Chruden dan sherman. Jr memandang hakekat dari organisasi dipandang dari dua

sisi yakni konsep statis dan dinamis atau disebut juga proses. Statis dimaksudkan

merujuk pada fungsi organisasi sebagai wadah, sarana atau tempat yang menggambarkan

susunan hirarkis atau struktur dari jenjang jabatan, fungsi serta wewenang, hak dan

kewajiban. Dalam kata lain, dapat disebut juga bahwa organisasi merupakan saran untuk

mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

Pengertian dinamis, organisasi erupakan suatu proses interaksi antara berbagai

bidang dan fungsi dalam meningkatkan kerja sama dan koordinasi tinggi guna mencapai

(43)

Organisasi merupakan aktifitas koordinasi rasional dan formal kegiatan sejumlah

manusia yang berusaha mencapai beberapa sasaran dan tujuan umum maupun khusus,

melalui pembagian kerja dan fungsi melui jenjang otoritas dan tanggung jawab yang

hirarkis

Dalam perspektif komunikasi, pengertian organisasi lebih menekankan pada

aspek dinamis atau proses sharing informasi dan pengertian yang berkesinambungan.

Mengirim, menerima pesan dalam saluran komuikasi baik saluran formal maupun

informal.

Car Weick, memandang organisasi lebih berbicara pada proses mengorganisasi

daripada organisasi itu sendiri. Dengan kata lain, organisasi tidak sebagai struktur,

kesatuan, atau kelembagaan, tetapi lebih dari sebagai aktifitas, proses dinamis

mengorganisasi. Sebab pada dasarnya inti dari proses organisasi adalah mengambil dan

membuat keputusan, dimana proses tersebut tidak lain adalah proses komunikasi itu

sendiri.

Gerakd L Pepper, mengungkapkan bahwa komunikasi bukanlah sesuatu bagian

atau elemen yang mengisi dan terjadi di dalam organisasi. Meskipun dalam arti sempit

komunikasi adalah semacam alat yang di gunakan oleh para anggotanya untuk

penyelesaian berbagai tugas pekerjaannya. Namun, pada dasarnya komunikasi itu adalah

komunikasi itu sendiri dan sebaliknya organisasi adalah komunikasi itu sendiri juga.

Dalam pemikiran sederhana, disiplin komunikasi secara umum dan komunikasi

organisasi khususnya, ilmu komunikasi memberi kontribusi terutama pada pengkajian

yang berfokus pada masalah- masalah apa dan bagaimana mencapai sasaran dan tujuan

(44)

Secara khusus, kontribusi disiplin ilmu komunikasi terutama dalam

mempertanyakan apa serta bagaimana bentuk komunikasi yang digunakan agar

komunikasi dapat berlangsusng secara efektif dan edisien. Bagaimana prosesnya, metode

dan teknik apa yang digunakan secara efektif. Media apa yang digunakan, faktor apa

yang mendorong dan yang menghambat efektifitas dan efesiensi komunikasi dalam

situasi, kondisi, dan konteks baik lingkungan internal maupun eksternal organisasi

tersebut.

Komunikasi organisasi sangat diwarnai oleh eksistensi organisasi itu sendiri,

dalam dimensi statis, maupun dinamis/ proses. Dalam organisasi menurut aspek dinamis,

terdapat struktur, iklim, budaya, jenjang kepangkatan, status kerja, wewenang, tugas

fungsi, departementalisasi, spesialisasi tugas dan tanggung jawab, dan semua hal yang

berhubungan dengan struktur formal. Keseluruhan hal tersebut akan memberi warna pada

dipilihnya desain pola perilaku komunikatif apa dan bagaimana yang akan diterapkan

oleh manajemen yang bersangkutan.

Corbett mengatakan bahwa sedikitnya komunikasi organisasi memiliki dua peran

penting yakni: Pertama dan terutama, memperkuat tugas dasar organisasi,

menyebarluaskan informasi dan pengetahuan yang terjadi dalam tujuan dan strategi, serta

memberi inspirasi, memelihara rasa keterhubungan satu sama lain dalam minat,

membangkitkan dan memelihara semangat kelompok kerja diantara karyawan. Kedua,

pesan- pesan, informasi, ide-ide, dan gagasan disampaikan kepada semua karyawan

sehingga mengarah dan mempersiapkan pada proses pengambilan keputusan yang lebih

(45)

Berdasarkan pandanga ini dapat disimpulkan bahwa Komunikasi Internal Organisasi

memegang peran dan fungsi yang sangat pening bagi setiap organisasi.

II.2.2. Saluran Komunikasi Organisasi

Dalam konteks organisasi, arus komunikasi mengalir secara formal mengikuti

saluran formal sesuai disain struktur organisasi. Secara tradisional ada tiga arah utama

arus pesan dan informasi yang mengalir lewat saluran formal yaitu:

1. Saluran Komunikasi Vertikal

Arus saluran komunikasi ini terdiri atas dua bagian yakni arus komunikasi

vertikan kebawah (Downward Communication) dan arus komunikasi vertikal ke atas

(Upward Communication).

a. Komunikasi vertikal arus kebawah (Downward Communication) merupakan

bentuk komunikasi vertikal dari atasan kepada bawahan. Komunikasi ini merupakan

komunikasi yang biasanya digunakan untuk menyampaikan pesa dari pihakl atasan

sebuah organisasi perusahaan kepada para karyawannya.

Pada aktivitas komunikasi ini, para atasan memberikan berbagai informasi relevan

dengan pekerjaan dan organisasi seperti instruksi, perinatah, pentunjuk pelaksanaan kerja

(metode dan prosedur kerja), penghargaan dan penjelasan tentang berbagai yang

diperlukan, manakala terjadi perubahan diluar kelaziman, persuasi, atau motivasi dan

bahkan juga hukuman. Termasuk juga penghargaan, pujian, pengakuan verbal terhadap

keberhasilan dan prestasi yang berhasil diraih karyawan dan kelompok kerjanya

(46)

Dalam sebuah realitas organisasi, setiap organisasi yang mulai berkembang

dimana struktur jenjang, tugas penerapan teknologi tinggi yang semakin besar, serta

tingkat produksi barang dan jasa yang semakin bervariasi dan meningkat dalam hal

kualitas dan kuantitas, maka organisasi akan cenderung mengalami kemunduran dalam

hal komunikatif.

Kemunduran yang dirasakan oleh karyawan ada beberapa faktor seperti

pertrumbuhan organisasi yang menyebabkan isolasi beberapa bagian atau departemen,

hilangnya arah dan kejelasan sasaran dan tujuan organisasi karena kurangnya komunikasi

yang disebabkan isolasi terhadap bagian/ departemen organisasi tertentu, tidak adanya

audit internal terhadap komunikasi organisasi, tidak jelasnya siapakah yang

bertanggungjawab akan keberadaan jaringan komunikasi formal kebawah yang efektif,

apakah manajer atas, menengah atau tingkat supervisor, pemisahan personal supervisor

dengan yang bukan supervisor.

Berdasarkan hal ini perlu dilakukan segera erbaikan kepada jaringan komunikasi

formal kebawah ini, agar pesan dan informasi yang relevan dalam kualitas dan kuantitas

mengalir jelas keseluruh bagian dalam organisasi. Beberapa usaha memperbaiki kendala

arus komunikasi bawah ini adalah:

- Membangun tujuan yang jelas dan realistis oleh manajer

- Mempertimbangkan dan memperhatikan isi pesan yang akan disampaikan

- Mempertimbangkan cara dan teknik yang harus dilakukan agar pesan yang

disampaikan dapat diterima oleh bawahan secara tepat.

(47)

Arus komunikasi ini merupakan arus komunikasi dari bawahan kepada atasan. Dapat

disebutkan juga bahwa komunikasi yang dilakukan oleh karyawan kepada

perusahaan.misalnya berbentuk pelaksanaan perintah berbentuk lisan maupun tulisan

atau juga laporan hasil dari pekerjaan, serta sumbang saran dari pihak pekerja kepada

pimpinan perusahaan. Adapun tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan

balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Menurut pace 1989 dalam (

Muhammad : 1995 ) komunikasi Ketas memiliki beberapa fungsi yaitu:

- Dengan adanya komunikasi ketas , supervisor dapat mengetahui kapan bawahan

nya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka

menerima apa yang disampaikan karyawan.

- Arus komunikasi keatas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan

keputusan

- Memperkuat apresiasi dan loyalita karyawan terhadap organisasi derngan jalan

memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan

saran- saran tentang jalannya organisasi.

- Komunikasi keatas membolehkan, bahkan memdorong desas- desus muncul dan

membiakan supervisor mengetahuinya.

- Komunikasi keatas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan

menangkap arti seperti yang dimaksudkan dari arus informasi kebawah.

- Komunikasi keatas membantu karyawan mengatasi masalah- masalah pekerjaan

mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas- tugasnya dan

(48)

Melalui komunikasi keatas seorang pimpinan mengharapkan mendapatkan

informasi dari bawahan mengenai kegiatannya, hasil yang dicapai. Masalah yang

dihadapi, menerima saran dan memberikan solusi berupa ide dan gagasan bagi

penyempurnaan divisi dimana karyawan itu berada. Mendapatkan informasi mengenai

pikiran dan perasaan meraka mengenai pekerjaan yang mereka hadapi di perusahaan,

dimana karyawan itu bekerja.

2. Saluran Komunikasi Horizontal

Merupakan komunikasi sejajar yang berlangsung antarkaryawan dalam sebuah

organisasi ataupun perusahaan. Informasi ini bisa berupa informasi mengenai pekerjaan,

pendidikan atau pelatihan mengenai pekerjaan karyawan.informasi ini juga dapat berupa

informasi mengenai kegiatan diluar kerja (kedinasan) dalam bentuk olahraga, keagamaan,

kekeluargaan, kesejahteraan dan aktivitas sosial lainnya.

Adapun tujuan komunikasi Horizontal adalah :

- Saling membagikan informasi untuk perencanaan dan aktivitas- aktivitas . ide dari

banyak orang akan lebih baik dari pada ide dari satu orang. Oleh karena itu,

komunikasi horizontal sangat diperlukan mencari ide yang lebih baik dan saling

membagi informasi untuk membuat perencanaan apa yang mereka lakukan.

- Memecahkan masalah yang timbul diantara orang- orang yang berada dalam

(49)

- Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan

juga antara bagian dengan bagian laiannya. Dengan adanya penyelesaian konflik

ini maka akan tercipta iklim organisasi yang baik.

- Mengembangkan dukungan sesama karyawan. Karena sebagian besar waktu

mereka berinteraksi dengan temannya maka secara tidak langsung mereka

memperoleh dukungan dari hubungan interpersonal dari temannya. Ini akan

memperkuat hubungan diantara sesama karyawan dan akan membantu

kekompakan dalam bekerja.

3. Saluran Komunikasi Informal

Saluran komunikasi ini sering juga disebut dengan saluran komunikasi Benalu

(Grapevine). Dikatakan demikian karena jenis saluran ini dalam struktur organisasi

sebenarnya tidak diharapkan atau tidak diakui secara rsmi oleh manajemen

keberadaannya.

Keberadaan saluran informal dalam organisasi ini timbul karena adanya

kebutuhan informasi relevan, akurat, lengkap dalam tempo waktu yang relatif singkat.

Kebutuhan informasi ini dimaksud untuk memberikan jaminan kepastian rasa aman atau

mengurangi ketidakpastian yang dihadapi yang berkaitan dengan pekerjaan dan

lingkungan kerja.

Davis (1953) mengatakan tumbuhnya saluran komunikasi informal inididorong

(50)

- Pada tiap tingkat organisasi, sekalipun pada tingkat tertinggi, selalu terdapat

anggota kelompok yang terisolasi atau menerima informasi sangat terlambat

bahkan tidak menerima sama sekali.

- Proses mekanisme formal untuk komunikasi seperti: pertemuan berkala, tatap

muka, dan media formal lainnya dirasa cukup lambat dan tak lengkap.

- Komunikasi interpersonal formal dan informal berlangsung terlalu sering dan

sangat cepat.

- Dalam struktur organisasi , terdapat pembatasan antara tingkat empat dan lima ,

dalam situasi demikian, aliran informasi terlambat.

- Lebih dari setengahnya, informasi dimaksudkan sampai kepada karyawan

melompat dari proses saluran formal yang ada.

- Satu unit informasi cenderung lebih banyak bersifat mengalir searah daripada dua

arah.

II.2.3. Hambatan dan Solusi Komunikasi Organisasi

Ada beberapa kendala yang menghambat efektifitas komunikasi organisasi antara

lain:

1. Perbedaan kerangka acuan (Differing Frames of Reference), yakni adanya

perbedaan kompleks latar belakang dan pengalaman komunikatif sebelumnya.

Orang akan mempersepsikan yang sama dengan cara yang berbeda.

2. Kredibilitas Sumber (Source Credibility), mengacu pada bagaimana seorang

pembicara dipersepsikan oleh receiver sebagai jujur, dapat dipercaya, menyakinkan

dan tidak memanipulasi pesan. Orang yang dipersepsikan berkredibilitas rendah,

Gambar

Gambar  2. Proses motivasional dasar (winardi,2001:134).
gambar berikut ini:
Tabel 4.2 Lama Bekerja
Tabel 4.3 Membaca Pengumuman Tentang Kegiatan Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada (1) Ketua Komite Madrasah yang dengan sabar dan telaten berperan serta tanpa lelah dalam memberikan masukan dan

[r]

[r]

 Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada padanya, menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan

CATATAN ANEKDOT Nama Anak : Rofik Usia : 5Th Pengamat : Homsatun Kelompok : A Hari/Tanggal/ Waktu PERISTIWA EVALUASI Jum’at, 8 Nopember 2013 Rofik sama teman-temannya bermain di

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Yosodipuro Surakarta dengan penerapan model

Berdasarkan perhitungan harga t hitung = 4,15 kemudiaan dikonsultasikan t (0,05) (n 1 + n2 – 2) pada ɑ = 0,05 maka secara interpolasi di peroleh harga thitung &gt; ttabel =

sebagai dosen penguji atas saran-saran yaug diberikan untuk perbaikan skripsi ini. Ayah, Ibu, Kakak, Adik dan LC' Sa'odah atas dukungan, semangat, doa dan kasih